BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Batubara adalah salah satu sumber daya alam yang terdistribusi secara luas dan
ditambang oleh banyak negara di seluruh dunia. Industri batubara terbagi dalam dua
segmen utama yaitu batubara thermal dan batubara coking. Batubara thermal juga
dikenal sebagai batu bara steaming, adalah jenis batubara yang digunakan dalam
untuk menghasilkan listrik dan panas. Batubara coking, juga dikenal sebagai
batubara metalurgis, yang pada prinsipnya digunakan dalam produksi besi dan baja,
secara umum batu bara dianggap sebagai bahan bakar fosil yang relatif lebih murah
berdasarkan panas yang dikandungnya dan banyak digunakan sebagai sumber energi
pasokan yang relatif stabil dari beragam lokasi geografis, penyimpanan yang mudah
dan aman, serta transportasi yang mudah. Sejumlah faktor tersebut telah membuat
berasal dari satu deposit dapat berbeda dengan batubara yang berasal dari deposit
yang lain. Secara umum, batubara dapat diklasifikasikan dengan peringkat (rank),
yang didasarkan pada tingkat perubahan atau transformasi dari bentuk asalnya ke
bentuk karbon. Peringkat batubara, jika diurutkan mulai dari jenis batubara yang
52
53
memiliki kandungan karbon paling rendah hingga jenis batubara yang memiliki
kandungan karbon paling tinggi, secara berturut turut adalah jenis batubara lignite,
adalah batubara yang memiliki kandungan karbon yang tinggi dan karena itu
mempunya nilai panas (heat value) yang tinggi, akan tetapi mempunyai kandungan
hydrogen dan oksigen yang rendah. Sebaliknya, batubara yang berperingkat rendah
memiliki kandungan karbon yang rendah akan tetapi memiliki kandungan hydrogen
untuk membuat kokas (coke) untuk tanur api (blast furnace) atau untuk disuntikkan
ke dalam tanur sebagai batubara PCI), industri energi dan industri umum.
content) yang tinggi dan nilai kalori yang rendah. Namun dalam beberapa tahun
terkahir, perdagangan lintas laut (seaborne trade) atas batubara sub-bituminous yang
memiliki kandungan abu dan belerang yang rendah telah mengalami peningkatan.
54
lintas laut (seaborne export trade) dicampurkan dengan batubara yang memiliki
kandungan abu dan belerang yang lebih tinggi agar penggunaanya dapat
memenuhi ketentuan batas emisi SO2 dan mengurangi biaya pembuangan abu
ketel uap. Pencampuran juga dapat memberikan solusi bagi operator pembangkit
di dalam ketel uapnya dalam upaya untuk mengurangi biaya bahan bakar bagi
minimum dan kandungan kelembapan maksimum untuk ketel uap tua berbahan
bakar batubara giling (pulverized coal) yang banyak digunakan pasar Asia.
Barlow Jonker juga mencatat bahwa saat ini telah banyak pembangkit listrik baru
menjadi referensi standar untuk jenis batubara peringkat rendah (low rank), dan
dengan batubara sub-bituminous lain yang diekspor dari Indonesia, serta dengan
batubara yang menjadi tolak ukur standar termal dari Australia, Cina dan Afrika
Tabel 4.1
Perbandingan Batubara di Indonesia
Item Ecocoal Satui Arutmin Bengalon Rate Samaran Roto Eavirocoal Lati Blair Hunter Newlands Datong Optimum
6100 4500 gau 4200 (sub- Athol Valley Thermal
(Blend) bituminous) Thermal Coal
Coal
Country Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Australia Australia Australia China South
Africa
Producer Arutmin Arutmin Arutmin KPC Kideco Kideco Kideco Adaro Berau Rio Rio Xstrata CNCIEC BHPB
Tinto Tinto
TM % (ar) 35 10 15 19.5 33 35 26 25 25 18 8.5 9 10 9
IM % (ad) 23 6 9.5 14 15 18 15 16.5 18 5.5 2.5 2.5 4 3.6
Ash % (ad) 3.9 10 12 4.5 5 1.6 2.5 1 4.5 8.7 13.5 14 12 10.4
VM % (ad) 38 42 42 38.5 43 40.2 41 42 37.8 27.6 31.2 32 32 30.8
Total Sulphur % (ad) 0.15 1 0.85 0.8 0.15 0.09 0.1 0.1 0.9 0.36 0.5 0.5 1 0.6
Fixed carbon % (ad) 35.1 42 36.5 43 42 33.7 39.5 40.4 39.7 57.8 52.3 51 51 54.6
HGI 70 40 42 45 45 42 48 53 50 60 50 50 42
SE kcal/kg (gad) 5000 6650 6100 6200 5400 5200 5600 5900 5500 6760 6865 6880 6800 6880
SE kcal/kg (gar) 4221 6367 5729 5800 4500 4200 4900 5299 5030 5865 6416 6420 6375 6495
Fuel ratio 0.92 1 0.87 1.12 0.98 0.84 0.96 0.96 1.05 2.09 1.68 1.59 1.59 1.77
(FC/VM)(Barlow
Jonker Calc.)
Sumber : Barlow Jonker
55
56
batubara termal terbesar didunia pada tahun 2005, batubara sub-bituminous telah
mengalami peningkatan pangsa pasar yang disebabkan oleh harga batubara sub-
bituminious yang kompetitif dan kandungan belerang dan abunya yang sangat
rendah.
Total permintaan impor batubara termal dunia terus meningkat pada tahun
2007, walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada dua
juta ton atau 4,4 % dari 629,2 juta ton pada tahun 2006 menjadi 656,6 juta ton
pada tahun 2007. Tabel berikut menunjukan permintaan batubara Termal dunia.
(Compound Annual Growth Rate, CAGR) sebesar 4.5% pada tahun 2007 sampai
dengan tahun 2010F dibandingkan dengan 5.5% CAGR pada tahun 2004 hingga
impor mencapai 123,1 juta ton pada tahun 2007. Volume ini diperkirakan akan
terus meningkat namun tingkat pertumbuhan yang moderat di masa yang akan
datang. Konstribusi peningkatan volume impor terbesar berasal dari china dimana
volume impor naik 11,2 juta ton menjadi 44,8 juta ton pada tahun 2007.
Pertumbuhan volume impor batubara cina diperkirakan akan terus tumbuh seiring
permintaan energi listrik. Selain itu, volume impor batubara termal ke India juga
terus mengalami peningkatan sebesar 3,4 juta ton menjadi 29,9 juta ton pada
satu pasar importir batubara termal yang paling signifikan. Indonesia merupakan
pemasok batubara yang penting bagi India dan potensi peran Indonesia dalam
Malaysia dan Filipina yang kini telah menjadi negara-negara importir batubara
pengimpor batubara.
sebagai pembangkit listrik akan semakin besar dan terus akan berkembang. Saat
ini, berdasarkan hasil kajian statistik BP World Energy Juni 2007, konsumsi
energi dunia telah mencapai total ekuivalen 10.875,5 juta ton pada tahun 2006,
dimana batu bara memberikan konstribusi sebesar 28,4 %, sedangkan minyak dan
sebesar lebih dari 70 juta ton pada dua tahun terakhir, ekspor batubara thermal
pada tahun 2007 meningkat sebesar 27,4 juta ton menjadi 656,6 juta ton atau
meningkat 4,4 % dari tahun 2006. Batubara termal yang diperdagangkan di pasar
internasional diperkirakan meningkat menjadi 749,9 juta ton pada tahun 2010.
Pada tahun 2007, ekspor batubara termal didorong terutama oleh Indonesia, Rusia
sedangkan ekspor dari Polandia dan Kanada diperkirakan stabil sampai dengan
tahun 2010.
melebihi dari eksportir terbesar di dunia yaitu Australia sejak tahun 2005. Pada
tahun 2007 volume ekspor mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar
60
19,7 juta ton menjadi 174,4 juta ton. Permintaan batubara termal dari Indonesia
dari negara China dan India yang menganggap Indonesia sebagai sumber utama
Harga batubara termal telah naik ke tingkat yang belum pernah terjadi
sebelumnya, yang ditandai dengan permintaan yang kuat dan pasokan terbatas.
Harga FOB spot untuk batubara termal ekspor Newcastle melebihi USD 90/ton
pada Desember 2007 dan pada tanggal 4 Juli 2008, harga spot Barlow Jonker
mencapai level tertinggi sebesar USD 192.5/t FOB. Beberapa faktor yang
hujan yang menyebabkan banjir di Queensland tengah pada bulan Januari dan
batubara termal Australia akan tetap terbatasi setidaknya sampai dengan tahun
2010.
dari kondisi pasar saat ini seiring dengan banyaknya pelanggan batubara yang
harga batubara termal asal Australia dan Afrika Selatan telah menyebabkan
61
berdasarkan nilai kalori untuk batubara dengan peringkat yang rendah dan
pasar domestic yang sedang booming. Hal ini telah meningkatkan ketegangan
negosiasi harga kontrak JFY (Japanese Fiscal Year) tahun 2008 antara
250
200
150
100
50
Mid Line
Sumber : Bloomberg
hanya akan mulai mempengaruhi pasokan ekspor setelah tahun 2010. Meskipun
pembangkit listrik secara agresif, namun jumlah permintaan domestik aktual pada
periode tahun 2007 hingga tahun 2010 di prediksi akan berada dibawah tingkat
listrik berbahan bakar batubara (crash program). Setelah tahun 2010, Barlow
(PLN) dan anak perusahaannya, yaitu Indonesia Power. Pelanggan lain di pasar
Konsumsi domestik pada tahun 2005 adalah 36.5 juta ton dimana jumlah
ini telah mengalami kenaikan sebesar 8 % menjadi 39.6 juta ton pada tahun 2006.
termal terbesar sampai dengan tahun 2010 dengan ekspor yang diharapkan
bertumbuh menjadi sekitar 215,3 juta ton per tahun sampai tahun 2010 (7,3%
63
CAGR antara 2007 dan 2010) Pertumbuhan ekspor yang lambat pada awal
meningkatkan porsi batubara dari sekitar 11% di tahun 2007 menjadi 33% pada
industri lainnya, termasuk industri semen dan kertas. PLN diharapkan untuk
IPP. Hal ini akan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara
dari 10,4 GW pada tahun 2007 menjadi 18.0 GW pada tahun 2010. Peningkatan
31 juta ton pada tahun 2007 menjadi sekitar 54 juta ton pada tahun 2010, dengan
asumsi mengunakan tren konsumsi tenaga batubara saat ini. Berikut ini adalah
memproduksi 168.7 juta ton batubara atau kurang lebih 83.1 % dari total batubara
sebagai produsen batubara terbesar dengan total volume produksi pada tahun 2007
sebesar 53.8 juta ton. Gambar 4.5 berikut ini merupakan Jajaran produsen
60 53.8
50
40 33
30
18.9 16.6
20
11.8
10 6.5 5.1 4.7 3.7 3.4
0
Indotambangraya
PT Kideco Jaya
PT Baramarta
Cakrawala
PT Berau Coal
PT Anugerah
Grup Bayan
Resources (1)
PT Bahari
PT Adaro
Indonesia
Bara Kaltim
Group Bumi
Sebuku
Megah (2)
Agung
Grup
perhotelan dan pariwisata dengan nama PT. Bumi Modern Tbk. yang didirikan
pada tahun 1973. Menjadi perusahaan terbuka melalui Penawaran Umum Perdana
saham pada tahun 1990 yang seluruh sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 1997, PT. Bakrie Capital Indonesia mengambil
alih saham-saham yang dimiliki Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB
usaha inti Bumi dari perhotelan dan pariwisata menjadi perusahaan investasi di
bidang minyak, gas bumi, dan pertambangan, perdagangan umum, industri hotel
dan parawisata bersama jasa-jasa lainnya yang terkait. Langkah awal Bumi dalam
dan pertambangan ini dimulai dengan mengakuisisi saham Gallo Oil yang
Amerika Serikat pada tahun 2000. Langkah BUMI semakin jelas ketika pada
Exploration Inc. pada bulan November 1981 Arutmin memperoleh ijin eksplorasi
tahun 1986-1991, BHP Billiton (melalui Utah Exploration) mengambil alih 100%
kepemilikan Arutmin. Pada tahun 1991, BHP Biliton menjual 20% bagian dari
Sangatta, Kalimantan Timur yang merupakan perusahaan patungan Rio Tinto Ltd.
batubara dari areal konsesi seluas 90.950 hektar. 60% dari area konsesi tersebut
belum tereksplorasi. KPC berada di cekungan Kutai yang berasal dari era geologi
Ditengah badai krisis ekonomi yang terjadi pada skala nasional maupun
regional Asia sepanjang pada tahun 1999 yang masih belum berakhir
tidak menguntungkan bagi dunia usaha terutama bidang property dan jasa
perhotelan serta pariwisata. Kunci dari penyelesaian utama di Perseroan pada saat
menjadi lebih sehat. Akibat dari restrukturisasi hutang tersebut, BUMI harus
dan Gedung Perkantoran, sehingga asset perseroan yang masih tinggal hanya
kondisi politik dan ekonomi di Asia Pacific termasuk Asia tengah yang masih
perhotelannya di Uzbekistan.
disemua sektor usaha, dan untuk menjamin adanya kesinambungan usaha untuk
dapat menempatkan posisi daya saing perseroan yang lebih kompetitif khususnya
dalam menghadapi era persaingan yang lebih terbuka dimasa mendatang, BUMI
dan gas bumi memiliki prospek yang cukup baik sebagaimana ditunjukkan dengan
ditahun 2001 dan 2003 melalui transaksi Leverage Buy-Out. Arutmin pada saat itu
memiliki daerah konsesi seluas 70.153 hektar untuk periode 30 tahun sejak
tanggal 1 Oktober 1989. Dan KPC pada saat itu merupakan perusahaan penghasil
perubahan bidang usaha BUMI dari sektor properti dan perhotelam menjadi
pertambangan
dengan produksi sekitar 11,0 juta MT per tahun dan cadangan lebih dari 420
juta MT untuk jangka waktu lebih dari 19 tahun dan telah memiliki fasilitas
Sedangkan alasan EYI menjual 20% sahamnya adalah bagian dari program
restrukturisasi
yang sangat besar. Ketebalan lapisan batubara Arutmin berkisar antara 3,0 6,3
meter.
69
dan Mulia.
1. Senakin
memiliki kandungan kalori tinggi, kadar abu yang sedang (setelah pencucian),
2. Satui
sejak 1991. Karakteristik dari batubara Satui adalah memiliki nilai kalori yang
tinggi, berkadar abu sedang, dengan kandungan sulfur dan kadar air yang
3. Mulia
yang sudah berproduksi sejak tahun 1999. Batubara Mulia Asamasam ini
kandungan kalori rendah, kadar abu sangat rendah, kadar air tinggi namun
Tabel 4.6
Sumber dan Cadangan Batubara Arutmin
(Dalam ribuan ton)
Area Sumber yang di ukur Cadangan yang dapat di
(Measured & Indicated perdagangkan (Marketable
Resources) Reserves)
Yang berproduksi :
Senakin 260 35.5
Satui 245 40.7
Mulia 452 55.8
Sub total 957 132.0
Yang belum berproduksi :
Ata
78 21.0
Mereh/Saring 133 10.3
West Asam-Asam 1,335 59.2
Sub total 1,546 90.5
kalori tinggi dan kandungan abu rendah sampai sedang dari tambang
dan sulfur yang sangat rendah, yang dipasarkan sebagai produk batubara
ramah lingkungan.
71
bidang energi listrik dan industri utilities di Asia khususnya jepang, hal ini
pemasaran Arutmin dan Thiess Pty Ltd Dan Thiess merupakan perusahaan
sendiri NPLCT (North Pulau Coal Terminal) di pantai utara Pulau Laut.
Agreement dengan BHP untuk mengambil alih 80% kepemilikan BHP di Arutmin
dengan nilai pembelian sebesar US$ 148,5 juta yang dialokasikan untuk
pembelian saham senilai US$ 140 juta dan pengalihan hutang BHP Developement
Finance Pty, Ltd. di Arutmin sebesar US$ 8,5 juta. Selanjutnya BUMI
menyepakati untuk mengambil alih 20% kepemilikan EYI dengan nilai pembelian
sebesar US$ 35 juta dan menggunakan tata cara pembelian yang sama seperti
membiayai transaksi akuisisi, kerugian dan resiko potensial yang mungkin timbul
Arutmin tidak boleh membagikan dividen atau bonus tanpa persetujuan Bank
Mandiri
dan KCL dan secara tidak langsung dalam KPC sebagai peluang yang besar bagi
berdampak pada peningkatan kinerja operasi, keuangan dan Modal BUMI, yaitu :
Indonesia serta menjadi salah satu produsen batubara terbesar di dunia yang
dan tidak perlu bersaing untuk mencari pelanggan di pasar batubara yang
berbeda.
peningkatan skala ekonomi operasi BUMI. Dua biaya terbesar yang khas
peralatan dan biaya operasi dan tenaga kerja, atau alternatifnya kontraktor
pengelola tambang.
teratur memiliki arus kas yang besar yang menjadi sumber modal kerja yang
modalnya.
Jumlah aktiva KPC pada tanggal 30 Juni 2003 tercatat sebesar USD 564 juta,
sementara jumlah aktiva BUMI pada tanggal yang sama adalah sebesar USD
443 juta (dengan menggunakan kurs nilai tukar Ro. 8.285/USD). Aktiva
Grup BUMI dan mungkin memberikan akses ke pasar modal yang lebih baik
KPC memproduksi tiga jenis produk batubara, yaitu Prima, Pinang dan Melawan.
1. Prima
Prima adalah produk andalan KPC, karena memiliki kualitas bagus dengan
kalori tinggi, abu sangat rendah, serta sulfur dan kelembaban sedang. Produk
2. Melawan
abu dan sulfur yang rendah serta kelembaban lebih tinggi. Pada tahun 2005,
sebelah utara lapangan Sangatta). Lokasi tersebut saat ini telah dilengkapi
3. Pinang
Di tahun 2006, tambang Bengalon memproduksi 5,5 juta ton batubara yang
Pinang namun dengan kalori sedikit lebih rendah. Ke depan, tambang ini
diharapkan dapat memproduksi lebih dari 8,5 juta ton batubara per tahun.
wilayah barat Pinang Dome dan di empat lapisan utama di sebelah selatan. Lebih
dari 10 juta tahun yang lalu, batubara disini terbentuk dengan kondisi geologis
Tabel 4.8
Kandungan Batubara KPC per 31 Desember 2002
record produksi yang stabil lokasi tambang KPC sangat strategis dan
pelabuhan milik sendiri yang berkapasitas 800.000 metric ton dan dapat
BUMI meng-akuisisi 100% saham KPC pada bulan Oktober 2003 dari
British Petroleum International Limited (BP) dan Rio Tinto berdasarkan Share
masing-masing dimiliki oleh Sangatta Holding Limited (SHL) milik Rio Tinto
sebanyak 50% dan Kalimantan Coal Limited (KCL) milik BP sebanyak 50%
seharga AS$500 juta dengan penyesuaian atas nilai Modal Kerja KPC pada
Tabel 4.9
Sumber pembiayaan Akuisisi KPC
Pemberi Pinjaman Total Fasilitas Bunga per Jangka Cara Pembayaran Jaminan
Pinjaman tahun Waktu
Sindikasi Bank dan Lembaga Keuangan
United Overseas US$ 115.485.200 LIBOR + 2 tahun Cicilan pokok hutang
Bank Limited 6.5% p.a. di bayarkan dalam
interval waktu 3 bulan
sekali
Credit Suisse First US$ 202.261.000 LIBOR + 5 tahun Cicilan pokok hutang Hak tagih
Boston Limited 9.6% p.a. di bayarkan dalam fiducia atas
interval waktu 3 bulan piutang usaha,
sekali persediaan,
Leighton Finance US$ 39.999.996 LIBOR + 3 tahun Cicilan pokok hutang klaim asuransi,
Limited 10.6% p.a. di bayarkan dalam rekening dan
interval waktu 3 bulan pinjaman
sekali intercompany
kepada pihak
Macquire Bank US$ 46.391.760 14.5% p.a. 3 tahun Cicilan pokok hutang
BUMI
Limited di bayarkan dalam
interval waktu 3 bulan
sekali
Sumber : Perusahaan
78
KPC. Dana untuk mengakuisisi Arutmin seluruhnya diperoleh dari pinjaman, baik
Bank maupun Lembaga Keuangan yang terdiri dari Senior dan Junior Loan.
Dalam mengakuisisi KPC lebih dari 80% dana yang digunakan oleh BUMI
Berikut proses transaksi LBO BUMI atas KPC dan Arutmin (skema
BUMI mengakuisisi 80% saham Arutmin senilai US$148 juta dari BHP
dengan menggunakan dana 100% pinjaman dari Bank Mandiri dan Rifan Asset
Management.
piutang, seluruh saham perusahaan yang dimiliki BUMI dan seluruh saham
dengan 11% untuk pinjaman US$ dan 25% untuk pinjaman rupiah.
BUMI mengakuisisi 100% saham KPC dari Sangatta Holding Ltd dan
Kalimantan Coal Ltd senilai US$ 500 juta dengan menggunakan dana yang
berasal dari pinjaman bank dan lembaga keuangan (81%) dan dana internal
(19%).
79
Pinjaman tersebut diperoleh dengan jaminan berupa hak tagih fiducia atas
KPC dengan tingkat bunga rata-rata tertimbang (weighted interest interest rate)
sebesar 10,39%.
senilai US$ 600 juta, dengan jaminan sekuritisasi tagihan penjualan batubara
dimasa mendatang yang dimiliki oleh Arutmin dan KPC. Hasil penerbitan Nota
Karena KPC dan Arutmin kembali dijadikan jaminan oleh Indocoal dalam
surat hutangnya. Maka KPC dan Arutmin harus menjual batubaranya melalui
Indocoal, dimana dana hasil penjualan akan digunakan untuk membayar bunga
dan pokok dari pinjaman Indocoal, kemudian sisanya baru dialokasikan untuk
Gambar 4.6
Skema Leverage Buy-Out BUMI
SkemaAkuisisiArutmin SkemaAkuisisiKPC
A B
SkemaLBOBUMI
C
Sumber : Perusahaan, Penulis
81
Divestasi seluruh
kepemilikan Hotel
Pembentukan SPV-
Bumi Tashkent
Indocoal
sebesar US$ 6 juta
Resources
Akuisisi (Cayman) Ltd,
19,99% Saham menandatangani
Akuisisi 80% Akuisisi 100% Arutmin
Saham Saham KPC Hutang Seri 2005-1
Arutmin sebesar US$ 600 Divestasi 30%
juta saham KPC &
Interest rate 7,134% Arutmin kepada
untuk melunasi Tata Power dgn
semua Hutang nilai transaksi
Sindikasi Bank Bank dan hutang sebesar US$ 1,1
& LK II Arutmin sindikasi milyar + tambahan
Nilai akuisisi Nilai akuisisi sebesar US$ modal kerja
sebesar US$ 148,5 sebesar US$ 500 77.17.500 Pelunasan Hutang
juta juta Interest rate : Rifinancing Seri 2005-1 dengan
- Senior Debt : Sindikasi Bank & +/- LIBOR + Sindikasi Bank & menandatangani
Bank Mandiri LK I KPC 4,33% LK I KPC: sebesar Hutang Seri 2006-1
Sebesar US$ Sebesar US$ US$ 385 sebesar US$ 900
103.906.045 404.137.956 Interest rate : juta
(floating rate) Interest rate : +/- LIBOR + 4% diperpanjang dgn
- Junior Debt : LIBOR + 8,9% dan Hutang Seri 2006-2
RFAM 14,5% A US$ 600 juta dan
Sebesar Rp. B US$ 300 juta
469.999.992.800 Interest rate LIBOR
(Interest rate : 25% + % atas margin
+ 5%NI)
Period LBO - Nov'01 Dec'02 LBO - Oct'03 Dec'04 Dec'05 Dec'06 Dec'07
Kejadian Akuisisi 80% saham Arutmin - Akuisisi 100% saham KPC senilai Akuisisi 19.99% saham Arutmin Pembentukan SPV SPV-Indocoal - Divestasi 30% saham anak
sebesar US$ 148.456.045 US$ 500.000.000+ tambahan sebesar US$ 148.456.045 Resources (Cayman) Ltd perusahaan Batubara BUMI kepada
Modal kerja TATA senilai US$ 1,1 milyar +
tambahan Modal Kerja
Bank US$ 104 juta US$ 132 juta US$ 104 juta US$ 71 juta - - -
*Interest : 11% p.a *Interest : 9,8% p.a *Interest : 9,69% p.a *Interest : 9,73% p.a
Rp 90 milyar Rp 90.000.000.000
Interest : 21% p.a Interest : 21% p.a
Lembaga Keuangan Rp. 470 milyar US$ 1 juta US$ 99 juta US$ 141 juta US$ 112 juta US$ 367 juta US$ 8 juta
Interest : Interest : 12,74% p.a *Interest : 12,36% p.a *Interest : 13,16% p.a *Interest : 13,13% p.a
25% p.a + 5% dari laba bersih
Interest - net (per 31 Des) US$ 146 ribu US$ 26 juta US$ 25 juta US$ 77 juta US$ 79 juta US$ 98 juta US$ 39 juta
Jaminan Seluruh aktiva, persediaan, Seluruh aktiva, persediaan, Hak tagih fiducia atas piutang Hak tagih fiducia atas piutang Piutang atas penjualan batubara Piutang atas penjualan batubara Konversi dengan Saham BUMI :
piutang, seluruh saham piutang, seluruh saham usaha, persediaan, klaim dari KPC dan Arutmin dari KPC dan Arutmin
usaha, persediaan, klaim Obl. Konv. I : 1.018.590.168
perusahaan yang dimiliki BUMI, perusahaan yang dimiliki BUMI, asuransi, rekening-rekening berdasarkan perjanjian originator berdasarkan perjanjian originator
seluruh saham Long Haul seluruh saham Long Haul asuransi, rekening dan pinjaman receivables sale agreements and receivables sale agreements and
penerimaan milik Arutmin dan Obl. Konv. II : 50.267.260
Holding, Ltd (perusahaan yang Holding, Ltd (perusahaan yang intercompany kepada pihak BUMI KPC long-term supply aggreement long-term supply aggreement
memiliki hubungan istimewa) memiliki hubungan istimewa) Harga Konversi : Rp. 2.284/lbr shm
Rasio Kunci (per 31 Des) Net Gearing Ratio (x) 2.97 Net Gearing Ratio (x) 1.37 Net Gearing Ratio (x) 4.82 Net Gearing Ratio (x) 5.75 Net Gearing Ratio (x) 2.56 Net Gearing Ratio (x) 2.85 Net Gearing Ratio (x) 0.15
Net Debt to EBITDA (x) 12.1 Net Debt to EBITDA (x) 2.0 Net Debt to EBITDA (x) 6.8 Net Debt to EBITDA (x) 1.8 Net Debt to EBITDA (x) 1.6 Net Debt to EBITDA (x) 2.6 Net Debt to EBITDA (x) 0.5
Free Cashflow / Int. Exp (x) -75.5 Free Cashflow / Int. Exp (x) 3.1 Free Cashflow / Int. Exp (x) 0.5 Free Cashflow / Int. Exp (x) 3.9 Free Cashflow / Int. Exp (x) 2.3 Free Cashflow / Int. Exp (x) 2.8 Free Cashflow / Int. Exp (x) 12.1
* merupakan bunga rata-rata (weighted average )
Sumber : Perusahaan, Penulis
82
83
Karakteristik KPC Memenuhi hampir semua dari persyaratan baku bagi target
LBO kecuali debt to equity ratio yang rendah. Namun hal itu tetap tidak menjadi
penghalang bagi Bumi untuk memperoleh pinjaman dikarenakan kualitas asset dari
KPC yang sangat tinggi, seperti cadangan batu bara yang besar dan berkualitas tinggi,
lokasi tambang yang dekat dengan pelabuhan pengaturan batubara, dan KPC juga
memiliki sendiri coal terminal port sehingga tidak tergantung pada pihak ketiga. Hal
ini cukup untuk meyakinkan para pemberi pinjaman untuk mengucurkan dananya
kepada Bumi.
terus meningkat. Hal ini dapat terlihat dari produksi batu bara yang terus meningkat
dan harga batu bara yang semakin tinggi. Oleh karena itu, pada tahun 2007 Tata
Power perusahaan energi dari India mengambil alih 30% kepemilikan di KPC dan
batubara terbesar di Indonesia dan operator energi berkelas dunia (world class energy
memproduksi 30% dari total produksi Indonesia dan mengekspor 8% dari total
ekspor thermal coal dunia. Saat ini jumlah cadangan batubara yang siap dipasarkan
tahun. BUMI juga merupakan salah satu produsen batubara dengan biaya produksi
paling rendah di dunia. Hal ini dimungkinkan karena secara geologis cadangan
84
penambangan melalui metode open pit mining yang mana letak geografis tambang
batubara BUMI juga berdekatan dengan terminal pelabuhan muat batubara. Lokasi
tambang BUMI lebih dekat ke Jepang dan Eropa, dibanding dengan pesaing besar
produk energi (seperti batubara, minyak dan gas) dipasar domestik BUMI
KPC dan Arutmin merupakan asset berstandar Internasional dengan total produksi
yang stabil dan cadangan batubara yang banyak dan berkualitas prima, didukung
Operasional tambang KPC dan Arutmin ditangani oleh orang2 yang memang
operasional KPC dan Arutmin dipertahankan tetap sama seperti sebelum akuisisi.
sehubungan dengan pertumbuhan GDP yang pesat di Cina dan India yang
terhadap batubara yang merupakan salah satu sumber energi yang paling murah,
Sumber : Perusahaan
tahun 2000 menjadi Rp. 9.421 milyar ditahun 2001 atau mengalami pertumbuhan
sebesar 495%, sementara itu EBIT sempat mengalami penurunan yang sangat
pinjaman Bank dan Lembaga Keuangan, yang menyebabkan beban bunga yang harus
Gambar 4.9
Pendapatan dan Laba bersih BUMI Sebelum dan Setelah Akuisisi
Akuisisi Akuisisi
Akuisisi Akuisisi Arutm in KPC
Arutm in KPC 3,500.0
25,000.0
2,899.7
20,698.3 3,000.0
20,000.0 2,500.0
16,974.6 2,038.0
15,921.5
2,000.0
15,000.0
1,500.0 1,222.1
9,420.6 1,079.5
10,000.0 1,000.0
3,863.3 500.0
5,000.0 67.2 91.1 107.6
2,433.0 13.5 10.6
449.9 -
93.0 34.2 18.9 (22.9)
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007*
- (500.0)
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 CAGR 271.3% selam a periode 1998-2007
Laba Bersih * tidak term asuk laba atas divestasi 30% saham anak
Pendapatan CAGR 82% selam a periode 1998-2007 ..perusahaan batubara ke TATA
Sumber : Perusahaan, Penulis
kenaikan harga jual batubara. Kenaikan harga jual sebesar 10% akan menyebabkan
laba bersih naik sebesar 23,5%, dan sebaliknya jika harga jual mengalami penurunan
Berdasarkan analisis dari data historis, rasio likuiditas BUMI terus mengalami
peningkatan. Dari analisis yang ada, current ratio dan quick ratio BUMI mengalami
perbaikan paska akuisisi Arutmin dan KPC. Secara konstan dari tahun 2003, current
ratio BUMI terus mengalami peningkatan dari 0.5 pada tahun 2003 hingga mencapai
1.4 pada tahun 2007. Selain itu, quick ratio BUMI juga terus meningkat dari 0.2 pada
Akuisi Akuisi
4.0 3.7 si si KPC
3.5 3.3
3.0
2.5 2.2
2.0
1.5 1.3 1.4
1.5
0.8
1.0 0.5 0.5 0.6 0.6
0.4 0.5
0.5 0.2 0.2 0.1 0.2 0.3 0.3 0.3
-
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Current Ratio Quick Ratio
Sumber : Perusahaan
Pasca akuisisi Arutmin pada tahun 2001, rasio EBIT/Int.Exp BUMI sempat
melonjak ke level 48.3x sebelum pada tahun berikutnya turun ke level 1.8x, hal ini
dikarenakan pada tahun 2001, biaya bunga untuk akuisisi Arutmin belum sepenuhnya
tercatat. Namun setelah mencapai level terendah pada 1.8x, rasio ini terus bertumbuh
89
sampai pada tahun 2007 sudah berada dilevel 9.7x, hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan BUMI untuk membayar bunga dari hasil operasionalnya terus membaik.
Sementara itu, dari sisi debt-to-equity ratio (DER) juga menunjukkan tren
perbaikan yang pesat, dimana pasca akuisisi Arutmin di tahun 2001, kemudian KPC
ditahun 2003, rasio DER BUMI terus berada diatas 300%, namun sejak mencapai
puncaknya di tahun 2004, rasio DER terus membaik hingga berada dilevel yang
Rasio hutang BUMI pada saat melakukan akuisisi Arutmin dan KPC sempat
mengalami kenaikan yang signifikan akibat hampir 80% dari keperluan dana akuisisi
2 (dua) perusahaan batubara tersebut didanai oleh pinjaman, baik kepada bank
maupun lembaga keuangan non-bank, dengan tingkat bunga yang pada saat itu cukup
tinggi. Akan tetapi seperti dapat dilihat pada gambar 4.12, bahwa dalam kurun waktu
2 tahun setelah akuisisi manajemen telah dapat menurunkan rasio hutang perusahaan.
90
BUMI untuk memperoleh pinjaman dalam rangka membiayai modal kerja dan
ekspansi perusahaan.
BUMI secara konstan terus menumpuk perolehan labanya dalam saldo laba
Hal ini terlihat dengan rasio sustainable growth rate ( r) yang terus bertumbuh pesat.
Baru setelah rasio r mencapai level yang baik, BUMI mulai perlahan2 meningkatkan
A k uis is i A k uis is i
A rut m in KP C
140%
120%
116 %
100%
80%
60% 63% 6 1%
55%
40%
20%
14 % 10 %
10 %
5% 3%
0%
-8%
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
-20%
Permintaan batubara sebagai alternatif sumber energi yang relatif lebih murah
akan terus bertumbuh dimasa yang akan datang seiring dengan pertumbuhan GDP di
yang lebih detail telah dipaparkan oleh penulis dalam analisis industri.
batubara yang prima, dimana data terakhir menunjukkan jumlah cadangan terbukti
sebesar 1.402 juta ton, dimana dengan asumsi produksi tahunan sebesar 60 juta ton,
maka cadangan tersebut akan cukup untuk kegiatan produksi sampai lebih dari 23
tahun kedepan. Hal ini menunjukkan kemampuan BUMI untuk terus melakukan
untuk menjual batubara sebesar 10,8 juta ton pertahun mulai dari tahun 2009 dan
seterusnya. Hadirnya Tata Power sebagai off-taker dari produksi batubara BUMI
Arutmin :
Senakin 28 382 410
Satui 59 296 355
Batulicin 16 529 545
Mulia Asam-asam 359 1,190 1,549
462 2,397 2,859
Tipe batubara dan kandungan yang diproduksi oleh 2 (dua) anak perusahaan BUMI,
adalah sebagai berikut :
KPC Arutmin
Prima Pinang Melawan Bengalon Senakin Satui Batulicin EcoCoal
Qualityparameters
Calorificvalue(kcal/kg) 7,100 6,290 5,690 6,230 6,700 6,800 6,600 5,000
Totalmoisture 10.50% 17% 23% 19% 11% 10% 9% 35%
Inherentmoisture 5% 13% 18% 14% 6% 6% 4.50% 23%
Ash 4% 3.50% 2.50% 4.50% 12% 8% 12% 3.90%
Volatilematter 39.20% 39.00% 38.50% 40.00% 44.30% 41.50% 43% 38%
Fixedcarbon 52% 44.50% 41% 41.50% 40% 44% 41% 35%
Totalsulfur 0.70% 0.50% 0.3% 0.90% 1% 1% 1% 0%
Handgrovegrindabilityindex(ASTM) 48 46 45 45 40 40 40 70
Sumber : Perusahaan
Dua anak usaha BUMI, yaitu KPC dan Arutmin, dilengkapi oleh infrastruktur yang
KPC
Arutmin
Terminal penampungan batubara di 10 buah self-discharging North Pulau Laut Coal Terminal
Senakin memiliki kapasitas @ 1,500 Barges (NPLCT) :
tph Flat top barges ready for Designed for big size ship
1 buag terminal penampungan transshipment (Handymax up to Capesize)
batubara di Satui berkapasitas @ Stockpile capacity; 600,000 tonne
3,000 tph Shiploading capacity; 1.1 million
tonne/month
Excess loaded by direct barging
and transshipment.
95
terdiversifikasi yang berkelas dunia. Salah satu implementasi dari strategi BUMI
bersifat sangat padat modal dan membutuhkan investasi dalam jumlah yang
signifikan, posisi fundamental keuangan yang kuat merupakan faktor yang sangat
penting bagi BUMI. Pelaksanaan Transaksi penjualan ini akan memperkuat posisi
signifikan karena relatif kecilnya rasio hutang terhadap ekuitas. Posisi fundamental
yang kuat dan fleksibilitas keuangan akan meningkatkan tingkat kredibilitas BUMI di
mata investor dan institusi keuangan, baik dalam rangka kerjasama strategis maupun
pertambangan di masa depan seperti tembaga, emas, bijih besi, dan lain-lain. Melalui
semakin cepat seiring dengan peningkatan yang signifikan pada kinerja operasional
dan keuangan BUMI yang pada akhirnya akan memberikan BUMI kemampuan untuk
lainnya. Dengan penerapan strategi ini, diharapkan di masa yang akan datang BUMI
dapat mewujudkan salah satu visinya yakni menjadi perusahaan pertambangan yang
96
terdiversifikasi yang pada akhirnya secara otomatis akan menurunkan tingkat risiko
bisnis BUMI.
(Tata Power) pada tanggal 30 Maret 2007. Berdasarkan perjanjian tersebut, Tata
Power akan menjadi mitra strategis BUMI melalui pembelian 30% kepemilikan
Kaltim Resources (Indokaltim). Dalam transaksi ini, pembelian yang dilakukan oleh
Tata Power adalah atas 30% saham yang dimiliki oleh BUMI pada anak perusahaan,
menjadi 65% untuk kepemilikan di KPC dan 70% untuk kepemilikan di Arutmin,
tambahan pada saat penutupan transaksi. BUMI menggunakan dana hasil penjualan
tersebut untuk melunasi seluruh hutang sehubungan dengan fasilitas surat hutang
Indocoal (Surat Hutang Indocoal Seri 2006-2) melalui penyelesaian hutang piutang
antar perusahaan diantara Bumi dan Perusahaan Tambang Batu Bara. Dengan
dilunasinya Surat Hutang Indocoal seri 2006-2, maka seluruh transaksi dan perjanjian
penjualan 30% saham perusahaan tambang batu bara kepada Tata Power.
Tata Power adalah salah satu perusahaan swasta penyedia jasa energi listrik
yang terbesar di India, dengan kapasitas terpasang lebih dari 2.300 MW. Tata Power
juga merupakan pelopor dalam industri kelistrikan di India yang memiliki kinerja
97
historis dan pelayanan pelanggan yang baik serta pertumbuhan usaha yang mantap.
Kegiatan usaha Tata Power mencakup penyedia tenaga listrik dengan menggunakan
generator tenaga uap, air, matahari, angin dan batu bara, serta transmisi dan distribusi
tenaga listrik. Selain itu Tata Power merupakan bagian dari Grup Tata, yang
merupakan salah satu grup konglomerasi terkemuka di India dengan cakupan bidang
panjang dengan KPC untuk pasokan batubara +/- 10 juta ton per tahun dengan harga
yang terkait pada index internasional tertentu untuk keperluan pembangkit tenaga
masa yang akan datang, termasuk proyek yang baru-baru ini dimenangkan, yaitu
Secara lebih terperinci, tujuan dan manfaat Transaksi ini bagi seluruh
lanjut atas unit-unit bisnis yang telah dimiliki dan melakukan investasi baru di
masa depan.
Penciptaan nilai tambah yang signifikan bagi pemegang saham BUMI, tidak
hanya melalui dividen namun juga dari pertumbuhan nilai perusahaan yang
berkesinambungan.
Penciptaan sinergi antara BUMI dengan Tata Power di masa yang akan datang.
98
Potensi pengurangan biaya modal melalui pendanaan dari mitra strategis sehingga
Peningkatan tata kelola perusahaan, team manajemen yang solid dan transparansi
yang lebih baik melalui pemanfaatan daya saing dan keahlian yang dimiliki oleh
mitra strategis.
Indonesia memiliki cadangan batubara yang rendah sulfur, dengan banyak pelabuhan
yang beberapa di antaranya memiliki kapasitas yang besar untuk dilabuhkan oleh
vessel yg lebih besar yang dapat menampung batubara lebih banyak. Dengan
Di tahun 2006, total ekspor batubara Indonesia mencapai 129,5m ton. Sampai
dengan bulan Juli 2007, total ekspor batubara Indonesia telah mencapai 69,3m ton,
atau sekitar 83% dari total produksi batubara selama tahun 2007. Total ekspor BUMI
di tahun 2006 adalah sebesar 47,2 ton atau 36% dari total ekspor batubara Indonesia.
Persaingan tentunya tetap ada, berasal dari beberapa produsen batubara berskala
besar lainnya seperti Adaro, Kideco, Berau Coal dan Indo Tambangraya. Namun
mengingat permintaan yang sangat besar dan persediaan yang terbatas maka
mengingat besarnya barrier to entry seperti perijinan, lokasi tambang yang biasanya
terletak di pedalaman dan sulit untuk di jangkau, infrastruktur dan tenaga ahli yang
tidak terlalu banyak. Selain itu dengan semakin terbatasnya cadangan batubara di
Indonesia juga merupakan salah satu hambatan bagi pendatang baru yang berminat
C. Produk Pengganti
Substitusi produk saat ini adalah minyak bumi dan gas alam, dimana keduanya
secara ekonomis jauh lebih mahal dari batubara. Harga minyak bumi yang terus
harganya jauh dibawahnya. Sementara untuk gas, dibutuhkan investasi yang sangat
besar untuk membangun infrastruktur yang memadai yang dapat menyalurkan gas
dibutuhan saluran pipa yang sangat panjang dengan biaya yang sangat mahal dan
D. Supplier
banyak walaupun hanya ada beberapa saja yang ukurannya bisa dikatakan besar.
tambang. Saat ini KPC mempekerjakan THIESS, Pamapersada & Darma Henwa
Mitsubishi untuk pasar Jepang dan Glen Core untuk pasar non-Jepang dengan komisi
sebesar 5%. Sedangkan Arutmin menggunakan jasa BHP Biliton untuk pasar ekspor
dan Enercorp (salah satu perusahaan dibawah Bakrie Group) untuk pasar domestic.
Dengan adanya jasa outsourcing dalam memasarkan produknya, BUMI dapat benar-
E. Buyers
tingginya permintaan akan batubara yang besar saat ini terutama dari Cina dan India.
Sementara dari sisi penawaran, kondisi saat ini sangat ketat karena adanya gangguan
Australia dan Afrika Selatan. Hal ini tercermin dengan terus meningkatnya harga
batubara dunia.
industri yang tidak mudah untuk dimasuki. Besarnya working capital yang harus
constraint bagi setiap investor yang ingin terjun di industri ini. Hal ini menyebabkan
kompetisi diantara produsen batubara menjadi tidak terlalu ketat, mengingat tidak
terlalu banyak nya kemungkinan akan dilakukannya aktifitas merger dan akuisisi lain
sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Dengan persaingan yang tidak
terlalu ketat, produsen batubara memiliki bargaining power yang kuat terhadap para
pembelinya hal ini tentu saja akan mendorong peningkatan pendapatan dan laba
usaha. Akan tetapi mengingat sumber daya batubara yang terbatas, perusahaan-
sumber daya dengan terus melakukan eksplorasi lahan baru atau atau
BUMI adalah sebesar 3,15. Dimana total nilai bobot tersebut berada diatas rata-rata
103
2,5 sehingga menunjukan bahwa perusahaan dapat menanggapi dengan baik peluang
adalah sebesar 2,88. Dimana total nilai bobot tersebut berada diatas rata-rata yaitu
2,50. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sudah cukup baik dalam menggunakan
2. Resiko kegagalan produksi akibat curah hujan dan Force Majeure 0.1 2 0.2
seperti gempa bumi amat besar. Kepulauan Indonesia terletak di wilayah
dengan aktivitas teraktif di dunia, kerena terletak di pertemuan tiga
lempeng tektonik.
TOTAL 1.00 2.95
menggunakan semua faktor dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang
telah dilakukan sebelumnya untuk memperoleh formulasi empat tipe strategi seperti
Berdasarkan analisis BCG, BUMI berada pada posisi bintang pada kuadran II
karena posisi perseroan yang menguasai pangsa pasar pada pertumbuhan industri
batubara yang relatif cepat. Perseroan harus menerima investasi yang cukup besar
pengembangan produk dan usaha patungan merupakan strategi yang tepat untuk
Rendah -20
1.0 0.5 0.0
diketahui bahwa total nilai bobot dari IFE matriks adalah 2.95 pada sumbu X.
sementara total nilai bobot dari EFE matriks adalah 3.15 pada sumbu Y. Berdasarkan
hasil tersebut maka diperoleh hasil bahwa posisi PT Bumi Resources Tbk pada
matriks IE terletak pada kotak I dan II yang termasuk pada daerah Growth And
Build atau tumbuh dan bina dapat dilihat pada gambar 4.18. Sesuai dengan posisi
tersebut maka ada dua strategi yang dapat di implementasikan oleh PT Bumi
Pada strategi intensif, strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar,
strategi yang dapat dilakukan adalah integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan
integrasi horizontal.
Gambar 4.18
Matriks IE
Tumbuh
Kuat
dan Bina
3.15
I II III
3.0
Rata-rata
2.0-2.99
IV V VI
2.0
1.0-1.99
Lemah
VII VIII IX
1.0
hal ini tercermin dari penjualan BUMI yang terus menunjukan peningkatan hingga
mencapai CAGR 16% dari tahun 2003-2007. selain itu posisi bersaing BUMI di
industri batu bara sangat kuat yang terlihat pada produksi batubara BUMI di tahun
2007 yang sebesar 53,8 juta ton atau 31% dari total produksi batubara Indonesia.
Selain itu juga perseroan tercatat mengekspor sebesar 8% dari total ekspor thermal
110
coal dunia serta mempunyai cadangan dan sumber daya sangat besar. Data terakhir
menunjukkan jumlah cadangan terbukti sebesar 1.402 juta ton, dimana dengan asumsi
produksi tahunan sebesar 60 juta ton, maka cadangan tersebut akan cukup untuk
Melihat kondisi tersebut, posisi BUMI berada pada quadrant I Matrix Grand
Strategy digambar 4.19 yang merupakan posisi strategis yang sangat baik. Strategi
yang tepat di quadrant ini adalah konsentrasi terus menerus pada pasar (Market
Horizontal dapat menjadi strategi yang efektif. Selain itu jika perusahaan terlalu besar
Gambar 4.19
Matriks Grand Strategy
Pengembangan Pasar
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi ke depan
Integrasi ke belakang
Integrasi Horizontal
Diversifikasi Konsentrik
IV I
Posisi Posisi
Bersaing III II Bersaing
Lemah Kuat
Tabel 4.16
Hasil Tahap Pencocokan
Strategi Strategy
Forward Integration X 1
Backward Integration X 1
Horizontal Integration X 1
Market Penetration X X X 3
Market Development X X X X 4
Product Development X X X 3
Related Diversification X X X X 4
Unrelated Diversification X X 2
Retrenchment 0
Divesture 0
Liquidation 0
112
Strategi
Pengembangan Diversifikasi
Opportunities Bobot
Pasar Konsentrik
AS TAS AS TAS
1. Permintaan yang besar dari negara China dan India 0.15 4 0.6 1 0.15
untuk kebutuhan listrik. Tingginya tingkat
pertumbuhan ekonomi (GDP) dan populasi penduduk
merefleksikan permintaan akan tenaga listrik.
2. Ketergantungan terhadap ekspor batubara Thermal 0.1 3 0.3 2 0.2
Indonesia semakin meningkat karena cadangan
batubara bituminous yang dapat diambil secara global
mulai menipis. Menurut studi yang dilakukan tahun
2006 oleh kementerian Energi dan Sumber daya,
Indonesia memiliki cadangan batubara lebih dari 6,75
miliar ton.
3. Konsesi pertambangan BUMI dengan area produktif 0.05 3 0.15 3 0.15
yang masih relatif kecil.
4. Masih ada potensi bagi perusahaan untuk 0.05 2 0.1 2 0.1
meningkatkan tingkat efisiensi dalam kegiatan
pertambangan maupun distribusi.
5. Penciptaan sinergi antara BUMI dengan Tata Power 0.1 3 0.3 4 0.4
di masa yang akan datang. Kerja sama dengan Tata
Power akan menciptakan pasar yang stabil dalam
jangka panjang.
Threats
6. Peraturan pemerintah. Aktivitas pertambangan diatur 0.1 2 0.2 4 0.4
oleh peraturan dan regulasi pemerintah. Sehingga
perubahan regulasi dan peraturan tersebut dapat
berimbas pada kinerja perseroan.
7. Penerapan regulasi emisi carbon dioxide (CO2) dan 0.05 2 0.1 4 0.2
manajemen CO2 dapat memberikan dampak terhadap
penggunaan batubara.
8. Cadangan yang terbatas. Aktivitas produksi akan 0.1 2 0.2 4 0.4
terus mengurangi cadangan tambang yang ada. Bila
perseroan gagal menemukan cadangan baru atau
estimasi yang kurang tepat mengenai potensi
cadangan yang ada akan menambah resiko pada
operasional jangka panjang perseroan.
9. Siklus harga komoditas. Kinerja operasional 0.15 2 0.3 4 0.6
perseroan akan sangat bergantung dengan fluktuasi
harga batubara. Kami melakukan pengujian
sensitivitas harga batu bara terhadap kinerja
keuangan perseroan pada sub bab sebelumnya. Setiap
kenaikan harga batubara sebesar 10% mempengaruhi
kenaikan laba bersih perusahaan menjadi sebesar
23.5%, dan begitu pula sebaliknya.
10. Potensi kenaikan Harga minyak sangat berpengaruh 0.1 2 0.2 3 0.3
terhadap biaya produksi Perseroan mengingat area
pertambangan yang dimiliki Perseroan merupakan
open pit. mining.
113
Strategi
Pengembangan Diversifikasi
Strength Bobot
Pasar Konsentrik
AS TAS AS TAS
1. Mendapatkan keuntungan secara langsung dari 0.15 3 0.45 1 0.15
penguatan harga komoditas batubara. Perseroan yang
mengekspor seluruh produksinya akan mendapat
keuntungan secara langsung dari penguatan spot price
batu bara.
2. KPC dan Arutmin merupakan dua perusahaan yang 0.1 3 0.3 2 0.2
mendominasi 30% pangsa pasar produsen batubara di
Indonesia.
3. Struktur modal yang kuat dengan penuntasan semua 0.05 2 0.1 4 0.2
hutang batubara pada tahun 2007. Rasio Debt Equity
relatif kecil yaitu sebesar 0.15x. Kondisi ini dapat
memudahkan perseroan mendapatkan pinjaman untuk
kegiatan ekspansi.
4. Biaya penambangan perseroan yang merupakan 0.1 3 0.3 2 0.2
termurah di Asia Pasifik di karenakan oleh tambang
yang terbuka, stip ratio yang rendah dan cadangan
batubara.
5. BUMI merupakan eksportir batubara thermal kedua 0.05 2 0.1 1 0.05
terbesar secara global dengan total produksi pada tahun
2007 sebesar 53.8 juta ton.
6. Kondisi geologis dan lokasi yang menguntungkan. 0.1 3 0.3 2 0.2
Kedekatan dari lokasi pertambangan terhadap
konsumen Asia, Eropa dan Afrika selatan yang
membutuhkan infrastruktur ringan berupa pipa
penyaluran dengan pelabuhan yang terintegrasi.
7. Track record yang baik dari manajemen. Perusahaan 0.1 3 0.3 3 0.3
dijalankan oleh orang-orang yang berpengalaman lebih
dari 30 tahun di industri batubara, komoditas, dan
industri infrastruktur .
8. KPC dan Arutmin memiliki produksi batubara dengan 0.1 3 0.3 2 0.2
berbagai kualitas berdasarkan klasifikasi kandungan
kalori, sehingga memberikan fleksibilitas memenuhi
permintaan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi
(product blending).
Weakness
9. Cadangan tambang dalam jumlah besar banyak berada 0.1 1 0.1 3 0.3
pada lokasi yang belum mendapat ijin. Kegagalan
dalam mendapat ijin dari pemerintah dapat berakibat
pada target produksi jangka panjang perseroan.
10. Resiko kegagalan produksi akibat curah hujan dan 0.05 1 0.05 2 0.1
Force Majeure seperti gempa bumi amat besar.
Kepulauan Indonesia terletak di wilayah dengan
aktivitas teraktif di dunia, kerena terletak di pertemuan
tiga lempeng tektonik.
TOTAL 1.00 4.75 4.8
114
yang memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 4,8 , sedangkan pengembangan pasar
memiliki nilai sebesar 4,75. Hasil tersebut menunjukan bahwa strategi diversifikasi
sudah ada seperti tembaga dan emas di Sulawesi, bijih besi di Mauritania, serta
Non Organik : Melakukan akuisisi perusahaan dengan lini bisnis yang berbeda
melakukan penawaran tunai kepada Herald Resources Limited dari Australia, melalui
penawaran dilakukan pada harga premium sebesar A$ 2,25 per saham dibandingkan
harga pasar sehari sebelum penawaran sebesar A$ 1,71. Penawaran sebesar A$ 455
juta ini mencerminkan peluang yang menjanjikan atas prospek alumunium dan timah
di Sumatera Utara. Sejak akhir tahun 2007, terdapat penawaran yang lebih tinggi
yang dilakukan oleh konsorsium perusahaan lain untuk membeli Herald Resources.
115
BUMI berencana untuk memperoleh dana sebesar US$ 1 miliar di tahun 2008 untuk
membiayai eksplorasi, produksi dan rencana akuisisi Herald. Jika dilihat dari valuasi
proyek Dairi harga penawaran tersebut dapat dikatakan di bawah dari nilai valuasi
Ada dua hal mendasar yang melandasi manajemen Bumi untuk melakukan
1. Diversifikasi usaha
Saat ini seluruh penghasilan Bumi berasal dari penambangan batubara, sehingga
rentan terhadap fluktuasi harga jual batubara dan adanya gangguan produksi,
baik alami atau disebabkan oleh faktor manusia, dapat mengganggu pencapaian
dan seng akan menjadikan produksi Bumi menjadi semakin bervariasi. Selain
daripada itu, dengan akuisisi ini Bumi akan semakin memantapkan fondasinya
Salah satu cadangan tambang yang dimiliki oleh Herald adalah timah hitam,
dimana jenis material ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk baterai,
industri otomotif, maka permintaan akan timah hitam akan ikut meningkat. Dari
sebab itu, dengan akuisisi ini, Bumi akan menjadi salah satu produsen timah
keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Seperti terlihat pada grafik
menjanjikan.
(Unit)
700,000 50.0%
43.4%
40.0%
600,000 36.4% 36.2%
30.0%
500,000 20.0%
11.5% 10.5% 10.0%
400,000 6.1%
0.0%
300,000 -10.0%
200,000 -20.0%
-30.0%
100,000
-40.3% -40.0%
- -50.0%
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008E
Akuisisi Herald memiliki latar belakang strategis yang kuat bagi Bumi untuk
operasionalnya.
Poyek Dairi sejauh ini belum beralih secara resmi ke tahap pembangunan dan
akan memerlukan tambahan pendanaan modal yang signifikan dan juga pada saat
pengembangan serta resiko operasional. Setiap penambahan modal lebih lanjut akan
posisi yang unik untuk mengembangkan Proyek Dairi seng / timbal secara efisien dan
tepat waktu. Bumi menyadari bahwa Dairi merupakan aset strategis jangka panjang
dan berkeinginan untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan
seng (zinc) dan timbale (lead) di Dairi, Sumatra Utara. 20% saham Dairi dimiliki oleh
PT. Aneka Tambang, Tbk, yang memiliki total cadangan terbukti zinc sebanyak
970.000 ton dan lead sebanyak 580.000 dengan jangka waktu produksi selama 8
tahun. Biaya untuk konstruksi infrastuktur tambang diperkirakan mencapai US$ 192
juta. Sampai dengan bulan Juni 2007, Herald sama sekali belum menghasilkan
pendapatan selain pendapatan bunga dari kelebihan kas yang dimilikinya sebanyak
US$ 79 juta.
118