Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KULIAH KERJA LAPANGAN

SISTEM TATA AIR LAHAN GAMBUT PADA PERKEBUNAN KELAPA


SAWIT (Elais guineensis J) di PT. SUMBERTAMA NUSA PERTIWI
KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

Oleh :

M.Iqbal Madani
D1A017093

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

i
2020

ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
dan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun kerangka acuan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) dengan judul “Sistem Tata Air Lahan Gambut Pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elais guineensis J) di PT. Sumbertama Nusa
Pertiwi Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muara Jambi”.
Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.
Ir. Asmadi Sa’ad, M.Si selaku dosen pembimbing KKL yang telah membimbing
dan membantu selama proses penyusunan kerangka acuan KKL ini.
Tidak terlepas dari itu semua penulis menyadari bawa kerangka acuan
KKL ini masih membutuhkan banyak penyempurnaan, Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi penyempurnaan
kerangka acuan KKL ini. Semoga kerangka acuan ini dapat emberikan manfaaat
bagi pembaca.

Jambi, Agustus 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

COVER................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................... 1
1.2. Tujuan..................................................................................... 3
II. METODE PELAKSANAAN MAGANG
2.1. Waktu dan Tempat................................................................. 4
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan....................................................... 4
2.3. Metode Pelaksanaan Magang................................................ 4
2.4. Jadwal Rencana Kegiatan...................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 6
LAMPIRAN......................................................................................... 7

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis J) adalah tanaman penghasil minyak
yang memiliki keunggulan lebih jika dibandingkan dengan tanaman penghasil
minyak nabati lainnya, perkebunan penting penghasil minyak makanan,
minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Kelapa sawit
merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang menjadi unggulan
dalam menyumbang pendapatan devisa negara dan masih berpeluang untuk
terus berkembang.
Pertambahan luas lahan kelapa sawit dari tahun ke tahun terus
meningkat. Pada tahun 2019 luasan lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai
14.327.093 Ha dan 8,2 juta tenaga kerja, 40% adalah perkebunan rakat dan
selebihnya perkebunan milik perusahan. Indonesia merupakan produsen
kelapa sawit. terbesar di dunia, bersama Malaysia yang saat ini menguasai
sekitar 85% produksi minyak kelapa sawit dunia (Direktorat Jendral
Perkebunan, 2019).
Volume nilai ekspor minyak sawit baik CPO dan PKO terus
meningkat setiap tahunnya. Ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2015
mencapai 28,276,871 ton dengan nilai US$ 16,943,095 dan pada tahun 2016
mengalami peningkatan dengan volume ekspor 25,276,426 ton dengan nilai
US$ 16,020,548 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2017).
Lahan-lahan mineral pada umumnya yang digunakan untuk
perkebunan kelapa sawit. Namun dengan semakin terbatas dan sempitnya
lahan usaha pada lahan mineral, perkembangan perkebunan kelapa sawit
mulai berkembang pula pada lahan-lahan gambut. Hardjowigeno (2010),
menjelaskan bahwa tanah gambut adalah tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% dengan ketebalan lebih dari 40 cm. konsesi lahan
gambut yang dijadikan perkebunan kelapa sawit meliputi 14% dari total
luasan lahan gambut di Indonesia (Hooijer 2006).
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup (2015), luas
Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Iindonesia adalah 26.477.720 Ha dan
pulau Sumatera memiliki luas KHG 9.646.459 Ha. Sedangkan Provinsi Jambi

1
sendiri memiliki luas KHG 929.203 Ha berada di posisi ketiga dipulau
Sumatera yaitu 9,63%.
Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatanya untuk
pertanian meliputi berat isi (bulk density), daya menahan beban (bearing
capacity), subsiden (penurunan permukaan), sifat mengering tidak balik
(irrevesible drying) dan kadar air tinggi. Lahan gambut memiliki beberapa
fungsi strategis, seperti fungsi hidrologis, penambat (sequester) karbon dan
biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan
satwa. Kerusakan ekosistem gambut berdampak terhadap lingkungan
setempat maupun sekelilingnya. Beberapa dampak dari pengelolaan lahan
gambut yang kurang baik adalah, terjadinya banjir di hilir DAS, kerusakan
lahan gambut akibat drainase yang kurang baik (mengalami subsiden),
kebakaran menyebabkan emisi CO2, (Ratmini, 2012)
Pengelolaan sumber daya air pada lahan gambut sangat begitu
penting. Yang berfungsi sebagai penyerapan C dan sebagai sumber air tawar
dalam volume yang signifikan, yaitu mencapai 8 hingga 13 kali dari volume
gambut itu sendiri. Dalam proses pembentukan kubah gambut; dan drainase,
air menjadi faktor penting dalam proses tersebut. Disamping itu, gambut akan
menjadi sangat rapuh setelah mengalami proses pengeringan (fragile) dan
mudah terbakar, sehingga pengelolaan air di lahan gambut sangat penting
untuk diperhatikan. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
kegiatan kuliah kerja lapangan di perusahaan yang berada pada areal gambut
untuk mempelajari sistem tata kelola air lahan gambut yang ditanami kelapa
sawit (M Sondang, 2015).
PT Sumbertama Nusa Pertiwi merupakan salah satu anak usaha dari
Bakrie Sumatera Plantations yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa
sawit dan pabrik pengelolahan minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil).
PT. SNP terletak di dua desa yaitu Desa Parit dan Desa Arang-Arang
Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Luas
area tanam Kebun AA1 3.222,71 Ha dan Kebun AA2 3.815,91 Ha, luas area
total Kebun AA1 4.663 Ha dan Kebun AA2 4.165 Ha.

2
Masyarakat didesa Parit hampir 75% berasal dari daerah pulau Jawa
dan 25% orang-orang beretnis Melayu Jambi. Pada awalnya, petani
pendatang menanam pohon karet namun seiring berjalannya waktu, sebagian
besar pemukiman di daerah pabrik kelapa sawit berubah menjadi kebun
kelapa sawit untuk meningkatkan pemasukan rumah tangga mereka (Lestari,
2019).

I.2. Tujuan
Tujuan umum kuliah kerja lapangan adalah untuk memepelajari teknik
budidaya perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Tujuan khusus dari
kegiatan kuliah kerja lapangan ini adalah untuk mempelajari sistem tata
kelola air pada lahan gambut yang ditanami komoditas tanaman perkebunan
kelapa sawit di PT. Sumbertama Nusa Pertiwi Kecamataan Sungai Gelam
Kabupaten Muaro Jambi.

3
II. METODE PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat
Waktu kuliah kerja lapangan dilaksanakan selama ± 8 minggu
dimulai dari tanggal Agustus sampai dengan Oktober 2020.
Tempat pelaksanaan kuliah kerja lapangan bertempat di areal
perkebunan kelapa sawit milik PT. Sumbertama Nusa Pertiwi Kecamatan
Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi.

2.2. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan kuliah kerja lapangan ini meliputi segala
aspek kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan PT. Sumbertama Nusa
Pertiwi, namun akan lebih difokuskan pada sistem tata kelola air lahan
gambut, metode pengelolaan air pada kanal gambut, sekat/bendungan/
blok kanal/ pintu air pada kanal, desain penataan saluran drainase,
dimensi/ukuran saluran drainase (primer, sekunder dan tersier),
pemantauan tinggi muka air lahan gambut, observasi pertumbuhan dan
produksi tanaman kelapa sawit pada perbedaan tinggi muka air dan lain-
lain.

2.3. Metode Pelaksanaan


Dalam kegiatan kuliah kerja lapangan, metode yang digunakan,
mulai dari kegiatan yang sifatnya non partisipasi hingga kegiatan bersifat
partisipasi dalam kegiatan teknis di lapangan, yaitu sebagai berikut :
1. Diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi dan tanya jawab dengan
pihak perusahaan baik asisten lapangan maupun pembimbinng terkait
yang ada di lapangan, pabrik, dan kantor.
2. Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan peninjauan
langsung ke lapangan untuk mengetahui kegiatan aktualnya yang
berhubungan dengan menejemen tata air.

4
3. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan untuk memperkuat laporan magang melalui
referensi berbagai literatur seperti buku–buku, jurnal, dan literatur lain
yang berkaitan dengan kegiatan kuliah kerja lapangan.
4. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengambilan gambar tentang
kegiatan–kegiatan yang ada di lapangan, yang berkaitan dengan
menejemen tata air atau arsip kegiatan yang telah dilakukan selama
berada di lapangan.

2.4. Jadwal Rencana Kegiatan


Bulan ke-1 Bulan ke-2
Jenis Kegiatan Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg
1 2 3 4 1 2 3 4
Tiba di lokasi
1. Perkenalan dengan pihak
perusahaan
2. Presentasi proposal magang
3. Mendapat arahan dari pihak
perusahaan
4. Melihat gambaran perusahaan,
dengan melakukan peninjauan
Pengamatan langsung di lapangan dan
pengambilan data terkait teknik
pengelolaan air dan sistem tata kelola
air lahan gambut
1. Pengamatan langsung di
lapangan dan pengambilan data
ketinggian muka air tanah dan
desain sistem drainase
2. Diskusi dan wawancara dengan
kepala bagian tata kelola air dan
asisten lapangan maupun
pekerja lapangan
1. Mempelajari langsung di
lapangan bagaimana sistem tata
kelola air
2. Diskusi dan wawancara dengan
kepala bagian tata kelola air,
asisten lapangan dan pekerja

5
lapangan
Ikut serta dalam kegiatan perusahaan
Penyusunan draf laporan
Seminar hasil di perusahaan
Kembali ke Fakultas Pertanian
Universitas Jambi

6
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian. 2019. ementan Siap


Kolaborasi Satu Data Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta.

Lestari I, D R Gusti, dan U Lestari. 2019. Introduksi Teknologi Kosmetika


Dengan Bahan Baku Arang Aktif Cangkang Sawit sebagai Perawatan
Kecantikan di Paguyuban PT SNP Desa Parit, Sungai Gelam. Jurnal
Karya Abdi Masyarakat. Vol 3(1): 47-55. e-ISSN:2580-2178.

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hoiijer A, M Silvius, H Wosten dan S Page. 2006. PEAT-CO 2: Assesment of CO2


Emissions From Drained Peatlands In SEA Asia. Report R&D Project
Q3943. Wetlands International – Delft Hydraulics.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2015. Peta Kessatuan Hidrologi Gambut
Indonesia. Skala 1:5,000,000..
Ratmini NPS. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk
Pengembangan Pertanian. Jurnal Lahan Suboptimal Vol 1(2): 197-
206. p-ISSN: 2252-6188, e-ISSN: 2302-3015.
Sondang M, Napitupulu, dan B Mudiantoro. 2015. Pengelaolaan Sumber Daya
Air Pada Lahan Yang Berkelanjutan. Annual Civil Engineering
Seminar. 330-337. ISBN: 978-979-792-636-6.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai