Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAI DAREH


Alamat : Jl. Lintas Sumatera Km.2 Kec.Pulau Punjung
Telp.No. (0754) 40347,Fax. (0754) 40347
Website : http://rsud.dharmasrayakab.go.id

PROSEDUR PENGADAAN JASA DAN BARANG BERBAHAYA

1. Pendahuluan
Meningkatnya kegiatan pembangunan di Indonesia dapat mendorong
peningkatan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di berbagai sektor
seperti industri, pertambangan, pertaniaan dan kesehatan. Bahan berbahaya dan
beracun tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (impor).
Bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dari dalam negeri, juga ada yang
diekpor ke suatu negara tertentu. Proses impor dan ekpor ini semakin mudah
untuk dilakukan dengan masuknya era globalisasi.
Selama tiga dekade terakhir, penggunaan dan jumlah Bahan berbahaya dan
beracun di Indonesia semakin meningkat. Penggunaan Bahan berbahaya dan
beracun yang terus meningkat dan tersebar luas di semua sektor, apabila
pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik, maka akan dapat menimbulkan
kerugian terhadap kesehatan manusia, makluk hidup lainnya dan lingkungan
hidup, seperti pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air, dan
pencemaran laut.
Agar pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun tidak mencemari lingkungan
hidup dan untuk mencapai derajat keamanaan yang tinggi, dengan berpijak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup
manusia, maka diperlukan peningkatan upaya pengelolaannya dengan lebih baik
dan terpadu.
Kebijakan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun yang ada saat ini masih
diselenggarakan secara parsial oleh berbagai instansi terkait, sehingga dalam
penerapannya masih banyak menemukan kendala. Oleh karena itu, maka semakin
disadari perlunya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Bahan berbahaya dan
beracun secara terpadu yang meliputi kegiatan produksi, penyimpanan,
pengemasan, pemberian simbol dan label, pengangkutan, penggunaan, impor,
ekspor dan pembuangannya. Pentingnya penyusunan Peraturan pemerintah ini
secara tegas juga disebutkan dalam Agenda 21 Indonesia, strategi Nasional untuk
pembangunan berkelanjutan dan sebagai pelaksanaan dari pasal 17 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang Nomor. 14 Tahun 1992 tentang Lalu-lintas dan Angkutan
Jalan.
c. Undang-undang Nomor. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
d. Undang-undang Nomor. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

MFK RSUD Sungai Dareh


f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
472/MENKES/PER/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Barbahaya bagi
Kesehatan.

3. Pengertian
a. Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 ) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makluk hidup lainnya.
b. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang
Bahan berbahaya dan beracun.
c. Registrasi bahan berbahaya dan beracun adalah pendaftaran dan pemberiaan
nomor terhadap Bahan berbahaya dan beracun yang ada di wilayah Republik
Indonesia.
d. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun adalah teknik kegiatan
penempatan Bahan berbahaya dan beracun untuk menjaga kualitas dan
kuantitas Bahan berbahaya dan beracun dan atau mencegah dampak negatif
Bahan berbahaya dan beracun terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan
makluk hidup lainnya.
e. Pengemasan Bahan berbahaya dan beracun adalah kegiatan mengemas, mengisi
atau memasukkan bahan berbahaya dan beracun ke dalam suatu wadah dan
atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
f. Simbol bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah gambar yang menunjukkan
klasifikasi Bahan berbahaya dan beracun.
g. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
Bahan berbahaya dan beracun.
h. Lembar Data Pengaman (LDP) adalah lembar petunjuk yang berisi informasi
tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat
ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan
keadaan darurat di dalam penanganan bahan berbahaya.

4. Klasifikasi
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
d. Sangat mudah menyala (highly flammable)
e. Mudah menyala (flamable)
f. Amat sangat beracun (extremely toxic)
g. Sangat beracun (highly toxic)
h. Beracun (moderately toxic)
i. Berbahaya (harmful)
j. Korisif (corrosive)
k. Bersifat iritasi (irritant)
l. Berbahaya bagi lingkungan (dabgerous to the environment)
m. Karsinogenik (carcinogenic)
n. Teratogenic (teratogenic)
o. Mutagenik (mutagenic)

MFK RSUD Sungai Dareh


5. Tata Laksana dan Pengelolaan B3
a. Setiap jenis bahan Berbahaya (B3) wajib diregistrasikan oleh penghasil dan atau
pengimpor pada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan.
b. Kewajiban registrasi bahan berbahaya dan beracun berlaku 1 (satu) kali untuk
bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan dan atau diimpor untuk pertama
kali.
c. Adanya bukti pendaftaran.
d. Setiap kemasan bahan berbahaya dan beracun wajib diberikan simbol dan label
serta dilengkapi dengan Lembar data Keselamatan bahan (Material safety Data
Sheet).
Lembar Data Keselamatan Bahan berisi :
- Merek dagang
- Rumus kimia bahan berbahaya dan beracun
- Jenis bahan berbahaya dan beracun
- Klasifikasi bahan berbahaya dan beracun
- Teknik Penyimpanan, dan
- Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan
Lembar data pengamanan ini harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat
dan dibaca untuk memudahkan tindakan pengamanan bila diperlukan.
e. Setiap bahan berbahaya yang diedarkan harus diberi wadah dan kemasan
dengan baik serta aman.
Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas dan
luntur baik karena pengaruh sinar maupun cuaca (bila mengalami kerusakan
wajib diberikan simbol dan label yang baru).
f. Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun wajib menggunakan sarana
pengangkutan yang laik operasi serta pelaksanaanya sesuai dengan tata cara
pengagkutan yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
g. Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus ditempatkan pada
lokasi yang aman dan baik dan dilengkapi dengan sistim tanggap darurat dan
prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun.

MFK RSUD Sungai Dareh

Anda mungkin juga menyukai