Anda di halaman 1dari 9

KIMIA BAHAN ALAM DAN MINERALOGI

( MAKALAH KELOMPOK 5 )

EKSTRAKSI CARA LAIN, DESTILASI UAP, ULTRASONIK

DI BUAT OLEH:

KELOMPOK 5

Nama : 1. Refi Oktyansyah Putra (F0E020006)

2. Anggita Keristina Pertiwi (F0E020037)

3. Erty Oktavia M (F0E020022)

4. Sindy Andistiya (F0E020024)

5. Alda (F0E020028)

6. Vani Melyana Wati (F0E020015)

Dosen Penggampu : Gustria Ernis, S.Pd., M.Sc

D3 LABORATORIUM SAINS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
A. Pengertian Ekstraksi Ekstraksi ultrasonik

Ultrasonik adalah modifikasi dari metode maserasi. Ekstrak diproses menggunakan


ultrasonik (gelombang ultrasonic) berfrekuensi, dengan getaran tinggi, yitu 20kHz. Prinsip
kerja ini yaitu dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan
melalui medium yang dilewati. Satu gelombang merambat, medium yang dilewati akan
mengalami getaran. Medium perambatan dengan cairan dikeanl dengan nama ekstraksi
ultrasonik bath. Getaran akan memberikan pengadukan intensif terhadap proses ekstraksi.
Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga akan
meningkatkan proses ekstraksi. Metode ekstraksi ultarsonik juga dikenal dengan sonokimia,
yaitu pemanfaatan efek gelombang ultrasonik untuk mempengaruhi perubahan-perubahan
yang terjadi pada proses kimiawi. (Garcia dan Castro. 2004).

Ekstraksi ultrasonik bath dengan menggunakan gelombang ultrasonik merupakan


ekstraksi dengan perambatan energi melalui gelombang denagn menggunakan cairan sebagai
media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas perpindahan energi, sehingga proses
ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode ektraksi konvensional. Gelombang ultrasonik
menyebabkan tegangan mekanik sehingga sampel menjadi partikel dengan ruang-ruang yang
kecil dan gelombang ini juga dapat menimbulkan efek kaviasi (dapat memecah dinding sel).
Ukuran partikel dan ruang yang kecil tersebut akan meningkatkan kelarutan metabolit dalam
pelarut, dan efek kavitasi akan memudahkan senyawa keluar dari dinding sel. Proses
ekstraksi yang efisien juga bergantung pada frekuensi instrument, seperti panjang gelombang,
waktu dan temperature dari ultrasonik. Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan
ultrason secara local dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstrak.
Pemanasan pada bahan yang akan diekstrak terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa
ekstrak. Hal-hal yang mempengaruhi kemampuan ultrasonik untuk menimbulkan efek
kavitasi yang diaplikasikan pada produk pangan antara lain karakteristik ultasonik seperti
frekuensi, intensitas, amplitude, daya, karakteristik produk (seperti viskositas, tegangan
permukaan) dan kondisi sekitar seperti suhu dan tekanan.

(Williams, 1983) Ultrasonik bersifat mudah diaplikasikan. Faktor lain berpengaruh


terhadap ekstraksi adalah proses blansing. Untuk meminimalisir hilangnya senyawa pada
bahan, maka sebelum proses ekstraksi, dilakukan blansing terlebih dahulu. Proses blansing
bertujuan untuk menginaktivasi enzim yang ada didalam bahan, sehingga pada saat proses
ekstraksi, komponen dalam bahan dapat dipertahankan karena enzim tidak dapat merusak
komponen yang diinginkan yaitu senyawa fenol. Tujuan blansing yang lain adalah untuk
mengoptimalkan proses ekstraksi. Pada penelitian tentang ekstraksi antosianin ubi jalar,
proses blansing sangat berpengaruh terhadap karakteristik bahan. Semakin lama blansing,
ekstrak yang dihasilkan akan semakin banyak.

B. PRINSIP KERJA ULTRASONIK

Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan menggunakan prinsip dasar yaitu


dengan dengan mengamati sifat akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui
medium yang dilewati. Pada saat gelombang merambat, medium yang dilewatinya akan
mengalami getaran. Getaran akan memberikan pengadukan yang intensif terhadap proses
ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga
akan meningkatkan proses ektraksi.

C. Instrumentasi Alat Ultrasonik

Ekstraksi menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dilakukan dengan sonotrode dan


tangki reaksi kaca. Lapisan mantel ganda dari reaktor memungkinkan kontrol suhu ekstraksi
dengan sistem pendingin yang memanfaatkan sirkulasi air. Transduser terhubung ke tanduk.
Terdapat pula penguat (booster). Sonotrode ditenggelamkan ke tengah cairan. Ekstraksi
ultrasonik yang kontinyu dilakukan dengan alat yang terdiri dari pompa sirkulasi. Inletyang
berisi air dan bahan yang akan diekstrak berada di dalam gelas beker besar. Pipapipa
membawa aliran dari gelas beker berisi inlet ke pompa, kemudian ke tabung sonikasidengan
aliran yang menaik. Tabung sonikasi khusus dipasang ke sonotrode. Selanjutnya, aliran
keluar dari tabung sonikasi menuju gelas beker outlet.
Vibrasi yang dikeluarkan transduser biasanya terlalu rendah untuk penggunaan
praktikal sehingga dibutuhkan pembesaran atau penambahan kekuatan dari gerakan tersebut.
Hal itu dapat dilakukan dengan tanduk, yang merupakan elemen resonansi. Normalnya,
tanduk mempunyai setengah dari panjang gelombang, tetapi panjang gelombang tersebut
dapat ditambah dengan penumpukansatu tanduk ke tanduk lainnya dan begitu seterusnya.
Namun, metode ini jarang digunakan. Tegangan yang terus-menerus pada stepped horn
membutuhkan perawatan yang baik karena tanda (mark) pada nodal region akan membentuk
“kenaikan tegangan”, yang menyebabkan keausan metal pada high-magnificationhorn. Bahan
untuk tanduk akustik membutuhkan rendahnya kehilangan akustik, bersifat inert secara
kimia, sifat dinamik yang tinggi terhadap keausan , serta resisten terhadap erosi akibat
kavitasi. Hal-hal tersebut dapat dipenuhi dengan campuran titanium, alumunium, perunggu
alumunium, dan stainless steel. Campuran titanium merupakan yang paling unggul
dibandingkan bahan lainnya. Campuran alumunium terlalu lunak untuk penyorotan cairan,
sehingga berdampak pada amplitudo terakhir berkurang sebanyak 0,75 dan 0,5 dibandingkan
dengan campuran titanium dalam hal memberikan kekuatan pada transduser. Tanduk yang
dibuat dari bahan yang bersifat dinamik terhadap keausan dan resisten terhadap erosi akibat
kavitasi akan menjadi panas sehingga terjadi transfer panas terhadap reaksi.
D. CARA KERJA ULTRASONIK

kerja metode ultrasonik dalam mengekstraksi adalah sebagai berikut:

1. Sampel dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dan kering. Sampel kemudian
dihancurkan.
2. Sampel dan pelarut dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki.
3. Lakukan ekstraksi ultrasonik dengan menyalakan ultrasonik generator dan kondensor
4. Ekstrak didapat Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrasonik secara
lokal dari kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi.

Pemanasan pada bahan yang akan diekstraksi terjadi dan akhirnya melepaskan senyawa
ekstrak. Terdapat efek ganda yang dihasilkan, yaitu pengacauan dinding sel sehingga
membebaskan kandungan senyawa yang ada di dalamnya dan pemanasan lokal pada cairan
dan meningkatkan difusi ekstrak. Energi kinetik dilewatkan ke seluruh bagian cairan, diikuti
dengan munculnya gelembung kavitasi pada dinding atau permukaan sehingga meningkatkan
transfer massa antara permukaan padat-cair. Efek mekanik yang ditimbulkan adalah
meningkatkan penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan
komponen sel, dan meningkatkan transfer massa (Keil, 2007). Liu et al. (2010), menyatakan
bahwa kavitasi ultrasonik menghasilkan daya patah yang akan memecah dinding sel secara
mekanis dan meningkatkan transfer material. Pelarut yang digunakan dalam metode ekstraksi
ultrasonik harus mempunyai volume yang cukup untuk merendam matriks bahan agar proses
pengeluaran zat terlarut berjalan lebih optimal. Volume tidak boleh pula berlebihan karena
dapat menyebabkan terhambatnya transfer energi gelombang akibat diserap oleh pelarut
sebelum sampai ke matriks bahan.
E. Jenis Ultrasonik Konfigurasi

reactor gelombang ultrasonic dikenal beberapa macam diantaranya adalah system


tanduk getar, system bath, system rambatan frekuensi ganda, system rambatan frekuensi
tripel, system bath dengan getaran longitudinal, homogenizer tekanan tinggi, homogenizer
kecepatan tinggi dan plat orifice.

a. Ultrasonik sistem tanduk


Secara sistematik pembangkit gelombang ultrasonic system tanduk ditransmisikan
dengan frekuensi berkisar antara 16 kHz hingga 30 kHz dengan daya sebesar 240 W.
adapun kapasitas dari reactor ini umumnya berkisar antara 10 hingga 200 ml.
konfigurasi ultrasonik tipe tanduk ini umumnya cocok untuk skala laboratorium atau
uji kelayakan.

b. Ultrasonic sistem bath


Ultrasonic sistem ini bekerja pada grekuensi 22kHz dengan daya 120 W. Reaktor
ultrasonic tipe bath ini juga cocok untuk skala laboratorium hingga operasi skala
percobaan karena adanya batas yang membuat system ini tidak cocok untuk
dioperasikan pada skala besar.
c. Ultrasonic system rambatan frekuensi ganda
Sistem rambatan ini terdiri dari wadah berbentuk kotak dengan diameter 9.5 cm dan
tinggi 20 cm, beserta 2 set transducer yang menempel pada dua sisis yang
berlawanan.
d. Ultrasonik system rambatan frekuensi tripel
Sistem rambatan frekuensi tripel ini memiliki kapasitas total 7.51 dan dapat
beroperasi dengan baik secara kontinyu. Transducer (tiga buah dalam satu set pada
tiap sisi) memiliki rata-rata daya yang menempel pada tiap sisi sebesar 150 W
e. Ultrasonik system nath dengan getaran longitudinal
Reactor mengiridasi menggunakan transduser tunggal dengan getaran longitudinal
yang tersimpan pada dasar dari reactor. Keuntungan dari konfigurasi ini adalah
luasnya area iridasi. frekuensi operasi dari iridasi adalah 36 kHz dan maksimum daya
pada system adalah 150 W.
f. Ultrasonik sistem homogenizer
tekanan tinggi Homogenizer ini bekerja berdasarkan prinsip teknik tekanan tinggi.
Homogenizer tekanan tinggi ini sangat cocok untuk proses emulsifikasi pada industry
seperti makanan, kimia, farmastik, dan biokimia serta dapat digunakan pada skala
industry, meskipun konfigurasinya bukan bukan yang paling ideal untuk alat yang
dioperasikan pada kondisi optimasi cavitasi.
g. Ultrasonik system homogenizer kecepatan tinggi
Sistem kecepatan tinggi terdiri dari rotor dan stator yang terbuat dari stainless steel.
h. Ultrasonik sistem plat orifice.
F. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan
Teknologi ekstraksi ultrasonik dapat mengurangi waktu dan pelarut yang dibutuhkan,
sehingga dapat digunakan untuk memperoleh tingkat rendeman yang lebih tinggi dan ekstrak
lebih baik. Hal ini disebabkan karakteristik yang dioperasikan pada suhu rendah sehingga
baik untuk mengurangi kehilangan panas yang disebabkan oleh faktor suhu. Selain itu pula
untuk menghindari penguapan zat karena titik didih rendah. Keuntungan lainnya dari metode
ekstraksi ultasonik adalah sebagai berikut:
 Mempercepat waktu ekstraksi Contohnya, ekstraksi nikotin dari permen karet dengan
bantuan ultrasonic hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit, sedangkan ekstraksi
dengan metode konvensional memakan waktu setidaknya 24 untuk mendapat hasil
yang sama. Selain itu, hal ini juga dibuktikan dengan penelitian Cameron and Wang
tentang ekstraksi pati jagung yang menyebutkan rendemen pati jagung yang didapat
dari proses ultrasonik selama 2 menit adalah sekitar 55,2-67,8 % hampir sama dengan
rendemen yang didapat dari pemanasan dengan air selama 1 jam yaitu 53,4%.
 Lebih efisien dalam penggunaan pelarut. Dalam metode ekstraksi ultrasonic hanya
membutuhkan pelarut organic 1/6 dari pelarut organic yang dibutuhkan pada metode
ekstraksi conventional.
 Tidak ada kemungkinan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi menguap sampai
kering. Berbeda halnya apabila menggunakan hot plate, terutama apabila
menggunakan sedikit pelarut dalam proses peleburan atau pelarutan.
 Aman digunakan karena prosesnya tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan
pada struktur kimia, partikel, dan senyawa-senyawa bahan yang digunakan.
 Meningkatkan ekstraksi lipid dan protein dari biji tanaman, seperti kedelai (misalnya
tepung kedelai atau yg dihilangkan lemak) atau bibit minyak lainnya.
 Proses ultrasonik tidak membutuhkan penambahan bahan kimia dan bahan tambahan
lain
 Kekurangan Kekurangan metode ekstraksi ultrasonik :
 Perlu biaya yang mahal untuk listrik dan membeli alat Metode ultrasonik
membutuhkan biaya yang besar karena menggunakan tenaga listrik sekitar 240W
untuk menghasilkan gelombang suara sebesar 20 kHz-500 MHz.
 Suhu dan waktu optimal sulit dikontrol Faktor suhu dan waktu berperan sangat
penting dalam proses ekstraksi sonikasi. Dalam proses ekstraksi sonikasi, terjadi
interaksi antara suhu dan waktu. Jika suhu yang digunakan tinggi, maka waktu yang
diperlukan dalam proses ekstraksi sonikasi tidak terlalu lama. Sebaliknya, jika suhu
sedikit rendah maka pelarut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk berdifusi.
Suhu yang lebih tinggi dapat mempercepat proses ekstraksi (Santos et al., 2009). Oleh
karena itu, diperlukan interaksi antara suhu dan waktu untuk menghasilkan kondisi
ekstraksi sonikasi yang optimal. Dan berbeda jenis ekstraknya berbeda pula suhu dan
waktu optimal yang di perlukan.
 Energi yang masuk ke dalam sistem sulit dikontrol Jika energi yang masuk ke dalam
sistem tidak stabil maka hasil ekstrak yang dihasilkan tidak sempurna. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh ukuran wadah, jenis wadah, posisi wadah dalam bath.
 Membutuhkan curing pada prosesnya Curing merupakan salah satu cara pengawetan
pada bahan-bahan yang ingin diekstrak dengan melakukan pemberina kombinasi
bahan-bahan peservatif seperti garam, nitrat, gula, dan bahan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Cameron, D.K and Wang, Ya-Jane. 2006. Application of Protease and High-Intensity
Ultrasound in Corn Starch Isolation from Degermed Corn Flour.

Journal Food Sience University Of Arkansas : September/October 2006, Volume 83, Number
5.Page 505-509. Garcia J.L.L., Castro M.D.L., 2004.

Ultrasound-assisted soxhlet extraction : an expeditive approach for solid sample treatment,


Application to the extraction of Total Fat from oleaginous seeds, Journal of Chromatography
A, Ed. 1034, pp. 237-242. Gogate,

Anda mungkin juga menyukai