Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No.

1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780

PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


MENGGUNAKAN SARANA KERETA API
Reynaldi Purwantara Firdaus1,
Arsy Nesya F2, Ahmad
Fathoni1,
Muhammad Rafi Fadhilah2
Habib Abdul M 3 Ridho Widi P4

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yakni untuk menginformasikan terkait prosedur dan ketentuan pengangkutan
Bahan berbahaya dan beracun (B3) menggunakan kereta api. Menginformasikan terkait peraturan yang
mengatur pengangkutan B3 dengan kereta api serta bahan apa saja yang dapat diangkut. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Peraturan – Peraturan yang mengatur pengangkutan B3 dengan kereta api.
Kata Kunci: Pengangkutan B3, Kereta Api, Peraturan.

ABSTRACT

The purpose of this study is to inform regarding the procedures and conditions for transporting
hazardous and toxic materials (B3) by train. Inform about the regulations governing the transportation of
B3 by train and what materials can be transported. The results of this study show that the Regulations
governing the transportation of B3 by train.
Keywords: Transport B3, Train, Rules.

1
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780

Registrasi B3 adalah pendaftaran dan


1 PENDAHULUAN pemberian nomor terhadap B3 yang ada di
Kecelakaan kereta api merupakan salah satu wilayah Republik Indonesia;
kecelakaan yang tidak bisa dihindari, namun Penyimpanan B3 adalah teknik
dapat dicegah atau diminimalisir dengan sistem kegiatan penempatan B3 untuk menjaga
keselamatan. Sistem keselamatan dibagi kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah
menjadi dua yaitu sistem keselamatan pasif dan dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
sistem keselamatan aktif. Adapun kereta api kesehatan manusia, dan makhluk hidup
merupakan moda transportasi yang dapat lainnya;
mengangkut penumbang dan barang. Kereta api
Pengemasan B3 adalah kegiatan
dapat digunakan untuk mengangkut Bahan
mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
berbahaya dan beracun (B3).
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup
Total kecelakaan kereta api yang
dan atau menyegelnya; Simbol B3 adalah
diinvestigasi oleh KNKT selama tahun 2018 –
gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
2022 berjumlah 29 kecelakaan yang meliputi
Label adalah uraian singkat yang menunjukkan
jenis kecelakaan anjlokan, tabrakan, terbakar,
antara lain klasifikasi dan jenis B3;
dan lain – lain. Pada tahun 2022, jumlah
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan
kecelakaan yang diinvestigasi KNKT sebanyak
B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
4 kecelakaan dengan 2 diantaranya merupakan
menggunakan sarana angkutan; B3 terbatas
jenis kecelakaan Meledaknya Kereta Api
dipergunakan adalah B3 yang dibatasi
mengangkut B3.
penggunaan, impor dan atau produksinya; B3
Angka kecelakaan pada berbagai moda
yang dilarang dipergunakan adalah jenis B3
transportasi darat dan laut yang cukup tinggi
yang dilarang digunakan, diproduksi, diedarkan
menyebabkan adanya berbagai kebijakan
dan atau diimpor;
dengan menjadikan keselamatan adalah faktor
yang paling utama. Perhatian riset pada bidang B3 dapat diklasifikasikan sebagai
teknik keselamatan transportasi menjadikan berikut:
suatu yang sangat dibutuhkan khususnya a. mudah meledak (explosive);
prosedur dalam pengangkutan Bahan b. pengoksidasi (oxidizing);
berbahaya dan beracun (B3).
Tujuan penelitian ini adalah untuk c. sangat mudah sekali menyala (extremely
mengetahui standar dan prosedur dalam flammable);
pengangkutan bahan berbahaya dan beracun d. sangat mudah menyala (highly flammable);
(B3) dengan Kereta Api. e. mudah menyala (flammable);
1.1 Bahan berbahaya dan Beracun (B3) f. amat sangat beracun (extremely toxic);
Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan g. sangat beracun (highly toxic);
kimia dalam bentuk tunggal atau campuran h. beracun (moderately toxic);
yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan i. berbahaya (harmful);
atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga
j. korosif (corrosive);
kerja, instalasi dan lingkungan (MENTERI
TENAGA KERJA, 1999). k. bersifat iritasi (irritant);
Bahan Berbahaya dan Beracun yang l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to
selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan the environment);
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan m. karsinogenik (carcinogenic);
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
n. teratogenik (teratogenic);
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat o. mutagenik (mutagenic).
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk
Setiap Instansi yang memiliki
hidup lainnya;
kepemilikan Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang harus memiliki Material Safety Data Sheet
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, (MSDS) Atau Lembar Data Keselamatan
menyimpan, menggunakan dan atau membuang Bahan (LDKB). Material Safety Data Sheet
B3; (MSDS) Atau Lembar Data Keselamatan

2
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780
Bahan (LDKB) Adalah dokumen tentang satu keselamatan, keamanan, dan
bahan kimia yang harus ada pada industri yang lingkungan.
membuat , menyimpan, atau menggunakannya, 1. Persyaratan UN
yang memberikan informasi tentang bahan B3 harus diklasifikasikan dan
kimia tsb. dikodekan sesuai dengan sistem
persyaratan PBB yang diatur dalam
1.2 Kereta Api Perjanjian tentang Pengangkutan
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem Barang Berbahaya (UN
yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber Recommendations on the Transport of
daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, Dangerous Goods). Ini termasuk
dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi pemberian nomor UN, pengemasan
kereta api (Perhubungan, 2014). yang sesuai, dan label yang benar.
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan 2. Persyaratan Khusus B3
tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun B3 memiliki persyaratan khusus
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian terkait dengan pengemasan, penandaan,
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di dan pengangkutan yang berbeda dari
jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta barang non-B3. Ini termasuk
api. Stasiun kereta api adalah tempat persyaratan khusus untuk berbagai jenis
pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. B3, seperti bahan bakar, bahan kimia
Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang berbahaya, limbah berbahaya, dan
dapat bergerak di jalan reI. Gerbong adalah sebagainya.
sarana perkeretaapian yang ditarik dan/atau 3. Sertifikasi dan Pelatihan
didorong lokomotif digunakan untuk mengangkut Pengangkutan B3 oleh kereta api
barang. memerlukan pelatihan khusus bagi
Angkutan kereta api adalah kegiatan petugas yang terlibat dalam
pemindahan orang dan/atau barang dari satu pengangkutan dan penanganan B3.
tempat ke tempat lain dengan menggunakan Mereka harus memiliki pengetahuan
kereta api tentang sifat B3, langkah-langkah
darurat, dan tindakan keselamatan.
Angkutan barang terdiri atas :
4. Pengemasan yang Aman
a. angkutan barang urnurn;
Barang berbahaya harus dikemas
b. angkutan barang khusus;
dengan benar dalam wadah yang kuat
c. angkutan B3; dan dan aman. Ini melibatkan penggunaan
d. angkutan lirnbah B3. wadah yang sesuai dengan jenis B3 dan
Rencana induk perkeretaapian nasional memastikan bahwa mereka tidak bocor
sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya selama pengangkutan.
memuat :arah kebijakan dan peranan 5. Dokumentasi dan Label
perkeretaapian nasional dalam keseluruhan moda Dokumen yang tepat, termasuk
transportasi; prakiraan perpindahan orang manifest pengangkutan dan label yang
dan/atau barang menurut asal tujuan perjalanan; sesuai, harus ada pada setiap
rencana kebutuhan prasarana perkeretaapian pengiriman B3 untuk memberikan
nasional; rencana kebutuhan arana informasi yang cukup kepada pihak
perkeretaapian nasional; dan rencana kebutuhan yang terlibat dalam pengangkutan dan
sumber daya manusia. penanganan.
Pengangkutan barang urnurn berupa barang
aneka dirnaksud dalarn rnenggunakan gerbong 6. Perijinan dan Izin
tertutup. dan gerbong terbuka. Pengangkutan B3 melalui kereta
api memerlukan izin dari otoritas yang
2. HASIL DAN PEMBAHASAN berwenang, seperti Badan Pengawas
2.1 Persyaratan Pengangkutan B3 Obat dan Makanan (BPOM) dan
Melalui Kereta Api Kementerian Lingkungan Hidup dan
A. Persyaratan International Kehutanan (KLHK) di Indonesia.
Pengangkutan Bahan 7. Pengawasan dan Keamanan
Berbahaya dan Beracun (B3) melalui Pengangkutan B3 harus diawasi
kereta api di Indonesia harus mematuhi secara ketat selama proses
sejumlah persyaratan internasional dan pengangkutan untuk memastikan
nasional untuk memastikan keamanan. Ini mencakup pengawasan
pengamanan, inspeksi, dan pemantauan
3
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780
selama pengangkutan. sebagaimana diatur dalam peraturan
8. Penanganan Darurat yang berlaku.
Diperlukan perencanaan darurat
dan pelatihan untuk penanganan Kegiatan Pembongkaran B3
keadaan darurat yang melibatkan B3, dan/atau Limbah B3 sebagaimana
termasuk tindakan evakuasi, dimaksud pada ayat (1) dapat
pemadaman kebakaran, dan dilakukan dengan memenuhi
penanganan kebocoran. persyaratan yang terdiri dari:
1. Dilakukan oleh pengguna jasa yang
merupakan instansi yang berwenang
B. Persyaratan Indonesia
atau badan usaha yang telah memiliki
Pengangkutan B3 dan/atau
Izin Pengangkutan dari Menteri setelah
Limbah B3 sebagaimana dimaksud
mendapat rekomendasidari instansi
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan
yang berwenang;
memenuhi persyaratan yang terdiri
2. Dilengkapi dengan Lembar Data
dari:
Keselamatan Bahan (Material Safety
1. Pengguna jasa merupakan instansi yang
Data Sheet), dokumen B3, dan/atau
berwenang atau badan usaha yang telah
dokumen Limbah B3 yang ditetapkan
memiliki Izin Pengangkutan dari
oleh instansi yangberwenang;
Menteri setelah mendapat rekomendasi
3. Dilakukan pengawalan dan/atau
dari instansi yang berwenang;
menyertakan petugas yang memiliki
2. Dilengkapi dengan Lembar Data
keterampilan dan kualifikasi tertentu
Keselamatan Bahan (Material Safety
sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3
Data Sheet), dokumen B3, dan/atau
yang diangkut;
dokumen Limbah B3 yang ditetapkan
4. Petugas pengawal harus mengambil
oleh instansi yang berwenang;
tindakan apabila terjadi hal-hal yang
3. Setiap kemasan B3 dan/atau Limbah
membahayakan keamanan dan
B3 wajib diberikan simbol dan label
keselamatan barang yang dibawa;
yang ditetapkan instansi yang
5. Bongkar muat dilakukan pada tempat
berwenang;
dan/atau stasiun tertentu yang
4. Diangkut dengan gerbong sesuai
mempunyai fasilitas bongkar muat
dengan jenis bahan yang diangkut dan
sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
diberikan tanda khusus dengan
Limbah B3 yang diangkut;dan
dilengkapi simbol dan label yang
6. Petugas yang melakukan
ditetapkan instansi yang berwenang;
pembongkaran B3 dan/atauLimbah B3
5. Dilakukan pengawalan dan/atau
harus mengetahui sifat dan karakteristik
menyertakan petugas yang memiliki
barang.
keterampilan dan kualifikasi tertentu
sesuai sifat B3 dan/atau Limbah B3
2.2 Prosedur Pengangkutan B3 Melalui
yang diangkut;
Kereta Api
6. Petugas pengawal harus mengambil
A. Identifikasi dan Klasifikasi
tindakan apabila terjadihal-hal yang
Angkutan B3 sebagaimana dimaksud dalam
membahayakan keamanan dan
Pasal 2 huruf c, diklasifikasikan atas bahan :
keselamatan barang yang dibawa;
1. mudah meledak;
7. Antara 2 (dua) gerbong yang berisi
2. gas mampat, gas cair, gas terlarut pada
harus ditempatkan gerbong penyekat;
tekanan atau
8. Perjalanan kereta api menggunakan
3. pendinginan tertentu;
kecepatan sesuai dengan kecepatan
4. cairan mudah terbakar;
yang ditetapkan;
5. padatan mudah terbakar;
9. Bongkar muat dilakukan pada tempat
6. oksidator, peroksida organik;
dan/atau stasiun tertentu yang
7. racun dan bahan yang mudah menular;
mempunyai fasilitas bongkar muat
8. radio aktif;
sesuai dengan karakteristik B3 dan/atau
9. korosif; dan
Limbah B3 yang diangkut;dan
10. berbahaya dan beracun lainnya.
10. Awak sarana perkeretaapian yang
ditugaskan mengangkut bahan
berbahaya dan beracun, serta limbah
bahan berbahaya dan beracun harus
memiliki kompetensi dan bersertifikat
4
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780
Bahan berupa cairan yang mengandung
Angkutan limbah B3 sebagaimana alcohol kurang dari 24% volume dan atau
dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari
diklasifikasikan atas Limbah B3 : 60 derajat C (140 derajat F) akan menyala
1. mudah meledak; apabila terjadi kontak dengan api, percikan
2. mudah terbakar; api atau sumber nyala lain pada tekanan
3. bersifat reaktif; udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
4. beracun; dilakukan dengan metode Closed-Up Test.
5. menyebabkan infeksi; dan
6. bersifat korosif.

B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 2. Berupa padatan


a. mudah meledak (explosive); adalah B3 yang bukan berupa cairan, pada
bahan yang pada suhu dan tekanan temperature dan tekanan standar (25 derajat
standar (25 derajat C, 760 mmHg) dapat C, 760 mmHg) dengan mudah
meledak atau melalui reaksi kimia dan menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
atau fisika dapat menghasilkan gas gesekan,
dengan suhu dan tekanan tinggi yang penyerapan uap air atau perubahan kimia
dengan cepat dapat merusak lingkungan secara spontan dan apabila terbakar dapat
di sekitarnya. Pengujiannya dapat menyebabkan kebakaran yang terus
dilakukan dengan menggunakan menerus dalam 10 detik. Selain itu, suatu
Differential Scanning Calorymetry bahan padatan diklasifikasikan B3 mudah
(DSC) atau Differential Thermal terbakar apabila dalam pengujian dengan
Analysis (DTA), 2,4-dinitrotoluena atau metode Seta Closed-Cup Flash Point Test
Dibenzoil-peroksida sebagai senyawa diperoleh titik nyala kurang dari 40 oC
acuan. Dari hasil pengujian tersebut e. mudah menyala (flammable);
akan diperoleh nilai temperatur f. amat sangat beracun (extremely toxic);
pemanasan. Apabila nilai temperatur g. sangat beracun (highly toxic);
pemanasan suatu bahan lebih besar dari h. beracun (moderately toxic); B3 yang
senyawa acuan, maka bahan tersebut bersifat racun bagi manusia akan
diklasifikasikan mudah meledak. menyebabkan kematian atau sakit yang
b. pengoksidasi (oxidizing); Pengujian serius apabila masuk ke dalam tubuh
bahan padat yang termasuk dalam melalui pernafasan, kulit atau mulut.
kriteria B3 pengoksidasi dapat i. berbahaya (harmful); adalah bahan baik
dilakukan dengan metoda uji padatan maupun cairan ataupun gas yang jika
pembakaran menggunakan ammonium terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun
persulfat sebagai senyawa standar. oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
Sedangkan untuk bahan berupa cairan, kesehatan sampai tingkat tertentu
senyawa standar yang digunakan adalah j. korosif (corrosive);
larutan asam nitrat. Dengan pengujian k. bersifat iritasi (irritant);
tersebut, suatu bahan dinyatakan l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
sebagai B3 pengoksidasi apabila waktu environment);
pembakaran bahan tersebut sama atau m. karsinogenik (carcinogenic); adalah sifat
lebih pendek dari waktu pembakaran bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar
senyawa standar. yang dapat merusak jaringan tubuh.
c. sangat mudah sekali menyala
(extremely flammable); ) adalah B3 B3 yang bersifat korosif mempunyai sifat antara
baik berupa padatan maupun cairan lain :
yang memiliki titik nyala dibawah 0 1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
derajat C dan titik didih lebih rendah 2) Menyebabkan proses pengkaratan pada
atau sama dengan 35 derajat C lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan
d. sangat mudah menyala (highly temperatur pengujian 55 derajat C;
flammable); Mudah menyala 3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2
(flammable) mempunyai salah satu sifat untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih
sebagai berikut besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

1. Berupa cairan a. Bersifat iritasi (irritant)


5
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780
Bahan baik padatan maupun cairan yang b. B3 yang tidak dapat dikemas ulang dan
jika terjadi kontak secara langsung, dan dapat menimbulkan pencemaran dan atau
apabila kontak tersebut terus menerus kerusakan lingkungan dan atau keselamatan
dengan kulit atau selaput lender dapat manusia, maka pengedar wajib melakukan
menyebabkan peradangan. enanggulangannya.
b. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to
the environment) Bahaya yang ditimbulkan Pengemasan Limbah B3 sebagaimana
oleh suatu bahan dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6) PP no
n. teratogenik (teratogenic); adalah sifat 101 tahun 2014 huruf e dilakukan dengan
bahan yang dapat mempengaruhi menggunakan kemasan yang:
pembentukan dan pertumbuhan embrio. a. terbuat dari bahan yang dapat mengemas
o. mutagenik (mutagenic) adalah sifat bahan Limbah B3 sesuai dengan karakteristik
yang menyebabkan perubahan kromosom Limbah B3 yang akan disimpan;
yang berarti dapat merubah genetika. b. mampu mengungkung Limbah B3 untuk
tetap berada dalam kemasan;
Klasifikasi B3 sebagaimana dimaksud c. memiliki penutup yang kuat untuk
terdiri dari : mencegahnterjadinya tumpahan saat
a. B3 yang dapat dipergunakan; dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau
b. B3 yang dilarang dipergunakan; dan pengangkutan; dan
c. B3 yang terbatas dipergunakan. d. berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak
berkarat, atau tidak rusak.

Tingkatan racun B3 dikelompokkan sebagai C. Marking dan Labeling


berikut : Label Limbah B3 paling sedikit memuat
Urutan Kelompok LD50 derajat (mg/kg) keterangan mengenai:
1 Amat sangat beracun (extremely toxic) < 1 a. nama Limbah B3;
2 Sangat beracun (highly toxic) 1 – 50 b. identitas Penghasil Limbah B3;
3 Beracun (moderately toxic) 51 -500 c. tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
4 Agak beracun (slightly toxic) 501 -5.000 d. tanggal Pengemasan Limbah B3
5 Praktis tidak beracun (practically non-toxic)
5001 -15.000 Tanggung jawab pemberian simbol dan
6 Relatif tidak berbahaya (relatively harmless) > label sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
15.000 untuk kerusakan pada tahap:
a. produksi, tanggung jawabnya ada pada
B. Packing (Pengemasan) produsen/ penghasil;
Pengemasan B3 adalah kegiatan b. pengangkutan, tanggung jawabnya ada
mengemas, mengisi atau memasukkan B3 pada penanggung jawab kegiatan
ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, pengangkutan;
menutup dan atau menyegelnya. Dalam hal c. penyimpanan, tangggung jawabnya ada
kemasan B3 mengalami kerusakan untuk : pada penanggung jawab kegiatan
a. B3 yang masih dapat dikemas ulang, penyimpanan.
pengemasannya wajib dilakukan oleh
pengedar;

6
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.1 No. 1 11, 2023 p-
ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780

3. KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
Tim Penulis mengucapkan terimakasih
maka dapat ditarik bahwa pengangkutan bahan
dipersembahkan untuk rekan – rekan Taruna/i Politeknik
berbahaya dan beracun (B3) menggunakan angkutan
Perkeretaapian Indonesia Madiun Progam Studi
kereta api telah diatur dalam Peraturan Menteri
Diploma III teknologi Mekanika Perkerataapian yang
Perhubungan PM Nomor 48 Tahun 2014 tentang Tata
telah memberikan dukungan, penelaah, editor dan asesor
Cara Pemuatan, Penyusunan, Pengangkutan, dan
akreditasi artikel yang telah memberikan kontribusi dan
Pembongkaran Barang Dengan Kereta Api
saran yang sangat membantu dalam penyusunan panduan
penulisan ini.

REFERENSI

MENTERI TENAGA KERJA. (1999). Keputusan Permenaker KEP.No 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja. From file:///C:/Users/USER/Desktop/PPI%20MADIUN/PPIM%20MATERI
%20KULIAH/SEMESTER%205/SMK3/Kep-Men-Naker-No.187-thn-1999_Pengendalian-Bahan-Kimia-
Berbahaya_E.pdf
Perhubungan, M. (2014). PM Nomor 48 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemuatan, Penyusunan, Pengangkutan, dan
Pembongkaran Barang Dengan Kereta Api. From PM Nomor 48 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemuatan,
Penyusunan, Pengangkutan, dan Pembongkaran Barang Dengan Kereta Api:
file:///C:/Users/USER/Desktop/PPI%20MADIUN/PPIM%20MATERI%20KULIAH/SEMESTER%205/
SMK3/pm_48_tahun_2014%20b3%20kereta%20api.pdf

7
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol.x No. x bulan,
tahun p-ISSN 2550-1127/e-ISSN 2656-8780

Anda mungkin juga menyukai