Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FITOKIMIA

TENTANG
METODE EKSTRAKSI
ULTRASOUND-ASSISTED SOLVENT EXTRACTION

Dosen Pengampuh : Apt. Ratih Nurwanti, S.Farm., M.Si


Disusun Oleh:
Nama : INTAN WAHYUNI
Kelas : F20B
NIM : PBC20067

PRODI DIII FARMASI


POLITEKNIK BAUBAU
2021
ULTRASOUND-ASSISTED SOLVENT EXTRACTION

A. Pengertian Ultrasound Assisted Solvent Extraction

Metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound.


Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi yang lebih besar dari batas
frekuensi tertinggi yang bisa didengar oleh telinga manusia yaitu lebih besar dari 20 KHz
(Chang et al., 2012). Gelombang ultrasonik termasuk gelombang longitudinal yaitu gelombang
yang terjadi karena perapatan dan perenggangan partikel-partikel dalam medium yang
dilaluinya diakibatkan oleh gangguan dari benda yang bergetar.

Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang efektif dan efisien. Gelombang
ultrasonik dapat merambat pada medium padat, cair, dan gas. Reflektivitas dari gelombang
ultrasonik ini di permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tetapi pada tekstil
dan busa, gelombang ini akan diserap. Efek mekanik dari gelombang ultrasonik yang
ditimbulkan akan meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung
pelepasan komponen sel dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Gelombang ultrasonik
telah diterapkan dalam bidang pangan untuk mengekstrak komponen makanan seperti
komponen aroma, pigmen, dan antibakteri (Vinatoru, 2001).

B. Prinsip Kerja Ultrasonik

Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan menggunakan prinsip dasar yaitu


dengan dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui
medium yang dilewati. Pada saat gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan
mengalami getaran. Getaran akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap proses
ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga
akan meningkatkan proses ektraksi. Gelombang ultrasonik banyak diterapkan dalam bidang
teknologi pangan dan mikrobiologi. Prinsip kerja ekstraksi ultrasonic bath menggunakan
gelombang ultrasonik merupakan ekstraksi dengan perambatan energi menggunakan cairan
sebagai media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas perpindahan energi sehingga
proses ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode ekstraksi konvensional (Kuldikole, 2002).

C. Cara Kerja

Cara kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut:

Gelombang ultrasonik berperan dalam perusakan sel dimana saat material sel ditempatkan
dalam wadah yang diberi gelombang ultrasonik akan menghasilkan gelombang kejut atau shock
waves karena peristiwa kavitasi yang mampu menyebabkan kerusakan mekanis pada sel
(Chang et al., 2012). Gelombang ultrasonik yang melalui medium mengakibatkan getaran
partikel dengan medium amplitudo sejajar dengan arah rambat secara longitudinal sehingga
menyebabkan partikel medium membentuk rapatan (strain) dan tegangan (stress). Proses
kontinyu yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium disebabkan
oleh getaran partikel secara periodik selama gelombang ultrasonik melaluinya. Hal ini karena
gelombang ultrasonik yang dirambatkan pada medium cair (air) akan menimbulkan suatu efek
kavitasi (tranduser) (Schiller, 2010).
Jika amplitudo tekanan yang dipacu gelombang akustik relatif besar, maka
ketidakhomogenan lokal di dalam air akan memenuhi celah pada struktur jaringan, yang dapat
menimbulkan kerusakan atau pecahnya inti menjadi berongga-rongga dalam dimensi
mikroskopik akibat penggetaran ultrasonik dalam jangka waktu yang lama. Serangkaian
kerusakan inilah yang menyebabkan pecahnya struktur jaringan akibat perlakuan ultrasonik
(Zhou, 2009). Kerusakan sel tersebut menyebabkan material penyusun sel (termasuk lipid)
keluar sel dan dapat dipisahkan.

D. Skema Cara Kerja Ekstraksi dengan Bantuan Ultrasonik


Sampel

Diuapkan
Diirendam

Hasil
Diserbukkan

Dicampur Letakkan dalam

Dengan pelarut Mesin ultrasonik

D. Komponen

Mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan energi ultrasonik dapat dibedakan


menjadi dua yaitu magnetostrictive dan piezoelectric. Teknologi magnetostrictive mengandalkan
bahan-bahan yang dapat menghasilkan tegangan ketika berada di dalam medan magnet.
Bahan nikel dan alloy terfenol-D dikenal dapat menghasilkan tegangan magnetik yang besar.
Sebaliknya, piezoelectric transducer bergantung pada bahan yang menghasilkan tegangan
ketika dialiri arus listrik.

Tiga komponen utama sistem ultrasonik adalah: converter/ transducer, booster, dan horn
(sonotrode). Converter/transducer berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
ultrasonik (getaran). Booster adalah penguat mekanik yang berfungsi menaikkan amplitudo
getaran yang dihasilkan oleh converter. Horn adalah alat yang berfungsi untuk menyalurkan
getaran ultrasonik ke medium (biasanya cairan). Ketiga bagian tersebut disusun dan dirangkai
dengan menggunakan klam. Susunan sistem ultrasonik (converter, booster, horn) disajikan
seperti pada Gambar 1 (McClements, 1995).

Ketika dialiri arus listrik, transduser akan mengubah energi listrik menjadi getaran ultrasonik
yang kemudian amplitudonya diperkuat oleh booter. Getaran ultrasonik kemudian disalurkan ke
medium cair oleh horn. Getaran yang sangat cepat menimbulkan tekanan yang tinggi dan
negatif silih berganti dalam waktu yang sangat pendek di dalam medium cair. Getaran ultrasonik
di dalam cairan akan menimbulkan microbubbles dan pecah seketika yang disebut cavitation.
Cavitation menimbulkan dua penomena yaitu: hydrodynamic shear forces dan sonochemical
reactions. Gaya gesek hidrodinamik mempercepat gesekan dan pengadukan, serta memecah
partikel dalam ukuran mikro di dalam cairan (biasanya air). Reaksi sonokimia menghasilkan
radikal seperti OH-, HO2+, H+ dan H2O2 yang sangat reaktif (Schiller, 2010).

E. Keuntungan dan Kelebihan

Keuntungan metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonic:

a) Mempercepat waktu ekstraksi.

b) Lebih efisien dalam penggunaan pelarut.

c) Tidak ada kemungkinan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi menguap sampai kering.

d) Aman digunakan karena prosesnya tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan pada
struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan yang digunakan.

e) Meningkatkan ekstraksi lipid dan protein dari biji tanaman, seperti kedelai (misalnya tepung
kedelai atau yg dihilangkan lemak) atau bibit minyak lainnya.

Sedangkan kekurangan dari metode ekstraksi dengan bantuan ultrasonic:

a) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena relatif mahal.

b) Membutuhkan curing pada prosesnya.


DAFTAR PUSTAKA

Chang, HJ., Xu, XL., Zhou, GH. 2012. Effects of Characteristic Changes of Collagen on Meat
Physicochemical Properties of Beef Semitendinosus Muscle During Ultrasonic Processsing.
Food Bioprocess Technology 5:285-297.

Schiller, M. 2020. Ethanol as Solvent.


http://www.easychem.com.au/productionofmaterials/renewable-ethanol/ethanol-as-a-
solvent.

Zhou, B., Feng, H., Luo, Y. 2009. Ultrasound Enhanced Sanitizer Efcacy in reduction of
Escherichia coli 0157:H7 Population on Spinach Leaves. Journal of Food Science
74(6):308-313.

Keil, F. J. 2007. Modelling of Process Intansification. In Alupului, A., Ioan Calinescu, and Vasile
Lavric. 2009. Ultrasonic Vs. Microwafe extraction Intensification of Active Principles From
Medical Plantas. AIDIC Conference Series, Vol. 9 2009 page 1-8.

Anda mungkin juga menyukai