Dokumen Panduan
Naskah final untuk Kelompok Kerja Kriteria RSPO
Maret 2006
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Panduan Document. March 2006
Kriteria dan panduan ini akan diterapkan untuk uji coba pelaksanaan yang akan
berlanjut sampai bulan Nopember 2007, dan akan ditinjau pada akhir periode
tersebut. Pelaksanaan uji coba tersebut ditujukan untuk uji coba prinsip dan
kriteria di lapangan, dan karenanya memungkinkan adanya penyempurnaan pada
panduan. Pengembangan panduan yang lebih rinci untuk penerapan prinsip dan
kriteria oleh petani merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan ini. Selama
periode awal ini juga akan dikembangkan interpretasi nasional.
Dokumen panduan ini mendefinisikan indikator dan panduan bagi tiap kriteria.
Indikator merupakan bukti obyektif tertentu yang harus ada untuk menunjukkan
atau memverifikasi kesesuaian terhadap kriteria. Panduan berisi informasi
berguna untuk membantu pihak perkebunan/pabrik kelapa sawit dan auditor
memahami apa maksud kriteria-kriteria ini dalam tingkat pelaksanaannya,
termasuk dalam kasus tertentu panduan khusus untuk interpretasi kriteria
nasional dan untuk penerapannya oleh petani.
Preamble
2
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Panduan Document. March 2006
Panduan untuk memenuhi Prinsip dan Kriteria RSPO untuk produksi minyak sawit
berkelanjutan
Prinsip 1: Komitment terhadap transparansi
Kriteria Indikator dan Panduan
bahasa dan bentuk yang memadai, untuk Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit harus memberikan respon konstruktif dan
memungkinkan adanya partisipasi efektif dalam segera atas permintaan akan informasi dari stakeholder.
pembuatan kebijakan.
Lihat kriteria 1.2 untuk persyaratan terkait dokumentasi untuk publik.
Rencana-rencana dan analisa terkait dampak lingkungan dan sosial. (5.1, 6.1, 7.1,
7.3).
(8.1). Panduan:
Sistem yang digunakan untuk memahami dan menerapkan hukum harus sesuai dengan
skala organisasi.
Panduan:
Memenuhi seluruh persyaratan hukum merupakan persyaratan dasar yang esensial untuk
seluruh perkebunan, di mana pun lokasi mereka atau seberapa besarnya pun skala
mereka.
Perundang-undangan yang relevan meliputi, namun tidak terbatas pada, peraturan
tentang
penguasaan tanah dan hak atas tanah, tenaga kerja, praktek-praktek pertanian (misalnya
penggunaan pestisida atau bahan-bahan kimia), lingkungan (misalnya UU tentang satwa
liar, polusi, pengelolaan lingkungan, dan kehutanan), tempat penyimpanan, transportasi
dan proses pengolahan. Perundang-undangan dimaksud juga meliputi UU yang
dikeluarkan
di bawah UU atau konvensi internasional (misalnya Konvensi Keanekaragaman Hayati,
CBD).
Untuk produsen kecil fokus perlu ditujukan pada perkebunan yang memiliki pengetahuan
akan persyaratan hukum dan yang menerapkannya.
Tidak adanya konflik atas tanah yang serius, kecuali persyaratan-persyaratan untuk
penyelesaian konflik yang dapat diterima semua pihak (kriteria 6.3 dan 6.4)
dilaksanakan dan disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat.
Panduan:
Untuk interpretasi nasional, perlu identifikasi setiap hak pemanfaatan tanah secara adat
atau perselisihan yang mungkin relevan.
dan 7.6)
Panduan:
Bila tanah terhalangi oleh hak-hak legal atau adat, pihak perkebunan harus dapat
menunjukkan bahwa hak-hak ini dipahami dan tidak terancam atau dihilangkan. Kriteria
ini harus dilihat bersama kriteria 6.4, 7.5 dan 7.6. Bila terdapat ketidakjelasan akan hak-
hak adat, paling baik hak-hak ini ditetapkan lewat pemetaan partisipatif yang
dilaksanakan baik oleh masyarakat yang dirugikan maupun masyarakat sekitar.
Untuk interpretasi nasional, situasi apa pun yang lazim ditemui harus diidentifikasi.
Panduan:
Meskipun diakui bahwa keuntungan jangka panjang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar
kontrol langsung, pimpinan harus mampu menunjukkan perhatian terhadap kelayakan
ekonomi dan keuangan lewat perencanaan manajemen jangka panjang.
Perkiraan harga.
Indikator finansial.
Perhitungan yang dianjurkan tren rata-rata (mean) operasi 3 tahun dalam sepuluh
tahun terakhir (tren TBS mungkin memberikan hasil yang rendah selama program
penanaman utama).
Untuk skema pengelolaan smallholder isi rencana usaha atau pengelolaan di atas
mungkin berbeda.
Pihak perkebunan perlu memiliki sistem untuk meningkatkan kinerja, yang sesuai
dengan informasi dan tehnik-tehnik baru. Untuk petani, skema pengelolaan
diharapkan dapat menyediakan informasi-infomasi tentang peningkatan penting yang
dicapai bagi para anggotanya.
Panduan:
Untuk petani perorangan, praktek kerja harus konsisten dengan prosedur tercatat
yang
disediakan pelangan atau organisasi petani.
Interpretasi nasional perlu mengacu pada kode etik nasional atau Praktek Pengelolaan
Terbaik.
Petani harus mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki pemahaman akan tehnik-
tehnik yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesuburan tanah dan bahwa tehnik-
Panduan:
Tehnik-tehnik yang dapat meminimalisir erosi tanah haruslah tehnik-tehnik yang sudah
dikenal dan harus diterapkan jika memungkinkan. Hal ini dapat meliputi praktek-
praktek seperti:
Mengontrol erosi setiap saat diperlukan, termasuk membuat teras-teras yang sesuai.
Menghindari penanaman pada lahan curam atau lahan dengan jenis tanah yang
Memelihara dan memperbaiki lahan di sekitar tepi sungai untuk meminimalisir erosi
pada sungai.
Panduan:
Perlindungan aliran air dan lahan basah, termasuk memelihara dan memperbaiki
daerah pendukung di sepanjang tepi sungai.
Menghindari kontaminasi terhadap air permukaan dan air tanah akibat pengikisan
tanah, pemakaian suplemen nutrisi atau bahan-bahan kimia, atau akibat
pembuangan limbah yang tidak memadai.
Pemeliharaan yang memadai terhadap limbah pabrik dan monitoring berkala atas
kualitas limbah, yang sesuai dengan perundang-undangan nasional.
Interpretasi nasional perlu mengacu pada panduan nasional atau praktek terbaik dan
jika diperlukan termasuk batasan kinerja untuk persyaratan-persyaratan seperti luas
dan
lokasi lahan tepian sungai (riparian strips) atau maksimum laju air di atas permukaan
tanah (runoff level) yang dapat diterima.
Karena masalah akurasi pengukuran, monitoring level kandungan racun pestisida tidak
dapat diterapkan pada smallholder.
Panduan:
Pihak perkebunan harus menerapkan tehnik PHT yang diakui, yang menggunakan
metode budaya, biologis, mekanis atau fisik untuk meminimalisir penggunaan bahan-
bahan kimia.
Interpretasi nasional perlu menyediakan panduan lebih lanjut tentang praktek mana
yang paling tepat untuk negara tertentu, dan jika diperlukan, praktek-praktek yang
tepat untuk petani.
Bahan-bahan kimia hanya boleh digunakan oleh mereka yang memenuhi kualifikasi
yang telah mendapatkan pelatihan terkait, dan harus selalu digunakan sesuai
dengan spesifikasi produk. Fasilitas penyelamatan yang memadai harus ada dan
digunakan. Seluruh tindakan keamanan/darurat yang dianjurkan produk harus
diperhatikan dengan cermat, diterapkan dan dipahami para pekerja. Lihat kriteria
4.7 mengenai kesehatan dan keselamatan.
Pemakaian pestisida lewat metode yang telah terbukti yang dapat meminimalisir
resiko dan dampak. Penyemprotan pestisida lewat udara hanya diijinkan jika ada
justifikasi yang terdokumentasi.
Pembuangan limbah yang baik, sesuai dengan prosedur yang sepenuhnya dipahami
para pekerja dan pihak pengelola. Lihat kriteria 5.3 mengenai pembuangan limbah.
Panduan:
Seluruh operasi terkait kesehatan dan keselamatan harus telah melewati analisa
resiko, dan seluruh prosedur dan tindakan didokumentasikan dan
diimplementasikan untuk mengatasi isu-isu teridentifikasi. Seluruh tindakan
pengamanan yang dianjurkan produk perlu diperhatikan dengan baik dan
diterapkan kepada pekerja terkait.
Seluruh pekerja yang terlibat dalam operasi telah mendapat pelatihan yang memadai
mengenai praktek kerja yang aman (lihat kriteria 4.8). Peralatan perlindungan
yang
memadai harus tersedia bagi para pekerja di tempat kerja masing-masing untuk
melakukan operasi-operasi yang dapat menimbulkan bahaya, seperti penggunaan
pestisida, persiapan lahan, pemanenan dan pembakaran jika ada.
Orang yang bertanggung jawab harus diidentifikasi. Harus ada catatan tentang
pertemuan berkala antara penanggung jawab dan para pekerja yang
membicarakan
masalah kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
Pencatatan kecelakaan saat bekerja. Perhitungan yang dianjurkan: tingkat Lost Time
Accident (LTA) (baik dengan menyatakan batas maksimum yang dapat diterima,
atau
kecenderungan penurunan).
Panduan:
Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit perlu memastikan bahwa tempat kerja,
mesin-mesin, peralatan, transportasi dan proses-proses yang berada di bawah kontrol
mereka aman dan tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Pihak perkebunan
dan
pabrik kelapa sawit perlu memastikan bahwa bahan-bahan dan agen kimia, fisik dan
biologis yang berada di bawah kontrol mereka tidak menimbulkan resiko kesehatan
jika
ditangani secara benar. Lingkungan kerja yang aman dan sehat harus tersedia bagi
seluruh pekerja, baik para karyawan maupun kontraktor.
Rencana kesehatan dan keselamatan harus mencerminkan panduan Konvensi ILO No.
184 (lihat Annex/Lampiran 1).
Untuk petani perorangan, pendekatan yang lebih informal terhadap dokumentasi dan
pencatatan sudah memadai, selama praktek-praktek kerja seluruh pekerja aman.
Untuk interpretasi nasional, seluruh persyaratan hukum serta panduan lokal atau
nasional mengenai praktek-praktek pertanian yang aman perlu diidentifikasi dan
digunakan. Yang juga penting adalah mengidentifikasi kondisi-kondisi apa yang dapat
menimbulkan operasi yang membahayakan dalam konteks lokal.
Panduan:
Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit perlu memberikan pelatihan kepada seluruh
staf, pekerja dan kontraktor untuk memungkinkan mereka memenuhi tugas dan
tanggung jawab mereka sesuai dengan prosedur yang terdokumentasi, dan sesuai
dengan persyaratan prinsip-prinsip dan kriteria-kriteria ini.
Para pekerja di lahan petani juga membutuhkan pelatihan dan kemampuan yang
memadai, dan hal ini dapat dicapai lewat pembinaan oleh pihak perkebunan atau
pabrik
yang membeli buah mereka, oleh organisasi petani, atau lewat kerjasama dengan
institusi dan organisasi lain. Untuk petani catatan pelatihan tidak perlu dibuat namun
siapa saja yang bekerja di lahan perkebunan perlu mendapatkan pelatihan untuk
kebutuhan pekerjaan mereka.
Untuk interpretasi nasional, perlu identifikasi kualifikasi pelatihan kerja yang tepat.
Prinsip 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman
hayati
Kriteria Indikator dan Panduan
Panduan:
AMDAL dapat diidentifikasi pada sumber-sumber air tanah, kualitas air (lihat kriteria
5.6), keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan fasilitas publik (lihat kriteria 6.1
untuk
dampak sosial), baik yang berada di dalam maupun di luar lokasi kerja.
Konsultasi stakeholder memiliki peran kunci dalam proses identifikasi AMDAL. Adanya
konsultasi haruslah menghasilkan proses-proses yang lebih baik untuk
mengidentifikasi
dampak dan untuk mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang dibutuhkan.
Yang juga penting, saat kegiatan, tehnik atau operasi mengalami perubahan seiring
dengan waktu, identifikasi dampak, dan setiap upaya pencegahan yang dibutuhkan
juga
perlu diperbarui (updating).
Status konservasi (misalnya status IUCN), perlindungan hukum, status populasi dan
persyaratan habitat spesies langka, terancam atau hampir punah, yang mungkin
terkena dampak luar biasa dari kegiatan perkebunan atau pabrik.
Identifikasi habitat dengan nilai konservasi tinggi, seperti ekosistem yang langka
dan terancam, yang mungkin terkena dampak luar biasa dari kegiatan perkebunan
Panduan:
Panduan:
Monitoring penggunaan bahan bakar fosil per ton CPO (atau TBS jika perkebunan
tidak memiliki pabrik).
Panduan:
Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit perlu mengkaji penggunaan energi dalam
operasi mereka dan efisiensi energi operasi mereka.
Sistem monitoring harus ada untuk masalah polutan yang banyak, yang melampaui
batasan yang ditetapkan sistem nasional.
Prinsip 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas karyawan, individu, dan komunitas yang
terkena dampak perkebunan dan pabrik
Jadwal yang disertai tanggung jawab pencegahan dan monitoring, dikaji dan
diperbarui sesuai kebutuhan, dalam kasus di mana analisa yang didapat menuntut
dilakukannya perubahan pada praktek-praktek yang sedang dijalankan.
Panduan:
Identifikasi dampak sosial dapat dilakukan oleh pihak perkebunan bersama-sama
dengan
pihak yang dirugikan sesuai tuntutan situasi. Pelibatan ahli independen dapat dilakukan
jika dipandang perlu untuk memastikan bahwa seluruh dampak (baik positif maupun
negatif) telah diidentifikasi.
Pengelolaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dapat menimbulkan dampak sosial
(positif atau negatif) terhadap faktor-faktor berikut:
Kegiatan-kegiatan subsisten.
Panduan:
Keputusan yang direncanakan pihak perkebunan atau pabrik kelapa sawit harus jelas
sehingga masyarakat dan pihak berkepentingan lainnya dapat memahami tujuan dari
komunikasi dan/atau konsultasi.
Mekanisme komunikasi dan konsultasi harus dirancang bersama masyarakat lokal dan
pihak yang dirugikan atau pihak berkepentingan lainnya. Mekanisme ini perlu
mempertimbangkan penggunaan mekanisme dan bahasa setempat. Pertimbangan perlu
diberikan kepada keberadaan/formasi forum multi pihak. Komunikasi perlu
mempertimbangkan akses kepada informasi yang berbeda antara kaum wanita dan pria,
pemimpin desa dan buruh harian, kelompok masyarakat lama dan baru, dan berbagai
kelompok etnis.
Pertimbangan perlu diberikan untuk pelibatan pihak ketiga, seperti kelompok
masyarakat,
NGO atau pemerintah (atau kombinasi dari ketiga kelompok ini) yang tidak memliki
kepentingan secara langsung, untuk memfasilitasi skema smallholder dan masyarakat,
dan pihak lainnya jika dibutuhkan, dalam komunikasi ini.
Panduan:
Keluhan dapat diselesaikan lewat mekanisme seperti Komite Konsultatif Bersama (Joint
Consultative Committees/JCC). Penderitaan dimaksud dapat yang menimpa pihak
internal
(karyawan) maupun eksternal.
Untuk skema smallholder, tanggung jawab berada pada perusahaan atau perkumpulan.
Petani perorangan tidak diharuskan memiliki sistem yang terdokumentasi, namun
mereka
harus dapat menunjukkan bahwa mereka memberikan respon yang konstruktif atas
setiap
isu atau keluhan.
Proses dan hasil setiap kompensasi didokumentasikan dan tersedia untuk umum.
Panduan:
Kriteria ini perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan Kriteria 2.dan panduan
terkait.
Hak legal dan hak adat diidentifikasi dan dikaji, dan sebuah sistem untuk
mengidentifikasi masyarakat yang berhak menerima kompensasi dibuat. Sebuah sistem
untuk menghitung dan membagikan kompensasi yang memadai dibuat dan
Proses dan hasil kesepakatan negosiasi dan kesepakatan atas kompensasi harus
didokumentasikan dan tersedia untuk umum.
Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit menyediakan fasilitas perumahan, air
bersih, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang memadai sesuai atau
melebihi
standar nasional, bila fasilitas umum serupa tidak tersedia atau tidak dapat diakses
oleh petani.
Panduan:
Dalam hal tenaga kerja sementara atau tenaga kerja dari luar daerah, perlu dibuat
sebuah
kebijakan tenaga kerja khusus. Kebijakan ini harus dengan jelas berisi praktek-praktek
yang tidak diskriminatif; tidak ada substitusi kontrak; program orientasi setelah
Panduan for Principle 6: Responsible consideration of employees dan of
individuals dan communities affected by growers dan mills 29
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Panduan Document. March 2006
Harus ada kebijakan yang jelas yang dibuat lewat konsultasi dengan para pekerja,
kontraktor dan pihak terkait lainnya, dan kebijakan tersebut harus tersedia untuk
umum.
Kemajuan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut harus dimonitor secara berkala, dan
hasilnya dicatat.
Sebuah komite jender yang dibentuk khusus untuk menangani masalah-masalah
seperti:
pelatihan hak-hak perempuan; konseling bagi perempuan yang mengalami tindak
kekerasan; fasilitas perawatan anak harus disediakan pihak perkebunan dan pabrik
kelapa
sawit; kaum ibu harus dijinkan untuk menyusui bayinya sampai berusia 9 bulan sebelum
Bukti bahwa semua pihak memahami kesepakatan kontrak yang mereka lakukan, dan
bahwa kontrak-kontrak tersebut adil, legal dan transparan.
Panduan:
Jika pabrik kelapa sawit menuntut petani untuk mengubah praktek-prakteknya untuk
memenuhi kriteria RSPO, pertimbangan perlu diberikan kepada biaya perubahan terkait,
dan kemungkinan pembayaran TBS di muka dapat dipertimbangkan.
Panduan:
Kontribusi terhadap pembangunan lokal harus didasarkan atas hasil konsultasi dengan
masyarakat lokal. Lihat juga kriteria 6.2. Kontribusi tersebut harus didasarkan atas
prinsip-prinsip transparansi, keterbukaan dan partisipasi, dan harus dapat mendorong
masyarakat untuk mengidentifikasi prioritas dan kebutuhan mereka sendiri, termasuk
kebutuhan yang berbeda dari kaum pria dan wanita.
Bila calon pekerja memiliki kualifikasi yang sama, prioritas harus diberikan kepada
masyarakat lokal. DIskriminasi yang positif tidak seyogyanya dipandang sebagai
sesuatu
yang bertentangan dengan Kriteria 6.8.
Panduan:
Analisa dampak perlu dilakukan oleh ahli independen yang terakreditasi, untuk
memastikan adanya proses yang obyektif. Metodologi partisipatif yang juga
melibatkan kelompok stakeholder luar amat penting untuk mengidentifikasi dampak,
terutama dampak sosial. Stakeholder seperti masyarakat lokal, departemen
pemerintah dan NGO perlu juga dilibatkan, lewat wawancara dan pertemuan, dan
dengan mengkaji temuan-temuan dan rencana pencegahan.
Dampak yang mungkin ditimbulkan seluruh aktifitas utama perlu dikaji sebelum
pembangunan dimulai. Kajian tersebut perlu mencakup, tanpa mengikutsertakan
urutan preferensi, paling tidak kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Survey tanah baseline dan informasi topografi, termasuk identifikasi tanah rusak
(marginal) dan rentan (fragile), daerah rawan erosi dan lereng yang tidak layak
untuk penanaman.
Analisa jenis lahan yang akan digunakan (hutan, hutan rusak, lahan yang telah
dibuka).
operasi. Survey tanah harus memadai bagi kesesuaian lahan untuk kelapa sawit jangka
panjang. Peta kesesuaian tanah atau survey tanah perlu harus sesuai dengan skala
operasi dan mencakup informasi mengenai jenis tanah, topografi, kedalaman akar,
kelembaban, banyaknya bebatuan, kesuburan tanah dan keberlanjutan jangka
panjang
tanah. Tanah yang tidak cocok untuk penanaman atau tanah yang perlu perlakuan
khusus perlu diidentifikasi. Informasi-informasi ini perlu digunakan dalam
merencanakan program penanaman, dll. Perlu direncanakan langkah-langkah untuk
meminimalisir erosi lewat penggunaan mesin berat yang tepat, pembuatan teras di
Analisa kesesuaian tanah juga penting bagi produsen kecil, terutama bila jumlahnya
cukup banyak di suatu daerah tertentu. Informasi dapat dikumpulkan dan disediakan
oleh kelompok petani atau pabrik kelapa sawit yang membeli TBS dari petani
perorangan.
Interpretasi nasional perlu mencantumkan tata kelola lokal atau nasional atau
panduan lain yang harus dipatuhi; atau perlu menjabarkan apa yang diupayakan
oleh
praktek yang baik dalam konteks lokal dan nasional.
Analisa Nilai Konservasi Tinggi menuntut pelatihan dan kemampuan yang tertentu,
dan harus mencakup konsultasi dengan masyarakat lokal, terutama untuk
Pembangunan perlu secara aktif berupaya memanfaatkan lahan yang telah dibuka
dan/atau lahan rusak. Pembangunan perkebunan tidak boleh menimbulkan tekanan
tidak langsung pada hutan lewat pemanfaatan seluruh lahan tanam/pertanian yang
tersedia di suatu daerah.
Interpretasi nasional perlu mengacu pada definisi Nilai Konservasi Tinggi nasional
(atau bila tidak ada, dapat mengacu pada definisi yang diuraikan dalam
Annex/Lampiran) atau pada rencana pemanfaatan/konservasi lahan serupa atau
perlu
mempertimbangkan bagaimana pihak perkebunan dan tim audit dapat
mengidentifikasi Nilai Konservasi Tinggi. Hal ini mungkin membutuhkan kerja sama
dengan lembaga lain.
Panduan:
Tanah tidak subur dan rentan, termasuk kemiringan yang berlebihan dan tanah
gambut, perlu diidentifikasi sebelum dilakukan konversi ke penanaman. Penanaman
di
tanah gambut yang luas dengan kedalaman lebih dari 3m dan di tanah rentan
lainnya
harus dihindari.
Bila ada usulan penanaman terbatas di tanah rusak dan rentan, rencana perlu dibuat
dan diimplementasikan untuk melindungi tanah-tanah ini tanpa menimbulkan
dampak
yang merugikan (misalnya pada aspek hidrologi) atau resiko tinggi (misalnya
kebakaran) pada daerah di luar daerah penanaman.
Interpretasi nasional perlu mempertimbangkan, termasuk kontrol dan batasan-
batasan
khusus seperti batas kemiringan, pembuatan daftar jenis tanah yang tidak boleh
ditanami (terutama tanah gambut), proporsi daerah perkebunan yang mengandung
tanah rusak/rentan, dan/atau definisi ekstensif, rusak (marginal) dan rentan
(fragile).
terdokumentasi sehingga memungkinkan Lihat kriteria dan panduan 2.2, 2.3, 6.2, 6.4 dan 7.6 untuk indikator
masyarakat adat dan masyarakat lokal serta para kepatuhan/pemenuhan (compliance).
pihak lainnya bisa mengeluarkan pandangan
mereka
Bila penanaman baru dapat diterima, rencana manajemen dan operasi harus
melalui institusi perwakilan mereka sendiri.
memelihara tempat-tempat terlarang. Kesepakatan dengan masyarakat lokal harus
dibuat tanpa paksaan/ancaman atau undue influence - lihat Definisi. (Lihat panduan
2.3).
Yang dimaksud dengan stakeholder dalam hal ini mencakup mereka yang dirugikan
atau terkait dengan rencana penanaman baru.
Sistem perhitungan dan distribusi kompensasi yang wajar (dalam wujud uang atau
bentuk lainnya).
Masyarakat yang kehilangan akses dan hak atas tanah perluasan perkebunan
diberikan kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari pembangunan
perkebunan.
Proses dan hasil klaim kompensasi harus didokumentasikan dan disediakan untuk
umum.
Kegiatan ini perlu dipadukan dengan SEIA sebagaimana disyaratkan kriteria 7.1.
Panduan:
Panduan:
Definisi
Customary rights (Hak adat): Pola pemanfaatan lahan dan sumber daya yang
telah ada sejak jaman dahulu yang selaras dengan hukum, nilai-nilai, kebiasaan dan
tradisi masyarakat adat, pemanfaatan lahan secara musiman atau rotasi, dan bukan
status legal formal pemanfaatan lahan dan sumber daya yang ditetapkan negara.
(Dari
World Bank Operational Policy 4.10).
4 HCV4. Wilayah hutan yang menyediakan jasa alam dasar dalam situasi
kritis (misalnya daerah tangkapan air, kontrol erosi).
Primary Forest (Hutan Primer): Hutan primer adalah hutan yang belum pernah
mengalami penebangan dan tercipta secara alami dan karena peristiwa alam, tanpa
memandang usianya. Yang juga dimasukkan sebagai hutan primer adalah hutan yang
dimanfaatkan sekedarnya oleh masyarakat adat dan masyarakat lokal yang hidup
dalam tata cara tradisional yang relevan dengan konservasi dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. Tutupan hutan yang ada umumnya relatif
serupa dengan komposisi alam dan berkembang terutama lewat regenerasi alamiah.
Interpretasi nasional perlu mempertimbangkan apakah diperlukan sebuah definisi
yang lebih spesifik. (Dari FAO Second Expert Meeting On Harmonizing Forest-Related
Definitions For Use By Various Stakeholders, 2001,
http://www.fao.org/documents/show_cdr.asp?url_file=/DOCREP/005/Y4171E/Y4171
E11.htm).
Use rights (Hak guna): Hak untuk memanfaatkan sumber daya hutan yang
dapat didefinisikan oleh kebiasaan lokal, kesepakatan, atau diberikan oleh
entitas yang memiliki hak akses. Hak-hak ini mungkin membatasi pemanfaatan
suatu sumber daya pada tingkat konsumsi tertentu atau penggunaan tehnik
pemanenan tertentu.
Annex 1 44
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
1. Lampiran 2: Pedoman mengenai beberapa standar utama internasional, sebagai rujukan tambahan kriteria
sosial
Disampaikan oleh Forest Peoples Programme dan Sawit Watch
Pengambil-alihan Konvensi ILO 169 (1989) Pasal 13-19 Menghormati dan melindungi hak atas tanah
lahan yang adil mengenai Masyarakat dan sumber daya alam yang dimanfaatkan dan
digunakan secara tradisional; penghargaan
Pribumi dan Adat terhadap peninggalan adat; larangan
pemindahan paksa; kompensasi atas kehilangan
dan kerugian.
Konvensi PBB mengenai Pasal 10c Melindungi dan mendorong penggunaan sumber-
Keragaman Hayati (1992) sumber daya hayati sesuai dengan praktek-
praktek tradisional.
Perwakilan dan Konvensi ILO 169 (1989) Pasal 6-9 Mewakili diri sendiri melalui lembaga-lembaga
Peran serta mengenai Masyarakat perwakilan mereka; konsultasi untuk mencapai
masyarakat Pribumi dan Adat kesepakatan atau persetujuan; hak untuk
pribumi dan adat memutuskan prioritas sendiri, mempertahankan
secara adil adat sendiri dan menyelesai-kan pelanggaran-
pelanggaran sesuai dengan hukum adat (sejalan
dengan hak asasi manusia internasional).
Annex 1 45
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Konvensi ILO 105 (1957) Pasal 1 Larangan menggunakan segala bentuk kerja
Penghapusan Kerja Paksa paksa
Perlindungan anak Konvensi ILO 138 (1973) Pasal 1-3 Penghapusan pekerja anak-anak dan definisi usia
Usia Minimum kerja minimum nasional tidak kurang dari 15-18
tahun (bergantung pada pekerjaan).
Konvensi ILO 182 (1999) Pasal 1-7 Penghapusan perbudakan anak, perbudakan
Bentuk Terburuk karena hutang, penjualan dan perburuan untuk
Mempekerja-kan Anak prostitusi; metoda yang sesuai untuk memantau
dan menegakkan pemberlakuannya.
Kebebasan Konvensi ILO 87 (1984) Pasal 2-11 Kebebasan untuk bergabung dengan organisasi,
7
Untuk jelasnya lihat www.forestpeoples.org
Annex 1 46
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Konvensi ILO 141 (1975) Pasal 2-3 Hak-hak penyewa, buruh tani dan petani untuk
Organisasi Pekerja berorganisasi; bebas dari campur tangan dan
Pedesaan paksaan.
Tidak Ada Konvensi ILO 100 (1951) Pasal 1-3 Persamaan upah antara bagi laki-laki dan
Diskriminasi dan Persamaan Upah perempuan atas pekerjaan yang sama.
Persamaan Upah
Konvensi ILO 111 (1958) Pasal 1-2 Persamaan kesempatan dan perlakuan dalam
Diskriminasi (Pekerjaan hubungannya dengan pekerjaan dan jabatan;
dan Jabatan) tidak ada diskriminasi atas dasar ras, warna
kulit, jenis kelamin, agama, faham politik, asal
negara atau status sosial.
Penggunaan Buruh Konvensi ILO 97 (1949) Pasal 1-9 Pemberian informasi; tidak ada hambatan untuk
Migran secara Adil Migrasi untuk mencari bepergian; pemberian fasilitas kesehatan; non-
Annex 1 47
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Konvensi ILO 143 (1975) Pasal 1-12 Menghargai hak asasi manusia; perlindungan
Pekerja Migran terhadap pekerja migran liar dari tindakan yang
(Ketentuan-ketentuan kejam; larangan penjualan pekerja migran liar;
tambahan) perlakuan yang adil pada pekerja migran.
Perlindungan Konvensi ILO 110 (1958) Pasal 5-91 Perlindungan terhadap anggota keluarga orang
terhadap Buruh Perkebunan yang dipekerjakan, perlindungan terhadap hak-
Perkebunan8 hak pekerja pada saat penerimaan kerja dan
pemberangkatan; kontrak kerja yang adil;
penghapusan sanksi hukuman; upah dan kondisi
kerja yang adil; tidak ada paksaan atau
kewajiban untuk menggunakan toko perusahaan;
akomodasi dan kondisi yang memadai;
perlindungan persalinan; kompensasi atas cidera
dan kecelakaan; kebebasan berserikat; hak untuk
berorganisasi dan posisi tawar kolektif; inspeksi
8
Konvensi 110 Pasal 1 (1) mendefinisikan perkebunan sebagai usaha tani yang mempekerjakan tenaga sewaan secara rutin berkenaan dengan penanaman atau produksi
[antara lain] kelapa sawit.
Annex 1 48
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Perlindungan Rekomendasi ILO 132 Pasal 4-8 Harga sewa yang wajar; pembayaran hasil
terhadap Penyewa (1968) Penyewa dan pertanian yang layak; catu kesejahteraan;
dan Petani Petani Penggarap organisasi sukarela; kontrak yang adil; tatacara
Penggarap penyelesaian perselisihan.
Perlindungan Konvensi ILO 117 (1962) Pasal 4 Pengasingan karena hak adat; bantuan untuk
terhadap Petani Kebijakan Sosial (Tujuan membentuk koperasi; pengaturan sewa untuk
dan Standar Dasar) memperoleh standar hidup setinggi mungkin.
Keselamatan dan Konvensi ILO 184 (2001) Pasal 7-21 Menganalisis risiko dan mengambil langkah-
Kesehatan Keselamatan di bidang langkah pencegahan dan perlindungan untuk
Pertanian memastikan keselamatan dan kesehatan tempat
kerja, mesin, peralatan, bahan kimia, alat dan
proses-proses; memastikan penyebarluasan
informasi, pelatihan yang tepat, supervisi dan
kepatuhan; perlindungan khusus untuk pekerja
remaja dan wanita; perlindungan terhadap cidera
dan penyakit karena pekerjaan.
Mengendali-kan Konvensi Stockholm Pasal 1-5 Melarang dan/atau menghapus produksi dan
atau menghapus mengenai Polutan penggunaan bahan kimia yang terdata dalam
Penggunaan Bahan Organik yang Berbahaya Lampiran A (misalnya Aldrin, Chlordance, PCB);
Kimia dan (2001) Membatasi produksi dan penggunaan bahan
Annex 1 49
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Annex 1 50
RSPO Principles dan Kriteria for Sustainable Palm Oil Production. Draft Panduan Version 4. January 2006.
Annex 1 51