BAB I
KONSTRUKSI MENARA/TIANG JARINGAN
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan kegian-kegiatan belajar dari modul
ini, diharapkan peserta diklat memiliki spesifikasi kinerja sebagai berikut:
Mampu menganalisi kontruksi menara/tiang jaringan distribusi tenaga
listrik.
C. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk saluran
udara (overhead line) sebagai penyangga kawat penghantar
agar penyaluran tenaga listrik ke konsumen atau pusat pusat
beban dapat disalurkan dengan baik. Persyaratan suatu tiang
penyangga yang digunakan untuk penompang jaringan
distribusi tenaga listrik adalah :
a. Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi
b. Mempunyai umur yang panjang
c. Mudah pemasangan dan murah pemeliharaannya
d. Tidak terlampau berat
e. Harganya murah
f. Berpenampilan menarik
g. Mudah dicabut dan dipasang kembali
Tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk saluran
udara (overhead line) sebagai penyangga kawat penghantar
agar penyaluran tenaga listrik ke konsumen atau pusat pusat
beban dapat disalurkan dengan baik.
2. Klasifikasi Tiang Penyangga Jaringan Distribusi
a. Berdasarkan bahannya
Jenis tiang jaringan distribusi yang digunakan untuk jaringan
distribusi tenaga listrik ada beberapa macam, yaitu :
1) Tiang Kayu (Wood Pole)
Tiang kayu banyak digunakan sebagai penyangga jaringan
karena konstruksinya yang sederhana dan biaya investasi lebih
murah bila dibandingkan dengan tiang jenis yang lain.
Selain itu tiang kayu merupakan penyekat (isolator) yang paling
baik sebagai penompang saluran udara terhadap gangguan
hubung singkat.
Jenis kayu yang digunakan sebagai tiang listrik diambil dari
jenis tertentu. Untuk Indonesia yang memiliki berjuta-juta hektar
hutan kayu dari berbagai jenis, yaitu kayu untuk jaringan distribusi
dari jenis kayu : ulin (Eusidiraxylon Zwageri), kayu jati
(Tectona Grandis), kayu rasamala (Altanghia Exelsa Novanla).
Sedangkan di Amerika Serikat jenis tiang kayu yang digunakan
dari jenis kayu den (douglas fir), kayu cemara (yellow pine),
dan kayu aras (western red cendar), kayu Ulin (Eusidiraxylon
Zwageri), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Rasamala (Altanghia
Exelsa Novanla), kayu Den (Douglas Fir), kayu Cemara (Yellow
Pine), dan kayu Aras (Western Red Cender).
Kebaikan Tiang Kayu ini adalah mempunyai konstruksi yang
sederhana, biaya investasi lebih murah, merupakan bahan
112
penyekat (isolasi) yang baik buat penompang jaringan, dapat
dibentuk menurut konstruksi, biaya perawatan rendah dan bebas
dari gangguan petir.
Kelemahan Tiang Kayu ini adalah tergantung pada persediaan
kayu yang ada, perlu pengawetan terlebih dahulu, umur
lebih pendek : 10 - 12 tahun bila tak diawetkan dan 20 - 30 tahun
bila diawetkan, tidak dapat menyangga beban secara aman,
dan apalagi bila terjadi satu atau dua kawat terputus.
114
Tiang Den 12 0,47 137.000 548 522
Tiang Cemara 12 0,51 127.000 548 498
Tiang Aras 12 0,33 79.000 422 353
Tiang Damar 15,7 0,45 4.000 295
Tiang
14,7 0,80 92.000 575 598
Rasamala
Tiang Ulin 15,5 1,04 184.000 1.113 734
Diameter Kedalaman
Tinggi Tiang Diameter Bagian
Bagian Bawah Pondasi
(m) Atas (m)
(m) (m)
1 20 1,65
9 5 25 1,65
2 30 1,65
0
1 20 1,65
10 5 25 1,65
2 30 1,65
0
1 20 1,80
11 5 25 1,80
2 30 1,80
0
2 20 2,00
12 0 25 2,00
2 30 2,00
0
2 20 2,15
13 0 25 2,15
2 30 2,15
0
2 20 2,30
14 0 25 2,30
2 30 2,30
20 2,50
15 2 25 2,50
0 30 2,50
20 2,65
16 2 25 2,65
0 30 2,65
20 3,00
17 2 25 3,00
0 30 3,00
Kedalaman tiang dihitung seperenam dari tinggi tiang.
Gambar 4. Konstruksi tiang kayu yang digunakan pada jaringan distribusi
116
keper1uan-keperluan khusus. Seperti untuk tiang penopang
jaringan 20 kV yang melintasi jaringan 6 kV yang berada di
bawah 20 kV tersebut.
Tiang baja bulat ukuran 11 m sering dipakai untuk penopang
jaringan SUTM. Tiang baja bulat ukuran 9 m digunakan untuk
penopang jaringan SUTR.
Baja bulat ukuran 8 m digunakan untuk tiang penyangga kawat
pada penguat tiang jenis (schoer kontra mast).baja bulat ukuran 3 m
dipakai pada penyambungan tiang 9 m ada untuk jaringan SUTR,
dimana akan dipasangkan jaringan di atas jaringan SUTR tersebut.
118
Gambar 7. Penampang Tiang Beton Pratekan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
9-16-100 100 9 7,5 1,5 160 260 280 40 15 0,204 512
9-16-200 200 14,2 9 7,5 1,5 160 260 280 40 15 0,024 524
9-19-350 350 24,85 9 7,5 1,5 190 290 310 45 15 0,261 660
9-19-500 500 35,5 9 7,5 1,5 190 290 310 45 15 0,261 671
11-19-200 200 11 9,1 1,9 190 311 337 45 15 0,341 850
11-19-350 350 30,68 11 9,1 1,9 190 311 337 45 15 0,341 858
11-19-500 500 43,83 11 9,1 1,9 190 311 337 50 15 0,283 926
11-22-850 850 74,52 11 9,1 1,9 220 341 337 60 15 0,484 1243
11-22-1200 1200 105,20 11 9,1 1,9 220 341 337 60 15 0,484 1292
12-19-200 200 19,2 12 10 2 190 323 350 45 15 0,415 1063
12-19-350 350 33,6 12 10 2 190 323 350 45 15 0,415 1063
12-19-500 500 48 12 10 2 190 323 350 50 15 0,415 1063
13-19-350 350 36,52 13 10,8 2,2 190 334 363 45 15 0,426 1076
13-19-500 500 52,17 13 10,8 2,2 190 334 363 50 15 0,463 1185
13-22-850 850 88,68 13 10,8 2,2 220 364 393 60 15 0,604 1553
13-22-1200 1200 125,2 13 10,8 2,2 220 364 393 60 15 0,604 1616
14-19-350 350 39,43 14 11,6 2,4 190 346 367 45 15 0,459 1159
14-19-500 500 56,33 14 11,6 2,4 190 346 367 45 15 0,459 1159
d. Berdasarkan sifatnya
Menurut sifatnya tiang listrik dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu tiang kaku (rigid), tiang lentur (flexible),
dan tiang setengah lentur (semi flexible).
Tiang kaku direncanakan untuk menahan beban penompang
yang diperkirakan besar (berat), sedangkan tiang lentur dan
setengah lentur direncanakan untuk menahan beban penompang
tidak terlalu berat atau lebih ringan.
Untuk tiang kayu yang memiliki sifat lentur biasanya
tidak digunakan untuk saluran feeder utama (jaringan distribusi
primer) yang memiliki beban penompang lebih besar, tetapi
banyak digunakan untuk jaringan distribusi tegangan rendah.
Untuk tiang yang memiiki sifat setengah lentur banyak digunakan
untuk jaringan distribusi sekunder atau untuk tiang service
(pelayanan) pada konsumen.
Tiang yang mempunyai sifat lentur dan setengah lentur ini
banyak sekali kerugiannya dan diperlukan perencanaan yang
lebih teliti sebelum digunakan. Khususnya dalam merencanakan
ketegangan (stress) kawat yang menompang di antara jarak tiang
(span). Kalau tidak akan terjadi kelenturan ke arah tegangan
(stress) kawat yang terkencang. Hal ini bisa terjadi pula
apabila salah satu atau dua kawat yang menompang pada
tiang di antara span tersebut putus. Dan kelenturan tiang
akan mengarah ke span yang kawatnya tidak putus. Kesulitan
lain apabila mengukur ketegangan kawatnya (sag) bila tidak
sesuai dengan beban yang menompang pada tiang akan
mengakibatkan kejadian yang sama. Atau bila pondasi tiang tidak
kokoh akan mengakibatkan tiang menjadi miring atau amblas ke
dalam tanah.
e. Berdasarkan konstruksinya
Melihat bentuk konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik saluran
udara, maka dikenal 2 macam konstruksi, yaitu :
1) Tiang horizontal
Keuntungannya
a) Tekanan angin yang terjadi, terfokus pada wilayah cross-
120
arm
(travers)
b) Dapat digunakan untuk saluran ganda tiga fasa
f. Berdasarkan fungsinya
1) Tiang Singgung (tangent pole)
Tiang singgung ini digunakan untuk saluran yang lurus,
dan diterapkan untuk sudut line tidak kurang dari 5 derajat.
Fungsi tiang singgung ini untuk menyangga kawat penghantar
dan isolator yang memiliki beban penompang yang lebih
ringan. Sehingga tidak ada gaya yang ditimbulkan oleh tarikan
kawat pada sudut kurang dari 5 derajat. Isolator yang dipakai
untuk tiang singgung ini biasanya dari jenis pasak (pin type
insulator) dan isolator jenis pos saluran (line post insulator).
122
Jika kekuatan tarik pada tiang ujung ini lebih besar maka
digunakan dua buah atau kadang-kadang tiga buah kawat
tarikan (guy wire). Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi
kekuatan tarik kawat penghantar. Jenis isolator yang dipasang
pada tiang ujung ini sesuai dengan kekuatan tarik yang
lebih besar, dipakai isolator jenis gantung (suspension type
insulator).
124
Gambar 13. Simbol untuk tiang penegang (tension pole)
5) Ukuran Tiang Penyangga
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai ukuran tiang listrik
ini adalah
a) Tinggi tiang, yang tergantung pada ukuran tegangan
sistem.
b) Kedalaman pondasi tiang, yang tergantung pada kondisi
tanah
setempat.
6) Jarak antara tiang (span), yang tergantung pada
kepadatan beban untuk suatu daerah pelayanan, jenis
kawat
penghantara dan ketinggian tiang.
Tabel 6.
Ukuran Tiang Dan Jarak Antar Tiang Menurut
Peraturan AVE D210
126
c. Dengan adanya pengetahuan standar konstruksi jaringan distribusi
tersebut
bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan standar
konstruksi yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme
sumber
daya manusia di bidang konstruksi.
d. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan
meningkatkan
mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
e. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan
pemeliharaan
jaringan distribusi.
f. Memudahkan dalam mengedit maupun merubah konstruksin
dan
komponennya sesuai kondisi di lapangan.
Ada 10 jenis konstruksi jaringan distribusi tegangan rendah, yang
masing-masing sesuai dengan kondisi/rute jaringan di lapangan.
Masing- masing konstruksi tersebut adalah :
a. Konstruksi TR-1.
Konstruksi TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara
tegangan rendah (SKUTR) yang menggunakan suspension small
angle assembly (penggantung untuk tiang sangga/tumpu).
Gambar 14. Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Penyangga TR1
b. Konstruksi TR-2.
Konstruksi TR-2 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR dengan
sudut kurang dari 45, dengan menggunakan large angle assembly
(penggantung untuk tiang belokan/sudut).
TR-2 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang
pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar
membelok dan arah gaya tarikan kawat horizontal.
128
Gambar 16. Konstruksi Pemasangan SKUTR Tiang Awal/Akhir TR3
d. Konstruksi TR-4.
Konstruksi TR-4 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR
sebagai tiang penyangga pada persimpangan (silang). Kedua saluran
dikaitkan pada suspension small angle assambly.
130
Gambar 20. Konstruksi Pemasangan SKUTR dengan Existing TR7
h. Konstruksi TR-8.
Merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang awal atau
tiang akhir dengan menggunakan ajustable.
j. Konstruksi TR-10.
Konstruksi TR-10 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada
trafo tiang untuk tiga jurusan. Pengikat kabel digunakan fixed dead-end
clamp.
132
Gambar 24. Konstruksi Tiang Penyangga TM-1 SUTM
Konstruksi TM-1D. Pada dasarnya konstruksi TM-1D sama dengan
TM-1, bedanya TM-1D digunakan untuk saluran ganda (double
sircuit), dengan dua traves (cross-arm) dan enam buah isolator
jenis pin insulator. Satu traves diletakkan pada puncak tiang,
sedangkan traves yang lain diletakkan dibawahnya.
b. Konstruksi TM-2.
Konstruksi TM-2. Konstruksi TM-2 digunakan untuk tiang tikungan
dengan sudut 150 170, menggunakan double traves dan
double isolator. Karena tiang sudut maka konstruksi TM-2
mempunyai treck skoor.
134
suspension insulator dan memakai treck schoor.
Konstruksi TM-4 ini termasuk tiang awal atau tiang akhir yang
merupakan tiang yang dipasang pada permulaan atau pada
akhir penerikan kawat penghantar, dimana gaya tarikan kawat
pekerja terhadap tiang dari satu arah.
Konstruksi TM-4D. Konstruksi TM-4D sama dengan konstruksi TM-
4, bedanya TM-4D mempunyai double sirkuit dengan double treck
schoor.
e. Konstruksi TM-5.
Konstruksi TM-5. Terpasang pada konstruksi tiang TM lurus dengan
belokan antara 120 180, menggunakan double traves dengan
enam buah isolator jenis suspension dan tiga buah isolator jenis pin
insulator, dan memakai treck schoor.
Gambar 28. Konstruksi Tiang Penegang TM-5 SUTM
Konstruksi TM-5D. Konstruksi TM-5D sama dengan TM-5,
namun TM-5D digunakan untuk saluran ganda (double sirkuit) dengan
double treck schoor.
f. Konstruksi TM-6.
Konstruksi TM-6 ini terpasang pada konstruksi tiang TM siku (60 -
90). Masing-masing double traves disilang 4. Isolator yang
digunakan jenis suspension insulator sebanyak 6 buah dan satu
isolator jenis pin insulator. Konstruksi ini memakai treck skoor ganda.
Konstruksi TM-6 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang
yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat horizontal.
136
Gambar 29. Konstruksi Tiang Belokan TM-6 SUTM
g. Konstruksi TM-7.
Konstruksi TM-7 digunakan pada konstruksi pencabangan jaringan
tegangan menengah dengan sudut siku (90). Masing-masing double
traves disilang 4. Pada TM induk memakai isolator suspension, pada
TM percabangan juga memakai isolator suspension dan
menggunakan isolator jenis pin. Konstruksi ini memakai treck skoor.
Konstruksi TM-7D terpasang pada konstruksi percabangan Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) sudut siku (90). Masing-masing satu
traves disilang 2. TM induk memakai isolator tumpu dan pada TN
percabangan juga memakai isolator tumpu. Type isolator tumpu. Dan
memakai treck skoor.
h. Konstruksi TM-8.
Konstruksi TM-8 ini terpasang pada konstruksi percabangan JTM
sudut siku (90). Masing-masing double traves disilang 4. TM
induk memakai isolator tumpu dan TM percabangan memakai isolator
suspension. Type isolator yang digunakan ada dua jenis. Memakai
treck skoor. TM-8 hampir sama dengan TM-7 hanya bedanya pada
isolator TM induknya.
Konstruksi TM-8D sama dengan TM-8 hanya bedanya TM-8D
mempunyai double sirkuit
i. Konstruksi TM-9.
Konstruksi TM-9 terpasang pada konstruksi jaringan TM penyangga
lurus. Satu traves. Type isolator tumpu. Tidak pakai treck skoor.
TM-9 biasanya lebih banyak digunakan pada daerah perkotaan
yang banyak bangunan.
138
Opstijg kabel. TM double traves. Isolator type suspension. Satu
traves untuk lightnig arrester. Dan memakai treck skoor.
n. Konstruksi TM-14.
Konstruksi TM-14 merupakan konstruksi tiang tarik vertical (sudut
150 - 170). Terpasang pada konstruksi tiang hutan lindung.
Type isolator suspension. Tidak memakai traves.
o. Konstruksi TM-15.
Konstruksi TM-15 merupakan TM yang terpasang pada konstruksi
tiang tarik akhir dengan menggunakan Arrester. Mempunyai
double traves. Type isolator tumpu. Memakai treck skoor.
140
p. Konstruksi TM-16.
Konstruksi TM-16 merupakan konstruksi tiang portal dengan double
traves. Isolator yang digunakan jenis suspension, dan jenis pin.
Konstruksi TM-16 digunakan untuk jaringan yang melalui sungai
dengan treck schoor.
q. Konstruksi TM-16A.
Konstruksi TM-16.A hampir sama dengan konstruksi TM-16 hanya
pada TM-16A digunakan untuk double circuit dengan 2 pasang double
traves.
Gambar 34. Konstruksi Tiang Portal (Double Arm) TM-16A SUTM
q. Konstruksi TM-17.
Konstuksi TM-17 merupakan konstruksi tiang tarik vertikal dengan
menggunakan isolator jenis suspension dan isolator jenis pin.
Konstruksi TM-17 ini digunakan untuk jaringan bersudut 120-180
dengan treck schoor.
r. Konstruksi TM-18.
Konstruksi TM-18 ini digunakan untuk sudut 90 yang merupakan
kontruksi tiang tarik vertikal yang menggunakan double treck
schoor. Isolator yang dgunakan jenis suspension tanpa travers.
s. Konstruksi TM-19.
Konstruksi TM-19 merupakan tiang khusus yang dipasang LBS
(Load Break Switch) pada bagian puncaknya. Mempunyai double
traves.Isolator yang digunakan jenis suspension.
142
Gambar 35. Konstruksi Tiang LBS TM-19 SUTM
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan
pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga
anda mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan
menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri
sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
1. Membaca sumber bacaan lain, yang berhubungan dengan materi pada
kegiatan pembelajaran ini.
2. Mengerjakan latihan/tugas sebagai tagihan (pada pembelajaran on line)
dalam pembelajaran ini.
3. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang
diharapkan, ulangi kembali dengan tidak tergesa-gesa.
4. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/kasus/tugas pada Lembar
Kerja yang telah disediakan
5. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan pada bagian
latihan/kasus/tugas dengan baik, maka Saudara dapat melanjutkan
pembelajaran ke kegiatan pembelajaran 3.
E. Latihan
1) Tuliskan ada berapa macam cara pemasangan tiang
penopang ?
2) Jelaskan dimana saja tempat pemasangan tiang
penopang ?
3) Terangkan apa tujuan pemasangan tiang penopang?
4) Jelaskan bagaimana cara memeriksa mutu pekerjaan
pemasangan tiang penopang?
5) Jelaskan perbedaannya dari macam cara pemasangan tiang
penopang?
6) Jelaskan Tujuan pemeriksaan kondisi tanah dan lubang penanaman?
7) Terangkan teknis pengangkutan tiang dari pabrik/gudang ke lokasi
penanaman tiang?
8) Terangkan urutan proses penanaman tiang listrik ?
9) Jelaskan ada berapa cara teknik penanaman tiang?
10) Terangkan keadaan-keadaan tidak direncanakan yang mungkin
terjadi
dalam pekerjaan penanaman tiang?
11) Jelaskan cara mengantisifasi keadaan keadaan yang tidak
direncanakan?
12) Terangkan teknik pemeriksaan mutu pekerjaan penanaman tiang
listrik?
144
...........................................................................................................
.........................................................
146
.........................................................................................................
...............................................................
F. Rangkuman
Tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk saluran udara
(overhead line) sebagai penyangga kawat penghantar agar penyaluran
tenaga listrik ke konsumen atau pusat pusat beban dapat disalurkan
dengan baik. Konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik dengan saluran
udara terdiri dari beberapa macam bentuk atau formasi. Hal ini banyak
disebabkan oleh sejumlah faktor yang diantaranya oleh faktor alih
teknologi dan kondisi rute jaringannya sendiri.
Nilai Akhir =
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 75 % keatas, anda dapat
meneruskan ke modul berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
masih dibawah 75 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar ini.
BAB 2
KONSTRUKSI SALURAN JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan kegian-kegiatan belajar dari modul
ini, diharapkan peserta diklat memiliki spesifikasi kinerja sebagai
berikut : Mampu menganalisi kontruksi saluran jaringan distribusi
tenaga listrik.
C. URAIAN MATERI
1. Pendahuluan
Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk
menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari Pusat
Pembangkit ke Pusat-Pusat Beban (load center), baik langsung
menggunakan jaringan distribusi ataupun jaringan transmisi
terlebih dahulu. Pemilihan kawat penghantar yang digunakan untuk
saluran udara didasarkan pada besarnya beban yang dilayani,
makin luas beban yang dilayani makin besar ukuran penampang
kawat penghantar yang digunakan. Dengan penampang kawat yang
besar akan membuat tahanan kawat menjadi kecil. Agar tak terjadi
kehilangan daya pada jaringan dan daya guna (efisiensi)
penyaluran tetap tinggi, diperlukan tegangan yang tinggi. Dengan
148
demikian besarnya penampang kawat penghantar tidak
mempengaruhi atau mengurangi penyaluran tenaga listrik. Tetapi
dengan penampang kawat yang besar akan membuat kenaikan
harga peralatan. Oleh sebab itu pemilihan kawat penghantar
diperhitungkan seekonomis mungkin dengan konduktivitas dan
kekuatan tarik yang tinggi, serta dengan beban yang rendah
tentunya. Oleh karena itu untuk jaringan distribusi tegangan
tinggi maupun distribusi tegangan rendah lebih banyak
menggunakan kawat penghantar aluminium yang mempunyai faktor-
faktor yang memenuhi syarat sebagai kawat penghantar.
150
Kelemahan kawat aluminium ini tidak tahan akan pengaruh
suhu, sehingga pada saat cuaca dingin regangan (stress) kawat
akan menjadi kendor. Agar kekendoran regangan kawat lebih
besar, biasanya dipakai kawat aluminium campuran (alloy
aluminium wire) pada gawang-gawang yang panjang. Selain itu
kawat aluminium tidak mudah dipatri (disolder) maupun di las dan
tidak tahan akan air yang bergaram, untuk itu diperlukan suatu
lapisan dari logam lain sebagai pelindung. Juga kawat
aluminium ini mudah terbakar, sehingga apabila terjadi
hubung singkat (short circuit) akan cepat putus.
Karena itu kawat aluminium ini banyak digunakan untuk jaringan
distribusi sekunder maupun primer yang sedikit sekali mengalami
gangguan dari luar. Sedangkan untuk jaringan transmisi kawat
yang digunakan adalah kawat aluminium capuran dengan
diperkuat oleh baja (aluminium conductor steel reinforsed)
atau (aluminium clad steel).
c. Kawat Logam Campuran
Kawat logam campuran merupakan kawat penghantar
yang terdiri dari percampuran beberapa logam tertentu yang
sejenis guna mendapatkan sifat-sifat tertentu dari hasil
pencampuran tersebut. Dimana di dalam pencampuran tersebut
sifat-sifat logam murni yang baik untuk kawat penghantar
dipertahankan sesuai dengan aslinya. Hanya saja pencampuran
ini khusus untuk menghilangkan kelemahan- kelemahan dari
logam tersebut.
Jenis yang banyak digunakan untuk kawat penghantar logam
campuran ini adalah kawat tembaga campuran (copper alloy)
dan kawat alumi-nium campuran (alloy aluminium). Kawat
tembaga campuran sedikit ringan dari kawat tembaga murni,
sehingga harganya lebih murah. Kekuatan tarik kawat tembaga
campuran ini lebih tinggi, sehingga dapat digunakan untuk
gawang yang panjang. Sedangkan kawat aluminium campuran
mempunyai kekuatan mekanis yang lebih tinggi dari kawat
aluminium murni, sehingga banyak dipakai pada gawang-gawang
yang lebih lebar. Juga kondiktivitasnya akan lebih besar serta
mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap perubahan
suhu. yang mempunyai tahanan jenis 0,0175 dengan berat jenis
8,9 dan titik cair sampai 1083 C, lebih tinggi dari kawat
aluminium.
d. Kawat Logam Paduan
Kawat logam paduan merupakan kawat penghantar yang terbuat
dari dua atau lebih logam yang dipadukan sehingga memiliki
kekuatan mekanis dan konduktivitas yang tinggi. Biasanya tujuan
dari perpaduan antara logam-logam tersebut digunakan untuk
merubah atau menghilangkan kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada kawat-kawat penghantar dari logam murninya.
Kawat logam paduan ini yang banyak digunakan adalah kawat
baja yang berlapis dengan tembaga maupun aluminium. Karena
kawat baja merupakan penghantar yang memiliki kekuatan tarik
yang lebih tinggi dari kawat aluminium maupun kawat tembaga,
sehingga banyak digunakan untuk gawang-gawang yang lebar.
Tetapi kawat tembaga ini memiliki konduktivitas yang rendah.
Oleh karena itu diperlukan suatu lapisan logam yang mempunyai
konduktivitas yang tinggi, antara lain tembaga dan aluminium.
Selain itu dapat digunakan untuk melindungi kulit kawat logam
paduan dari bahaya karat atau korosi.
Jenis kawat logam paduan ini antara lain kawat baja berlapis
tembaga (copper clad steel) dan kawat baja berlapis aluminium
(aluminium clad steel). Kawat baja berlapis tembaga mempunyai
kekuatan mekanis yang besar dan dapat dipakai untuk gawang
152
yang lebih lebar. Sedangkan kawat baja berlapis aluminium
mempunyai kekuatan mekanis lebih ringan dari kawat baja
berlapis tembaga, tetapi konduktivitasnya lebih kecil. Oleh karena
itu banyak digunakan hanya untuk gawang-gawang yang tidak
terlalu lebar.
logam liat berwarna kemerah-merahan, yang mempunyai
tahanan jenis 0,0175 dengan berat jenis 8,9 dan titik cair sampai
1083 C, lebih tinggi dari kawat aluminium.
154
ultra tinggi (ultra high voltage) untuk gawang-gawang yang lebar.
Jumlah serat (berkas) kawat dalam kawat penghantar tersebut
ditentukan oleh banyaknya lapisan, dan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
2
N=3n -3n+1
(a) (b)
(c)
Gambar 36. Bentuk kawat penghantar jaringan, (a) kawat penghantar
padat, (b) kawat penghantar berlilit, (c) kawat penghantar berongga
156
sebagai kawat penghantar dibandingkan dengan kawat
aluminium yang mempunyai tahanan jenis 0,030.
Tahanan jenis inilah yang merupakan salah satu faktor untuk
menentukan besarnya tahanan (resistance) R dalam suatu kawat
penghantar, disamping faktor-faktor luas penampang kawat (A)
dan panjang kawat (l) pada suatu penghantar jaringan. Dimana
besarnya tahanan dari suatu kawat penghantar sebanding
dengan panjangnya dan berbanding terbalik dengan luas
penampang kawat, yang dinyatakan dengan persamaan :
l
R =
A
Dengan : R = besarnya tahanan kawat ()
= nilai tahanan jenis kawat (m/mm)
l = panjang kawat penghantar (m)
2
A = luas penampang kawat (mm )
Makin panjang suatu jaringan makin jauh pula jarak tempuh arus
listrik dan makin besar tahanan kawat tersebut. Sebaliknya kalau
diameter kawat makin besar, maka aliran listrik dapat mengalir
dengan mudah dan nilai tahanan makin kecil. Begitu pula
makin besar diameter kawat makin lebar ukuran beban pelayanan
yang harus dilayani.
Selain dari pada itu besarnya tahanan suatu kawat penghantar
akan berubah karena pengaruh suhu. Makin besar perbedaan
kenaikan suhu makin bertambah besar tahanan kawat
penghantar. Perubahan besarnya nilai tahanan tersebut sesuai
dengan persamaan :
Rt = Rto {1 + (t - to)}
t = suhu sekarang ( C)
to = suhu mula-mula ( C)
= koefisien suhu
b. Konduktivitas Kawat Penghantar
Nilai konduktivitas suatu kawat penghantar dinyatakan sebagai
perbandingan terbalik dengan besarnya tahanan, yang besarnya
dinyatakan dengan persamaan :
1
C=
R
Dengan : C = besarnya konduktivitas kawat penghantar (mho)
Berarti makin besar suatu tahanan kawat penghantar makin kecil
nilai konduktivitasnya. Konduktivitas suatu kawat penghantar ini
tergantung pula pada kemurnian dari logam yang digunakan,
akan makin besar bila kemurnian logam bertambah tinggi dan
berkurang bila campurannya bertambah. Karena faktor-faktor
tersebut diatas maka besarnya konduktivitas tidak bisa
mencapai nilai tepat 100 %. Apabila digunakan aluminium yang
sebelumnya mempunyai konduktivitas sedikit rendah dari
tembaga, nilainya tidak akan berkurang dari 60 %.
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan
pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga
anda mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan
menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri
sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
5. Membaca sumber bacaan lain, yang berhubungan dengan materi pada
kegiatan pembelajaran ini.
158
6. Mengerjakan latihan/tugas sebagai tagihan (pada pembelajaran on line)
dalam pembelajaran ini.
7. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang
diharapkan, ulangi kembali dengan tidak tergesa-gesa.
8. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/kasus/tugas pada Lembar
Kerja yang telah disediakan
5. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan pada bagian
latihan/kasus/tugas dengan baik, maka Saudara dapat melanjutkan
pembelajaran ke kegiatan pembelajaran 4.
E. Latihan
1. Jenis yang banyak digunakan untuk kawat penghantar logam
campuran
adalah ?
2. Jelaskan alasan kawat tembaga campuran banyak digunakan
sebagai
penghantar distribusi !
3. Nilai konduktivitas suatu kawat penghantar dinyatakan sebagai !
4. Gambarkan Bentuk kawat penghantar jaringan !
5. Kawat berlilit yang menggunakan dua kawat sebagai kombinasi
adalah
F. Rangkuman
Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk
160
menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari Pusat
Pembangkit ke Pusat-Pusat Beban (load center), baik langsung
menggunakan jaringan distribusi ataupun jaringan transmisi terlebih
dahulu. Pemilihan kawat penghantar yang digunakan untuk saluran udara
didasarkan pada besarnya beban yang dilayani, makin luas beban
yang dilayani makin besar ukuran penampang kawat penghantar yang
digunakan.
Bahan-bahan kawat penghantar untuk jaringan tenaga listrik biasanya
dipilih dari logam-logam yang mempunyai konduktivitas yang besar,
keras dan mempunyai kekuatan tarik (tensile strenght) yang besar, serta
memiliki berat jenis yang rendah. Juga logam yang tahan akan pengaruh
proses kimia dan perubahan suhu serta mempunyai titik cair yang
lebih tinggi. Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut, kawat
penghantar hendaknya dipilih suatu logam campuran (alloy), yang
merupakan percampuran dari beberapa logam yang dipadukan menjadi
satu logam.
162
BAB 3
KONSTRUKSI ISOLATOR JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan kegian-kegiatan belajar dari modul ini,
diharapkan peserta diklat memiliki spesifikasi kinerja sebagai berikut :
Menganalisis konstruksi isolator jaringan distribusi tenaga listrik.
C. URAIAN MATERI
1. Pendahuluan
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang
kawat penghantar jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan
untuk memisahkan secara elektris dua buah kawat atau lebih agar
tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga api
(flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
sistem jaringan tenaga listrik. Langkah yang perlu diambil untuk
menghindarkan terjadinya kerusakan terhadap peralatan listrik
akibat tegangan lebih dan loncatan bunga api, ialah dengan
menentukan pemakaian isolator berdasarkan kekuatan daya isolasi
(dielectric strenght) dan kekuatan mekanis (mechanis strenght)
bahan-bahan isolator yang dipakai. Karena sifat suatu isolator di
tentukan oleh bahan yang digunakan.
Kemampuan suatu bahan untuk mengisolir atau menahan tegangan
yang mengenainya tanpa menjadikan cacat atau rusak tergantung
pada kekuatan dielektriknya.
164
ebonit, keramik, parafin, kuarts, dan veld spaat.
1. Kriteria Bahan Isolator
Kriteria bahan yang baik digunakan sebagai isolator jaringan
distribusi adalah :
a. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
b. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi
kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin berat dan besar
ukuran isolator tersebut akan mempengaruhi beban penyangga
pada sebuah tiang listrik.
c. Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan
mekanis tinggi seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik,
parafin, kuartz, dan veld spaat.
d. Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
e. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
f. Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh
perubahan suhu, siraman air, kelembaban, sinar matahari, polaritas
listrik.
g. Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan
meninggalkan jejak (cacat)
2. Isolator Porselin
Isolator porselin dibuat dari dari bahan campuran tanah porselin,
kwarts, dan veld spaat, yang bagian luarnya dilapisi dengan
bahan glazuur agar bahan isolator tersebut tidak berpori-
pori. Dengan lapisan glazuur ini permukaan isolator menjadi licin
dan berkilat, sehingga tidak dapat mengisap air. Oleh sebab itu
isolator porselin ini dapat dipakai dalam ruangan yang lembab
maupun di udara terbuka.
Isolator porselin memiliki sifat tidak menghantar (non
conducting) listrik yang tinggi, dan memiliki kekuatan mekanis
yang besar. Ia dapat menahan beban yang menekan serta tahan
akan perubahan-perubahan suhu. Akan tetapi isolator porselin
ini tidak tahan akan kekuatan yang menumbuk atau memukul.
Ukuran isolator porselin ini tidak dapat dibuat lebih besar, karena
pada saat pembuatannya terjadi penyusutan bahan.
Walaupun ada yang berukuran lebih besar namun tidak
seluruhnya dari bahan porselin, akan tetapi dibuat rongga di
dalamnya, yang kemudian akan di isi dengan bahan besi
atau baja tempaan sehingga kekuatan isolator porselin
bertambah. Cara yang demikian ini akan menghemat bahan yang
digunakan. Karena kualitas isolator porselin ini lebih tinggi
dan tegangan tembusnya (voltage gradient) lebih besar maka
banyak disukai pemakaiannya untuk jaringan distribusi primer.
Walaupun harganya lebih mahal tetapi lebih memenuhi
persyaratan yang diinginkan. Kadang-kadang kita jumpai juga
isolator porselin ini pada jaringan distribusi sekunder, tetapi
ukurannya lebih kecil.
Keuntungannya :
a. Terbuat dari dari bahan campuran tanah porselin, kwarts,
dan veld spaat,
b. Bagian luarnya dilapisi dengan bahan glazuur agar bahan
isolator tersebut tidak berpori-pori. Dengan lapisan glazuur ini
permukaan isolator menjadi licin dan berkilat, sehingga tidak
dapat mengisap air.
c. Dapat dipakai dalam ruangan yang lembab maupun di
udara terbuka.
d. Memiliki sifat tidak menghantar (non conducting) listrik
yang tinggi, dan memiliki kekuatan mekanis yang besar.
e. Dapat menahan beban yang menekan serta tahan akan
perubahan-perubahan suhu.
f. Memiliki kualitas yang lebih tinggi dan tegangan tembusnya
166
(voltage gradient) lebih besar, sehingga banyak disukai
pemakaiannya untuk jaringan distribusi primer.
Kadang-kadang kita jumpai isolator porselin ini pada jaringan
distribusi sekunder, tetapi ukurannya lebih kecil.
Kelemahannya :
a. Tidak tahan akan kekuatan yang menumbuk atau memukul.
b. Ukuran isolator porselin ini tidak dapat dibuat lebih besar,
karena pada saat pembuatannya terjadi penyusutan bahan.
Walaupun ada yang berukuran lebih besar namun tidak
seluruhnya dari bahan porselin, akan tetapi dibuat rongga di
dalamnya, yang kemudian akan di isi dengan bahan besi
atau baja tempaan sehingga kekuatan isolator porselin
bertambah. Cara yang demikian ini akan menghemat bahan
yang digunakan.
c. Harganya lebih mahal tetapi lebih memenuhi persyaratan
yang diinginkan.
3. Isolator Gelas
Isolator gelas pada umumnya terbuat dari bahan campuran
antara pasir silikat, dolomit, dan phospat. Komposisi dari
bahan-bahan tersebut dan cara pengolahannya dapat
menentukan sifat dari siolator gelas ini. Isolator gelas memiliki
sifat mengkondensir (mengembun) kelembaban udara, sehingga
lebih mudah debu melekat dipermukaan isolator tersebut. Makin
tinggi tegangan sistem makin mudah pula terjadi peristiwa
kebocoran arus listrik (leakage current) lewat isolator
tersebut,yang berarti mengurangi fungsi isolasinya. Oleh
karena itu isolator gelas ini lebih banyak dijumpai
pemakaiannya pada jaringan distribusi sekunder.
Kelemahan isolator gelas ini adalah memiliki kualitas tegangan
tembus yang rendah, dan kekuatannya berubah dengan cepat
sesuai dengan perubahan temperatur. Oleh sebab itu bila
terjadi kenaikan dan penurunan suhu secara tiba-tiba, maka
isolator gelas ini akan mudah retak pada permukaannya.
Berarti isolator gelas ini bersifat mudah dipengaruhi oleh
perubahan suhu disekeli-lingnya. Tetapi bila isolator gelas ini
mengandung campuran dari bahan lain, maka suhunya akan
turun. Selain dari pada itu, isolator gelas ini harganya lebih murah
bila dibandingkan dengan isolator porselin.
Keuntungannya :
a. Terbuat dari bahan campuran antara pasir silikat,
dolomit, dan phospat. Komposisi bahan tersebut dan cara
pengolahannya dapat menentukan sifat dari isolator gelas ini.
b. Lebih banyak dijumpai pemakaiannya pada jaringan
distribusi sekunder.
c. Isolator gelas ini harganya lebih murah bila dibandingkan
dengan isolator porselin.
Kelemahannya :
a. Memiliki sifat mengkondensir (mengembun) kelembaban
udara, sehingga lebih mudah debu melekat dipermukaan
isolator tersebut.
b. Makin tinggi tegangan sistem makin mudah pula
terjadi peristiwa kebocoran arus listrik (leakage current) lewat
isolator tersebut,yang berarti mengurangi fungsi isolasinya.
c. Memiliki kualitas tegangan tembus yang rendah, dan
kekuatannya berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan
temperatur.
d. Saat terjadi kenaikan dan penurunan suhu secara tiba-
tiba, maka isolator gelas ini akan mudah retak pada
permukaannya. Berarti isolator gelas ini bersifat mudah
dipengaruhi oleh perubahan suhu disekelilingnya. Tetapi bila
168
isolator gelas ini mengandung campuran dari bahan lain,
maka suhunya akan turun.
170
tiba, maka isolator gelas ini akan mudah retak pada
permukaannya. Berarti isolator gelas ini bersifat mudah
dipengaruhi oleh perubahan suhu disekelilingnya. Tetapi
bila isolator gelas ini mengandung campuran dari bahan
lain, maka suhunya akan turun.
5. Kerusakan Pada Bahan Isolator Jaringan
Kerusakan isolator pada jaringan distribusi banyak
disebabkan karena (Sariadi, 1997 : 144) :
a. unsur isolasi yang sudah tua
b. gangguan mekanis, seperti terkena benturan atau
hentakan
yang keras.
c. panas yang berlebihan, yang melebihi ambang batas
yang diperkenankan
d. kesalahan dalam pemasangan
6. Pemburukan Isolator
Karena dipakai selama bertahun-tahun, isolator berkurang
daya isolasinya, misalkan karena mengalami keretakan pada
porselinya. Proses ini dinamakan pemburukan (deterioration).
Isolator. Sebab- sebab utama dari pemburukan isolator adalah
pengemabangan kimiawi dan pengembangan pembekuan
semen, perbedaan dari pengembangan karena panas
diberbagai bagaian isolator, pengembangan karena panas
arus bocor dan berkaratnya pasangan- pasangan logam.
Untuk mencegah proses pemburukan dilakukan hal-hal
sebagai
berikut :
a. Meninggikan kuat mekanis dari bagian porselin.
b. Membatasi pengembangan kimiawi dari bagian-bagian
semen.
c. Mencet (buffer paint) bagian-bagian semen.
d. tidak menggunakan semen dalam lapisan porselin.
Isolator jenis pasak (pin-type) paling banyak mengalami proses
pemburukan sehingga sering menyebabkan gangguan pada
saluran transmisi. Isolator gantung, isolator long-rod dan
isolator line-post jarang menyebabkan gangguankarena
pemburukan. Dengan kemajuan teknologi, maka isolator yang
dibuat akhir-akhir ini sedikit sekali mengalami pemburukan.
C. Jenis Isolator Jaringan
Isolator yang digunakan untuk saluran distribusi tenaga listrik
berdasarkan fungsi dan konstruksinya dapat dibedakan
dalam 4 macam, yaitu :
Beberapa jenis isolator yang digunakan untuk jaringan
distribusi primer maupun sekunder adalah :
1. Isolator Jenis Pasak (pin type insulator).
Isolator jenis pasak (pin type insulator), digunakan pada tiang-
tiang lurus (tangent pole) dan tiang sudur (angle pole) untuk
sudut 5 sampai 30.
Banyak terbuat dari bahan porselin maupun bahan gelas
yang
dibentuk dalam bentuk kepingan dan bagian bawahnya
diberi suatu pasak (pin) yang terbuat dari bahan besi atau baja
tempaan. Tiap kepingan diikatkan oleh suatu bahan semen
yang berkualitas baik.
Bentuk kepingan dibuat mengembang ke bawah seperti
payung, untuk menghindarkan air hujan yang menimpa
permukaan kepingan secara mudah. Banyaknya kepingan
tergantung pada kekuatan elektris bahan kepingan. Biasanya
jumlah kepingan ini maksimum lima buah.
Isolator pasak yang mempunyai satu keping, biasanya
172
digunakan untuk jaringan distribusi sekunder pada tegangan 6
kV ke bawah yang terbuat dari bahan gelas atau porselin.
Untuk jaringan distribusi primer biasanya terdiri dari dua
keping yang terbuat dari bahan porselin.
Isolator jenis pasak ini banyak digunakan pada tiang-tiang
lurus
(tangent pole) dengan kekuatan tarikan sudut (angle tensile
strenght) hingga 10. Kawat penghantar jaringan diletakkan
di bagian atas untuk posisi jaringan lurus, sedangkan untuk
jaringan dengan sudut di bawah 10 kawat penghantarnya
diikatkan pada bagian samping agar dapat memikul tarikan
kawat.
174
Gambar 38. Isolator jenis Pos
Kekuatan mekanis isolator jenis pos ini lebih
tinggi dibandingkan isolator jenis pasak dan penggunaannya
hanya pada jaringan ditribusi primer untuk tiang lurus (tangent
pole) pada sudut 5 sampai 15. Isolator jenis pos yang
digunakan untuk jaringan distribusi 20 kV, memiliki
tegangan tembus sebesar 35 kV dengan kekuatan tarik
(tensile strenght) sebesar 5000 pon.
3. Isolator Jenis Gantung (suspension type insulator).
Isolator jenis gantung (suspension type insulator),
digunakan pada tiang-tiang sudur (angle pole) untuk sudut 30
sampai 90, tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend
pole).
Isolator jenis clevis lebih banyak digunakan karena lebih
kokoh
dan kuat dalam penggandengannya, serta tidak ada
kemungkinan lepas dari gandengannya, karena pada ujungnya
digunakan mur baut untuk mengikatnya. Isolator gantung
(suspension insulator) terdiri dari sebuah piringan yang
terbuat dari bahan porselin, dengan tutup (cap) dari bahan
besi tempaan (melleable iron) dan pasaknya terbuat dari
bahan baja yang diikatkan dengan semen yang berkualitas,
sehingga membentuk satu unit isolator yang berkualitas tinggi.
Dibandingkan isolator jenis pasak, isolator gantung ini
hanya mempunyai satu piringan yang terbuat dari bahan
porselin atau bahan gelas biru kelabu (blue gray glaze).
Dengan menggunakan bahan gelas biru kelabu ini harga
isolator dapat ditekan lebih murah dan dapat digunakan
untuk beberapa gandengan.
Umumnya isolator gantung dengan bahan gelas ini
digunakan untuk jaringan distribusi primer, sedangkan
isolator gentung dari bahan porselin banyak digunakan untuk
gandengan-gandengan pada jaringan transmisi tegangan
tinggi.
Gambar 39.
Isolator gantung jenis clevis dan jenis ball and socket
176
kebutuhannya maka isolator gantung ini digandeng-
gandengkan satu unit dengan unit yang lain agar mendapatkan
kualitas tegangan isolasi yang tinggi. Bila digandengkan
isolator gandeng mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari
isolator jenis pasak. Makin banyak gandengannya makin
tinggi kualitas tegangan isolasinya. Saluran transmisi banyak
sekali menggunakan isolator gantung ini. Karena kekuatan
mekanis isolator gantung ini lebih tinggi bila digandengkan,
maka banyak digunakan untuk menahan besarnya tarikan
atau ketegangan kawat pada tiang-tiang sudut (angle pole),
tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend pole).
4. Isolator Jenis Cincin (spool type insulator).
Isolator jenis cincin (spool type insulator), digunakan pada
tiang- tiang lurus (tangent pole) dengan sudut 0 sampai 10,
yang dipasang secara horizontal maupun vertikal. Isolator
cincin bentuknya bulat berlubang ditengahnya seperti
cincin yang hanya terdapat satu atau dua lekukan
saja yang seluruhnya terbuat dari bahan porselin.
178
yang mengenainya.
i. Harganya murah
j. Tidak terlalu berat
2. Karakteristik Elektris
Isolator memiliki dari dua elektroda yang terbuat dari
bahan logam berupa besi atau baja campuran sebagai tutup
(cap) dan pasak (pin) yang dipisahkan oleh bahan isolasi.
Dimana tiap bahan isolasi mempunyai kemampuan untuk
menahan tegangan yang mengenainya tanpa menjadi rusak,
yang disebut dengan kekuatan dielektrikum.
Apabila tegangan diterapkan pada isolator yang ideal di
kedua elektroda tersebut, maka dalam waktu singkat arusnya
yang mengalir terhenti dan didalam bahan isolasi terjadi suatu
muatan (Q). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
tegangan (V) diantara kedua elektroda. Besarnya muatan
itu adalah :
Q = C. V
Macam Macam
Ebinit 2,8 Parafin 2,1 - 2,5
Fiber 2,5 - 5 Kertas 2,0 - 2,6
Gela 5,4 - 9,9 Porselin 5,7 - 6,8
Mika 2,5 - 6,6 Air 2,0 - 3,5
Minyak 2,2 - 6,6 Kayu 2,5 - 7,7
Selain nilai konstante dielektrik yang mempengaruhi nilai
kapasitansi, luas dan tebalnya suatu bahan mempengaruhi
juga nilai kapitansi tersebut. Makin besar volume suatu bahan
makin bertambah tinggi muatannya, dan makin besar
nilai kapasitansinya yang ditentukan dengan persamaan.
A
C=
4d
Dimana :
C = kapasitansi suatu bahan (Farad)
= konstanta dilektrikum
2
A = luas permukaan bahan (m )
Ii = V / R i
Dimana :
180
Il = arus kebocoran dalam Ampere
3. Karakteristik Mekanis
Kecuali harus memenuhi persyaratan listrik, isolator
harus memiliki kekuatan mekanis guna memikul beban
182
mekanis penghantar yang diisolasikannya. Porselin sebagai
bagian utama isolator, mempunyai sifat sebagai besi cor,
dengan tekanan-tekanan yang besar dan kuat-tarik yang
2
lebih kecil. Kuat tariknya biasanya 400-900 kg/cm ,
sedangkan kuat tekanannya 10 kali lebih besar. Porselin harus
bebas dari lubang-lubang (blowholes) goresan- goresan,
keretakan-keretakan, serta mempunyaia ketahanan terhadap
perubahan suhu yang mendadak tumbukan-tumbukan dari
luar. Gaya tarik isolator yang telah dipasang relatif besar,
sehingga kekuatan porselin dan bagian-bagian yang
disemenkan padanya harus dibuat besar dari kekuatan
bagian-bagian logamnya. Kekuatan mekanis dari isolator
gantung dan isolator batang panjang harus diuji untuk
mengetahui kemampuan mekanis dan keseragamannya.
Kekuatan jenis ini dan line post ditentukan oleh kekuatan
pasaknya (pin) terhadap moment tekukan (bending momen)
oleh penghantar. Pengkajian kekuatannya karena itu
dilakukan dengan memberikan beban kawat secara lateral
terhadap pasak. Dalam perencanaan saluran transmisi udara,
tegangan lebih pada isolator merupakan factor penting.
Ditempat-tempat dimanan pengotoraqn udara tidak
mengkhawatirkan, surja-hubung (switching- surge) merupakan
factor penting dalam penentuan jumlah isolator dan jaraj
isolator. Karakteristik lompatan api dari surja-hubung lain dari
karakteristik frekuensi rendah dan impuls, (Gbr.9).
E. Penggunaan Isolator Pada Jaringan Distribusi
Ditinjau dari segi penggunaan isolator pada jaringan
distribusi dapat dibedakan menjadi besar kecil
tegangan, yaitu tegangan rendah (SUTR) dan
tegangan menengah/tinggi (SUTM).
1. Pada Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Isolator SUTR adalah suatu alat untuk mengisolasi kawat
penghantar dengan tiang dan traves. Isolator yang
baik harus memiliki cirri-ciri, yaitu sudut dan lekukkan
yang licin dan tidak tajam, guna menghindari kerusakan
kawat penghantar akibat tekanan mekanis pada saat
pemasangan. Disamping itu isolator SUTR harus memenuhi
persamaan mekanis, elektris, dan thermis, mempunyai
ketahanan terhadap tembusan dan loncatan arus rambat
listrik. Juga tahanan terhadap gaya mekanis, perubahan
suhu, dan cuaca sesuai dengan keadaan kerja setempat.
Pada pemasangan SUTR pemakaian jenis isolator
dibedakan sesuai dengan lokasi berdiri tiang. Untuk tiang yang
berdiri ditengah- tengah jaringan yang lurus digunakan isolator
pasak type RM. Lokasi tiang yang berdiri pada akhir atau
ditikungan jaringan SUTR digunakan isolator pasak jenis
Spool Isolator dan Isolator pasak Type A, dan isolator line-
post. Sedangkan untuk tiang penegangan dipergunakan
isolator gantung.
184
terbuat dari bahan porselen yang diglasir, mempunyai
kualitas isolator arus listrik tinggi, tidak berlapis-lapis,
tidak berlubang, dan tidak cacat. Bahan pin isolator harus
diglavanis sehingga tidak mudah berkarat. Pemasangan
pin pada poros isolator harus lurus. Pemasangan pin
pada poros idolator dilakukan dengan coran timah hitam.
O
Temperature normal : 28
O
Temperature minimal : 16
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan
pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga
anda mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan
menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri
sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
9. Membaca sumber bacaan lain, yang berhubungan dengan materi pada
kegiatan pembelajaran ini.
10. Mengerjakan latihan/tugas sebagai tagihan (pada pembelajaran on line)
dalam pembelajaran ini.
11. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang
diharapkan, ulangi kembali dengan tidak tergesa-gesa.
12. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/kasus/tugas pada Lembar
Kerja yang telah disediakan
5. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan pada bagian
latihan/kasus/tugas dengan baik, maka Saudara dapat melanjutkan
pembelajaran ke kegiatan pembelajaran 5.
E. Latihan
1. Jelaskan persyaratan bahan isolator !
2. Jelaskan Karakteristik Isolator !
3. Fungsi Isolator pada jaringan tenaga listrik adalah ?
186
LEMBAR KERJA KB-4
Bahan-bahan yang baik untuk isolator adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Walaupun ada yang sanggup
menghantarkan arus listrik tetapi relatif sangat kecil kriteria
bahan yang baik digunakan sebagai isolator jaringan
distribusi adalah :
a. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
b. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya
sebagai Isolator. Sebab makin berat dan besar ukuran isolator
tersebut akan mempengaruhi beban penyangga pada sebuah tiang
listrik.
c. Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan
mekanis tinggi seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik,
parafin, kuartz, dan veld spaat.
d. Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
e. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
f. Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh perubahan
suhu,
188
siraman air, kelembaban, sinar matahari, polaritas listrik.
g. Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan meninggalkan
jejak (cacat)
A. Tujuan
1. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan trasformator daya dan
trasformator ukur
2. Peserta diklat / pelatihan dapat menjelaskan peralatan utama dan
bagian peralatan bantu trasformator pada gardu induk sistem
tenaga listrik
3. Peserta diklat dapat menjelaskan bagian dari trasformator daya dan
transformator ukur pada gardu induk sistem tenaga listrik.
4. Peserta diklat dapat menjelaskan jenis jenis trasformator pada
gardu induk sistem tenaga listrik.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kopentensi (IPK) dari mempelajari
menganalisis spesifikasi teknis transformator daya dan trasformator
ukur pada gardu induk sistem tenaga listrik adalah. Peserta
diklat/pelatihan mampu menganalisis menganalisis spesifikasi teknis
transformator daya dan trasformator ukur pada gardu induk sistem
tenaga listrik.
C. Uraian Materi
1. Pengertian trasformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator
digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis
190
untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika,
transformator digunakan antara lain sebagai:
a) gandengan impedansi antara sumber dan beban
b) untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain
c) untuk menghambat arus searah melalukan atau mengalirkan
arus bolak-balik
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan
menjadi:
a) Frekuensi daya, 50 sampai 60Hz
b) Frekuensi pendengaran, 50Hz sampai 20kHz
c) Frekuensi radio, diatas 30kHz
Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator
dikelompokkan menjadi:
a) Transformatror daya
b) Transformatror distribusi
c) Transformatror pengukuran, yang terdiri dari atas
transformator arus dan Transformator tegangan.
2. Kontruksi Transformator
Gambar dibawah memperlihatkan bentuk fisik dari transformator,
dimana tegangan masukan (V1) berbentuk sinusioda dihubungan
pada gulungan primer (N1). Arus arus masukan (I1) mengakibatkan
aliran fluk () pada gulungan (N1) maupun gulungan (N2). Fluk
pada gulungan sekunder (N2) menyebabkan aliran arus (I2) dan
tegangan (V2).
Gambar 3.8 Kontruksi Trasformator
192
magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan
terjadinya bahan-bahan magnetik yang memungkinkan diperolehnya
kerapatan energi yang tinggi; kerapatan energi yang tinggi ini akan
menghasilkan kapasitas tenaga per unit volume mesin yang tinggi
pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet
dan rangkaian magnet merupakan bagian penting untuk memahami
proses konversi energi listrik. Induktansi, tegangan pada kumparan
didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap waktu yang melewati
kumparan tersebut.
4. Trasformator pada gardu induk
Komponen Transformator
194
Komponen transformator terdiri dari dua bagian, yaitu
peralatan utama dan peralatan bantu.
a) Bagian Utama
Peralatan utama transformator terdiri dari:
1. Inti besi
Inti Besi, dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik
tipis yang berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi
ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Kumparan Trafo, kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan
kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton,
pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi
maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar
lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media
pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar
tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala
transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan tertier
diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk
kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan
tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga
untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
Gambar 3.12 Kumparan Transformator
3. Miyak Tasnformator
Minyak Trafo, berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Minyak trafo mempunyai sifat media pemindah panas
(disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi.
Pada power transformator, terutama yang berkapasitas
besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator
direndam dalam minyak-trafo.
Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo
adalah sebagai berikut:
a) Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
b) Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert
di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
c) Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi
dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
d) Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang
dapat membahayakan
e) Tidak merusak bahan isolasi padat
f) Sifat kimia yang stabil
Dibawah ini tabel keterangan Minyak Trafo
196
Gambar 3.13 Tabel Minyak Trafo
4. Bushing
Bushing, sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan
kumparan transformator dengan jaringan luar. Bushing
diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu
juga bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung
singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
b) Perlatan Bantu
1. Pendingin
Peralatan Pendingin, pada inti besi dan kumparan-
kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan
rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di
dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem
198
pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media
yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa:
udara/gas, minyak dan air.
2. TapChanger
Tap Changer yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
merubah kedudukan tap (sadapan) dengan maksud
mendapatkan tegangan keluaran yang stabil walaupun
beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada
posisi tegangan tinggi dari trafo pada posisi tegangan
tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan
berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off
load), tergantung jenisnya.
c) Peralatan Proteksi
Peralatan Proteksi, peralatan yang mengamankan
trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang
termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai
berikut:
1. Rele Bucholz
Rele Bucholz; yaitu peralatan rele yang dapat
mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di
dalam trafo yang menimbulkan gas. Di dalam
transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung
singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung
singkat antar phasa ke tanah, busur listrik antar laminasi,
atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya
kontak yang kurang baik.
2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane ) /
Burstin Plate
200
Rele tekanan lebih; peralatan rele yang dapat
mendeteksi gangguan pada transformator bila terjadi
kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung
mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
3. Rele beban lebih
Rele beban lebih; rele ini berfungsi untuk
mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan
dengan menggunakan sirkit simulator yang dapat
mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia terjadi
gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama
dan kemudian akan menjatuhkan PMT.
4. Rele fluks lebih
Rele fluks lebih; rele ini berfungsi untuk
mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran
fluksi atau perbandingan tegangan dan frekwensi.
5. Rele Differensial
Rele diferensial; rele yang dapat mendeteksi
terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash
over antara kumparan dengan kumparan, kumparan
dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam
kumparan ataupun antar kumparan.
6. Rele arus lebih
Rele arus lebih; rele ini berfungsi untuk
mengamankan transformator terhadap gangguan
hubunga singkat antar fasa didalam maupun diluar
daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini
mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih.
Rele ini juga berfungsi sebagai cadangan bagi pengaman
instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena
beban lebih atau gangguan hubung singkat.
7. Rele hubung tanah
Rele gangguan tanah terbatas; rele ini berfungsi
untuk mengamankan transformator terhadap gangguan
tanah didalam daerah pengaman transformator
khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak
dapat dirasakan oleh rele diferential.
8. Rele thermis
Rele termis; rele ini berfungsi untuk mengamankan
transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat
adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan
temperatu
9. Rele tangki tanah
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator
bila terjadi hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.
202
Gamabar 3.16 Kontruksi Dalam Trasformator
e) Transformator Ukur
Transformator ukur didisain secara khusus untuk pengukuran
dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan
dalam sistem daya karena mempunyai keuntungan, antara
lain:
1) Memberikan isolasi elektrik bagi sistem daya
2) Tahan terhadap beban untuk berbagai tingkatan
3) Tingkat keandalan yang tinggi
Secara fisik lebih sederhana bentuknya, dan Secara ekonomi
lebih murah
Transformator pengukuran terdiri dari:
1) Transformator tegangan (Voltage transformator, VT atau
Potential Transformator, PT)
2) Transformator arus (Current Transformator, CT)
Arus dan tegangan pada peralatan daya yang harus
dilindungi dirubah oleh transformator arus dan transformator
tegangan ke tingkat yang lebih rendah untuk pengoperasian
relai. Tingkat-tingkat yang lebih rendah ini diperlukan karena
dua alasan, yaitu: Tingkat masukan yang lebih rendah ke
relai-relai menjadikan komponen-komponen yang digunakan
untuk konstruksi relai-relai tersebut secara fisik menjadi
cukup kecil, karena itu dilihat dari segi ekonomi biayanya
akan lebih murah.
Transformator tegangan mempunyai standar tegangan
sekunder 120 volt.
Transformator arus (CT) mempunyai standar arus sekunder 5
ampere.
Transformator arus dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
1) Transformator arus kelas H (reaktansi bocor tinggi)
2) Transformator arus kelas L (reaktansi bocor rendah)
Keduanya mempunyai standar ketelitian 2,5% dan 10%.
Trafo arus (CT)
Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk
menurunkan tegangan AC dan salah satunya adalah trafo
CT. Yang membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa
adalah adanya titik tengah yang bersifat sebagai pentanahan
pada lilitan sekunder trafo CT. Untuk lebih mudahnya, jika
pada trafo biasa yang mempunyai spesifikasi tegangan
primer 220 VAC dan rasio lilitan 10:1 maka akan
menghasilkan tegangan sekunder sebesar 22 VAC pada
kedua ujung lilitan sekundernya.
Bagaimana jika spesifikasi tersebut dipakai pada trafo CT?
Sebetulnya apakah titik tengah itu? Titik tengah adalah
suatu titik tengah lilitan sekunder pada trafo CT yang
dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai
ground. Jadi, semisal terdapat 10 lilitan kawat pada bagian
sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan ke-6
dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar
lilitan.
204
Tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini ada 2
macam, mempunyai amplitudo yang sama namun saling
berlawanan fasa, masing2 sebesar 11VAC atau setengah dari
tegangan sekunder pada trafo biasa seperti contoh diatas.
Tegangan sekunder trafo CT ini diukur dari salah satu ujung
lilitan terhadap titik tengah-nya.
Dalam perancangan sebuah power supply, jenis
transformator step down yang dipakai biasanya berhubungan
dengan penentuan jenis penyearah yang akan digunakan.
Untuk jenis trafo biasa dibutuhkan penyearah jembatan
dioda (dioda bridge) yang dapat dibuat dari 4 dioda.
Sedangkan untuk jenis trafo CT hanya dibutuhkan
penyearah dengan menggunakan 2 dioda saja.
Step Down
206
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara
listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari
1,5 kali)
2) Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah
autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-
ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah.
3) Trasformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah
sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama
dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi
sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling
kapasitor.
4) Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain
khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat
jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks
magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh,
yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Menganalisis Spesifikasi Teknis Trasformator Daya Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Menganalisis spesifikasi Teknis
Trasformator Daya Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan ini
Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Trasformator Daya Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara melakukan Analisis Spesifikasi Trasformator Daya
Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu melakukan Analisis atau
mengkaji Trasformator Daya Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
4. Apakah sajakah jenis-jenis Trasformator Daya Gardu Induk Sistem
Tenaga Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-31
208
Teknis Transformator Ukur Pada Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik. Untuk
kegiatan ini Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaanberikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Trasformator Ukur Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara melakukan Analisis Spesifikasi Trasformator Ukur
Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu melakukan Analisis atau
mengkaji Trasformator Ukur Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
4. Apakah sajakah jenis-jenis Trasformator Ukur Gardu Induk Sistem Tenaga
Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-32
E. Rangkuman
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan
dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan
secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman
daya listrik jarak jauh.
Prinsip kerja transformator dapat dijelaskan berdasarkan induksi
elektromagnetik, dimana antara sisi primer dan sisi sekunder terdapat
penghubung magnetik. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat
melakukan fluks bersama. Medan magnet berperan sangat penting
sebagai rangkaian proses konversi energi. Melalui medium medan
magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, alat
konversi ini disebut generator atau sebaliknya dari bentuk energi listrik
menjadi energi mekanik, sebagai alat konversi disebut motor. Pada
transformator, gandengan medan magnet berfungsi untuk
memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke
sekunder melalui prinsip induksi elektromagnetik
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
Transformator ukur didisain secara khusus untuk pengukuran
dalam sistem daya. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem
daya karena mempunyai keuntungan, antara lain: Memberikan isolasi
elektrik bagi sistem daya, Tahan terhadap beban untuk berbagai
tingkatan dan Tingkat keandalan yang tinggi
Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk
menurunkan tegangan AC dan salah satunya adalah trafo CT. Yang
membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah adanya titik tengah
yang bersifat sebagai pentanahan pada lilitan sekunder trafo CT. Untuk
lebih mudahnya, jika pada trafo biasa yang mempunyai spesifikasi
tegangan primer 220 VAC dan rasio lilitan 10:1 maka akan
menghasilkan tegangan sekunder sebesar 22 VAC pada kedua ujung
lilitan sekundernya.
F. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan trasformator ukur
dan transformator daya!
2. Tuliskan peralatan utama dan peralatan bantu
transformator pada gardu induk!
3. Tuliskan peralatan peralatan untuk pengaman
trasformator pada gardu induk !
4. Apasajakah yang termasuk dari trasformator ukur!
5. Jelaskan jenis-jenis trasformator !
G. Kunci Jawaban
1. Jawab
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Sedangkan
Transformator ukur adalah Transformator yang di desain secara
khusus untuk pengukuran dalam sistem daya.
210
2. Jawab
Peralatan utama trasformator : inti besi, kumparan trasformator ,
minyak transformator, Busing, tangki konservator, Peralatan bantu :
pendingin, tap changer, peralatan Pernapasan, Indikator-indikator
3. Jawab
Pemadam kebakaran (transformator transformator besar), Rele
Differensial, Rele arus lebih, Rele hubung tanah, Rele thermis,
Arrester
4. Jawab
yang termasuk dari trasformator ukur
a. Transformator tegangan (Voltage transformator, VT atau Potential
Transformator, PT)
b. Transformator arus (Current Transformator, CT)
5. Jawab
a. Trasformator Step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penaik tegangan.
b. Trasformator Step Down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun
tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama dalam adaptor AC-DC
c. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang
berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam
transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder.
d. Autotransformator variabel sebenarnya adalah
autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-
ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah
e. Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah
sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama
dengan tegangan primer.
f. Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus
untuk memberikan keluaran gelombang pulsa.
g. Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator
yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer
biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder
dihubungkan secara delta ().
LK - 30
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh saudara sebelum
mempelajari materi Menganalisis Spesifikasi Teknis Trasformator Daya
dan Transformator Ukur Pada Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
212
3. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
.....................................................................................
LK 31
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Trasformator Daya Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
214
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
LK 32
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Trasformator Ukur Gardu Induk
Sistem Tenaga Listrik?
.............................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...........
216
BAB 6
Sistem Busbar dan Switchgear Pada Gardu Induk
Sistem Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan komponen pada
switchgear dan busbar pada gardu induk sistem tenaga listrik
2. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan fungsi masing masing
komponen yang diletakkan pada sistem busbar dan switchgear
pada gardu induk sistem tenaga listrik
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1:
Komponen Sipil dan Mekanikal Pada Switchyard( switchgear)
a) Pondasi (tempat dudukan) Peralatan
1) Trasformator daya
2) Circuit Breaker (CB)
3) Disconnecting Switch (DS)
4) Capasitor Voltage Transformer (CTV)
5) Capasitor Trasformer (CT)
6) Lightning Arrester (LA)
7) Pontential Trasformer (PT)
8) Pontential Device (PD) dan lain sebagainya.
9)
b) Got Kabel (cable duct)
Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara
peralatan di Switchyard, maupun antara peralatan di Switch yard
dengan peralatan di gedung kontrol. Jenis (dimensi) kabel duct :
D 250, D-300, D-400, D-600, D-600, D-900, D-1200 dan D-1500
tergantung kebutuhan.
Komponen mekanikal :
1) Serandang peralatan
2) Serandang post
3) Serandang beam
4) Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel
5) Pagar keliling GI
c) Komponen Sipil gedung kontrol, terdiri dari
1) Ruang peralatan kontrol (kendali) dan ruang cubicle)
2) Ruang operator
3) Ruang kontrol GI
4) Ruang relay
5) Ruang komunikasi
6) Ruang batery
7) Pondasi peralatan( panel relay, panel kontrol, cubicle, dan
lain lain)
8) Got kabel ( cabel duct)
d) Komponen mekanikal
Komponen mekanikal terdiri dari :
1) Air conditioning (AC)
2) Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang
menghubungkan antara peralatan yang ada di switch yard
dengan komponen yang ada di gedung kontrol, maupun yang
menghubungkan komponen yang ada di gedung kontrol.
Bahan Bacaan 2:
Switchyard( switchgear)
Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan tempat peletakan
komponen utama gardu induk. Pemahaman tentang switchgear
pada umumnya adalah jika komponen untama gardu induk
terpasang diarea terbuka yang luas, maka disebut switch yard, jika
komponen utama terpasang diarea terbatas (sempit) dan didalam
gedung, maka disebut switchgear. Sebenarnya yang dimaksud
dengan switchgear adalah peralatan yang ada di switch yard.
Jadi yang dimaksud switch yard adalah nama yang diperuntukkan
bagi gardu konvensional. Sedangkan switchgear, adalah nama yang
diperuntukkan bagi gas Insulated substation (GIS).
218
a) Trafo daya
220
Gambar 4.22 Circuit Breaker (CB)
d) Disconnecting Switch (DS)
Disconnecting switch (DS) adalah peralatan pemisah,
yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam
keadaan tidak berbeban.
Dalam GI, DS terpasang di :
1) Transformator Bay ( TR Bay)
2) Trasformission Line Bay (TL Bay)
3) Busbar
4) Bus Couple
Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan
tidak berban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu
adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS
dioperasikan.
Gambar 4.23 Disconnecting Switch (DS)
e) Lightning Arrester (LA)
222
Lightning Arrester (LA) berfungsi untuk melindungi
(pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih
akibat terjadinya sambaran petir ( Lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching
surge). Dalam kondisi normal (tidak terjadi gangguan), LA
bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan Arus Listrik. Dalam
keadaan terjadi gangguan yang menyebabkan LA bekerja, maka
LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
f) Current Trasformer (CT)
Current Transformer (CT) berfungsi merubah besaran
arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil
besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus
untuk sistem pengukuran dan protksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian prime, yaitu
memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
224
Gambar 4.27 Trafo Pemakaian Sendiri (TPS)
i) Rel (Busbar)
Rel (Busbar) berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan
(connecting) antara trasformator daya, SUTT, SKTT serta
komponen listrik lainnya yang ada pada Switchyard.
E. Rangkuman
Switchgear adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan
tempat peletakan komponen utama gardu induk. Pemahaman tentang
switchgear pada umumnya adalah jika komponen untama gardu induk
226
terpasang diarea terbuka yang luas, maka disebut switch yard, jika
komponen utama terpasang diarea terbatas (sempit) dan didalam
gedung, maka disebut switchgear. Sebenarnya yang dimaksud dengan
switchgear adalah peralatan yang ada di switch yard.
Rel (Busbar) berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan
(connecting) antara trasformator daya, SUTT, SKTT serta komponen
listrik lainnya yang ada pada Switchyard.
F. Tes Formatif
1. Tuliskan komponen sipil dan mekanikal pada switchgear!
2. Jelaskan pengertian switchgear !
3. Dalam sistem switchgear terdapat komponen mekanikal yang terdiri
dari ?
G. Kunci Jawaban
1. Komponen sipil dan mekanikal pada switchgear adalah
a. Pondasi (tempat dudukan)
Peralatan
b. Got Kabel (cable duct)
c. Komponen Sipil gedung
kontrol
d. Komponen mekanikal
228
..................................................................................................................
.....................................................................................
LK 41
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Busbar Pada Gardu Induk
Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
230
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
LK 42
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Spesifikasi Sistem Switchger Pada Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............
A. Tujuan
1) Peserta diklat dapat mengetahui macam macam simbol gambar
pada gardu induk
2) Peserta diklat dapat memahami fungsi simbol simbol pada gambar
gardu induk sistem tenaga listrik
3) Peserta diklat dapat mengetahui dan memahami makna dari simbol
gambar yang digunakan dalam gardu induk sistem tenaga listrik.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kopentensi (IPK) dari mempelajari simbol
simbol gambar rencana gardu induk sistem tenaga adalah mampu
menjelaskan macam macam simbol dan fungsi dari rencana gambar
pada gardu induk sistem tenaga listrik.
C. Uraian Materi
Bahan Bacaan 1:
1. Fungasi dan Pengertian single line Diagram Gardu Induk
Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal
yangmenjelaskan sistem kelistrikan pada gardu induk secara
sederhanasehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi
dari setiap bagianperalatan instalasi yang terpasang, untuk operasi
maupun pemeliharaan
2. Pengertian simbol simbol pada single line diagram
232
Bagan kutub tunggal di gambarkan dengan simbol-simbol yang
mewakilkan bentuk dan fungsi setiap peralatan yang tersedia seperti
dijelaskan sebagai berikut:
234
236
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Memperjelas Simbol-Simbol Gambar Rencana Pada
Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Menganalisis spesifikasi Teknis
Rangkaian Kontrol Pada Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan
ini Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Simbol-Simbol Gambar Rencana Pada
Daya Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara harus menjelaskan Simbol-Simbol Gambar Rencana
Pada Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu memahami Simbol-Simbol
Gambar Rencana Pada Gardu Induk Sistem Tenaga Listrik?
4. Apa sajakah jenis-jenis Simbol-Simbol Gambar Rencana Pada Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-61
E. Rangkuman
Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal
yangmenjelaskan sistem kelistrikan pada gardu induk secara
sederhana sehingga memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi dari
setiap bagian peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi
maupun pemelih
F. Tes Formatif
1. Buatlah contoh gambar rencana pada gardu induk sistem tenaga
listrik!
2. Jelaskan sistem kerja gambar proteksi berikut ini !
238
3. Jelaskan makna simbol berikut !
a. Simbol 1
b. Simbol 2
c. Simbol 3
G. Kunci Jawaban
Jawaban latihan mandiri
1. Jawab : contoh gambar rencana pada instalasi gardu induk sistem
tenaga listrik
2. Jawab :
Merupakan rangkaian proteksi gardu induk yang mempunyai dua
(double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif
untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada
saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu
induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
3. Jawab :
LK - 60
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari mempelajari Simbol-Simbol Gambar Rencana Gardu
Induk Sistem Tenaga Listrik? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
240
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..........................................................................
242
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
BAB 8
Spesifikasi Teknis Peralatan Proteksi Sistem
Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Guru/ peserta Diklat/pelatihan dapat menjelaskan peralatan-
peralatan utama proteksi sistem tenaga listrik.
2. Guru/ peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan peralatan
peralatan penunjang pada proteksi sistem tenaga listrik.
3. Guru/ peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan bentuk dan
spesifikasi dari peralatan utama dan peralatan penunjang dari
proteksi sistem tenaga lsitrik.
C. Uraian Materi
Peralatan Utama Sistem Proteksi
Sistem Proteksi pada jaringan distribusi didukung oleh beberapa
peralatan utama.peralatan utama ini lah yang berfungsi langsung
mengatasi gangguan dan mengisolasi bagian jaringan yang terganggu
dari bagian lain yang masih dapat beroperasi dengan baik. Diagram
peralatan proteksi secara umum ditunjukkan pada Gambar 2.1
244
menentukan besarnya arus yang mengalir ke trafo tersebut.
Kumparan sekundernya dibebani impedansi konstan
dengan syarat tertentu. Fluks inti dan arus yang mengalir
pada rangkaian sekunder akan tergantung pada arus
primer. Trafo ini juga disebut dengan trafo seri.
Trafo arus terdiri atas dua tipe:
a) Tipe wound primary
b) Tipe bar primary
Perbedaan kedua jenis tipe ini dapat dilihat pada Gambar
2.2 berikut:
246
arus, sisi sekunder trafo tengangan dapat diproteksi
dengan fuse.
248
Gambar .2.7 Relai Magnetik
250
kerusakan pada peralatan ( CB dan rangkaian ) pada saat
terjadi gangguan. Contoh Circuit Breaker (CB) dan
kontruksinya ditunjukkan pada Gambar 2.9 dan Gambar
2.10.
252
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker
dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB
dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan
menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer
digunakan sebagai peredam busur api yang timbul
akibat proses switching maupun gangguan.
254
Gambar 2.14 SF6CB ( Sulfur Circuit breaker )
256
Gambar 2.16 Klasifikasi Fuse Menurut Kontruksi Fisik
258
5) Perangkat lunak sistem
Berbagai sistem telah dikembangkan untuk pemanfaatan saluran
telekomunikasi untuk keperluan monitoring dan pengendalian jarak
jauh, salah satunya yang umum digunakan pada sistem distribusi
PLN adalah SCADA ( Supervisory Control and Data Acquisition).
c. Arester
Arister petir disingkat arester, atau sering juga disebut
penangkap petir adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga
listrik terhadap sambaran petir. Ia berlaku sebagai jalan pintas
sekitar isolasi. Arester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh
arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi
pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu aliran arus daya sistem 50 Hz.
Klasifikasi arester
1) Arester dengan celah udara ( Gapped Type surge Arrester)
Merupakan tipe konvensional dimana arester memiliki celah
untuk mencegah terbentukanya busur api pada saat operasi
normal, terdiri atas beberapa tipe : tipe expulsion, tipe spark gap
dan tipe katup
2) Arester tanpa celah (Gappless Type surge arrester)
Merupakan tipe yang banyak digunakan sampai sekarang,
dikembangkan dari material semikonduktor seperti ZnO yang
berfungsi sebagai pengganti celah.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Menganalisis Peralatan Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Menganalisis Peralatan Proteksi
Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan ini Saudara harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Analisis Peralatan Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara Analisis Peralatan Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu melakukan Analisis atau
mengkaji Peralatan Proteksi Sistem Tenaga Listrik ?
4. Apakah sajakah Peralatan Proteksi Sistem Tenaga Listrik yang perlu di
analisis/dikaji? Mengapa?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-21
E. Rangkuman
Instrumen pengukuran adalah peralatan proteksi yang berfungsi
melakukan pembacaan besaran arus dan tegangan dan meneruskan
informasi ini ke relai proteksi. Jika besaran arus dan jaringan pada
jaringan melewati setelan yang telah dipasang pada relai dimana
menandakan terjadinya gangguan, maka relai atau circuit breaker akan
segera memutus dan mengisolasi jaringan yang mengalami gangguan
tersebut. Instrument pengukuran ini dapat berupa trafo arus (current
transformer/CT) dan trafo tegangan (voltage trasformer/VT).
Trafo arus merupakan trafo yang dipergunakan untuk
mentrasformasikan arus atau menurunkan arus besar pada tegangan
tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan
pengukuran dan pengamanan. Kumparan primernya dihubungkan
secara seri dengan beban yang akan diukur atau dikendalikan.
260
Trafo tegangan dalam sistem tiga fasa mengukur tegangan
antara dua konduktor atau tegangan antara satu konduktor dengan
tanah. Trafo tegangan didesain untuk pemakaian pada beban
resistansi tinggi karena itu tidak pernah dihubung singkat pada sisi
sekundernya. Tidak seperti pada trafo arus, sisi sekunder trafo
tengangan dapat diproteksi dengan fuse.
Peralatan pemutus rangkaian adalah peralatan proteksi yang
berfungsi mengisolasi jaringan yang mengalami gangguan. Relai
proteksi, circuit breaker dan fuse
Peralatan penunjang merupakan komponen tambahan yang
tidak terkait langsung dengan pemutusan (perlindungan) terhadap
sistem yang di proteksi. Peralatan penunjang pada sistem proteksi
dapat berupa : suplay DC, saluran telekomunikasi dan arister.
F. Tes Formatif
1. Jelaskan dengan singkat mengapa proteksi dibutuhkan !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Breaking Capacity atau
Repturing Capacitypada sistem proteksi !
3. Jelaskan apa yang dimaksud Slektivitas dan Diskriminasi pada
suatu system proteksi !
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proteksi pendukung (back up
protection) pada suatu sistem proteksi !
5. Sebutkan komponen dasar sistem proteksi !
6. Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung
singkat Breaking capacity atau Repturing Capcity. Selain itu
persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh sistem proteksi ?
G. Kunci Jawaban
Jawaban Soal Mandiri
1. Untuk mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian
yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa, Membatasi kerusakan
peralatan akibat panas yang berkelebihan (overheating) serta
pengarug gaya-gaya mekanik.
2. Kesanggupan untuk menghilangkan gangguan tanpa merusak
peralatan proteksi itu sendiri.
3. Kesanggupan sistem dalam mengisolir gangguan pada bagian yang
mengalami gangguan saja.
4. Suatu sistem perlindungan berlapis yang dirancang apabila proteksi
utama tidak bekerja.
5. Komponen dasar sistem proteksi:
a. Circuti breaker
b. Relay
c. Trafo Arus (CT)
d. Trafo Tegangan (PT)
e. Supply ( Batere)
6. Selain itu peralatan proteksi harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Selektivitas dan Diskriminasi e. Operasi
b. Stabilitas f. Realibilitas (keandalan)
c. Kecepatan g. Proteksi pendukung (back up
protection)
d. Sensitivitas (kepekaan)
LK - 20
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari materi pembelajaran Menganalisis Spesifikasi Teknis
Peralatan Proteksi Sistem Tenaga Listrik? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
262
2. Bagaimana saudara mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..........................................................................
LK 21
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Analisis Peralatan Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
264
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
LK 22
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Analisis Spesifikasi Teknis Peralatan
Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
.............................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
............
BAB 9
Menganalisis Sistem Instalasi Proteksi Sistem
Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan cara instalasi proteksi
transmisi sistem tenaga listrik
2. Peserta diklat/ pelatihan dapat menganalisis gangguan pada
instalasi Proteksi sistem tenaga listrik
3. Peserta diklat /pelatihan dapat menjelaskan elemen pada sistem
proteksi tenaga listrik
266
4. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan penggunaan relay pada
instalasi sistem proteksi tenaga listrik
B. Indikator pencapaian Kopetensi
Indikator pencapaian kopentensi (IPK) dari mempelajai menganalisis
sistem instalasi sistem tenaga listrik adalah dapat menganalisis daya
beban sistem instalasi sistem proteksi tenaga listrik.
C. Uraian Materi
Pengertian Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang
dipasang pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga
listrik sehingga proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer
pengguna listrik dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik
diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan
peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam
kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik maka pekerja
dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi
bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi
gangguan maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja
demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melakukan
perawatan.
Gambar 3.17 Gambar Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Tujuan dari sistem proteksi adalah
268
2) Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan
tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security)
3) Cepat : yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya
2. Elemen proteksi
a. Elemen pembanding
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih
dahulu besaran itu diterima oleh elemen pengindera untuk
membandingkan besaran listrik pada saat keadaan normal
dengan besaran arus kerja relay
b. Elemen pengindra
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran
listrik,seperti arus, tegangan, frekuensi,dan sebagainya
tergantung relai yang dipergunakan.
c. Elemen pengukur
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara
cepat pada besaran ukurnya dan akan segera memberikan
isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.
3. Penggunaan relay pada sistem proteksi
Relay adalah Sebuah alat yang bertugas
menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk kemudian
mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas besaran
yang dideteksinya. Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a. Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus, dideteksi
secara langsung.
b. Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat
bantu misalnya trafo arus/trafo tegangan
270
Gambar 3.18 Kontruksi Relai Kumparan Magnet dan
Kumparan Induksi
272
Relay Differensial pada prinsipnya adalah sama saja dengan
relay arus lebih hanya saja lebih peka karena harus bekerja
terhadap arus yang kecil. Perbedaan dengan relay arus lebih
terletak pada rangkaian listrik yang bertugas mendeteksi arus.
Skema dan gambar fisik relay diferensial ditunjukkan pada
Gambar 3.20
d. Relai Bucholtz
Rele Bucholtz berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang
ditimbulkan oleh loncatan ( bunga ) api dan pemanasan setempat
dalam minyak transformator. Penggunaan rele deteksi gas
(Bucholtz) pada transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan
transformator seperti : arcing, partial discharge, over heating yang
umumnya menghasilkan gas. Bentuk fisik dan relay bucholtz
ditunjukan pada Gambar 3.22.
e. Relay Jansen
Relai Jansen berfungsi untuk mengamankan pengubah tap
(tap changer) dari transformator. Tap changer adalah alat yang
274
terpasang pada trafo berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran
(sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem
masukannya (input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang
terpisah dengan ruang untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar
minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi
gangguan pada sistem tap changer ,digunakan pengaman yang
biasa disebut :RELE JANSEN (bucholznya Tap changer). Jenis
dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk
Trafo: misalnya RS 1000,LF 15,LF 30. Rele jansen dipasang
antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.
Berikut ini bentuk fisik dari relay jensen ditunjukkan pada Gambar
3.23
276
Gambar 3.25 Bentuk Fisik dari Relai Tekan Lebih
h. Relai Impedansi
Relay impedansi disebut juga relay jarak atau impedance
relay atau Distance relay. Disebut relay impedansi karena
mendeteksi impedansi. Disebut relay jarak karena bersifat
mengukur jarak. Rele ini mempunyai beberapa karaktristik seperti
mho, quadralateral, reaktans, dan lain-lain. Sebagai unit proteksi
relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi seperti putt, pott dan
blocking. Jika tidak terdapat teleproteksi maka rele ini berupa step
distance saja.
Prinsip kerja relai impedansi berdasarkan kurvanya seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 3.26
Gamabar 3.26 Kurva Relay Impedansi
278
j. Relai hubung tanah (GFR)
Rele hubung tanah merupakan rele pengaman yang bekerja
karena adanya besaran arus dan terpasang pada jaringan
tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga. Diagram pengaman arus lebih dengan 3
OCR + GFR dapat dilihat pada Gambar 3.28 berikut ini.
l. Relay Suhu
Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari
kerusakan akibat adanya suhu yang berlebihan. Ada 2 macam
relay suhu pada transformator, yaitu :
1) Relay Suhu Minyak
Relay ini dilengkapi dengan sensor yang dipasang pada
minyak isolasi transformator. Pada saat transformator bekerja
memindahkan daya dari sisi primer ke sisi sekunder, maka
akan timbul panas pada minyak isolasi, akibat rugi daya
maupun adanya gangguan pada transformator.
280
Gambar 3.29 Rangakaian relai suhu
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Menganalisis Sistem Instalasi Proteksi Sistem Tenaga
Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Menganalisis Sistem Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan ini Saudara harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Analisis Sistem Instalasi Proteksi
Sistem Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara melakukan Analisis Sistem Instalasi Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu melakukan Analisis Sistem
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
4. Apa sajakah jenis-jenis Sistem Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-31
E. Rangkuman
1. Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi
yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi
tenaga listrik sehingga proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada
konsumer pengguna listrik dengan aman.
2. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan
pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan.
Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka
pengaman-pengaman yang terpasang haurus bekerja demi
mengamankan sistem dan manusia yang sedang melaukukan
perawatan.
3. Relay adalah Sebuah alat yang bertugas menerima/mendeteksi
besaran tertentu untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai
tanggapan (respons) atas besaran yang dideteksinya.
4. Rele Gangguan Tanah Terbatas ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman
transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang
tidak dapat dirasakan oleh RELE differential, yang disambung ke
instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi.
F. Tes Formatif
1. Apa tujuan dari sistem proteksi ?
2. Apa syarat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem proteksi ?
3. Jelaskan ganggu- gangguan pada sistem proteksi sistem tenaga
listrik!
4. Jelaskan elemen elemen pada sistem proteksi sistim tenaga
listrik !
5. Apa fungsi relay pada sistim proteksi sitem tenaga listriuk !
6. Tuliskan dan jelaskan minimal 3 jenis relai !
G. Kunci Jawaban
Jawaban Soal Mandiri
1. Untuk mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi
yang terganggu dari bagian lain yang masih normal dan sekaligus
mengamankan instalasi dari kerusakan atau kerugian yang
lebih besar, serta memberikan informasi / tanda bahwa telah terjadi
gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan membukanya PMT.
282
b) Andal : yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan
tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security)
284
mendeteksi impedansi tapi disebut relay jarak karena bersifat
mengukur jarak.
LK - 30
7. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari materi pembelajaran Menganalisis Sistem Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
10. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
.......................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
......................
11. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru
kejuruan dalam mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
286
..................................................................................................................
..........................................................................
12. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru
kejuruan bahwa saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan?
Jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
........................................................................................
LK 31
5. Apa yang Saudara ketahui tentang Analisis Sistem Instalasi Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
BAB 10
Simbol-Simbol Gambar Rencana pada Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Peserta diklat/pelatihan dapat mengenal simbol-simbol gambar
instalasi proteksi sistem tenaga listrik
2. Peserta diklat dapat menjelaskan simbol-simbol yang digunakan
pada instalasi proteksi sistem tenaga listrik
288
Indikator pencapaian kopentensi (IPK) dari mempelajari
memperjelas simbol-simbol gambar rencana pada instalasi proteksi
sistem tenaga listrik adalah simbol-simbol gambar rencana pada
instalasi proteksi sistem tenaga listrik dapat dijelaskan dengan benar.
C. Uraian Materi
290
10 Peralatan yang berfungsi
Tahanan ( NGR )
untuk menyalurkan tegangan
sistem ke tanah ( membatasi
besarnya arus gangguan
tanah ).
F
7 RELE OVER VOLTAGE ( TEGANGAN
LEBIH) Berfungsi untuk medeteksi
64 gangguan tegangan lebih yang
DA
292
2 TEMPERATURE OIL ( SUHU ) TRIP
Berfungsi untuk medeteksi kenaikan
26 suhu / panas minyak Trafo.
DA
3 TEMPERATURE WINDING ( SUHU )
26 ALARM
Berfungsi untuk medeteksi kenaikan
26 TRIP
Berfungsi untuk medeteksi kenaikan
5 BUCHOLTZ ALARM
Berfungsi untuk medeteksi adanya Gas
96 didalam Trafo.
A
6 BUCHOLTZ TRIP.
Berfungsi untuk medeteksi adanya Gas
96 didalam Trafo.
T
7 RELE PRESSURE TANGKI TRAFO
63 TRIP
Berfungsi untuk medeteksi kenaikan
A-
24
9 RELE PRESSURE TANGKI TAP
T-
24
10 RELE OIL LEVEL MINYAK TRAFO
T3 ALARM .
Berfungsi untuk medeteksi level minyak
3Q Trafo.
-
24
12 RELE DIFFERENTIAL KABEL.
Berfungsi untuk medeteksi gangguan
87 phasa - phasa kabel tanah.
PW
294
13 RELE OVER CURRENT .
Berfungsi untuk medeteksi gangguan
51 phasa - phasa dan phasa - ground
14 GANGGUAN PMT .
Gangguan pada komponen PMT :
52 Motor, AC 3 ph, Udara
F
15 GANGGUAN GAS SF6.
Terjadi gangguan penurunan kebocoran
SF Gas SF6 pada PMT.
6
Simbol simbol huruf rele penghatar 70 KV
Pada tabel berikut ini terdapat simbol-simbol huruf rele
penghantar 70 KV. Dapat kita lihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Simbol-Simbol Huruf Rele Penghantar 70 KV
N Simbol Kegunan/ Fungsi
o
1 RELE DISTANCE.
Berfungsi untuk medeteksi gangguan
44 phasa - phasa
S
2 RELE SELECTIVE GROUND .
Rele Utama berfungsi untuk medeteksi
50 gangguan phasa - ground .
G
3 RELE DIRECTIONAL GROUND .
Rele Cadangan berfungsi untuk
67 medeteksi gangguan phasa - ground .
G
4 RELE RECLOSER.
Berfungsi untuk memasukan kembali
79 PMT, pada saat PMT trip karena adanya
rele bekerja.
5 RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) /
86 FINAL TRIP.
Berfungsi untuk mencegah masuknya
kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .
6 RELE VOLTAGE .
Berfungsi untuk mendeteksi gangguan
64 tegangan menceng.
V
Simbol simbol huruf rele
Pada Tabel 4.6 berikut ini merupakan simbol-simbol huruf
yang digunakan pada rele.
Tabel 4.6 Simbol-Simbol Huruf Rele
N Simbol Kegunaan / Fungsi
o
1 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar,
C
2 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar,
W
3 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar,
S, T
296
4 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar,
L2,
L3
5 Urutan Phasa pada peralatan Bus Bar,
P CT,PT
S CT, PT
T PT
9 Pentanahan ( Grounding )
E,
G
Simbol-simbol huruf relay penyulang 20 kv
Pada Tabel 4.7 berikut merupakan simbol-simbol huruf yang
biasa digunakan pada relay penyulung 20 KV.
Tabel 4.7 Simbol-Simbol Huruf Relay Penyulung 20 KV
N Simbol Kegunaan/ Fungsi
o
1 RELE OVER CURRENT
Berfungsi untuk medeteksi gangguan
F phasa - phasa
51
2 RELE OVER CURRENT GROUND .
G
4 RELE RECLOSER.
Berfungsi untuk memasukan kembali
79 PMT, pada saat PMT trip karena adanya
rele bekerja.
5 RELE LOCK OUT ( PENGUNCI ) /
86 FINAL TRIP.
Berfungsi untuk mencegah masuknya
kembali PMT , pada saat terjadi
gangguan permanen .
6 RELE UNDER FREQUENCY .
Berfungsi untuk mendeteksi gangguan
U Frequensi turun .
F
R
Simbol- simbol huruf rele distance Quadramho
Pada Tabel 4.8 berikut ini merupakan simbol-simbol huruf
yang biasa digunakan pada distance Quadramho
Tabel 4.8 Simbol-Simbol Huruf Rele Distance Quadramho
N Simbol Kegunaan / Fungsi
o
1 Gangguan phasa A, B, C satu
A,B,C phasa ketanah - Zone 1.
298
2 Gangguan phasa AB, BC, CA phasa
AB,BC, - phasa - Zone 1.
CA
3 Gangguan phasa A, B, C satu
A,B,C phasa ketanah - Zone 2.
+ Z2
4 Gangguan phasa AB, BC, CA phasa
AB,BC, - phasa - Zone 2.
CA +
Z2
5 Gangguan phasa A, B, C satu
A,B,C + phasa ketanah - Zone 3.
Z3
6 Gangguan phasa AB, BC, CA phasa
AB,BC,C - phasa - Zone 3.
A + Z3
7 Rele bekerja dengan bantuan Carrier
AIDED / PLC .
TRIP
8 Rele bekerja karena adanya
SOTF Ground .
LED
MERA
H
ATAS
2 Rele bekerja dengan Tunda Waktu.
LED
MERA
H
TENG
AH
3 Rele bekerja hanya start ( Tidak Trip )
LED
HIJAU
BAW
AH
Simbol simbol huruf over current ABB SPAJ 140 C
Pada Tabel 4.10 berikut ini merupakan simbol-simbol huruf
yang digunakan pada Over Current ABB SPAJ 140 C.
Tabel 4.10 Simbol-Simbol Huruf Over Current ABB-SPAJ 140 C
N Simbol Kegunaan / Fungsi
o
300
1 Rele bekerja ( strat ) pada phasa R.
LED
KUNING
-IL1
2 Rele bekerja ( strat ) pada phasa S.
LED
KUNING
-IL2
3 Rele bekerja ( strat ) pada phasa T.
LED
KUNING
-IL3
4 Rele bekerja ( strat ) pada N.
LED
KUNING
-IL0
5 Rele bekerja ( strat ) dengan tunda
DISPLA waktu .
Y
MERAH
-1
6 Rele bekerja dengan tunda waktu .
DISPLA
Y
MERAH
-2
7 Rele bekerja start tanpa tunda waktu
DISPLA
Y
MERAH
-3
8 Rele bekerja tanpa tunda waktu
DISPLA
Y
MERAH
-4
9 Rele bekerja tanpa tunda waktu
LED
MERAH
- TRIP
10 Rele bekerja ( strat ) pada phasa R
LED
KUNING
-IL1
11 Rele bekerja ( strat ) pada phasa S
LED
KUNING
-IL2
12 Rele bekerja ( strat ) pada phasa T.
LED
KUNING
-IL3
13 Rele bekerja ( strat ) pada N.
LED
KUNING
-IL0
302
14 Rele bekerja ( strat ) dengan tunda
DISPLA waktu .
Y
MERAH
-1
15 Rele bekerja dengan tunda waktu .
DISPLA
Y
MERAH
-2
16 Rele bekerja start tanpa tunda waktu
DISPLA .
Y
MERAH
-3
17 Rele bekerja tanpa tunda waktu
DISPLA
Y
MERAH
-4
18 Indikasi Rele bekerja / Trip .
LED
MERAH
- TRIP
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Memperjelas Simbol Simbol Gambar Rencana Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Memperjelas Simbol-Simbol
Gambar Rencana Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan ini
Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui Simbol-Simbol Gambar Rencana Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
2. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu memahami Simbol-Simbol
Gambar Rencana Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut saudara apa saja Simbol-Simbol Gambar Rencana Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
E. Rangkuman
Diagram segaris adalah suatu diagram yang menunjukkan suatu
garis tunggal dan lambang lambang standar saluran trasmisi dan
peralatan peralatan yang berhubungan dengan sistem listrik.
Kegunaan diagram garis adalah untuk memberikan informasi yang
berarti mengenai satu sistem
F. Tes Formatif
4. Buatlah contoh gambar rencana pada instalasi proteksi sistem
tenaga listrik
5. Jelaskan prinsip kerja gambar proteksi berikut ini !
304
e. Simbol 2
f. Simbol 3
G. Kunci Jawaban
Jawaban latihan mandiri
4. Jawab : contoh gambar rencana pada instalasi proteksi sistem
tenaga listrik
5. Jawab :
Merupakan rangkaian proteksi gardu induk yang mempunyai dua
(double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif
untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada
saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu
induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
6. Jawab :
LEMBAR KERJA KB-4
LK - 40
7. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari materi pembelajaran Memperjelas Simbol-Simbol Gambar
Rencana Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
306
9. Ada berapa dokumen bahan bacaan yang ada di dalam Materi
pembelajaran ini? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
.....................................................................................
10. Apa topik yang akan saudara pelajari di materi pembelajaran ini?
Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
.......................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
......................
11. Apa kompetensi yang seharusnya dicapai oleh saudara sebagai guru
kejuruan dalam mempelajari materi pembelajaran ini? Jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..........................................................................
12. Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru
kejuruan bahwa saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan?
Jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
........................................................................................
LK 41
4. Apa yang Saudara ketahui Simbol-Simbol Gambar Rencana Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
308
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
BAB 11
Teknik-Teknik Pemasangan Pada Instalasi Proteksi
Sistem Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Peserta diklat/ pelatihan dapat menjelaskan jenis-jenis
pemasangan alat proteksi otomatis pada instalasi sistem tenag
listrik
2. Peserta diklat dapat menjelaskan teknik penerapan proteksi
transmisi pada sistem tenaga listrik
3. Peserta diklat dapat menjelaskan teknik pencegahan gangguan
pada pemasangan instalasi proteksi sistem tenaga listrik.
C. Uraian Materi
310
Gambar 5.30. Bentuk fisik RCD 1 Fasa
312
Prinsip kerja pengaman/proteksi otomatis untuk sistem tiga fasa
dapat dijelaskan sebagai berikut (perhatikan skema diagram
Gambar 5.33) :
Bila tidak ada arus bocor (ke tanah atau tubuh manusia) maka
jumlah resultan arus yang mengalir dalam keempat penghantar
sama dengan nol, sehingga trafo arus (CT) tidak mengalami induksi
dan trigger elektromagnet tidak aktif. Dalam hal ini tidak terjadi apa-
apa dalam sistem. Namun sebaliknya, bila ada arus bocor, maka
jumlah resultan arus tidak sama dengan nol, maka trafo arus (CT)
menginduksikan tegangan dan mengaktifkan trigger sehingga alat
pemutus daya ini bekerja memutuskan beban dari sumber
(jaringan).
Gambar 5.34 dan Gambar 5.35 memperlihatkan pemakaian
CRD atau ELCB. Bila pengamanan untuk satu jenis beban saja
maka RCD dipasang pada saluran masukan alat saja. Bila
pengamanan untuk semua alat/beban dan saluran maka alat
pengaman dipasang pada sisi masukan/sumber semua beban.
Mana yang terbaik, tergantung dari apa yang diinginkan. Kalau
keinginan pengamanan untuk semua rangkaian maka Gambar 5.35
yang dipilih. Namun perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya
karena semakin besar kapasitas arus yang harus dilayani maka
harga alat akan semakin mahal pula walaupun dengan batas arus
keamanan (bocor) yang sama.
Gambar 5.34 Pemasangan ELCB pada beban ( proteksi lokal)
314
arus lebih rendah, yaitu DIn =10 mA. Untuk pengamanan terhadap
kebakaran (proteksi terpusat) dipasang dengan DIn= 500 mA.
316
e) Prosedur keselamatan kusus
1) Prosedur Lockout/Tagout
Prosedur ini merupakan prosedur keselamatan khusus yang
diperlukan ketika bekerja untuk melakukan
pemeliharaan/perbaikan pada sistem instalasi dan peralatan
listrik secara aman.
2) Tujuan
- Mencegah adanya release baik secara elektrik maupun
mekanik yang tidak disengaja yang membahayakan orang
yang sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan dan atau
perbaikan,
- Memisahkan/memutuskan dari aliran listrik.
3) Langkah- langkah prosedur
- Buat rencana lockout/tagout
- Beri tahu operator dan pengguna lainnya rencana pemutusan
aliran listrik
- Putuskan aliran pada titik yang tepa
- Periksa apakah tim/pekerja telah menggantungkan label
(padlocks) tanda perbaikan pada titik lockout
- Letakkan tulisan perhatian pada titik lockout
- Lepaskan energi sisa/tersimpan (seperti pada baterai,
kapasitor, per dan sebagainya)
- Pastikan bahwa peralatan/sistem tidak beraliran listrik
- Semua anggota tim/pekerja mengambil label (padlock)-nya
kembali setelah pekerjaan selesai.
Bahan Bacaan 2:
Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi
tenaga listrik. Namun, untuk pemasangannya hanya berada di gardu
induk. Pemasangannya pada saluran masuk ke gardu induk dan di
saluran keluar gardu induk. Jika jaringan transmisis terjadi gangguan
maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan
maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah
dipasang di atas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat
fasa dari sambaran petir, sehingga pemasanggannya berada diseluruh
jaringan transmisi tenaga listrik. Wearing diagram jaringan transmisi
ditunjukkan pada Gambar 5.38
318
4) Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi
peralatan transmisi dan penangkal petir (arrester)
5) Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki
menara sekecil mungkin serta selalu mengadakan pengecekan
6) Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh
dan mengurangi atau menghindarkan sebab-sebab gangguan
karena hubungsingkat dan sambaran petir
7) Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku
8) Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan
membuat prosedur tata cara operasional (Standar Operational
Procedur) dan membuat jadwal pemeliharaan yang rutin
9) Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk
melindungi terhadap sambaran petir
10)Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah
kerusakan pada peralatan akibat sambaran petir.
b) Usaha mengurangi kerusakan akibat gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan,
antara lain sebagai berikut:
1) Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan
memakai pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas
pemutusan yang memadai yang diperintah otomatis oleh relay
proteksi.
2) Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus
dipisahkan dari sistem tidak akan menganggu operasi sistem
secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke jaringan
distribusi tidak terganggu.
3) Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan,
yaitu dengan memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat
dan karakteristik kestabilan generator memadai.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Memperjelas Teknik-Teknik Pemasangan Pada Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Memeperjelas Teknik-Teknik
Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan
ini Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Teknik-Teknik Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
2. Untuk apa Saudara mempelajari Teknik-Teknik Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu memahami Teknik-Teknik
Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
4. Apa sajakah Teknik-Teknik Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-51
E. Rangkuman
Jenis-jenis alat proteksi yang banyak dipakai, antara lain adalah:
Residual Current Device (RCD), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
dan Ground Fault Circuit Interruptor (GFCI).
pengamanan atau proteksi peralatan listrik portabel dibedakan
menjadi dua kelas, yaitu Alat Kelas I dan Kelas II. Kelas I adalah alat
listrik yang pengamanan terhadap sengatan listrik menggunakan
saluran pentanahan (grounding). Kelas II adalah alat listrik yang
mempunyai isolasi ganda, di mana selungkup atau bagian-bagian yang
tersentuh dalam pemakaiannya terbuat dari bahan isolasi.
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting
dilaksanakan karena jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari
energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi dan seterusnya sampai
ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik maka
energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan
bertujuan untuk mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan
penyaluran energi listrik
F. Tes Formatif
1. Tuliskan arti dari Iin, Iout , IR1, IR2, Min, Mout pada sebuah skema
diagram RDC 1 fasa dan jelaskan prinsip kerjanya!
320
2. Gambarkanlah skema diagram RDC 1 fasa sesuai dengan prinsip
kerjanya. !
3. Jelaskan prinsip kerja dari ELCB pada sistem proteksi Listrik.!
4. Jelaskan langkah langkah penyelamatan khusus pada sistem
proteksi!
5. Buatlah gambar skema pemasangan relai untuk proteksi arus lebih
pada jaringan transmisi di sebuah gardu induk !
G. Kunci Jawaban
1. Iin : arus masuk
Iout : arus keluar
IR1 : arus resudual yang mengalir ke tubuh
IR2 : arus resudual yang mengalir ke tanah
Min : medan Magnet yang dibangkitkan oleh arus masuk
Mout : medan magnet yang dibangkitkan oleh arus keluar.
Dalam keadaan terjadi arus bocor, maka arus keluar lebih kecil dari
arus masuk, Iout < Iin dan arus residu mengalir keluar setelah
melalui tubuh manusia atau tanah. Karena Iin>Iout maka Min>Mout,
akibatnya akan timbul ggl induksi pada coil yang dibelitkan pada
toroida sehingga ggl induksi mengaktifkan peralatan pemutus
rangkaian.
2. Jawab : skema diagram RDC 1 fasa
3. Jawab : Jawab Bila tidak ada arus bocor (ke tanah atau tubuh
manusia) maka jumlah resultan arus yang mengalir dalam keempat
penghantar sama dengan nol. Sehingga trafo arus (CT) tidak
mengalami induksi dan trigger elektromagnet tidak aktif
4. Jawab :
a) Buat rencana lockout/tagout
b) Beri tahu operator dan pengguna lainnya rencana pemutusan
aliran listrik
c) Putuskan aliran pada titik yang tepa
d) Periksa apakah tim/pekerja telah menggantungkan label
(padlocks) tanda perbaikan pada titik lockout
e) Letakkan tulisan perhatian pada titik lockout
f) Lepaskan energi sisa/tersimpan (seperti pada baterai, kapasitor,
per dan sebagainya)
g) Pastikan bahwa peralatan/sistem tidak beraliran listrik
h) Semua anggota tim/pekerja mengambil label (padlock)-nya
kembali setelah pekerjaan selesai.
5. gambar skema pemasangan relai untuk proteksi arus lebih pada
jaringan transmisi disebuah gardu induk
LK - 50
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari materi Memperjelas Teknik-Teknik Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik? Sebutkan!
322
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
324
..................................................................................................................
..................................................................................................................
........................................................................................
LK 51
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Teknik-Teknik Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
326
BAB 12
Menggunakan Peralatan Kerja Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik
A. Tujuan
1. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja
perlatan instalasi proteksi sistem tenaga listrik
2. Peserta diklat dapat menjelaskan peralatan peralatan yang
digunakan pada instalasi proteksi sistem tenaga listrik.
3. Peserta diklat/pelatihan dapat menjelaskan spesifikasi peralatan
yang digunakan pada instalasi sistem tenaga listrik.
C. Uraian Materi
I1 N
juga 5 A. Sedangkan rasio tarsformasi teraan KN= diberikan
I2 N
dalam bentuk fraksi 1000 A/ 5 A.
Pada saat memasang trafo arus, harus memperhatikan arah arus.
Untuk maksud ini, terminal sisi primer yang ditandai tanda K (ke
sisi pusat pembangkit) dan yang ditandai dengan L (ke sisi
saluran). Berkaitan dengan sisi primer, terminal pada sisi sekunder
ditandai k dan l.
Trafo arus didesain untuk pemakaian pada beban dengan resisitansi
yang sangat rendah, dan tidak pernah dioperasikan dengan kondisi
rangkaian terbuka pada sisi sekundernya. Dalam pemakaiannya,
dikenal trafo arus untuk instrumen pengukuran (dilabelkan dengan
M) dan trafo arus untuk keperluan proteksi (diberi label P).
Deviasi arus sekunder CT dari nilai setnya dalam persen disebut
kesalahan arus F1 , yang di definisikan sebagai berikut:
I . K I
F1= 2 N 1 x 100
I1
I 1 = arus primer dalam A
I 1 = arus sekunder dalam A
K N = rasio teraan transformasi dari CT
328
Sebagai catatan, karena hambatan ammeter sangat rendah
maka trafo arus secara normalanya bekerja short circuit. Jadi perlu
diingat bahwa trafo arus tidak boleh dioperasikan dalam kondisi
rangkaian terbuka (open circuit) pada sisi sekundernya. Jika ini
terjadi maka akan terjadi fluks abnormal yang sangat besar pada
sisi primer yang menghasilkan rugi inti yang berlebihan yang diikuti
dengan pemanasan dan tegangan yang tinggi melewati terminal
sekunder.
c. Spesifikasi CT
1) Rating arus primer
2) Rating arus sekunder
a) 5A : biasanya digunakan pada relai elektromekanis
b) 1A : digunakan pada relai statis yang lebih sensiktif terhadap
arus kecil
3) Rasio transformasi, eg 400/200/1 or 800/5
4) Kelas akurasi
Berdasarkan spesifikasi di atas, terdapat 2 tipe CT:
1) P class CT : biasanya digunakan pada peralatan proteksi dengan
respon waktu tidak terlalu kritikal. Contoh : spesifikasi CT : 5P
100 F20
Maksudnya untuk 20 kali trafo arus normal output ke beban ,
menghasilkan 100 V, pada sisi sekunder Trafo, error yang
dihasilkan tidak lebih dari 5 %.
2) PL class CT: digunakan untuk peralatan proteksi dengan
kecepatan operasi tinggi dengan memperhitungkan aspek
transient. Contoh spesifikasi : 0.1PL200R3.0. Maksudnya
tahanan sekunder kurang dari 3,0 ohm pada 75%C tegangan
knee point 200V dan arus magnetisasi pada tegangan knee point
voltage adalah 0,1 A. Tegangan knee point adalah tegangan
dimana kenaikan 10% pada tegangan magnetisnya
menyebabkan kenaikan 50% pada arus magnetisasi.
Gambar 6.39 CT Magnetising Characteristic for 0.1PL200R2.0
Rangkaian ekuivalen CT
330
Gambar 6.41 karaktristik CT Pengukuran dan CT Proteksi
a) Fungsi VT
1) Mentrasformasikan tegangan tinggi ke rendah yang sesuai
kebutuhan relai.
2) Mengisolasi peralatan proteksi dari system tegangan tinggi.
3) Menentukan rating tegangan untuk relai.
b) Prinsip Kerja VT
Transformator tegangan digunakan untuk merubah besaran
tegangan primer menjadi tegangan yang lebih kecil sesuai dengan
perbandingan lilitannya. Dengan mengetahui N1 dan N2 ,
membaca tegangan V2 serta menganggap transformator ini ideal
maka tegangan V 1 adalah :
N
V 1= 1 V 2
N2
Ttegangan sekunder trafo dari nilai settingnya (set value) dalam
persen disebut kesalahan tegangan (voltage errors)
U . K U 1
F U . F u= 2 N x 100
U1
U 1= tegangan primer dalam V
U 2= tegangan sekunder dalam V
K N = rasio transformasi teraan trafo tegangan
c) Rangkaian Ekuivalen
Rangkaian ekuivalen VT/CT ditunjukan pada Gambar 6.42 berikut.
Bahan Bacaan 3:
Relay
332
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang
terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang
menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan
Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
a) Fungsi relai
1) Secara umum relai berfungsi memberikan intruksi kepada
rangkaian pemutus (circuit breaker/ CB) untuk mengisolasi
sistem yang mengalami gangguan.
2) Secara khusus, fungsi masing-masing relai tergantung kepada
karaktristik dan besaran input yang mempengaruhi kerja relai
misalnya:
- Relai arus lebih ( Over Current Relai/ OCR) berfungsi
melindungi sistem dari gangguan arus lebih.
- Relai impedansi berfungsi melindungi sistem dari gangguan
yang terkait dengan perubahan impedansi saluran
- Relai jarak berfungsi melindungi sistem dari gangguan
berdasarkan besaran jarak tertentu yang disetting pada relay.
b) Prinsip kerja relai dapat kita lihat pada Tabel 6.11 berikut:
Tabel 6. 11 Prinsip Kerja Relai
Prinsip Kerja Relai Gambar
1) Tipe Plunger
Bila kumparan diberi arus
melebihi nilai puncaknya maka
plunger akan bergerak keatas dan
terjadi penutupan kontak
2) Tipe Hinged Armature
Bila kumparan diberi arus maka
lengan akan tertarik sehingga ujung
lengan yang lain menggerakkan
kontak. Gaya elektromagnetik juga
sebanding dengan kuadrat arus
kumparan . tipe ini banyakl
digunakan sebagai relai bantu
karena mempunyai kontak yang
banyak dan kontaknya mempunyai
kapasitas pemutusan arus yang
lebih besar.
3) Tipe Tuas Seimbang (balance
beam)
Tipe ini terdiri dari dua kumparan,
yaitu kumparan kerja dan dalam
keadaan seimbang dimana gaya
pegas diabaikan maka I1 / I2 = K
( Konstant). Bila I1/ I2 lebih besar
dari K maka relai akan menutup
kontak. Bila I1/I2 lebih kecil dari K
maka relai akan membuka kontak.
Tipe ini banyak digunakan sebagai
relai diferensial dan relai jarak.
4) Shaded Pole Induction Disk
Terjadi antara Fluk dengan Fluk.
Kedua fluk ini akan mengendalikan
arus pusar pada piringan, karena
kontak gerak dipasang pada poros
maka kontak akan menutup.
334
5) Tipe watimktrik (KWH)
Interaksi antara fluk U dan L
terhadap fluks yang diperoleh dari
arus pusar yang diinduksikan pada
piringan akan menggerakkan
piringan untuk berputar. Putaran ini
akan menutup kontak .
6) Induction Cup
Prinsipnya sama seperti motor
induksi terdapat rotor berbentuk
silinder yang ditengahnya inti
magnetik sehingga silinder tersebut
dapat berputar pada silinder
dipasang kontak gerak dan dapat
menutup kontak gerak ke kiri atau
ke kanan
336
dua kutub yang berlawanan disuplai oleh tegangan (polarizing quantity
= reference quantity), kutub yang lain disuplai dengan arus. Non
directional unit tidak akan bekerja (energised) jika kontak directional
unit tidak menutup (closed). Torka yang menggerakkan relai
dinyatakan: T = VI cos (-) - K dimana phi : sudut antara tegangan
dan arus K : torka lawan ( Pegas dan gesekan ).
I < K1/ K3 .
- Merupakan overcurrent relai dengan directional restaint.
3) Mho
- K 1=0, K 2 negatif, sehingga T = K 3 VI cos( )K 2 V 2 , K
diabaikan
- Torka kerja didasrkan kepada elemen V-I, daya lawan
dipengaruhi oleh tegangan.
- Relai beroperasi jika : K 2 V 2 < K 2 VIcos ( ) , sehingga Z <
K 3 VIcos ( ) / K 2
338
f) Diferential Relays
1) Bekerja jika perbeaan vektor antara 2 atau lebih bersama elektrik
yang sama melebihi nilai yang telah ditentukan ( misalnya dua
besaran dengan pergeseran fasa)
2) Current differential type (current balance)
g) Circuit Breaker
Fungsi
1) Memutus rangkaian jika terjadi gangguan pada saluran yang
diproteksi
2) Mencegah terjadinya busur api atau flashover pada saat
pemutusan rangkaian
3) Dapat berfungsi sebagai sakelar sekaligus pengaman arus lebih
dan overload.
Prinsip Kerja
340
Gambar 6.46 Prinsip Kerja Circuit Breaker
342
Pada dasarnya terdapat dua tipe kontak yaitu thermal dan
magnetik kontak.
Thermal kontak digunakan oleh bimetal yang sensitif
terhadap panas. Pada saat arus gangguan yang melewati kontak
melebihi arus rating CB maka bimetal akan memuai dan
melengkung sehingga menggerakkan trip bar dan menarik tuas
pengunci (Lutch) pada kontak. Dengan demikian kontak akan
terlepas dan saluran yang terganggu akan diputus dari jaringan.
Thermal kontak biasanya bekerja jika terjadi gangguan
overload, karena karakteristiknya yang membutuhkan waktu
tunda kerja.
Magnetik kontak digerakkan oleh elemen magnetis yang
dipengaruhi besar arus yang mengalir. Pada saat besae arus
yang mengalir pada CB melebihi arus rating maka elemen
magnetik akan terinduksi dan menghasilakan gaya magnetik
yang menggerakkan trip bar dan menarik tuas pengunci pada
kontak dan saluran akan terputus. Magnetik kontak akan bekerja
jika terjadi gangguan hubung singkat, disebabkan oleh
responnya yang cepat dan instantenous.
Kelemahan dari CB adalah kemungkinan terjadinya bunga
api saat kontak melepaskan saluran yang terganggu. Untuk
menghindari hal ini maka CB dirancang dengan mengguanakan
medium pemutus dari bahan isolator yang memiliki kemampuan
pemutusan berbeda-beda. Kemampuan pemutusan medium
pemutus akan semakin tinggi jika bahan isolasinya semakin baik.
Bahan isolator yang digunakan mulai dari kemampuan rendah
ketinggi antara lain: medium udara (air), minyak (oil), dan gas
SF6 dan Vakum.
Karaktristik kerja CB
Karaktristik kerja CB digambarkan dengan kurva arus dan
response waktu. Sesuai dengan fungsinya maka karaktristik CB
ini dapat dinyatakan sebagai karaktristik overload dan hubung
singkat. Untuk karaktristik overload maka CB akan bekerja pada
tundaan waktu tertentu untuk rating arus overload. Untuk arus
gangguan hubung singkat yang biasanya lebih besar beberapa
kali dari arus overload maka karaktristik CB harus dapat
merespon dengan waktu tunda yang lebih singkat daripada
kondisi overload bahkan instantenous untuk arus sangat besar.
h) Fuse
1) Fungsi
- Memutus rangkaian jika terjadi gangguan hubung singkat
pada saluran yang siproteksi
- Mengisolasi saluran yang mengalami gangguan dari
saluran yang beroperasi normal
- Tidak dapat berfungsi sebagai sakelar maupun pengaman
overload kecuali didesain khusus ( tipe dual element)
2) Prinsip kerja
- Non Time Delay Fuse
Non time delay fuse digunakan untuk pengaman arus
hubung singkat berupa tundaan waktu sehingga kerjanya
instantenous. Fuse ini terdiri atas satu elemen yang akan
melebur jika dilewati arus melebihi ratingnya, dengan
meleburnya elemen ini maka arus hubung singkat ke
saluran yang terganggu akan terputus.
- Dual element fuse
Dual element fude didesain khusus untuk dapat
beroperasi pada kondisi hubung singkat maupun kondisi
overload. Fuse ini memiliki satu elemen yang bekerja
pada saat hubung singkat dan elemen lainya bekerja pada
saat overload terjadi. Meleburnya overload terjadi dengan
tundaan waktu pada saat arus overload mengalir pada
344
saluran. Sedangkan elemen hubung singkat akan melebur
tanpa tundaan waktu (instantaneous) untuk arus yang
sangat besar.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1. Menggunakan Peralatan Kerja Pemasanagan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Saudara akan mendiskusikan bagaimana Menggunakan Peralatan Kerja
Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik. Untuk kegiatan
ini Saudara harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Peralatan Kerja Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
2. Mengapa Saudara harus mengetahui Peralatan Kerja Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
3. Menurut pendapat Saudara mengapa perlu memahami Peralatan Kerja
Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
4. Apa sajakah Peralatan Kerja Pemasangan Pada Instalasi Proteksi Sistem
Tenaga Listrik?
Saudara dapat menuliskan jawaban dengan menggunakan LK-61
E. Rangkuman
1. Fungsi CT diantaranya adalah Memberikan sinyal ke relai yang
proposional dengan besar arus yang mengalir pada peralatan yang
dilindungi, mengurangi besar arus terukur ke level yang dapat
ditangani peralatan proteksi dan mengisolasi sisi tegangan rendah
peralatan proteksi dari sisi tegangan tinggi
2. CT pengukuran dipergunakan untuk memperoleh trasformasi
pengukuran yang presisi dengan besar arus sekunder CT
sebanding dengan rasio trasformasinya. Sedangkan CT proteksi
dipergunakan untuk melindungi peralatan proteksi yang hanya
mampu bekerja dengan arus rendah. Oleh karena itu maka kurva
saturasi arus magnetisasi pada CT pengukuran akan memiliki
daerah knee point yang lebih tajam daripada CT proteksi
3. Funsi VT diantaranya adalah Mentrasformasikan tegangan tinggi ke
rendah yang sesuai kebutuhan relai, mengisolasi peralatan proteksi
dari system tegangan tinggi dan menentukan rating tegangan untuk
relai.
4. Fungsi relai Secara umum relai berfungsi memberikan intruksi
kepada rangkaian pemutus (circuit breaker/ CB) untuk mengisolasi
sistem yang mengalami gangguan.
5. Fungsi Circuit Breaker adalah Memutus rangkaian jika terjadi
gangguan pada saluran yang diproteksi, mencegah terjadinya busur
api atau flashover pada saat pemutusan rangkaian dan Dapat
berfungsi sebagai sakelar sekaligus pengaman arus lebih dan
overload.
6. Karaktristik kerja CB digambarkan dengan kurva arus dan response
waktu. Sesuai dengan fungsinya maka karaktristik CB ini dapat
dinyatakan sebagai karaktristik overload dan hubung singkat. Untuk
karaktristik overload maka CB akan bekerja pada tundaan waktu
tertentu untuk rating arus overload. Untuk arus gangguan hubung
singkat yang biasanya lebih besar beberapa kali dari arus overload
maka karaktristik CB harus dapat merespon dengan waktu tunda
yang lebih singkat daripada kondisi overload bahkan instantenous
untuk arus sangat besar.
F. Tes Formatif
1. Jelaskan prinsip kerja CT (current Transformator)!
2. Apa perbedaan CT pengukuran dengan CT proteksi !
3. Jelaskan prinsip kerja VT ( Voltage Trasformator) !
4. Tuliskan komponen dasar rangkaian elektronik ( unit dasar ) dari
relai statik!
5. Apa kelemahan dari CB Circuit Breaker !
G. Kunci Jawaban
1. Transformator arus ( current tarsformer/ CT) dibuat seperti trafo
satu fasa, arus secara langsung akan mengalir melalui sisi primer.
Menurut standar, arus standar pada sisi sekunder adalah 1 A atau
346
I1 N
juga 5 A. Sedangkan rasio tarsformasi teraan KN= diberikan
I2 N
dalam bentuk fraksi 1000 A/ 5 A.
2. CT pengukuran dipergunakan untuk memperoleh trasformasi
pengukuran yang presisi dengan besar arus sekunder CT
sebanding dengan rasio trasformasinya. Sedangkan CT proteksi
dipergunakan untuk melindungi peralatan proteksi yang hanya
mampu bekerja dengan arus rendah.
3. Transformator tegangan digunakan untuk merubah besaran
tegangan primer menjadi tegangan yang lebih kecil sesuai dengan
perbandingan lilitannya. Dengan mengetahui N1 dan N2 ,
membaca tegangan V 2 serta menganggap transformator ini ideal
4. Komponen dasar rangkaian elektronik ( unit dasar ) dari relai statik
ini adalah :
a) Sirkuit input (biasanya intermediate ct)
b) Rectifier / penyearah
c) Level detector
d) Timer / integrator
e) Polarity detector
f) Comparator
5. Kelemahan dari CB adalah kemungkinan terjadinya bunga api saat
kontak melepaskan saluran yang terganggu. Untuk menghindari hal
ini maka CB dirancang dengan mengguanakan medium pemutus
dari bahan isolator yang memiliki kemampuan pemutusan berbeda-
beda. Kemampuan pemutusan medium pemutus akan semakin
tinggi jika bahan isolasinya semakin baik.
LK - 60
1. Apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan oleh guru kejuruan sebelum
mempelajari mempelajari Peralatan Kerja Pemasangan Pada Instalasi
Proteksi Sistem Tenaga Listrik? Sebutkan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
...............................................................
348
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
.......................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
......................
LK 61
1. Apa yang Saudara ketahui tentang Peralatan Kerja Pemasangan Pada
Instalasi Proteksi Sistem Tenaga Listrik?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.........................................................................................................................
350
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PENUTUP
BAB 13
PERTIMBANGAN TEKNIK YANG BERKAITAN
DENGAN PERENCANAAN JARINGAN
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
A. Tujuan
Setelah mengikuti menyelesaikan kegian-kegiatan belajar dari modul ini,
diharapkan peserta diklat memiliki spesifikasi kinerja sebagai berikut : mampu
melakukan perhitungan teknis yang berkaitan dengan perencanaan jaringan
distribusi tenaga listrik.
352
C. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial
dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat.
Perencanaan diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan
sistem distribusi yang harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan layak
ditinjau dari segi investasi.
Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan
pendekatan yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu
pola pelayanan yang optimal. Perencanaan yang sistemik tersebut akan
memberikan sejumlah proposal alternatif yang dapat mengkaji akibatnya yang
secara langsung berhubungan dengan aspek keandalan dan ekonomis.
Tujuan umum perencanaan sistem distribusi ini adalah untuk mendapatkan
suatu fleksibilitas pelayanan optimum yang mampu dengan cepat
mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan energi elektrik dan kerapatan beban
yang harus dilayani. Adapun faktor-faktor lain yang dapat menjadi input terkait
dalam perencanaan sistem distribusi ini antara lain adalah : pola penggunaan
lahan pada regional tertentu, faktor ekologi dan faktor geografi. Perencanaan
sistem distribusi ini harus mampu memberikan gambaran besarnya beban
pada lokasi geografis tertentu, sehingga dapat ditentukan dengan baik letak
dan kapasitas gardu-gardu distribusi yang akan melayani areal beban tersebut
dengan mempertimbangkan minimisasi susut energi dan investasi konstruksi,
tanpa mengurangi kriteria, teknis yang diperlukan.
Perencanaan sistem distribusi ini dapat dilakukan dalam perioda jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka panjang
harus selalu diatualisasi dan dikoordinasikan dengan perencanaan jangka
menengah dan dikoreksi oleh perkembangan jaringan distribusi kondisi
eksisting.Efektifitas perencanaan sistem distribusi ini makin diperlukan bula
dikaitkan dengan makin tingginya investasi terhadap energi, peralatan dan
tenaga kerja. Di samping itu perencanaan yang baik akan memberikan
kontribusi besar terhadap pengembangan sistem distribusi. Kondisi ini
disebabkan pada kenyataan sistem distribusi merupakan ujung tombak dari
pelayanan energi listrik karena langsung berhubungan dengan konsumen
sehingga adanya gangguan pada sisi distribusi akan berakibat langsung pada
konsumen. Sedangkan adanya gangguan pada sisi transmisi ataupun sisi
pembangkit belum tentu menyebabkan terjadinya proses interupsi disisi
konsumen.
Perencanaan sistem distribusi dimulai dari sisi konsumen. Pola kebutuhan,
tipe dan faktor beban dan karakteristik beban yang dilayani akan menentukan
tipe sistem distribusi yang akan dipakai. Kelompok-kelompok beban tersebut
akan dilayani oleh jaringan sekunder. Sekelompok jaringan sekunder ini akan
dilayani oleh trafo-trafo distribusi yang selanjutnya sejumlah trafo ini akan
memberikan gambaran pembebanan pada jaringan primer. Jaringan distribusi
ini akan mendapat masukan energi dari trafo-trafo gardu induk. Sistem beban
pada jaringan distribusi ini akan menentukan pula lintasan dan kapasitas
saluran distribusi. Dengan demikian setiap langkah proses perencanaan
sistem distribusi merupakan input bagi langkah proses berikutnya.
Perencanaan sistem distribusi dapat dibagi dalam beberapa subproblem yang
masing-masinng subproblem tersebut dapat ditangani dengan metoda-metoda
tertentu. Secara umum, metoda-metoda perencanaan sistem distribusi
didasarkan pada minimisasi investasi pada jaringan subtransmisi, gardu
induk, jaringan primer serta minimisasi susut energi akan trjadi pada sistem
distribusi tersebut.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka perancanaan sistem disribusi
ini harus memperhatikan akibat yang akan terjadi dengan adanya
penambahan ataupun modifikasi jaringan subtransmisi dan sistem distribusi
seperti, letak dan kapasitas gardu induk, area pelayanan gardu induk, lokasi
pemasangan breaker ataupun pemisah, ukuran penampang penyulang
primer, level tegangan, jatuh tegangan yang terjadi, serta pembebanan
penyulang dan trafo-trafo distribusi.
Adapun faktor-faktor teknis lainnya yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan sistem distribusi tersebut adalah impedansi trafo, insulation
level, kemampuan pembebanan trafo, tarif energi pada masing-masing tipe
konsumen. Disamping itu terdapat beberapa faktor penting lainnya yang
354
berkaitan dengan pola peramalatan jangka panjang sistem distribusi antara
lain :
Timing dan lokasi kebutuhan energi, lamanya dan frekuensi terjadinya
pemadaman, harga peralatan, tenaga kerja, kenaikan harga bahan bakar dan
perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat pengguna energi listrik ini.
Kondisi sosial ekonomi ini berkorelasi kuat dengan pola konsumsi energi.
Sedangkan faktor perkembangan teknologi konversi energi, perhatian
masyarakat terhadap masalah-masalah lingkungan, kenaikan dan penurunan
GNP merupakan aspek penting dalam penentuan pola pelayanan jangka
panjang pada sistem distribusi energi listrik.
2. Faktor-faktor Dasar Perencanaan Sistem
Mengingat terdapat sejumlah perhatian dan kompleksitas masalah dalam
perencanaan sistem distribusi energi elektrik, akan dilakukan pendekatan
bertahap dalam prosesnya.
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka tahap awal yang diperhatikan
dalam proses perencanaan sistem distribusi ini berkaitan dengan minimisasi
biaya jaringan sub transmisi, gardu induk, investasi pada jaringan primer dan
sekunder serta biaya susut energi tanpa harus menurunkan kriteria teknis
yang diperlukan.
a. Peramalan beban
Perencanaan sistem distribusi memerlukan prakiraan (forecasting) beban
masa depan. Kualitas dan akurasi perencanaan sistem tergantung pada
kualitas dan akurasi data dan prakiraan beban. Dalam perencanaan sistem
distribusi meliputi penentuan ukuran, lokasi dan perubahan waktu masa
depan, seperti sejumlah komponen-komponen sistem (substasion, saluran,
penyulang, dan sebagainya).
Lokasi geografis beban-beban dianalisa menggunakan pendekatan area
yang kecil (small area), yang mana dibagi daerah pelayanan utilitas ke
dalam sejumlah area kecil dan prakiraan beban pada setiap salah satunya,
oleh sebab itu akan dapat ditentuan dimana dan berapa banyak yang akan
dikembangkan. Ada dua metode untuk membagi sistem ke dalam area
kecil :
(a) Melaksanakan prakiraan dalam perihal penyulang, substasion, atau
wilayah (zone) ditetapkan oleh komponen-komponen distribusi, atau
(b) Melaksanakan prakiraan dalam perihal grid seragam (uniform grid),
berbasis pada pemetaan sistem koordinasi.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metodologi
berbasis grid (b) memerlukan pertimbangan data input, tidak hanya historis
rekaman beban dalam setiap blok grid, tetapi juga ekonomi, sosial,
demografis dan penggunakan informasi pertanahan, untuk memperoleh
hasil yang akurat. Untuk kebanyakan utilitas, adalah sulit untuk
memperoleh data-data yang lengkap tersebut di atas. Prakiraan distribusi
beban dengan menggunakan metode (a) di atas hanya diperlukan data
historis beban beberapa tahun, yang mana dengan mudah didapat pada
setiap utilitas. Batas pertambahan atau pengurangan beban akan
dievaluasi dengan memperhatikan terhadap elemen-elemen penting
lainnya, seperti termasuk pertanahan, air, seperti faktor-faktor ekonomi
dan sosial, bahwa akan memberi pengaruh yang kuat pada kecendrungan
prakiraan beban.
Pada gambar 49 memberikan gambaran faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam proses peramalan beban. Seperti yang diharapkan,
pertumbuhan beban mempunyai korelasi yang kuat dengan aspek
pengembangan komunitas dan pengembangan lahan.
Sedangkan output peramalan beban tersebut dapat berupa
kerapatan beban yang dinyatakan dalam dalam KVA per satuan luas
layanan sistem distribusi energi listrik untuk skala jangka panjang. Dan bila
peramalan dilakukan dalam skala jangka pendek maka diperoleh output
lebih detail dan dinyatakan dengan besaran kerapatan beban KVA per
satuan luas layanan yang diasosiasikan dengan koordinat grid atau luasan
yang diminati.
Penggunaan sistem grid dengan koordinat-koordinatnya merupakan
suatu metoda yang banyak digunakan baik pada proses peramalan beban
jangka pendek. Dengan berdasar pada besarnya kerapatan beban pada
356
masing-masing grid tersebut dapat ditentukan pula pola dan lintasan
jaringan distribusi serta area layanan masing-masing trafo distribusi.
358
51 dan 52. Seleksi awal terhadap lokasi gardu tersebut didasarkan pada
aspek safety, engineering, sistem perencanaan, institusional, ekonomi dan
faktor estetika.
360
Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan lintasan jaringan
primer tersebut diberikan dalam gambar 54, 55, dan 56.
primer
keluar
Gambar 56. Faktor yang mempengaruhi terhadap pemilihan
ukuran konduktor
362
Model optimisasi ukuran dan lintasan penyulang untuk mensupply beban.
Semua model yang berkembang tersebut mempunyai fungsi untuk
meminimisasi investasi. Adapun metoda matematis yang mendukung
model tersebut adalah :
Metoda dekomposisi yang mampu memilah problem besar
menjadi sub problem dan masing masing sub problem dicari solusinya
secara tersendiri.
Metoda programa linear dan integer yang mampu melinearisasi
faktor faktor pembatas.
Metoda programa dinamik.
Masing masing metoda dilakukan dalam proses perencanaan tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Khusus pada perencanaan jangka
panjang, sejumlah variabel yang dimasukan dan hal ini akan memberikan
sejumlah alternatif pengembangan sistem distribusi yang layak dan setelah
itu akan dilakukan pemilihan sistem distribusi yang optimum.
Gambaran proses perncanaan sistem distribusi diberikan pada diagram alir
gambar 58.
Gambar 58. Diagram alir proses perencanaan sistem distribusi
364
Kebutuhan sistem listrik didefinisikan sebagai beban pada terminal terima
secara rata rata dalam suatu interval waktu tertentu.Satuan dapat berupa
Kilowatt, Kilovoltampere, Ampere, dan Kiloampere.
Selang Kebutuhan Demand Interval
Interval kebutuhan merupakan periode yang dijadikan dasar untuk
menghitung beban rata rata. Pemilihan periode ini dapat terjadi mulai dari
15 menit, 30 menit, 60 menit ataupun satu hari. Pada kondisi kondisi
tertentu kebutuhan pada selang 15 menit sama dengan kebutuhan pada
selang 30 menit. Pernyataan kebutuhan ini harus diekpresikan dalam suatu
salang waktu dimana kebutuhan tersebut diukur. Gambar 59 menunjukan
kurva harian beban sebagai fungsi waktu. Berdasarkan kurva harian beban
tersebut dapat dibuat kurva lama beban seperti gambar 60.
366
Definisi dari faktor beban ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut
ini :
LF = Faktor beban
Demand maksimum system dapat dicari dari kurva beban atau dengan
menghitung beban terpasangnya. Demand maksimum merupakan
perkalian antara beban terpasang dengan factor demand.
368
Metode Peramalan Beban dan Kebutuhan
Y 0 1 x
370
. . . . . (2.56)
dengan
- Jumlah tahun
Substitusikan , ke
persamaan (2.56) menjadi
. . . . . . (2.57)
......... (2.59)
(2) Multi-regressi berurutan dikerjakan dengan variabel-variabel penting
yang selektif dalam suatu prosedur iteratif. Variabel signifikan
diperkenalkan dalam regressi dan yang tidak penting dikeluarkan.
(3) Variabel-variabel penting dieksiminasi menggunakan t-test yang
signifikan.
Multi-regressi kopling (Coupling multi-regression)
Data historis beban mungkin telah dikontaminasi dalam kaitan dengan
menghubungkan beban antara dua substasion atau penyulang. Beban
boleh ditransfer dari satu substasion atau penyulang ke yang lain untuk
alasan yang sama. Sebagai contoh, beban mungkin ditransfer selama
pembangunan (construction), atau dengan alasan dimana perencanaan
baru atau transformator besar tertunda.
Teknik multi-regressi kopling digunakan untuk mengeleminasi pengaruh
dari pemindahan beban antara dua substasion atau feeder. Paling tidak
372
menimbang metode kesalahan kuadrat terkecil (least square error)
diterapkan untuk menggantikan metode kesalahan kuadrat terkecil yang
konvensional. Dengan pertimbangan yang sama yang dikenakan pada
istilah kesalahan kuadrat (square error terms) bersesuaian terhadap
tahunan dimana transfer beban antara dua substation atau penyulang.
Teknik ini tidak memerlukan besaran (magnitude) dan arah pada transfer
beban sebagai data masukan. Data tambahan yang diperluan adalah
hanya dengan beban transfer tahunan mengambil tempat.
Teknik deret waktu stokastik (Stochastic time series technique)
Yang termasuk teknik ini sebagai berikut :
(1) Data historis beban dapat dipandang sebagai deret waktu diskret
(discrete time series) adalah tidak stasionari dan berisi suatu
kecendrungan pertumbuhan (untuk perekaman beban tahunan) atau
variasi periodik (untuk perekaman beban bulanan). Kecendrungan
pertumbuhan dan variasi periodik dapat disaring oleh penggunaan
teknik difrensial forward untuk memperoleh deret waktu stationari
(2) Diberikan deret runtun waktu stationari :
......... (2.60)
dimana
......... (2.61)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.62)
dimana disebut koefisien auto-korelasi dan dapat dihitung
menggunakan persamaan :
......... (2.63)
......... (2.64)
Hasil prakiraan dari persamaan (2.64) adalah sesuai terhadap deret
waktu yang diperlukan. Prakiraan untuk deret waktu beban diskret
orisinil dapat diperoleh melalui penggunaan teknik difrensial backward
(backward differencing technique).
374
diperlukan. Program tidak membutuhkan terhadap besaran input
maupun arah perpindahan beban.
D. Aktifitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan
pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga
anda mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan
menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri
sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
1. Membaca sumber bacaan lain, yang berhubungan dengan materi pada
kegiatan pembelajaran ini.
2. Mengerjakan latihan/tugas sebagai tagihan (pada pembelajaran on line)
dalam pembelajaran ini.
3. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang
diharapkan, ulangi kembali dengan tidak tergesa-gesa.
4. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/kasus/tugas pada Lembar
Kerja yang telah disediakan
5. Jika Saudara bisa menjawab pertanyan-pertanyaan pada bagian
6. latihan/kasus/tugas dengan baik.
.
E. Latihan
1. Jelaskan Tujuan umum perencanaan faktor-faktor lain yang dapat menjadi
input terkait dalam perencanaan sistem distribusi !
2. Sebutkan perioda perencanaan sistem distribusi !
3. Ada dua metode untuk membagi sistem ke dalam area kecil, jelaskan !
4. Jelaskan kriteria pemilihan gardu yang ideal !
5. Jelaskan istilah-istilah berikut Kebutuhan Maksimum (Maximum Demand),
Diversitas kebutuhan (Diverisfied Demand), Faktor Beban (LF = Load Factor)
Faktor Kebutuhan (DF = Demand Factor) !
F. Rangkuman
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial
dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat.
Perencanaan diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan
sistem distribusi yang harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan layak
ditinjau dari segi investasi.
Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan
pendekatan yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu
376
pola pelayanan yang optimal. Perencanaan yang sistemik tersebut akan
memberikan sejumlah proposal alternatif yang dapat mengkaji akibatnya yang
secara langsung berhubungan dengan aspek keandalan dan ekonomis.
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka tahap awal yang diperhatikan
dalam proses perencanaan sistem distribusi ini berkaitan dengan minimisasi
biaya jaringan sub transmisi, gardu induk, investasi pada jaringan primer dan
sekunder serta biaya susut energi tanpa harus menurunkan kriteria teknis
yang diperlukan, Peramalan beban, Pengembangan Gardu, Pemilihan Letak
Gardu, Pemilihan Level Tegangan Penyulang Primer, Pembebanan
Penyulang Primer, Faktor faktor investasi, Model Perencanaan Sistem
Distribusi, Peramalan Beban dan Kebutuhan Energi Listrik.
PP. APEI (2006), Materi Kursus/Pembekalan Uji Keahlian Bidang Teknik Tenaga
Listrik Kualifikasi : Ahli Madya.
378
Muhammad Taqiyyuddin Alawiy. 2006 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Seri
Relay elektromagnetis. Malang : Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang
Mustagfirin Amin. Dkk. 2013. Gardu Induk Semester 3 Kelas XI. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Menga-jar. Jakarta: Bumi Aksara
Sulasno 1990. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik. Semarang : April
Theraja, B.L. & Theraja, A.K., A Text Book of Electrical Technology, New Delhi:
S.Chand and Company Ltd., 2001..
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada .
Steven Sim. 2011. PUIL 2011 (Persaratan Umum Instalasi Listrik).
Jakarta : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktoral
Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi.
Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Gaung Persada Press.
. 1972. Teknik Tenaga Listrik Jilid III Gardu Induk. Jakarta:
Pradnya Paramita
Djiteng Marsudi. 1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik . Jakarta :
Badan Penerbit dan Humas ISTN
http://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-proteksi-transmisi-
tenaga-listrik.html
http://tekniklistrikumum.blogspot.co.id/2013/11/sistem-proteksi-pada-
transformator.html
http://www.slideshare.net/syahrulramazan/makalah-pak-maimun
380
GLOSARIUM
beban harian motor listrik terbakar
beban puncak motor tidak mau berputar
beban rata-rata motor terlalu cepar putarannya
beban tahunan mutu tenaga listrik
belitan operator system
belitan primer operation planning
belitan skunder operasi
biaya poduksi operasi unit pembangkit
black start output
blow down (air ketel) over heating
boiler pemadam kebakaran
breakdown voltage pembangkitan tenaga listrik
buffer baterey pemeliharaan dan sop
bushing pemeliharaan bulanan
circulating water pump pemeliharaan alat komunikasi pada pusat
condition based maintenance pembangkit
control room pemeliharaan generator dan governor
debit air pemeliharaan harian
diagram AVR pemeliharaan instalasi pada pusat pembangkit
diagram beban listrik
diagram excitacy pemeliharaan mingguan
dokumen sop pemeliharaan periodik
energi listrik pemeliharaan PLTU
energi mekanik pemeliharaan rutin
energi primer pemeliharaan sistem kontrol
exitacy pemeliharaan sumber dc
flashover pemeliharaan transformator
frekuensi pemeliharaan triwulan
gangguan belitan kutub pemeriksaan transformator
gangguan dan kerusakan penggerak mula
gangguan elektrik generator pengujian transformator
gangguan mekanis generator pengukuran frekuensi
gangguan, pemeliharaan dan perbaikan penyaluran tenaga listrik
generator sinkron penyaring pengait
gangguan, pemeliharaan dan perbaikan motor penyediaan tenaga listrik
asinkron perbaikan dan perawatan genset,
gangguan pada mesin dc perkiraan beban,
generator PLTA
generator asinkron PLTD
generator arus searah shunt PLTG
generator dc PLTGU
generator dc dengan 2 kutub PLTN
generator dc shunt 4 kutup PLTP
generator listrik PLTU
generator main excitacy penyimpanan alat ukur
generator sinkron power generator
generator sinkron 3 phasa power plant
geothermal predictive maintenance
instalasi pemakain sendiri prime mover
instalasi pendingin pusat listrik tenaga thermo
instalasi penerangan pusat listrik tenaga hydro
instalasi tegangan tinggi sistem excitacy
instalasi tegangan rendah sistem excitacy dengan sikat
instalasi telekomunikasi sistem excitacy tanpa sikat
instalasi sumber energi sop blower
kendalan pembangkit sop operator boiler lokal
kegiatan pemeliharaan sop sistem kelistrikan
kendala operasi start nor mal stop
konversi energi primer suku cadang
koordinasi pemeliharaan perkembangan teknologi pembangkitan
kualitas tenaga listrik time based maintenance
laporan kerusakan top overhaul
laporan pemeliharaan transformator
laporan dan analisis gangguan turbin pelton
main generator turbin crossflow
main exciter turbin air
maintenance trip coil
manajemen operasi turbin francis
manajemen pemeliharaan turbin gas
382
medan magnet turbin kaplan
mencari kerusakan generator sinkron turbin uap
menentukan letak kerusakan motor dc turbocharger
384
maintenance trip coil
manajemen operasi turbin francis
manajemen pemeliharaan turbin gas
medan magnet turbin kaplan
mencari kerusakan generator sinkron turbin uap
menentukan letak kerusakan motor dc turbocharger