A. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi ultrasonic adalah modifikasi dari metode maserasi. Ekstrak diproses menggunakan
ultrasound (gelombang ultrasonic) berfrekuensi, dengan getaran tinggi, yitu 20kHz. Prinsip kerja
ini yaitu dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonic yang dirambatkan melalui medium
yang dilewati. Satu gelombang merambat, medium yang dilewati akan mengalami getaran.
Medium perambatan dengan cairan dikeanl dengan nama ekstraksi ultrasonic bath. Getaran akan
memberikan pengadukan intensif terhadap proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan
osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga akan meningkatkan proses ekstraksi. Metode
ekstraksi ultarsonik juga diknal dengan sonokimia, yaitu pemanfaatan efek gelombang ultrasonic
untuk mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi pada proses kimiawi. (Garcia dan Castro.
2004).
Gelombang ultrasonic terbentuk dari pembangkitan ultrason secara local dari kavitasi mikro
pada sekeliling bahan yang akan diekstrak. Pemanasan pada bahan yang akan diekstrak terjadi dan
akhirnya melepaskan senyawa ekstrak. Hal-hal yang mempengaruhi kemampuan ultrasonic untuk
menimbulkan efek kavitasi yang diaplikasikan pada produk pangan antara lain karakteristik
ultasonik seperti frekuensi, intensitas, amplitude, daya, karakteristik produk (seperti viskositas,
tegangan permukaan) dan kondisi sekitar seperti suhu dan tekanan. (Williams, 1983)
Ultrasonik bersifat mudah diaplikasikan. Faktor lain berpengaruh terhadap ekstraksi adalah
proses blansing. Untuk meminimalisir hilangnya senyawa pada bahan, maka sebelum proses
ekstraksi, dilakukan blansing terlebih dahulu. Proses blansing bertujuan untuk menginaktivasi
enzim yang ada didalam bahan, sehingga pada saat proses ekstraksi, komponen dalam bahan
dapat dipertahankan karena enzim tidak dapat merusak komponen yang diinginkan yaitu
senyawa fenol. Tujuan blansing yang lain adalah untuk mengoptimalkan proses ekstraksi.
Pada penelitian tentang ekstraksi antosianin ubi jalar, proses blansing sangat berpengaruh
terhadap karakteristik bahan. Semakin lama blansing, ekstrak yang dihasilkan akan semakin
banyak.
B. PRINSIP KERJA ULTRASONIK
Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan menggunakan prinsip dasar yaitu
dengan dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui
medium yang dilewati. Pada saat gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan
mengalami getaran. Getaran akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap proses
ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga akan
meningkatkan proses ektraksi.
C. Instrumentasi Alat Ultrasonik
Ekstraksi menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dilakukan dengan sonotrode dan
tangki reaksi kaca. Lapisan mantel ganda dari reaktor memungkinkan kontrol suhu ekstraksi
dengan sistem pendingin yang memanfaatkan sirkulasi air. Transduser terhubung ke tanduk.
Terdapat pula penguat (booster). Sonotrode ditenggelamkan ke tengah cairan.
Ekstraksi ultrasonik yang kontinyu dilakukan dengan alat yang terdiri dari pompa sirkulasi.
Inletyang berisi air dan bahan yang akan diekstrak berada di dalam gelas beker besar. Pipa-
pipa membawa aliran dari gelas beker berisi inlet ke pompa, kemudian ke tabung
sonikasidengan aliran yang menaik. Tabung sonikasi khusus dipasang ke sonotrode.
Selanjutnya, aliran keluar dari tabung sonikasi menuju gelas beker outlet.
Gambar 1Instrumentasi Ultrasonik
Sumber: http://www.mdpi.com/1422-0067/14/3/5750/htm
Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrason secara lokal dari kavitasi
mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi. Pemanasan pada bahan yang akan
diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa ekstrak.
Terdapat efek ganda yang dihasilkan, yaitu pengacauan dinding sel sehingga
membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan
dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan, diikuti
dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga meningkatkan
transfer massa antara permukaan padat-cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah
meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan
komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan
bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel secara
mekanis dan meningkatkan transfer material.
Pelarut yang digunakan dalam metode ekstraksi ultrasonik harus mempunyai volume yang
cukup untuk merendam matriks bahan agar proses pengeluaran zat terlarut berjalan lebih
optimal. Volume tidak boleh pula berlebihan karena dapat menyebabkan terhambatnya
transfer energi gelombang akibat diserap oleh pelarut sebelum sampai ke matriks bahan.
E. Jenis Ultrasonik
Konfigurasi reactor gelombang ultrasonic dikenal beberapa macam diantaranya adalah system
tanduk getar, system bath, system rambatan frekuensi ganda, system rambatan frekuensi tripel,
system bath dengan getaran longitudinal, homogenizer tekanan tinggi, homogenizer kecepatan
tinggi dan plat orifice.
a. Ultrasonik sistem tanduk
Secara sistematik pembangkit gelombang ultrasonic system tanduk ditransmisikan
dengan frekuensi berkisar antara 16 kHz hingga 30 kHz dengan daya sebesar 240 W.
adapun kapasitas dari reactor ini umumnya berkisar antara 10 hingga 200 ml. konfigurasi
ultrasonic tipe tanduk ini umumnya cocok untuk skala laboratorium atau uji kelayakan.