Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PENAMBANGAN, EKSPLORASI, DAN PENGOLAHAN


ASPAL BUTON

Disusun Oleh:
NAMA : MUHAMMADDIN
NPM : 18640039

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDIN
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Penambangan Aspal Buton
B. Eksplorasi Aspal Buton
C. Pengolahan Aspal Buton
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lokasi sumber daya aspal terletak di Pulau Buton, secara administratif termasuk ke
dalam Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.Sumber daya aspal alam di Pulau
Buton,Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan satu-satunya endapan aspal alam di Indonesia.
Selain di Indonesia, endapan aspal alam terdapat di Kepulauan Trinidad, Albania dan Irak yang
dipergunakan untuk pelapis jalan, atap bangunan, mastic flooring, campuran paving dan
campuran cat.
Aspal alam di Pulau Buton in itelah diketahui sejak awal abad ke-20. Penyelidikan
pertama kali dilakukan oleh Elbert tahun 1909. Kemudian tahun 1922-1930 oleh Departemen
Tambang Pemerintahan Belanda di Hindia Timur. Pada Tahun 1926 aspal Buton dikerjakan oleh
N.V.Meijnbouwen Cultuur Maatscappij Boeton sampai terjadinya perang Pasific atas dasar kerja
borongan untuk pemerintah sampai tahun 1954. Sejak itu, pengusahaan aspal dikelola oleh
Bagian Butas, Kementrian Pekerjaan Umum. Tahun 1962 didirikan Perusahaan Aspal Negara
(PAN) sesuai dengan PP No.195 Tahun 1961 yang mengusahakan aspal alam lebih lanjut.
Kemudian, berdasarkan PP No.3 Tahun 1984, PAN dialihkan menjadi PT. Sarana Karya.
Endapan aspal pada beberapa lokasi lapangan di Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton
terdapat pada batuan induk yang berup abatu gamping dan napal.
Aspal Buton dapat untuk penggunaan langsung pada pembuatan pelapis jalan. Sejalan dengan
kenaikan harga minyak dunia yang sangat tinggi, memberikan peluang untuk memanfaatkan
aspal untuk diolah menghasilkan minyak. Sehingga potensi nilai tambah yang dihasilkan dapat
lebih optimal dibandingkan untuk penggunaan langsung. Selain sumber daya aspal, batuan induk
berupa batu gamping yang akan ikut tergali dalam penambangan berpeluang untuk diusahakan
sebagai by product.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
1. Penambangan aspal buton
2. Eksplorasi aspal buton
3. Pengolahan aspal buton

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui riwayat, perencanaan, dan operasi penambangan.
2. Mengetahui tujuan eksplorasi, eksplorasi geofisika, dan pemboran inti.
3. Mengetahui pengolahan aspal buton
BAB II
PEMBAHASAN

 PENAMBANGAN ASPAL BUTON

 Riwayat penambangan
Penambangan Aspal Buton dilaksanakan sejak tahun 1924 oleh Perusahaan
Belanda bernama N.V. Mijnbouw Mathapij Boeton (NV. MMB). Pengusahaan Aspal
Buton diambil alih oleh Pemerintah RI tahun 1954. Penambangan dilaksanakan di
Kabungka, hasilnya diangkut ke Pelabuhan Banabungi ± 16 Km dari Tambang kabungka.
Penggalian di Tambang dilaksanakan secara Manual. Menggali lapisan batuan
aspal yang tersingkap yang mana umumnya overburdennya 1) dangkal (± 2 m). Juga
dilaksanakan dengan penambangan bawah tanah dengan sistim terowongan (tunneling)
pada endapan yang ada di Bukit. Sistim pengangkutan tambang dilaksanakan kombinasi
antara dengan kereta api (lori) untuk pengangkutan di front Tambang dan “Aerial Rope
Way” (Kabel Ban) untuk pengangkutan ke Pelabuhan Banabungi. Kapasitas Produksi
masih sangat kecil sekitar 10.000 ton per tahun. Karena kebutuhan meningkat maka maka
penambangan dengan cara manual sudah di tinggalkan.
Pada tahun 1960 an penambangan asbuton sudah menggunakan alat berat seperti
Bulldozer, power shovel dsn dump truck. Bulldozer digunakan untuk stripping atau
pengupasan lapisan penutup (over burden) sedang pemuatan (loading) dilakukan oleh
Power shovel atau Loader. Angkutan ke pelabuhan Banabungi oleh Dump truck.
Penambangan dilakukan dengan sistim tambang terbuka, untuk membongkar aspal
dilakukan pemboran dan peledakan (drilling & Blasting). Hal ini dilakukan karena batuan
aspal cukup keras sehingga tidak dapat digali langsung oleh Power Shovel. Penambangan
juga dibantu oleh Bulldozer untuk mengumpul hasil peledakan. Pada saat itu asbuton
yang di tambang adalah di tambang Kabungka. Jenis asbuton kabungka adalah jenis aspal
keras. Baru pada tahun 1990 jenis aspal Lawele baru di tambang. Aspal lawele
merupakan jenis aspal yang lunak. Dapat langsung digali oleh excavator (back hoe) atau
digali oleh Bulldozer dengan bantuan Ripper.

 Perencanaan tambang

Peta topografi dengan keadaan cadangan yang sudah diketahui, maka sudah dapat
dibuat:

• Batas2 stripping (Stipping limit), yaitu batas penggalian Over burden.


• Pembuatan jalan stripping (Stripping road) yaitu jalan untuk membuang over burden,
bila jaraknya jauh , akan tetapi bila tempat pembuangan over burden dekat dapat
langsung oleh Bulldozer.
• Pembuatan rencana jalan tambang (mine road) yaitu jalan untuk mengangkut aspal
dari tambang ke tempat pengolahan.
• Untuk menentukan jenis alat, tentu alat yang sesuai, yaitu Bulldozer untuk stripping,
Loader biasa di pakai Power shovel atau excavator , juga bisa dipakai Dozser shovel.
• Setelah diketahui volume aspal, volume over burden dan target produksi pertahun,
maka dapat dihitung target produksi hariannya. Baik itu target produksi aspal maupun
target roduksi overburden.
• Berdasarkan target produksi dapat di tentukan jumlah dan jenis alatnya.
• Dapat pula dibuat skedul . Bulanan atau mingguan.

 Produk dari suatu rencana penambangan berupa :

• Gambar rencana kegiatan.


• Skedul alat.
• Target produksi bulanan atau mingguan.

 Operasi penambangan

Kegiatan Penambangan meliputi :

• kegiatan stripping.
• Penambangan, berupa penggalian dengan alat barat atau pembongkaran dengan
pemboran dan peledakan.
• Kegiatan pemuatan (loading) ke dump truck.
• Pengangkutan oleh Dump Truck ke tempat pengolahan.
• Tujuan akhir dari tahap penambangan adalah “stock pile”asbuton di tempat
pengolahan

 EKSPLORASI GEOFISIKA

- Tujuan Pelaksanaan explorasi adalah untuk mengetahui jumlah cadangan Terukur


Aspal Buton, kedalaman serta letak dan bentuk cadangan untuk keperluan
perencanaan tambang.
- Explorasi Geofisika Adalah penyelidikan mineral berdasarkan sfat-sifat fisika.
- Yang biasa dilaksanakan untuk explorasi geofisika adalah berdasarkan : Sifat
Magnetik, Sifat Elektrik, Gaya berat, dan Sifat radio aktif
- Explorasi Geofisika dengan menggunakan sifat2 Magnet, dengan cara mengukur gaya
tarik magnetis disuatu wilayah. Biasanya dilaksanakan di pesawat terbang yang
melaksanakan survey. Pelaksanaan dapat bersamaan dengan alat lainnya seperti foto
udara, pengukur gaya berat (gravity meter) dan alat pengukur intensitas radio aktif.
- Bila ada cadangan mineral yang bersifat magnetis seperti logam seperti besi atau
logam yang dapat tertarik oleh gaya magnet maka maka cadangan tersebut dapat
terditeksi namun baru bersifat kualitatif (besarnya cadangan belum bisa ditentukan).
- Demikian juga bila terjadi perbedaan gaya berat atau gaya tarik grafitasi (anomali
garavitasi) pada suatu wilayah maka dapat dinterpretasikan bahwa bagian bawah
permukaan terdapat material yang mempunyai berat jenis tinnggi msalnya emas.
- Mineral yang bersifat radio aktif seperti uranium, dapat terditeksi oleh alat yang dapat
menangkap paparan radio aktif dari mineral tersebut. Sehingga wilayah tersebut
dapat di curigai mempunyai cadanagan minaral radio aktif.
- Explorasi geofisika untuk sifat2 Listrik dilaksanakan di permukaan tanah, tidak dapat
melalui udara (pesawat terbang). Yang diukur adalah tahanan jenis dari material. Bila
tahanan jenis besar maka tdk dapat dialiri arus listrik. Explorasi dengan cara ini biasa
disebut “Geolistrik” atau “Resistivity”. Cara ini biasa dipakai untuk mencari air
bawah tanah. Termasuk penyelidikan Aspal Alam dapat Dilaksanakan dengan cara
ini.
- Aspal ternyata mempunyai tahan jenis tinggi. Pada wilayah yang mempunyai tahanan
jenis tinggi dapat dicurigai mempunyai endapan aspal. sehingga dengan cara ini dapat
dilokalisir wilayah untuk selanjutnya dilakukan pemboran inti (Core drilling)
- Pelaksanaan explorasi aspal buton dilakukan dengan pemboran inti.
- Daerah dibuat jaringan bor dengan spasi 25 m.
- Karena biaya pemboran inti cukup besar maka yang dilakukan pemboran hanya
daerah yang diduga mengndung aspal. (hasil geolistrik)
- Guna pemboran inti ini untuk menghitung cadangan dan mengetahui bentuk dan
kedalaman cadangan untuk kebutuhan perencanaan (desain) tambang.
- Gambar berikut adalah gambar jaringan pemboran dan sketsa profil atau potongan
melintang hasil pemboran.

 PENGOLAHAN ASPAL BUTON

- Pengolahan aspal buton sampai saat ini adalah bertujuan untuk digunakan sebagai
bahan perkerasan jalan.
- Pemanfaatan lain selain untuk bahan jalan belum ada.
- Yang dapat dimanfaatkan pada bahan perkerasan jalan adalah aspalnya sebagai bahan
perekat.
- Dalam teknologi perkerasan jalan pemanfaatan aspal buton berbeda dengan aspal
minyak .
- Perbedaan utama adalah aspal minyak merpakan 100 % bitumen, sedang asbuton
hanya ± 20 % bitumen.
- Pengolahan aspal buton untuk mendapatkan 100 % bitumen sampai saat ini belum
diperoleh (masih dalam pengembangan).
- Pengolahan asbuton sampai saat ini adalah untuk penggunaan sesuai dengan
teknologi pengaspalan dengan asbuton. Yaitu penggunaan asbuton dengan tidak
memurnikannya terlebih dahulu.
- Pengolahan Asbuton Type Kabungka adalah dengan menggunakan mesin pemecah
batu (Stone crusher), karena sudah berupa pabrik sering juga disebut “Crushing
Plant”.
- Dari Tambang Asbuton diangkut ke crushing plant. Crushing plant akan
menghasilkan asbuton ½”.
- Jenis Crusher yang dipakai untuk asbuton type Kabungka adalah jenis “Hammer
Mill”.
- Asbuton dari tambang berukuran besar maksimum 80 Cm masuk ke crusher pertama
(Primary crusher), masuk ke saringan ½” , yang lolos langsung sebagai produk, yang
tidak lolos kembali masuk ke secondary crusher. Hasilnya menuju ke saringan ½” ,
yang lolos menjadi produk ½”.
- Asbuton dari tambang dimasukan ke hopper (1), kemudian melalui feeder (2) dan
masuk ke primary Crusher (3) untuk di pecah.
- Hasilnya melalui conveyor 4 dan conveyor 5 untuk ke screen 6, produk akhir lolos ½”
- Screen 6 memproses penyaringan, yang lolos ½” langsung masuk hopper 9 dan
selanjutnya ke coveyor produk 10.
- Yang tidak lolos ½” kembali ke secondary crusher 8 melalui conveyor 7.
- Primary cruher dan scondary crusher adalah crusher jenis hammer mill.
- Karena sifatnya yang lengket maka jenis crusher yang bisa dipakai untuk memecah
aspal adalah hammer mill.

 Pengolahan tipe lawele

Aspal buton Type Lawele bersifat lunak (liat) seperti dodol, sehingga peroses
penambangan dan pengolahannya berbeda dengan Type Kabungka. Penambangan dilakukan
dengan menggali langsung, setelah striping (pengupasan lapisan penutup). Dari tambang dibawa
ke tempat pengolahan berupa pengecilan ukuran. Karena sifat dari asbuton yang lengket tidak
bisa di kecilkan ukuran butirnya dengan “Hammer Mill” seperti halnya type Kabungka, tetapi
dilakukan dengan “Roll Crusher” dengan design khusus.

- Roll Crusher

Prinsip kerja Roll Crusher adalah : Dua Roll (drum) dari baja yang berdampingan dan
berputar berlawanan arah, sehingga dapat menjepit material yang ada diantaranya. Namun untuk
Asbuton Type Lawele roll crusher yang dipakai harus mempunyai kuku-kuku prda drum nya,
sehingga dapat mengorek/mencubit aspal sehingga terpisah –pisah menjasi butitan ukuran ± 1
cm.

 Aspal buton Semi Ekstraksi.

“Retona” adalah nama produk asbuton semi ekstraksi. Aspal buton semi ekstraksi adalah
aspal dengan kadar bitumen 90%, masih mengandung padatan (batu kapur dan batu pasit yang
halus) ± 10%. Prinsip pembuatan produk ini adalah meningkatkan kadar asbuton dengan
mengurangi kandungan kapur pada asbuton. Untuk mengurangi kandungan kapur pada asbuton
adalah dengan melarutkannya dengan asam sulfat.

Reaksi kimia : H2SO4 + CaCO3 CaSO4 + H2O + CO2

Tidak seluruh batuan yang ada dalam asbuton dapat dilarutkan oleh asam sulfat, sehingga
meningkatkan jumlah aspalnya maka ditambah Aspal minyak, sehingga kadar bitumennya
menjadi 90 %. Keunggulan dari produk ini adalah kekuatan daya rekatnya yang tinggi sehingga
dipakai untuk jalan dengan kekuatanya yang tinggi, untuk penggunaan pala lalu lintas berat.
Aplikasinya sama dengan aplikasi aspal minyak, dengan menggunakan AMP (Asphalt Mixing
Plant)

 Aspal buton Ekstraksi.

Aspal buton ekstraksi adalah pemurnian aspal buton, sehingga tidak ada lagi kandungan
batuan didalamnya atau 100% bitumen. Aspal buton ekstraksi saat ini sedang dikembangkan,
belum ada produknya di jual di pasaran. Secara teknis sudah dapat di produksi namun dari segi
ekonomisnya belum layak, karena biaya produksinya masih tinggi.

Prinsip proses produksinya adalah sebagai berikut :

• Asbuton dilarutkan oleh pelarut. Pelarut yang dipakai biasanya kerosene (minyak
tanah).
• Bitumen yang sdh larut dipicahkan dengan padatannya denga filter.
• Larutan Aspal di pisahkan menjadi aspal dan pelarut dengan destilasi.
• Pelarut dari hasil destilasi kembali digunakan untuk melarutkan bitumen dari
aspal buton.

 Produk2 Aspal buton selain untuk bahan jalan.

Sampai saat ini belum ada produk-produk yang diperoleh dari asbuton, namaun demikian
kemungkinannya ada. Antara lain aadalah : Sebagai bahan kedap air pada sistim pengairan,
Sebagai bahan kedap air pada atap bangunan, Sebagai bahan cat, dan Sebagai bahan anti karat.

Hal-hal tersebut diatas dapat merupakan bahan penelitian untuk pengembangan


selanjutnya, mengingat cadangan asbuton yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Riwayat Penambangan Aspal Buton dilaksanakan sejak tahun 1924 oleh Perusahaan
Belanda bernama N.V. Mijnbouw Mathapij Boeton (NV. MMB). Pengusahaan Aspal
Buton diambil alih oleh Pemerintah RI tahun 1954. Penambangan dilaksanakan di
Kabungka, hasilnya diangkut ke Pelabuhan Banabungi ± 16 Km dari Tambang kabungka.
2. Explorasi Geofisika Adalah penyelidikan mineral berdasarkan sfat-sifat fisika. Yang
biasa dilaksanakan untuk explorasi geofisika adalah berdasarkan : Sifat Magnetik, Sifat
Elektrik, Gaya berat, dan Sifat radio aktif.
3. Pengolahan aspal buton sampai saat ini adalah bertujuan untuk digunakan sebagai bahan
perkerasan jalan.

B. Saran

Penambangan, eksplorasi dan pengolahan aspal buton dijaga dengan teliti dan
dipergunakan dengan baik. Apalagi masih banyak jalan di buton yang masih merasakan jalan
berlubang sebab aspalnya belum ada.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai