Disusun Oleh:
NAMA : MUHAMMADDIN
NPM : 18640039
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Penambangan Aspal Buton
B. Eksplorasi Aspal Buton
C. Pengolahan Aspal Buton
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lokasi sumber daya aspal terletak di Pulau Buton, secara administratif termasuk ke
dalam Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.Sumber daya aspal alam di Pulau
Buton,Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan satu-satunya endapan aspal alam di Indonesia.
Selain di Indonesia, endapan aspal alam terdapat di Kepulauan Trinidad, Albania dan Irak yang
dipergunakan untuk pelapis jalan, atap bangunan, mastic flooring, campuran paving dan
campuran cat.
Aspal alam di Pulau Buton in itelah diketahui sejak awal abad ke-20. Penyelidikan
pertama kali dilakukan oleh Elbert tahun 1909. Kemudian tahun 1922-1930 oleh Departemen
Tambang Pemerintahan Belanda di Hindia Timur. Pada Tahun 1926 aspal Buton dikerjakan oleh
N.V.Meijnbouwen Cultuur Maatscappij Boeton sampai terjadinya perang Pasific atas dasar kerja
borongan untuk pemerintah sampai tahun 1954. Sejak itu, pengusahaan aspal dikelola oleh
Bagian Butas, Kementrian Pekerjaan Umum. Tahun 1962 didirikan Perusahaan Aspal Negara
(PAN) sesuai dengan PP No.195 Tahun 1961 yang mengusahakan aspal alam lebih lanjut.
Kemudian, berdasarkan PP No.3 Tahun 1984, PAN dialihkan menjadi PT. Sarana Karya.
Endapan aspal pada beberapa lokasi lapangan di Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton
terdapat pada batuan induk yang berup abatu gamping dan napal.
Aspal Buton dapat untuk penggunaan langsung pada pembuatan pelapis jalan. Sejalan dengan
kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi, memberikan peluang untuk memanfaatkan
aspal untuk diolah menghasilkan minyak. Sehingga potensi nilai tambah yang dihasilkan dapat
lebih optimal dibandingkan untuk penggunaan langsung. Selain sumber daya aspal, batuan induk
berupa batu gamping yang akan ikut tergali dalam penambangan berpeluang untuk diusahakan
sebagai by product.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
1. Penambangan aspal buton
2. Eksplorasi aspal buton
3. Pengolahan aspal buton
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui riwayat, perencanaan, dan operasi penambangan.
2. Mengetahui tujuan eksplorasi, eksplorasi geofisika, dan pemboran inti.
3. Mengetahui pengolahan aspal buton
BAB II
PEMBAHASAN
Riwayat penambangan
Penambangan Aspal Buton dilaksanakan sejak tahun 1924 oleh Perusahaan
Belanda bernama N.V. Mijnbouw Mathapij Boeton (NV. MMB). Pengusahaan Aspal
Buton diambil alih oleh Pemerintah RI tahun 1954. Penambangan dilaksanakan di
Kabungka, hasilnya diangkut ke Pelabuhan Banabungi ± 16 Km dari Tambang kabungka.
Penggalian di Tambang dilaksanakan secara Manual. Menggali lapisan batuan
aspal yang tersingkap yang mana umumnya overburdennya 1) dangkal (± 2 m). Juga
dilaksanakan dengan penambangan bawah tanah dengan sistim terowongan (tunneling)
pada endapan yang ada di Bukit. Sistim pengangkutan tambang dilaksanakan kombinasi
antara dengan kereta api (lori) untuk pengangkutan di front Tambang dan “Aerial Rope
Way” (Kabel Ban) untuk pengangkutan ke Pelabuhan Banabungi. Kapasitas Produksi
masih sangat kecil sekitar 10.000 ton per tahun. Karena kebutuhan meningkat maka maka
penambangan dengan cara manual sudah di tinggalkan.
Pada tahun 1960 an penambangan asbuton sudah menggunakan alat berat seperti
Bulldozer, power shovel dsn dump truck. Bulldozer digunakan untuk stripping atau
pengupasan lapisan penutup (over burden) sedang pemuatan (loading) dilakukan oleh
Power shovel atau Loader. Angkutan ke pelabuhan Banabungi oleh Dump truck.
Penambangan dilakukan dengan sistim tambang terbuka, untuk membongkar aspal
dilakukan pemboran dan peledakan (drilling & Blasting). Hal ini dilakukan karena batuan
aspal cukup keras sehingga tidak dapat digali langsung oleh Power Shovel. Penambangan
juga dibantu oleh Bulldozer untuk mengumpul hasil peledakan. Pada saat itu asbuton
yang di tambang adalah di tambang Kabungka. Jenis asbuton kabungka adalah jenis aspal
keras. Baru pada tahun 1990 jenis aspal Lawele baru di tambang. Aspal lawele
merupakan jenis aspal yang lunak. Dapat langsung digali oleh excavator (back hoe) atau
digali oleh Bulldozer dengan bantuan Ripper.
Perencanaan tambang
Peta topografi dengan keadaan cadangan yang sudah diketahui, maka sudah dapat
dibuat:
Operasi penambangan
• kegiatan stripping.
• Penambangan, berupa penggalian dengan alat barat atau pembongkaran dengan
pemboran dan peledakan.
• Kegiatan pemuatan (loading) ke dump truck.
• Pengangkutan oleh Dump Truck ke tempat pengolahan.
• Tujuan akhir dari tahap penambangan adalah “stock pile”asbuton di tempat
pengolahan
EKSPLORASI GEOFISIKA
- Pengolahan aspal buton sampai saat ini adalah bertujuan untuk digunakan sebagai
bahan perkerasan jalan.
- Pemanfaatan lain selain untuk bahan jalan belum ada.
- Yang dapat dimanfaatkan pada bahan perkerasan jalan adalah aspalnya sebagai bahan
perekat.
- Dalam teknologi perkerasan jalan pemanfaatan aspal buton berbeda dengan aspal
minyak .
- Perbedaan utama adalah aspal minyak merpakan 100 % bitumen, sedang asbuton
hanya ± 20 % bitumen.
- Pengolahan aspal buton untuk mendapatkan 100 % bitumen sampai saat ini belum
diperoleh (masih dalam pengembangan).
- Pengolahan asbuton sampai saat ini adalah untuk penggunaan sesuai dengan
teknologi pengaspalan dengan asbuton. Yaitu penggunaan asbuton dengan tidak
memurnikannya terlebih dahulu.
- Pengolahan Asbuton Type Kabungka adalah dengan menggunakan mesin pemecah
batu (Stone crusher), karena sudah berupa pabrik sering juga disebut “Crushing
Plant”.
- Dari Tambang Asbuton diangkut ke crushing plant. Crushing plant akan
menghasilkan asbuton ½”.
- Jenis Crusher yang dipakai untuk asbuton type Kabungka adalah jenis “Hammer
Mill”.
- Asbuton dari tambang berukuran besar maksimum 80 Cm masuk ke crusher pertama
(Primary crusher), masuk ke saringan ½” , yang lolos langsung sebagai produk, yang
tidak lolos kembali masuk ke secondary crusher. Hasilnya menuju ke saringan ½” ,
yang lolos menjadi produk ½”.
- Asbuton dari tambang dimasukan ke hopper (1), kemudian melalui feeder (2) dan
masuk ke primary Crusher (3) untuk di pecah.
- Hasilnya melalui conveyor 4 dan conveyor 5 untuk ke screen 6, produk akhir lolos ½”
- Screen 6 memproses penyaringan, yang lolos ½” langsung masuk hopper 9 dan
selanjutnya ke coveyor produk 10.
- Yang tidak lolos ½” kembali ke secondary crusher 8 melalui conveyor 7.
- Primary cruher dan scondary crusher adalah crusher jenis hammer mill.
- Karena sifatnya yang lengket maka jenis crusher yang bisa dipakai untuk memecah
aspal adalah hammer mill.
Aspal buton Type Lawele bersifat lunak (liat) seperti dodol, sehingga peroses
penambangan dan pengolahannya berbeda dengan Type Kabungka. Penambangan dilakukan
dengan menggali langsung, setelah striping (pengupasan lapisan penutup). Dari tambang dibawa
ke tempat pengolahan berupa pengecilan ukuran. Karena sifat dari asbuton yang lengket tidak
bisa di kecilkan ukuran butirnya dengan “Hammer Mill” seperti halnya type Kabungka, tetapi
dilakukan dengan “Roll Crusher” dengan design khusus.
- Roll Crusher
Prinsip kerja Roll Crusher adalah : Dua Roll (drum) dari baja yang berdampingan dan
berputar berlawanan arah, sehingga dapat menjepit material yang ada diantaranya. Namun untuk
Asbuton Type Lawele roll crusher yang dipakai harus mempunyai kuku-kuku prda drum nya,
sehingga dapat mengorek/mencubit aspal sehingga terpisah –pisah menjasi butitan ukuran ± 1
cm.
“Retona” adalah nama produk asbuton semi ekstraksi. Aspal buton semi ekstraksi adalah
aspal dengan kadar bitumen 90%, masih mengandung padatan (batu kapur dan batu pasit yang
halus) ± 10%. Prinsip pembuatan produk ini adalah meningkatkan kadar asbuton dengan
mengurangi kandungan kapur pada asbuton. Untuk mengurangi kandungan kapur pada asbuton
adalah dengan melarutkannya dengan asam sulfat.
Tidak seluruh batuan yang ada dalam asbuton dapat dilarutkan oleh asam sulfat, sehingga
meningkatkan jumlah aspalnya maka ditambah Aspal minyak, sehingga kadar bitumennya
menjadi 90 %. Keunggulan dari produk ini adalah kekuatan daya rekatnya yang tinggi sehingga
dipakai untuk jalan dengan kekuatanya yang tinggi, untuk penggunaan pala lalu lintas berat.
Aplikasinya sama dengan aplikasi aspal minyak, dengan menggunakan AMP (Asphalt Mixing
Plant)
Aspal buton ekstraksi adalah pemurnian aspal buton, sehingga tidak ada lagi kandungan
batuan didalamnya atau 100% bitumen. Aspal buton ekstraksi saat ini sedang dikembangkan,
belum ada produknya di jual di pasaran. Secara teknis sudah dapat di produksi namun dari segi
ekonomisnya belum layak, karena biaya produksinya masih tinggi.
• Asbuton dilarutkan oleh pelarut. Pelarut yang dipakai biasanya kerosene (minyak
tanah).
• Bitumen yang sdh larut dipicahkan dengan padatannya denga filter.
• Larutan Aspal di pisahkan menjadi aspal dan pelarut dengan destilasi.
• Pelarut dari hasil destilasi kembali digunakan untuk melarutkan bitumen dari
aspal buton.
Sampai saat ini belum ada produk-produk yang diperoleh dari asbuton, namaun demikian
kemungkinannya ada. Antara lain aadalah : Sebagai bahan kedap air pada sistim pengairan,
Sebagai bahan kedap air pada atap bangunan, Sebagai bahan cat, dan Sebagai bahan anti karat.
A. Kesimpulan
1. Riwayat Penambangan Aspal Buton dilaksanakan sejak tahun 1924 oleh Perusahaan
Belanda bernama N.V. Mijnbouw Mathapij Boeton (NV. MMB). Pengusahaan Aspal
Buton diambil alih oleh Pemerintah RI tahun 1954. Penambangan dilaksanakan di
Kabungka, hasilnya diangkut ke Pelabuhan Banabungi ± 16 Km dari Tambang kabungka.
2. Explorasi Geofisika Adalah penyelidikan mineral berdasarkan sfat-sifat fisika. Yang
biasa dilaksanakan untuk explorasi geofisika adalah berdasarkan : Sifat Magnetik, Sifat
Elektrik, Gaya berat, dan Sifat radio aktif.
3. Pengolahan aspal buton sampai saat ini adalah bertujuan untuk digunakan sebagai bahan
perkerasan jalan.
B. Saran
Penambangan, eksplorasi dan pengolahan aspal buton dijaga dengan teliti dan
dipergunakan dengan baik. Apalagi masih banyak jalan di buton yang masih merasakan jalan
berlubang sebab aspalnya belum ada.
DAFTAR PUSTAKA