Anda di halaman 1dari 25

ARTIKEL PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN

BERACUN MENGGUNAKAN KERETA API

TUGAS MATA KULIAH K3


EDI NURSALAM

KELOMPOK 1

ADAM ZULIO 2130011


ADITYA BINTANG 2130021
AHMAD NUR 2130031
AISHA ARISTA 2130042
ALFIN NUR 2130051
AMELYA MAULANY 2130062

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI MEKANIKA PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
2023
DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3

1.2 Dasar Hukum ............................................................................................ 4

1.3 Definisi ..................................................................................................... 4

1.4 Keuntungan .............................................................................................. 5

BAB II Pembahasan ................................................................................................ 7

2.1 Persyaratan Pengangkutan B3 Dengan Kereta .............................................. 7

2.1.1 Menurut Rid ........................................................................................... 7

2.1.2 Menurut Pm 14 Tahun 2014 ................................................................... 9

2.1.3 Menurut Permen LHK No 4 Tahun 2020 ............................................. 10

2.2 Prosedur Pengangkutan ................................................................................11

2.2.1 Identifikasi Dan Klasifikasi.................................................................. 12

2.2.2 Packing ................................................................................................. 13

2.2.3 Marking Dan Labeling ......................................................................... 15

2.2.4 Persyaratan Dokumen .......................................................................... 17

2.2.5 Handeling (Pemuatan, Penyususnan, Pengangkutan, Pembongkaran. 18

2.2.6 Sketsa Pengangkutan B3 Dengan KA .................................................. 21

2.3 Managemen Resiko Dan Prosedur Darurat Pengangkutan B3 Dengan


Kereta ................................................................................................................ 22

BAB III Kesimpulan ............................................................................................. 25


BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.Limbah B3 terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Oleh karena itu
dalam pengolahan dan pemanfaatannya harus dilakukan secara baik dan benar
kususnya pada sistem pengangkutannya. Dalam sistem pangangkutan limbah b3
yang sudah diatur dalam peraturan internasional dan nasional dapat dibagi menjadi
pengangkutan yang dilakukan di darat laut maupun udara yang mana sistem
pengangkutan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.
Regulasi yang dibuat untuk menentukan sop dalam pengangkutan bahan dan limbah
b3 yang diharap mampu meminimalisir dampak negatef yang ditimbulkan oleh b3.
Dalam artikel kali ini kami akan membahas menganai pengangkutan bahan
berbahaya dan beracun yang mana akan diangkut dalam moda transportasi darat
yakni kereta api.
Seriring perkembangan zaman moda transportasi kereta api tidak hanya
digunakan sebagai pengangkut penumbang maupun barang, namun kali ini kereta
api digunakan untuk mengangkut B3 yang mana memiliki resiko dan potensi
bahaya tinggi. Bahaya yang akan ditimbulkan dapat diatasi dengan adanya regulasi
yang dibuat pemerintah dalam prosedur pangangkutan B3 menggunakan kereta api.
dalam pemanfaatan moda transportasi kusunya kereta api maka terdapat kelebihan
yang mampu menjadikan kereta sebagai prioritas utama dalam hal pengangkutan
baik segi keamanan, ketepatan waktu, dan pengangkutan massal dibandingkan
dengan moda transportasi yang lain. Hal lain yang menjadi keunggulan yakni antara
bahan yang dikeluarkan salah satu contoh bahan bakar dan bahan yang dikirim
untuk diolah (B3) lebih besar dalam mengurangi pencemaran lingkungan.
1.2 Dasar Hukum
A. UU NO 23 TAHUN 2007 Tentang Perkeretaapian
B. UU NO 32 TAHUN 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
C. PP NO 74 TAHUN 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
D. PP NO 101 TAHUN 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.
E. PERMEN LINGKUNGAN HIDUP NO 03 TAHUN 2008 Tentang Tata Cara
Pemberian Symbol Dan Label Pada Bahan Berbahaya Dan Beracun
F. PM NO 48 TAHUN 2014 Tentang Tata Cara Pemuatan, Penyususnan,
Pengangkutan, Dan Pembongkaran Barang Menggunakan Kereta Api.

1.3 Definisi
A. Kereta api
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan
sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.
B. Angkutan
Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari
satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api.
C. Pengangkutan B3
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan sarana angkutan darat.
D. Bahan Berbahaya Dan Beracun
Adalah zat, energi, dan/atau kornponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jurnlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
rnencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau mernbahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.
E. Jenis Bahan B3
1. B3 yang dapat dipergunakan yakni suatu bahan berbahaya yang masih
dimanfaatkan dalam kehiupan sehari hari dalam jumlah terus menerus.
Contohnya bbm walau mudah terbakar bahan tersebut penting demi
kalancaran transportasi dan alat yang menggunakan bbm
2. B3 yang dilarang dipergunakan suatu bahan yang dilarang pengedarannya
karena memiliki intensitas bahaya tinggi dan resiko yan besar. Hal yang
biasa dilakukan untuk bahan ini adalah pemusnahan atau penghaspusan.
3. B3 yang terbatas dipergunakan bahan yang masih memiliki namun dibatasi
demi menjaga kelangsungan hidup suatu lingkungan serta menurunkan
dampak negative yang timbul.
F. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang rnengandung B3.
G. Jenis Limbah B3

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses
utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan
kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu
industri (kegiatan utama).
3. Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak
diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

1.4 Keuntungan
A. Keamanan
Angkutan barang yang dapat diandalkan adalah prasyarat utama untuk kualitas
transportasi. Dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, transportasi kereta
api merupakan moda transportasi yang paling dapat diandalkan. Keandalan ini tidak
hanya berasal dari jumlah kecelakaan lalu lintas yang lebih rendah, namun juga
kerugian yang lebih rendah akibat kecelakaan.

B. Ekologi dan lingkungan


Tingginya jumlah transportasi dan kebutuhan akan kecepatan, keandalan,
ketepatan waktu, dan fleksibilitas transportasi meningkat setiap harinya. Jutaan ton
barang yang diangkut setiap hari oleh berbagai moda transportasi berdampak pada
kualitas lingkungan. Oleh karena itu, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan cara yang ramah lingkungan menjadi salah satu kriteria dasar
untuk kualitas layanan transportasi, serta keunggulan kompetitif yang signifikan
dari operator kereta api. Transportasi kereta api adalah sistem transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan, karena volume barang yang besar dapat diangkut
dalam jarak jauh dengan cepat dan dengan dampak yang kecil terhadap lingkungan.
Dibandingkan dengan transportasi jalan raya dan udara, transportasi kereta api
menghasilkan jumlah emisi yang paling rendah dan membutuhkan biaya yang jauh
lebih rendah untuk meregenerasi lingkungan yang rusak. Dari total biaya yang
dikeluarkan untuk mengurangi dampak negative industri transportasi terhadap
lingkungan, hanya 8% yang berasal dari transportasi kereta api, sedangkan hingga
90% berasal dari transportasi jalan raya, meskipun kinerja lalu lintasnya 50% lebih
rendah daripada kinerja lalu lintas transportasi kereta api

C. Lebih sedikit batasan


Yang artinya pengangkutan dengan kereta akan lebih leluasa dilihat dari
kepadatan lalu lintas, beban yang ada di setiap jalan. Keleluasaan ini diakibatkan
karena kereta api memiliki jalur tersendiri serta regulasi yang memudahkan dalam
mengatur pengangkutan B3.

D. Optimalisasi pengangkutan
Yakni perbandingan antara barang yang diangkut dengan bahan bakar yang
dihabiskan.
BAB II
Pembahasan

2.1 Persyaratan Pengangkutan B3 Dengan Kereta


Suatu hal yang harus dipenuhi dalam tata cara pengangkutan b3 dan limbah.
Persyarata biasanya dibuat secara sistematis dan dijadikan sop sebagai penerapan
kegiatan dilapangan.
2.1.1 Menurut Rid
Regulations concerning the International Carriage of Dangerous Goods by Rail
(RID) merupakan peraturan internasional yang mengatur pengangkutan bahan
berbahaya secara rel.

Kode RID mengatur banyak aspek pengangkutan barang berbahaya, termasuk


klasifikasi barang berbahaya, persyaratan kemasan, tanda-tanda pengenal, prosedur
pengiriman, dan tindakan keamanan yang harus diikuti oleh perusahaan kereta api
dan semua pihak yang terlibat dalam pengangkutan barang berbahaya dengan
kereta api. Panduan ini mengacu pada standar internasional yang diterapkan oleh
banyak negara sebagai bagian dari peraturan keamanan transportasi barang
berbahaya.

Dalam regulasi tersebut, berbagai aspek dari pengangkutan barang berbahaya


diatur, termasuk jenis barang berbahaya yang diizinkan untuk diangkut, persyaratan
pengemasan, tanda pengenal, tata cara pengangkutan, pelabelan, dan persyaratan
keselamatan lainnya. Regulasi ini juga memuat standar internasional yang harus
diikuti oleh negara-negara yang terlibat dalam pengangkutan barang berbahaya
dengan kereta api.

Regulasi ini diawasi dan dikelola oleh organisasi internasional seperti UNECE
(United Nations Economic Commission for Europe), dan negara-negara yang
terlibat dalam pengangkutan barang berbahaya dengan kereta api diharapkan untuk
mematuhi regulasi ini untuk menjaga keselamatan dan keamanan pengangkutan
tersebut. Rinciannya dapat berubah dari waktu ke waktu, jadi penting untuk
merujuk ke dokumen terbaru dan peraturan yang berlaku untuk mendapatkan
informasi yang paling akurat.

Persyaratan pengangkutan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) menurut RID


biasanya mencakup beberapa hal berikut:

1. Klasifikasi Bahan Berbahaya: RID mengklasifikasikan bahan berbahaya ke


dalam berbagai kategori berdasarkan sifat, bahaya, dan karakteristiknya. Ini
melibatkan penggunaan kode dan label khusus untuk mengidentifikasi
bahan berbahaya.
2. Label dan Tanda Pengenal: Setiap kemasan atau kendaraan yang
mengangkut bahan berbahaya harus dilengkapi dengan label dan tanda
pengenal yang sesuai sesuai dengan kode dan klasifikasi yang ditentukan.
3. Kemasan dan Kontainer: RID mengatur jenis kemasan dan kontainer yang
boleh digunakan untuk mengangkut bahan berbahaya. Ini termasuk
ketentuan untuk menghindari kebocoran dan tumpahan selama
pengangkutan.
4. Dokumentasi: RID mengharuskan penyedia jasa angkutan untuk
menyediakan dokumen yang mencakup informasi lengkap tentang bahan
berbahaya yang diangkut. Dokumen ini harus memenuhi standar tertentu
dan harus tersedia untuk pihak berwenang.
5. Pelatihan dan Kualifikasi: Petugas yang terlibat dalam pengangkutan bahan
berbahaya harus memiliki pelatihan khusus dan memenuhi persyaratan
kualifikasi tertentu. Mereka juga harus memahami tindakan darurat yang
harus diambil dalam kasus kebocoran atau insiden lainnya.
6. Perlindungan Lingkungan: RID juga memuat persyaratan untuk melindungi
lingkungan selama pengangkutan bahan berbahaya. Ini termasuk tindakan
yang harus diambil dalam kasus kebocoran atau tumpahan.
7. Inspeksi dan Pengawasan: RID mengatur pemeriksaan dan pengawasan
untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan. Pemeriksaan dilakukan
pada kendaraan, kemasan, dan prosedur pengangkutan.
8. Tanggung Jawab dan Kewajiban: RID menetapkan tanggung jawab dan
kewajiban bagi semua pihak yang terlibat dalam pengangkutan bahan
berbahaya, termasuk pengirim, operator angkutan, dan penerima.
9. Darurat dan Keadaan Tidak Terduga: RID memberikan panduan tentang
tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat atau keadaan tidak
terduga, termasuk tindakan evakuasi dan pemadaman kebakaran.

Penting untuk selalu merujuk pada versi terbaru dari RID dan mematuhi
peraturan yang berlaku di wilayah Anda karena persyaratan pengangkutan B3 dapat
berbeda berdasarkan peraturan nasional dan internasional serta jenis bahan
berbahaya yang diangkut. RID adalah peraturan khusus yang mengatur
pengangkutan B3 dengan kereta api, dan persyaratan ini dapat berubah dari waktu
ke waktu.

2.1.2 Menurut Pm 14 Tahun 2014


A. Pengguna jasa merupakan instansi yang berwenang atau badan usaha yang
telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri setelah mendapat rekomendasi
dari instansi yang berwenang
B. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang
C. Setiap kemasan B3 dan/atau Limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang
ditetapkan instansi yang berwenang
D. Diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan
diberikan tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan
instansi yang berwenang
E. Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang
diangkut
F. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa
G. Antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat
H. Perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang
ditetapkan
I. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut
J. Awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya
dan beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki
kompetensi dan bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.

2.1.3 Menurut Permen LHK No 4 Tahun 2020


A. Persyaratan umum
1. Identitas pemohon
2. Akta pendirian badan usaha
3. Nomor induk berusaha (nib)
4. Bukti kepemilikan atas dana jaminan pemulihan Lingkungan hidup berupa
bank garansi dan/atau Polis asuransi dengan nilai pertanggungan paling
Sedikit rp5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)
5. Bukti kepemilikan alat angkut
6. Dokumen pengangkutan limbah B3
7. Kontrak kerja sama antara penghasil limbah B3 Dengan pengumpul
limbah b3, pemanfaat Limbah B3, pengolah limbah B3, dan/atau
Penimbun limbah B3 yang telah memiliki izin.
B. Persyaratan kusus
1. Untuk alat angkut berupa angkutan jalan umum, meliputi:
- Memiliki sertifikat kompetensi pengemudi
- Pengangkutan limbah b3 yang diterbitkan oleh lembaga yang
berwenang.
- Surat tanda nomor kendaraan
- Surat bukti kelayakan alat angkut
2. Untuk alat angkut berupa angkutan perkeretaapian, meliputi:
- Surat bukti kelayakan alat angkut
- Ertifikasi kompetensi masinis pengangkutan
- Limbah b3 yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang
3. Untuk alat angkut berupa angkutan laut, sungai, danau, dan
penyeberangan, meliputi:
- Surat izin usaha perusahaan alat angkut laut
- Surat bukti kepemilikian alat angkut kapal
- Surat bukti kelayakan kapal.
2.2 Prosedur Pengangkutan
A. Pengangkutan barang dengan gerbong diberi tanda yang terdiri dari:
1. Kecepatan
2. berat muatan (BM)
3. tanda kepemilikan gerbong
4. tanda-tanda khusus untuk barang khusus
5. kecepatan yang diperbolehkan sesuai dengan jenis dan karakteristik
barang.
B. Pengangkutan barang dengan gerbong khususnya untuk barang khusus, B3,
dan Limbah B3 wajib dilengkapi dengan simbol atau label khusus untuk B3
dan Limbah B3 dan fasilitas pengaman sesuai dengan jenis dan karakteristik
barang sesuai peraturan perundang-undangan.
C. Memperhatikan ketentuan berat muatan dan batas kapastitas muat sarna.
D. Pengangkutan B3 dan/atau Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dan Pasal 6 dapat menggunakan gerbong terbuka, gerbong tertutup, atau
gerbong khusus setelah dikemas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atau dapat menggunakan gerbong tangki untuk B3 dan/atau limbah
B3 yang bersifat cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.2.1 Identifikasi Dan Klasifikasi

A. Divisi 1
- 1.1: zat dan benda yang memiliki bahaya ledakan massal (rudal)
- 1.2: zat dan barang yang memiliki bahaya proyeksi tetapi tidak memiliki
bahaya ledakan massal
- 1.3: zat dan benda yang memiliki bahaya kebakaran dan bahaya ledakan
kecil atau bahaya proyeksi kecil atau keduanya, tetapi tidak memiliki
bahaya ledakan massal (kembang api)
- 1.4: zat dan barang yang tidak menimbulkan bahaya signifikan (amunisi)
- 1.5: zat yang sangat tidak sensitif yang memiliki bahaya ledakan massal
- 1.6: benda-benda yang sangat tidak sensitif yang tidak memiliki bahaya
ledakan massal
B. Divisi 2
- 2.1: gas yang mudah terbakar (LPG, Hidrogen)
- 2.2: gas tidak mudah terbakar dan tidak beracun (Nitrogen, Helium, Karbon
Dioksida)
- 2.3: gas beracun (Klorin, Karbon Monoksida Amonia)
C. Cairan mudah terbakar didefinisikan sebagai setiap cairan atau campuran
cairan atau cairan yang mengandung padatan dalam larutan atau suspensi yang
mengeluarkan uap yang mudah terbakar pada atau di bawah 60 derajat Celsius.
D. Devisi 4: Padatan mudah terbakar; zat yang mudah terbakar secara spontan; zat
yang jika terkena air akan mengeluarkan gas yang mudah terbakar
- 4.1: padatan yang mudah terbakar, zat yang reaktif dan tidak peka bahan
peledak (kapas, TNT yang dibasahi, belerang)
- 4.2: zat yang rentan terhadap pembakaran spontan (fosfor, arang, Logam
Alkys)
- 4.3: zat yang jika terkena air akan mengeluarkan zat yang mudah terbakar
gas (Kalsium Karbida, Thrichlorosilane)
E. Devisi 5: Zat pengoksidasi dan peroksida organik (Amonium nitrat, Hidrogen
Peroksida,Kalsium Hipoklorit/bahan pemutih)
- 5.1 : zat pengoksidasi
- 5.2: peroksida organic
F. Devisi 6
- 6.1 : bahan beracun (insektisida, Natrium Sianida, Metil Isosianit)
- 6.2 : Bahan Infeksius (Bakteri, Virus, Limbah Medis)
G. Devisi 7 : Mengandung radionuklida kobalt fisil dan reaktor nuklir.
H. Devisi 8: bahan yang mengandung zat korosi yang dapat menyebabkan benda
sekitar lebih mudah untuk beraksi dengan oksigen dan uap air.
I. Devisi 9 : Aneka ragam terdiri dari bahan kimia cair dan asbes.

2.2.2 Packing
A. Single Packaging
Hanya satu cara pengepakan tanpa bungkus tambahan, misalnya
Steel Drum.
B. Combination Packaging
Biasanya terdapat 2 cara pengepakan, satu bagian dalam dan bungkus
diluarnya, misalnya botol plastik didalam kotak fibre.
C. Intermediate Bulk Container ( IBC )
D. Pengepakan yang besar tidak boleh lebih dari 3000 m3 atau 3000 liter, yang
Diangkut memakai alat mekanik (seperti forklift).
E. Tank
Pengertian tangki termasuk "Portable Tank" atau "Road tank vehicle" dengan
kapasitas lebih dari 450 liters dan dilengkapi peralatan pelayanannya seperti slang,
kran dll.
F. Kemasan barang berbahaya :
Setiap kemasan harus memenuhi persyaratan kekuatan bahan berdasarkan
serangkaian pengujian terhadap bahan kemasan. Pengujian terhadap bahan
kemasan sebagaimana dimaksud meliputi :
1. Test jatuh;
2. Test anti bocor;
3. Test tekanan internal;
4. Test penumpukan.
Pengujian sebagaimana dimaksud point (2) harus dilakukan pada saat bahan
kemasan pertama dibuat dan secara periodik pada periode tertentu. Ketentuan
kemasan :
1. Memiliki kontruksi yang kuat untuk menahan guncangan selama proses
pengangkutan dan pemuatan normal.
2. Memiliki kontruksi yang kuat dan tertutup sehingga bisa menahan isi pada
kemasan agar tidak berkurang atau hilang akibat kondisi normal seperti
getaran, perubahan suhu, perubahan tekanan, perubahan kelembaban, atau
perubahan tekanan yang terjadi selama proses pemuatan, pengangkutan dan
penyimpanan.
3. Kondisi kemasan masih sesuai dengan informasi yang dikeluarkan oleh
pembuat kemasan.
4. Tidak terdapat residu barang berbahaya yang menempel pada bagian luar
kemasan.
5. Kemasan yang digunakan untuk barang berbahaya harus dipastikan terbebas
dari korosi, kontaminasi, dan kerusakan lainnya. Bagian kemasan yang
bersentuhan langsung dengan barang berbahaya tidak bereaksi dan atau
menimbulkan effek signifikan seperti pelemahan kontruksi kemasan ketika
kontak dengan barang berbahaya yang dimuat kedalamnya.
6. Kemasan harus mampu menahan tekanan internal yang ditimbulkan oleh
barang berbahaya pada kondisi normal pengangkutan.
7. Untuk kemasan yang akan diisi cairan, harus dipastikan bahwa kemasan
tidak bocor dan mampu menahan kebocoran ketika terjadi ekspansi cairan
yang disebabkan oleh perubahan suhu ketika proses pengangkutan.
Meskipun demikian pengisian cairan tidak lebih dari 98% dari batas
kapasitas maksimum kemasan tersebut, dan harus memprhitungkan untuk
menyisakan ruang agar pada saat terjadi ekspansi bahan seperti akibat
perubahan suhu.

2.2.3 Marking Dan Labeling


A. Symbol dan label
1. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah
B3.
2. Label limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah B3 yang
berbentuk tulisan yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3.

a. Berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat


b. Simbol limbah B3 yang dipasang dengan ukuran paling rendah 10x10 cm
c. Sibol limbah B3 pada kendaraan pengangkut limbah B3 tempat
penyimpanan limbah ukuran paling rendah 25x25 cm
a. Warna dasar jingga
b. Pada bagian tenga terdapat tulisan MUDAH MELEDAK
c. Memuat gambar suatu materi limbah yang meledak berwarna hitam.
B. Pelabelan
Merupakan penanda pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar
mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu bahan B3 yang dikemas. Salah
satu contoh pelabelan yakni untuk wadah/ kemasan yang berisi informasi tentang
asal usul limbah, identitas limbah, kuantifikasi limbah dalam kemasan. Ukuran
paling rendah 15x20 cm dengan warna dasar kuning dan garis tepi berwarna hitam
dengan tulisan PERINGATAN berwarna merah dan ukuran lebih besar.

Bahaya Adapun bahaya limbah B3 bagi lingkungan dan kesehatan manusia,


dampak bahaya terhadap lingkungan, limbah B3 dapat mencemari air, tanah
maupun udara dan untuk kesehatan akan berdampak seperti, gangguan sistem
pernapasan dan pencernaan, gangguan sistem tumbuh kembang anak, juga
gangguan jaringan paru-paru dan hati.
2.2.4 Persyaratan Dokumen
A. MSDS
MSDS adalah singkatan dari Material Safety Data Sheet. MSDS adalah
dokumen yang berisi informasi rinci tentang suatu zat kimia atau bahan
berbahaya. Dokumen ini disusun untuk memberikan informasi penting
tentang sifat-sifat bahan, bahaya potensial yang terkait, tindakan
pengendalian yang diperlukan, dan tindakan darurat yang harus diambil jika
terjadi paparan atau kebocoran bahan tersebut.
B. Shipper declaration of DG
A Shipper's Declaration of Dangerous Goods (Deklarasi Pengirim Barang
Berbahaya) adalah dokumen yang diperlukan ketika seseorang mengirimkan
atau mengangkut barang-barang berbahaya melalui berbagai moda
transportasi, seperti udara, laut, darat, atau kereta api. Dokumen ini berisi
informasi penting tentang barang berbahaya yang sedang dikirimkan, dan ini
diperlukan untuk memastikan keselamatan dalam pengangkutan dan mematuhi
peraturan yang berlaku.
C. Manifest Limbah B3
D. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
Dokumen pengangkutan B3
1. Identifikasi pengirim dan penerima: Nama dan alamat pengirim, serta
nama dan alamat penerima.
2. Deskripsi barang berbahaya: Informasi rinci tentang jenis bahan berbahaya
yang diangkut, termasuk nama kimia, kelas bahaya, nomor UN (United Nations),
dan jumlah yang diangkut.
3. Label dan tanda peringatan: Informasi tentang label dan tanda peringatan
yang harus dipasang pada kemasan bahan berbahaya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
4. Metode pengemasan: Informasi tentang jenis kemasan yang digunakan
untuk mengemas bahan berbahaya, termasuk jenis wadah, drum, atau wadah
khusus lainnya.
5. Bahaya dan risiko: Penjelasan singkat tentang bahaya yang terkait dengan
bahan berbahaya, serta langkah-langkah pengendalian yang harus diambil.
6. Informasi tambahan: Dokumen ini dapat mencakup informasi tambahan
yang diperlukan sesuai dengan regulasi atau peraturan yang berlaku, seperti tanda
tangan pengirim, nomor referensi, atau instruksi khusus.

2.2.5 Handeling (Pemuatan, Penyususnan, Pengangkutan, Pembongkaran)


A. Kegiatan pemuatan B3 dan Limbah B3 wajib memperhatikan:
1. Karakteristik dan jenis B3 dan Limbah B3;
2. Dikemas sesuai dengan klasifikasinya dan diberikan simbol dan label;
3. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet);
4. Dibawah pengawasan dan pengawalan petugas yang memiliki keahlian
sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan;
5. Dimuat dalam gerbong yang dipersyaratkan secara khusus sesuai dengan
karakateristik B3 dan Limbah B3 dan diberi tanda khusus;
6. Diberi gerbong penyekat di antara gerbong yang berisi 83 dan Limbah 83;
dan
7. Pemuatan ke gerbong dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan kekhususan bahan yang
diangkut.
Pengemasan, pemberian simbol dan label sebagaimana dimaksud dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Petugas pengawal harus mengambil
tindakan apabila terjadi hal-hal yang membahayakan keamanan dan keselamatan
B3 dan Limbah B3 yang dibawa.

B. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3


1. Yang karena sifat dan karakteristiknya, dilarang dicampur dengan kereta
penumpang dalam rangkaian kereta api penumpang.
2. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3 yang karena sifat dan
karakteristiknya, dilarang dicampur dengan gerbong barang umum dan/atau
barang khusus.
3. Penyusunan gerbong muatan B3 dan limbah B3 sebagaimana dimaksud
dibawah pengawasan dan pengawal petugas yang memiliki keahlian sesuai
peraturan perundang-undangan.
4. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi halhal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan B3 dan limbah B3 yang dibawa.

C. Diangkut dengan gerbong


1. Sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan diberikan tanda khusus
dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan instansi yang
berwenang
2. Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau limbah B3
yang diangkut
3. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa
4. Antara 2 (dua) gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong penyekat
5. Perjalanan kereta api menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan
yang ditetapkan
6. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
limbah B3 yang diangkut
7. Awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya
dan beracun, serta limbah bahan berbahaya dan beracun harus memiliki
kompetensi dan bersertifikat sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku.

D. Kegiatan pembongkaran B3 dan/atau Limbah B3


1. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dilakukan pada stasiun
barang dan tempat-tempat khusus yang disetujui oleh Direktur Jenderal. (2)
Kegiatan Pembongkaran 83 dan/atau Limbah 83 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang terdiri
dari
2. Dilakukan oleh pengguna jasa yang merupakan instansi yang berwenang
atau badan usaha yang telah memiliki Izin Pengangkutan dari Menteri
setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang
3. Dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet), dokumen B3, dan/atau dokumen Limbah B3 yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang
4. Dilakukan pengawalan dan/atau menyertakan petugas yang memiliki
keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3
yang diangkut
5. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa
6. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut
7. Petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atau Limbah B3 harus
mengetahui sifat dan karakteristik barang.
E. Dilakukan pengawalan
1. Menyertakan petugas yang memiliki keterampilan dan kualifikasi tertentu
sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3 yang diangkut
2. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang
membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawa
3. Bongkar muat dilakukan pada tempat dan/atau stasiun tertentu yang
mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
Limbah B3 yang diangkut
4. Petugas yang melakukan pembongkaran B3 dan/atau Limbah B3 harus
mengetahui sifat dan karakteristik barang.

2.2.6 Sketsa Pengangkutan B3 Dengan KA


Rangkaian B3

Kerjasama PT KAI dan PPLI

Pemberangkatan oleh KLHK


2.3 Managemen Resiko Dan Prosedur Darurat Pengangkutan B3 Dengan
Kereta
A. Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk digunakan
1. Alas kaki yang lembut, sepatu boot dan kaus kaki.
2. Sikat/ sapu yang lembut
3. Alat penadah dari plastik
4. Sarung tangan
5. Pakaian pelindung, baju tahan api dan lain-lain.
6. Pelindung kepala, kacamata pelindung.
7. Alat pernafasan automatis
8. Gas detector
B. Jenis alat pemadam yang dipergunakan.
1. Selang pemadam air (tidak untuk pemadaman kebakaran class 3)
2. T-isxarg h1vwa (foam)
3. Dry chemical
4. CO2 (carbon dioxide)
C. Cara menghadapi kejadian
1. Pakailah pakaian pelindung, gunakan baju tahan api jika kebakaran
semakin besar.
2. Bila terdapat gas beracun, gunakan alat pernafasan.
3. Jauhkan obyek dari segala sumber api, seperti nyala api terbuka, aliran
listrik, goncangan mekanik,gesekan-gesekan.
4. Kenali resiko dari sifat fisika dan sifat kimia barang berbahaya tersebut.
5. Jika terdapat korban luka dan lain-lain, pertolongan ikuti prosedur sesuai
ERG (Emergency Respons Guidence).
D. Penanganan terhadap cairan
1. Laporkan kepada pihak yang berwenang pemerintah setempat/
Perusahaan.
2. Cegah tumpahan dengan melakukan isolasi terhadap daerah yang terkena
tumpahan.
3. Lakukan tindakan pembersihan jika luasan tumpahan kecil dengan
mempergunakan bahan-bahan sebagai berikut:
- Bahan/ Bubuk penyerap (sorbent)
- Pasir
- Serbuk Gergaji
- Spill Kit
BAB III
Kesimpulan

Setiap barang baik yang biasa diangkut, barang kusus, dan barang berbhaya
bercaun atau B3 memiliki karakteristik dan sifat tertentu oleh karena itu pembagian
jenis barang yang akan diangkut oleh satu moda transportasi sangatlah penting.
Dalam bahan B3 perlu adanya perhatian dan perlakuan kusus saat pengangkutannya
yang mana harus selalu memperhatikan sistematika sop yang ada yang telah dibuat
oleh regulasi internasiomnal maupun nasional kususnya bidang kereta api, untuk
menanggulangi bahaya yang timbul dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat
bahan dan limbah B3. pada dasarnya dalam penagnkutan bahan B3 bukan hanya
moda kereta namun moda yang lain juga bisa namun kereta masih dianggap
memiliki banyak keunggulan terlebih lagi dalam kmanan dan kehandalannya. Oleh
karena itu dalam kegaiatn dilapangan perlu adanya evaluasi setaiap selesai
pengangkutan yang diharap mampu menjadikan bahan pembenahan terhadap
regulasi agar lebih praktis dan efisien .

Anda mungkin juga menyukai