Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air
terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang
diperlukan dari posisi muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya (bisa 12 jam 25 menit
atau 24 jam 50 menit tergantung tipe pasang surut). Periode saat muka air naik
disebut pasang dan sebaliknya disebut surut. Variasi tersebut akan menimbulkan arus
pasang surut. Arus pasang terjadi pada saat muka air pasang dan sebaliknya. Pada saat
arus berbalik dari pasang menjadi surut terjadi slack/titik balik. Pada saat ini kecepatan
arus adalah nol.
Data pasang surut yang digunakan dalam perencanaan pelabuhan
Bentuk pasang surut diberbagai daerah tidak sama. Ada 4 tipe pasang surut, antara lain :
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang
hampir sama terjadi secara berurutan teratur. Periode pasut rata-rata 12 jam 25
menit. Terjadi di Selat Malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal ( diurnal tide )
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan Periode pasut
rata-rata 24 jam 50 menit. Terjadi di perairan Selat Karimata.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Terjadi di perairan Indonesia Timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tapi kadang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periodenya sangat berbeda. Terjadi di
Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.