Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN ASPAL BUTON

• Pengolahan asbuton sampai saat ini adalah bertujuan untuk


digunakan sebagai bahan perkerasan jalan
• Pemanfaatan lain selain untuk bahan jalan belum ada.
• Yang dapat dimanfaatkan pada bahan perkerasan jalan adalah
aspalnya sebagai bahan perekat.
• Dalam teknologi perkerasan jalan pemanfaatan aspal buton
berbeda dengan aspal minyak .
• Perbedaan utama adalah aspal minyak merpakan 100 % bitumen,
sedang asbuton hanya ± 20 % bitumen.
• Pengolahan aspal buton untuk mendapatkan 100 % bitumen sampai
saat ini belum diperoleh (masih dalam pengembangan).
• Pengolahan asbuton sampai saat ini adalah untuk penggunaan
sesuai dengan teknologi pengaspalan dengan asbuton. Yaitu
penggunaan asbuton dengan tidak memurnikannya terlebih dahulu.
PROSES PENGOLAHAN
• Asbuton terdiri dari dua jenis (type):
– Type Kabungka (keras)
– Type Lawele (lunak)
Pengolahan Type Kabungka
Pengolahan Asbuton Type Kabungka adalah dengan
menggunakan mesin pemecah batu (Stone crusher), karena
sudah berupa pabrik sering juga disebut “Crushing Plant”.
Dari Tambang Asbuton diangkut ke crushing plant. Crushing
plant akan menghasilkan asbuton ½”.
Jenis Crusher yang dipakai untuk asbuton type Kabungka adalah
jenis “Hammer Mill”
Asbuton dari tambang berukuran besar maksimum 80 Cm masuk
ke crusher pertama (Primary crusher), masuk ke saringan ½” ,
yang lolos langsung sebagai produk, yang tidak lolos kembali
masuk ke secondary crusher. Hasilnya menuju ke saringan ½” ,
yang lolos menjadi produk ½”.
SKETSA CRUHING PLANT ASBUTON

6
1 7
2
5 9
3 8 10

• 4

•Keterangan :
1. Hopper
2. Feeder
3. Primary crusher
4. Coveyor
5. Conveyor ke screen
6. Screen
7. Conveyor ke secondary crusher
8. Secondary crusher
9. hopper
10. covnveyor produk ½”
• Asbuton dari tambang dimasukan ke hopper (1), kemudian
melalui feeder (2) dan masuk ke primary Crusher (3) untuk di
pecah.
• Hasilnya melalui conveyor 4 dan conveyor 5 untuk ke screen 6,
produk akhir lolos ½”
• Screen 6 memproses penyaringan, yang lolos ½” langsung
masuk hopper 9 dan selanjutnya ke coveyor produk 10.
• Yang tidak lolos ½” kembali ke secondary crusher 8 melalui
conveyor 7.
• Primary cruher dan scondary crusher adalah crusher jenis
hammer mill.
• Karena sifatnya yang lengket maka jenis crusher yang bisa
dipakai untuk memecah aspal adalah hammer mill.
Hammer mill
PRODUK ASBUTON ½ “ (Inch)
Produk akhir pengolahan asbuton berkembang dari masa ke masa, sesuai dengan
perkembangan teknologi pengaspalan jalan dengan asbuton.
Pada masa lalu produk asbuton lolos ½”, syaratnya adalah asbuton lolos saringan
½”, kadar bitomen 20 % keatas , kadar air 6% . Produk dalam bentuk curah tidak di
kemas.
Saat ini asbuton ½” tidak dipakai lagi karena masih banyak kelemahannya.
Antara lain adalah:
• Butiran kasar, karena butirannya masih terlalu besar, sehingga sebagai fungsi
perekatnya berkurang, tidak seluruh bitumen yang ada pada butiran yang besar
berfungsi menjadi perekat pada konstriksi perkerasan jalan.
• Kadar yang tidak merata, pada fraksi butiran yang besar kadar bitumennya relatif
tinggi dibanding fraksi yang lebih halus, sehingga kadar tidak homogen, hal ini
mempengaruhi fungsi perekat pada konstruksi. Pada jalan dengan menggunakan
asbuton jenis ini sering didapat ada spot2 dimana perkersannya lepas karena
kurang bitumen dan ada bagian2 yng kelebihan aspal sehingga terjadi bleeding.
• Kadar air tinggi. Karena produk ini berupa peroduk curah maka kadar air tidak
dapat dikendalikan.
ASBUTON HALUS
Syarat Produk :
• Ukuran butir maksimum lolos saringan no. 4
• Kadar air maks. 6 %
• Kadar bitumen 20 % ± 1%
Karena syarat produk tsb, maka pengolahan asbuton ½”
dilanjutkan dengan memasukan produk ½” ke cruher lagi:
Berupa hammer mill juga namun putaran palunya (RPM) lebih
tinggi. Rpm dapat mencapai 1000 – 1500 rpm.
Kemudian di kemas dalam karung plastik, sehungga kadar air
dapat terkontrol.
Agar mendapatkan kadar bitumen 20 % ± 1% dilakukan blending,
yaitu sebelum masuk cruher kadar bitumennya di periksa,
kemudian dilakukan pencampuran dengan kadar bitumen
akhirnya harus mencapai antara 19 – 21 %.
Buton Granular Asphalt (BGA) atau Buton Rock
Asphalt (BRA)
Kedua produk ini sama perbedaan nama karena produsennya berbeda.
Adalah asbuton type Kabungka kadar 20 % ± 1% , kadar air max. 2 % dengan
ukuran butir lolos saringan ASTM no. 16.
Produk ini adalah pengolahan lebih lanjut asbuton type kabungka ½”.
BGA atau BRA dalam istilah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian PUPR
asbuton butir Type 5-20 merupakan produk asbuton yang kualitasnya cukup
baik, sebagai bahan aditif yang baik untuk jalan aspal dengan kelas jalan yang
tinggi, untuk lalu lintas dgn beban berat.
Pengolahan Asbuton ½” menjadi BGA atau BRA :
• Blending untuk mendapatkan kadar 20%
• Asbuton ½” masuk crusher
• Drier (pengering)
• Screening (pengayakan)
• Pengantongan
Pengolahan Type Lawele
Asbuton Type Lawele bersifat lunak (liat) seperti dodol, sehingga peroses
penambangan dan pengolahannya berbeda dengan Type Kabungka.
Penambangan dilakukan dengan menggali langsung, setelah striping
(pengupasan lapisan penutup). Dari tambang dibawa ke tempat pengolahan
berupa pengecilan ukuran.
Karena sifat dari asbuton yang lengket tidak bisa di kecilkan ukuran butirnya
dengan “Hammer Mill” seperti halnya type Kabungka, tetapi dilakukan
dengan “Roll Crusher” dengan design khusus.
Roll Crusher
Prinsip kerja Roll Crusher adalah : Dua Roll (drum) dari baja yang
berdampingan dan berputar berlawanan arah, sehingga dapat menjepit
material yang ada diantaranya. Namun untuk Asbuton Type Lawele roll
crusher yang dipakai harus mempunyai kuku-kuku prda drum nya, sehingga
dapat mengorek/mencubit aspal sehingga terpisah –pisah menjasi butitan
ukuran ± 1 cm.
Roll crusher

Roll Crusher yang digunakan untuk Asbuton Type Lawele


Lawele Granular Asphalt (LGA)
Salah satu produk pengolahan Asbuton Type Lawele adalah LGA.
Pengolahannya adalag dengan cara pengecilan ukuran butirnya dengan roll
crusher kemudian dikeringkan agar kadar air sesuai standar ± 2%, kemudian
dikemas dalam kantong/karung plastik 40 Kg.
Produk sejenis LGA saat ini yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda
yaitu “BRAM” (Buton Rock Asphalt Mastic)
Proses produksinya sama dengan LGA, demikian juga ukuran butir, kadar air
dan kadar bitumennya.
Asbuton Semi Ekstraksi.
“Retona” adalah nama produk asbuton semi ekstraksi
Abuton semi ekstraksi adalah aspal dengan kadar bitumen 90%, masih
mengandung padatan (batu kapur dan batu pasit yang halus) ± 10%.
Prisip pembuatan produk ini adalah meningkatkan kadar asbuton dengan
mengurangi kandungan kapur pada asbuton. Untuk mengurangi kandungan
kapur pada asbuton adalah dengan melarutkannya dengan asam sulfat.
Reaksi kimia :
H2SO4 + CaCO3 CaSO4 + H2O + CO2
Tidak seluruh batuan yang ada dalam asbuton dapat dilarutkan oleh asam sulfat,
sehingga meningkatkan jumlah aspalnya maka ditambah Aspal minyak, sehingga
kadar bitumennya menjadi 90 %.
Keunggulan dari produk ini adalah kekuatan daya rekatnya yang tinggi sehingga
dipakai untuk jalan dengan kekuatanya yang tinggi, untuk penggunaan pala lalu
lintas berat.
Aplikasinya sama dengan aplikasi aspal minyak, dengan menggunakan AMP
(Asphalt Mixing Plant)
Asbuton Ekstraksi.
Asbuton ekstraksi adalah pemurnian asbuton, sehingga tidak ada lagi
kandungan batuan didalamnya atau 100% bitumen.
Asbuton ekstraksi saat ini sedang dikembangkan, belum ada produknya
di jual di pasaran. Secara teknis sudah dapat di produksi namun dari
segi ekonomisnya belum layak, karena biaya produksinya masih tinggi.
Prinsip proses produksinya adalah sebagai berikut :
• Asbuton dilarutkan oleh pelarut. Pelarut yang dipakai biasanya
kerosene (minyak tanah)
• Bitumen yang sdh larut dipicahkan dengan padatannya denga filter.
• Larutan Aspal di pisahkan menjadi aspal dan pelarut dengan
destilasi.
• Pelarut dari hasil destilasi kembali digunakan untuk melarutkan
bitumen dari asbuton.
Produk2 Asbuton selain untuk bahan jalan.
Sampai saat ini belum ada produk-produk yang diperoleh dari
asbuton, namaun demikian kemungkinannya ada.
Antara lain aadalah :
• Sebagai bahan kedap air, pada sistim pengairan.
• Sebagai bahan kedap air pada atap bangunan
• Sebagai bahan cat.
• Sebagai bahan anti karat.
Hal-hal tersebut diatas dapat merupakan bahan penelitian untuk
pengembangan selanjutnya, mengingat cadangan asbuton yang
cukup besar
KUIS
• Pengolahan asbuton terkait dengan tujuan penggunaannya sebagai bahan
jalan. Syarat2 apa saja yang dibutuhkan agar dapat dipakai sebagai bahan
jalan.
• Jelaskan proses untuk memproduksi BGA dan LGA
• Jelaskan Jelaskan Kelemahan dari produk-produk asbuton yang
menyebabkan kurang diminati sebagai bahan jalan.
• Jelaskan prisip pembuatan asbuton semi ekstraksi.
• Jelaskan prisip ekstraksi asbuton.

Anda mungkin juga menyukai