Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 34

Bab 6 Kelekatan Bitumen


Kelompok II

BAB 6
KELEKATAN BITUMEN PADA AGREGAT

6.1. Tujuan Percobaan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kelekatan bitumen pada batuan


tertentu dalam air.

6.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan antara lain:


a. Termometer.
b. Toples tertutup.
c. Oven.
d. Wajan.
e. Kompor.
f. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.
g. Saringan .
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 35
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

6.3. Gambar Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan kelekatan bitumen pada batuan dapat
ditunjukkan pada Gambar 6.1 di bawah :

Gambar 6.1. Alat Percobaan Kelekatan Bitumen pada Batuan

Keterangan :
1. Wajan. 6. Mangkuk.
2. Pengaduk. 7. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.
3. Kompor. 8. Saringan.
4. Toples berisi air suling. 9. Termometer.
5. Penahan angin.

6.4. Bahan Uji

Bahan yang digunakan adalah:


a. Aspal
b. Batuan lolos saringan no.1 tertahan pada saringan 3/4 sebanyak 500 gram
c. Aquades / air suling
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 36
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

6.5. Benda Uji

1. Mencuci batu lolos saringan no.1 tertahan pada saringan 3/4 500 gram
dengan aquades.
2. Mengeringkannya pada suhu 125o C selama 5 jam dan mendiamkannya
selama 24 jam pada temperatur ruangan.
3. Agregat yang telah kering dan bitumen seberat 25 gram yang telah dipanaskan
hingga mencapai suhu 125o C, dicampur di dalam wajan selama 5 menit,
kemudian mendiamkan campuran tersebut sampai dingin.

6.6. Cara Kerja

1. Memasukkan campuran batuan dengan bitumen yang telah dingin ke dalam


toples dan mendiamkannya selama 30 menit.
2. Mengisi toples dengan aquades sampai benda uji terendam seluruhnya,
kemudian menutup toples tersebut.
3. Mendiamkan toples pada suhu ruang selama 24 jam.
4. Mengamati dan memperkirakan luas permukaan agregat yang masih dilekati
bitumen secara visual.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 37
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

6.7. Flow Chart

Untuk memperjelas langkah kerja di atas maka dapat dibuat diagram alir seperti
pada Gambar 6.2 berikut :

MULAI

Mencuci dan mengeringkan 500 gr batuan 3/4 dan mengeringkannya pada


suhu kamar selama 24 jam

Mencampur bitumen cair 25 gram dengan agregat ukuran 3/4 pada suhu 125o
C sebanyak 500 gr di dalam wajan selama 5 menit

Memasukkan campuran batuan dan bitumen yang telah dingin ke dalam toples
dan mendiamkannya selama 30 menit.

Mengisi toples dengan aquades hingga benda uji terendam seluruhnya,


kemudian menutupnya

Mendiamkan toples pada suhu ruang selama 24 jam

Mengamati dan memperkirakan % agregat yang diselimuti bitumen

SELESAI

Gambar 6.2. Diagram Alir Kelekatan Bitumen pada Batuan


Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 38
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

6.8. Hasil Pengamatan

Hasil percobaan ini dapat diperjelas dengan Tabel 6.1 di bawah ini:
Tabel 6.1. Kelekatan Bitumen pada Batuan

Kelekatan % dari permukaan


Pengamatan ke 1 95 %
Pengamatan ke 2 95 %
Rata rata 95 %

6.9. Pembahasan

Untuk mengetahui besarnya kelekatan bitumen pada batuan maka dilakukan


percobaan kelekatan bitumen pada batuan. Semakin besar tingkat kelekatan, maka
semakin besar kekuatan bitumen sebagai pelapis permukaan. Dari hasil percobaan
didapatkan prosentase kelekatan bitumen adalah 95 %.

6.10. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kelekatan Bitumen pada agregat
adalah 95 %. Menurut AASHTO-T-182 standar minimum kelekatan bitumen
adalah 95 %, sehingga berdasar hasil pengamatan bitumen tersebut dapat
digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya.

6.10. Saran

1. Agar diperoleh data yang cukup mewakili dipilih batuan yang seragam.
2. Agar didapatkan hasil pengamatan yang lebih akurat dapat dilakukan dengan
pengamatan visual setiap anggota kelompok. Pengamat pun bisa menggunakan
kaca pembesar untuk percobaan ini.
3. Pencampuran dilakukan dengan cara yang benar serta dengan alat yang
memadai agar pencampuran bitumen pada batuan dapat merata.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 39
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

KESIMPULAN PENGUJIAN BITUMEN


Setelah dilakukan 6 jenis pengujian terhadap bitumen maka didapat kesimpulan
sebagai berikut:

1. Percobaan Penetrasi Bitumen

Dari percobaan diperoleh penetrasi aspal untuk benda uji I = 68,8.10-1 mm dan
benda uji II = 66,6.10-1 mm. Berdasarkan Laston standar penetrasi yaitu antara 6
7,9 mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa benda uji memenuhi syarat sebagai
aspal penetrasi C 60/70.

2. Percobaan Titik Lembek Bitumen

Dari hasil percobaan titik lembek bitumen diperoleh titik lembek aspal benda uji
sebesar 50,5oC. Menurut Tabel III petunjuk pelaksanaan LASTON 1987
disebutkan bahwa titik lembek bitumen berkisar antara 48oC sampai 58oC.Jadi
dapat disimpulkan bahwa benda uji tersebut memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya.

3. Percobaan Titik Nyala dan Titik Bakar Bitumen

Dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa titik nyala bitumen tersebut adalah 324C, karena pada suhu
tersebut terlihat nyala singkat kurang dari 5 detik pada suatu permukaan bitumen.
Kemudian pada suhu 338C terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan bitumen. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik pada suatu titik pada permukaan bitumen. Menurut petunjuk
pelaksaan LASTON 1987 minimal 200oC disebutkan bahwa suhu standar titik
nyala dan titik bakar bitumen berkisar antara 2700C - 3300C. Disimpulkan bahwa
bitumen tersebut memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk bahan konstruksi
perkerasan jalan raya.
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 40
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

4. Percobaan Daktilitas Bahan Bitumen

Setelah melakukan pengujian dan pembahasan dengan hasil benda uji I= 150 cm
dan benda uji II = 150 cm maka benda uji tesebut memenuhi syarat minimum
daktilitas menurut Petunjuk Pelaksanaan Lapis Bitumen Beton (LASTON) 1987.

5. Percobaan Berat Jenis Bitumen

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh berat jenis benda uji 1,012 gr/cc maka
berat jenis dari benda uji tersebut memenuhi syarat.

6. Percobaan Kelekatan Bitumen

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kelekatan Bitumen pada agregat
adalah 95 %. Menurut AASHTO-T-182 standar minimum kelekatan bitumen
adalah 95 %, sehingga berdasar hasil pengamatan bitumen tersebut dapat
digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya.

Tabel 6.2 Rekapitulasi Pengujian Bitumen


No Percobaan Hasil Uji Spesifikasi 1) Keterangan

1 Penetrasi Bahan 6,88 mm


6,66 mm 6-7,9 mm Memenuhi Syarat 2)
Bitumen
2 Titik Lembek 50,5 0C 480C - 580C Memenuhi Syarat
Bitumen
3 Titik Nyala Bitumen 324 0C
Min. 2000C Memenuhi Syarat
Titik Bakar Bitumen 338 0C
4 Daktilitas Bahan >150 cm Min. 100 cm Memenuhi Syarat
Bitumen
5 Berat Jenis Bitumen 1,012 gr/cc Min 1 gr/cc Memenuhi Syarat
6 Kelekatan Bitumen 95 % Min. 95% Memenuhi Syarat

1) Petunjuk Pelaksanaan LASTON 1987


2) Dari percobaan diperoleh penetrasi aspal untuk benda uji I = 6,88 mm dan
benda uji II = 6,6 mm Memenuhi syarat spesifikasi karena Menurut tabel III
petunjuk pelaksanaan Laston 1987, besar penetrasi untuk penetrasi c 60/70 yaitu
6-7,9 mm. Pada tabel 1.3 untuk hasil penetrasi 50-149 batas toleransinya adalah 4
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017 41
Bab 6 Kelekatan Bitumen
Kelompok II

mm, Sedangkan pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa perbedaan antara hasil
penetrasi aspal maksimum dan minimum untuk benda uji I = 4.10-1 mm dan benda
uji II = 4.10-1 mm. Sehingga hasil penetrasi aspal pada kedua benda uji tersebut
tidak memenuhi syarat batas toleransinya. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan
adanya kesalahan saat melakukan percobaan, seperti saat melepaskan jarum tidak
selama 5 detik tetapi lebih atau kurang dari 5 detik sehingga saat membaca angka
pengatur penetrasi hasilnya berbeda-beda melebihi toleransi yang diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai