PENGERTIAN
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat,
pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatannya tidak terpisahkan
dari penggunaan bahan berbahaya. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik
dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan
hidup secara langsung atau tidak langsung dan mempunyai sifat racun (toksisitas), karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. Pengelolaan bahan berbahaya di rumah sakit adalah
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan sampai
pendistribusian bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya di rumah sakit.
Banyak kasus terkait bahan berbahaya terjadi di rumah sakit, kasus tersebut umumnya
berkaitan dengan kesalahan manusia ketika menangani atau kontak dengan bahan berbahaya
tersebut mulai dari penerimaan, penyimpanan, pendistrbusian, pemakaian sampai penanganan
limbahnya serta penatalaksanaan jika terjadi kontaminasi/paparan/tumpahan.Pengelolaan bahan
berbahaya dan limbahnya yang tidak baik untuk memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan
penularan penyakit.Dalam mengantisipasi kemungkinan bahaya atau resiko kecelakaan atau
keracunan akibat bahan berbahaya, maka sangat perlu dibutuhkan kemampuan SDM yang
berkualitas dan memahami tugas dan fungsinya terutama dalam mengelola bahan berbahaya.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
Berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Gedung mengenai monitoring dan
evaluasi serta insiden terkait pengelolaan bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya.
Menyiapkan, mensosialisasikan dan mendistribusikan Material Safety Data Sheet
(MSDS) seluruh bahan berbahaya yang digunakan di rumah sakit.
Mengidentifikasi potensial bahaya.
Memberikan pendidikan dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya kepada seluruh satuan kerja rumah sakit.
Melakukan investigasi insiden bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
d. Kepala Bagian Kes-Ling
Berkoordinasi dengan kepala panitia K3 terkait limbah bahan berbahaya di rumah
sakit.
Menyimpan sementara limbah bahan berbahaya sebelum dilakukan pemusnahan .
Pengelolaan limbah bahan berbahaya yang ada di rumah sakit.
e. Kepala Instansi Farmasi
Bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan berbahaya di instalasi/bagian
sesuai prosedur dan ketentuan hukum/peraturan/perundangan yang berlaku.
Mengkaji perencanaan kebutuhan bahan berbahaya
Membuat dan mengajukan perencanaan kebutuhan bahan berbahaya di instalasi
farmasi.
Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di instalasi farmasi sesuai prosedur.
Mendistribusikan bahan berbahaya keseluruh satuan kerja yang membutuhkan
sesuai prosedur.
Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spill kit
apabila terjadi tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) dan potensial bahaya di
instalasi farmasi terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Komite K3.
Berkoordinasi dengan IGD setiap ada KAK dan PAK di instalasi farmasi untuk
segera diberikan pertolongan.
4
Mengirimkan obat rusak dan kadaluarsa (terutama obat kanker) ke bagian
Keslinguntuk dilakukan pemusnahan.
Mampu memberikan briefing dan training bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya untuk staff di instalasi farmasi.
f. Kepala Instalasi laboratorium
Bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan berbahaya di instalasi/bagian
sesuai prosedur dan ketentuan hukum/peraturan/perundangan yang berlaku.
Mengkaji perencanaan kebutuhan bahan berbahaya
Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan
berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Laboratorium sesuai
prosedur.
Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman.
Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya
Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spill kit
apabila terjadi tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke Bagian Kesling untuk proses
selanjutnya.
Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) dan potensial bahaya di
satuan kerja terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada Komite
K3.
Berkoordinasi dengan IGD setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan.
Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah
bahan berbahaya di area masing-masing.
g. Kepala Rajal/Ranap/Instalasi
Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan
berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Rajal/Ranap/Instalasi sesuai
prosedur.
5
Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman.
Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke
Instalasi Farmasi, logistik dan bagian umum.
Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spill kit
apabila terjadi tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya.
Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke Instalasi sanitasi untuk proses
selanjutnya.
Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) dan potensial bahaya di
satuan kerja terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada Komite
K3.
Berkoordinasi dengan IGD setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan.
Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbahh
bahan berbahaya di area masing-masing.
h. Kepala logistik
Membuat dan mengajukan perencanaan kebutuhan bahan berbahaya non medis.
Memastikan pengelolaan bahan berbahaya sesuai prosedur.
Mendistribusikan bahan berbahaya keseluruh satuan kerja yang membutuhkan
sesuai prosedur.
Mengadakan wadah limbah bahan berbahaya.
Mengadakan spill kit yang diperlukan di rumah sakit
Memastikan adanya MSDS dari abahan berbahaya yang dipergunakan dan split kit
apabila terjadi tumpahan bahana bebahaya dan limbah bahan berbahaya.
Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) dan potensial bahaya
kepada komite K3.
Berkoordinasi dengan IGD setiap ada KAK dan PAK di IPSRS untuk segera
diberikan pertolongan.
i. Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian
6
Bertanggung jawab mengadakan pendidikan dan pelatihan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya bagi staf berkoordinasi dengan komite K3, Bagian Kesling,
laboratorium dan Instalasi Farmasi.
j. Semua Staf Yang Bekerja Dengan Bahan Berbahaya Dan Limbah Bahan Berbahaya.
Menerapkan pengelolaan/penanganan (penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan) bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya di
satuan kerja masing-masing yangbsesuai prosedur.
Melaporkan setiap KAK dan PAK yang terjadi kepada Ka Satuan kerja atau pada
Penanggung jawab untuk segera ditolong dan dibuat laporan kejadian.
k. Pihak ketiga/Vendor
Mematuhi perjanjian kerja sama yang dibuat dengan RS. Gunung Maria mengenai
kerja sama yang dilakukan terkait pengelolaan bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya.
7
Obat high alert 49 jenis obat
REAGEN ESENSIAL
8
2⁰C- 8⁰C
1 ADA
SGOT / ALAT
2⁰C- 8⁰C
2 ADA
SGPT / ASAT
2⁰C- 8⁰C
3 UREUM ADA
2⁰C- 8⁰C
4 CREATININ ADA
2⁰C- 8⁰C
5 GLUKOSA ADA
2⁰C- 25⁰C
6 Cell Pack ADA
9
Stromatoliser
2⁰C- 25⁰C
7 ADA
2⁰C- 8⁰C
6 ADA
ALBUMIN TRX
2⁰C- 8⁰C
7 ADA
ALKALINE PHOSPHATASE
2⁰C- 8⁰C
8 ADA
BILIRUBIN DIRECT
2⁰C- 8⁰C
9 ADA
BILIRUBIN TOTAL
10
2⁰C- 8⁰C
10 ADA
BIOCALTRX
2⁰C- 8⁰C
11 ADA
BIOCAL HDL/LDL
2⁰C- 8⁰C
12 ADA
BIONORM ASSAYED
2⁰C- 8⁰C
13 ADA
BIONORM L TRX
2⁰C- 8⁰C
14 ADA
CALCIUM CLORIDA
2⁰C- 8⁰C
15 ADA
CHOLESTEROL TRX
11
2⁰C- 8⁰C
16 ADA
CHOLESTEROL HDL
DIRECT
2⁰C- 8⁰C
17 ADA
CHOLESTEROL LDL
DIRECT
2⁰C- 8⁰C
18 ADA
CONTROL HBA1C
CONTROL PLASMA
NORMAL 2⁰C- 8⁰C
19 ADA
2⁰C- 8⁰C
20 ADA
EIGHT CHECK
2⁰C- 8⁰C
21 ADA
GAMMA GT
12
2⁰C- 8⁰C
22 ADA
TRIGLISERIDA
2⁰C- 8⁰C
23 ADA
UNIVERSAL CONTROL
2⁰C- 8⁰C
24 ADA
URID ACID
2⁰C- 8⁰C
25 ADA
URITROL 3 LV 5
2⁰C- 8⁰C
26 ADA
INNOVIN
2⁰C- 8⁰C
27 ADA
SS01
13
2⁰C- 8⁰C
28 ADA
SS02
2⁰C- 8⁰C
29 ADA
SS03
2⁰C- 8⁰C
30 ADA
SS04
2⁰C- 8⁰C
31 ADA
SS09
2⁰C- 8⁰C
32 ADA
SS11
2⁰C- 8⁰C
33 ADA
SS12
14
2⁰C- 8⁰C
34 ADA
SS13
CK-MB
2⁰C- 8⁰C
35 ADA
D-Dimer
2⁰C- 8⁰C
36 ADA
Troponin T
2⁰C- 8⁰C
37 ADA
2⁰C- 30⁰C
41 ADA
15
Dengue IgG / IgM
2⁰C- 30⁰C
42 ADA
HbsAB
2⁰C- 30⁰C
43 ADA
Hbsag
1⁰C- 30⁰C
44 ADA
Anti HCV
2⁰C- 30⁰C
45 ADA
Anti HIV
2⁰C- 30⁰C
46 ADA
2⁰C- 30⁰C
48 ADA
16
Tuberculosis Card
2⁰C- 30⁰C
49 ADA
Vidas FT4
2⁰C- 30⁰C
50 ADA
Vidas Tshs
2⁰C- 30⁰C
51 ADA
2⁰C- 30⁰C
52 ADA
Catridgen PSA
4⁰C- 30⁰C
53 ADA
2⁰C- 30⁰C
54 ADA
17
Alkaline Washing
15⁰C- 25⁰C
55 ADA
Acidic Washing
15⁰C- 25⁰C
56 ADA
Caretium Pack
5⁰C- 25⁰C
57 ADA
Multi Drug
2⁰C- 30⁰C
58 ADA
Uriscan
2⁰C- 30⁰C
59 ADA
Na Conditioner 100 ml
(caretium) 5⁰C- 35⁰C
60 ADA
18
De protein (caretium)
5⁰C- 35⁰C
61 ADA
Ziehl Neelsen
25⁰C- 30⁰C
62 ADA
19
Pengadaan bahan berbahaya dilakukan oleh bagian pengadaan instalasi/bagian
berdasarkan rencana kebutuhan dari instalasi terkait.
Pemesanan bahan berbahaya dilakukan kepada distributor terdaftar bahan berbahaya
yang telah mendapat izin dari Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian
Perdagangan dan mendapat penunjukan dari Produsen Bahan Berbahaya untuk
menyalurkan secara langsung kepada pengguna akhir atau pengecer terdaftar. Distributor
harus memiliki SIUP bahan berbahaya.
Bagian pengadaan instalsi/bagian membuat surat pesanan untuk bahan berbahaya medis
yang disetujui oleh kepala instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk dan surat
pesanan untuk bahan berbahaya non medis yang disetujui Ka. Sub/Bagian yang
mengajukan permintaan bahan berbahaya tersebut. Surat pesan ditandatangani oleh Ka.
Unit yang meminta.
Surat pesanan bahan berbahaya medis yang diserahkan kepada distributor disertai
form/lembar permintaan MSDS.
Untuk pengadaan bahan berbahaya yang sifatnya segera (CITO), bagian pengadaan dapat
melakukan pemesanan segera diluar perencanaan atas permintaan gudang farmasi sesuai
dengan prosedur.
20
7. Penanganan dan penyimpanan.
8. Perlindungan diri.
9. Sifat fisika dan kimia.
10. Stabilitas.
11. Informasi toksikologi
12. Informasi Ekologi.
13. Pembuangan.
14. Informasi transportasi.
15. Informasi regulasi.
16. Informasi lain yang diperlukan.
d. Bagian Penerima Barang Medis/Non Medis akan mencocokkan bahan berbahaya
yang diterima dengan surat pesanan dan faktur/surat jalan (dokumen penerimaan) dan
membubuhkan tanda tangan penerimaan barang pada faktur/sura jalan tersebut.
e. Bagian Penerima Barang Medis/Non Medis akan melakukan serah terima barang
dengan gudang farmasi/laboratorium/logistik
f. Gudang mencocokkan barang yang diterima dengan dokumen penerimaan dan surat
pesan, membubuhkan tanda tangan dan melakukan penyimpanan barang.
g. Bila waktu kadaluarsa <2 tahun dan tidak memiliki MSDS maka dikembalikan lagi
ke ULP untuk diproses ulang.
21
a. Penggunaan dan penanganan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya harus
sesuai prosedur untuk masing-masing bahan berbahaya.
b. Ventilasi yang benar dan pengadaan exhaust mengurangi petugas dari paparan
kontaminan yang ada diudara.
c. Petugas yang bekerja dengan bahan berbahaya dan limbahnya harus menggunakan
alat pelindung diri (APD) selama bekerja sesuai yang tercantum di MSDS bahan
berbahaya.
d. Gunakan bahan berbahaya secukupnya, jangan berlebihan yang menyebabkan bersisa.
e. Petugas yang bekerja dengan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya harus
ditraining tentang bahan berbahaya dan penggunaan MSDS
f. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serahterima tanggung jawab
dilakukan sebaik-baiknya. Laporkan situasi kondisi kerja lebih-lebih yang tidak
aman.
g. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
bahan berbahaya hingga aman.
h. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
22
d. Bahan berbahaya yang dipindahkan ke wadah lain harus diberi label, kecuali habis
pakai dalam satu hari. Label bertulis nama/isi, sifat tanggal diterima dan kalau ada
tanggal kadaluarsa dari bahan berbahaya.
e. Jangan menyimpan bahan berbahaya melebihi pandangan mata, hindari menyimpan
di rak bagian paling atas dan dibawah bak cuci.
f. Pastikan bekerja dengan aman, menggunakan APD yang sesuai, sesuai prosedur
dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari terjadinya
tumpahan/bocor/pecahnya botol.
g. Penempatan APAR dekat lokasi dimana bahan berbahaya disimpan atau digunakan
serta penempatan petugas terlatih tentang cara penggunaan bahan berbahaya.
h. Penyimpanan bahan berbahaya dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan sesuai dengan MSDS (Msterial Safety Data Sheet) yang diletakkan
dekat bahan berbahaya.
i. Dilarang merokok diarea peyimpanan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
dan dipasang tanda “Dilarang Merokok”.
j. Perhatian dan segera diperbaiki apabila ada :
Kerusakan pada tempat penyimpanan
Ada tumpahan
Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin
Tidak ada label penting untuk bahan berbahaya
Cahaya yang kurang atau tidak ada cahaya
Sampah yang menumpuk
Cara penyimpanan bahan berbahaya yang tidak betul
23
berbahaya harus compatible, limbah tidak boleh bereaksi dengan wadah dan tidak
boleh mengkorosif wadah.
c. Wadah tempat limbah bahan berbahaya harus diberi label bertuliskan “Limbah Bahan
Berbahaya”
d. Wadah limbah bahan berbahaya harus selalu tertutup dan tidak boleh diisi sampai
penuh untuk mencegah tumpah.
e. Diserahkan ke bagian kesehatan lingkungan untuk disimpan di TPS limbah B3
f. Limbah bahan berbahaya harus dipisah sesuai dengan sifatnya dan tidak boleh
dicampur (mudah terbakar, korosif, oksidator, dan lain-lain).
g. Pemusnahan dilakukan dengan pihak ketiga yang memiliki ijin dari kementrian
lingkungan hidup
24
MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera
diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan spill kit. Pastikan
spill kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi yang baik.
Petugas yang bekerja dengan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya harus
diberikan pelatihan/training bagaimana bekerja dengan bahan berbahaya dan
bagaimana menangani apabila terpapar atau terjadi tumpahan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya spesifik dengan tempat dimana dia bekerja.
Bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya yang tumapaham atau tercecer harus
dibersihkan dengan menggunakan spill kit.
KIT berisi :
Zat penetralisir seperti Natrium karbonat atau Natrium bikarbonat atau Natrium
bisulfit
Abserbon seperti bantal atau tanggul, kertas tissue, lap atau busa
Sekop, pel, baju pelindung disposable dan wadah menampung bahan yang
tumpah.
Alat-alat dan bahan yang telah dipergunakan untuk membersihkan tumpahan bahan
berbahaya dan limbah bahan berbahaya juga dianggap dan diperlakukan sebagai
limbah bahan berbahaya.
Tipe spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :
a. ”cytotoxic spill kit” terdiri dari :
Gaun pelindung
Gloves
Masker penutup wajah (face shilds) dan kaca mata pelindung (googles)
Sepatu pelindung (rubber shoes cover protective) atau sepatu boot
Air bersih
Kantong plastik warna kuning
Sekop dan pengikis
Wadah limbah benda tajam
Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas
Larutan deterjen
25
Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
b. “infectious spill kit” terdiri dari :
Gaun pelindung
Gloves
Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles)
Sepatu pelindung (rubber shoes cover protective) atau sepatu boot
Air bersih
Desinfektan cair
Kantong plastik warna kuning
Sekop dan pengikis
Wadah limbah benda tajam
Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas
Larutan deterjen
Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows).
c. “Chemical Spill Kit” terdiri dari :
Gaun pelindung
Gloves
Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles
Sepatu pelindung (rubber shoes cover protective) atau sepatu boot
Air bersih
Desinfektan cair
Kantong plastik
Sekop dan pengikis
Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas
Larutan deterjen
Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows).
26
d. “Cytotoxic spill kit” + MSDS obat sitostotika diletakkan di instalasi farmasi
ruang “handling cytotoxic” dan diruangan dilaksanakan kemoterapi.
e. “Infectious spill kit” diletakkan di “Nurse Station” setiap ruang pelayanan
pasien.
f. ”Chemicals spill kit” + MSDS bahan kimia berbahaya diletakkan di “Nurse
Station” setiap ruang pelayanan pasien, instalasi atau satuan kerja yang
menggunakan bahan berbahaya dan menghasilkan limbah bahan berbahaya.
Kontrol/proteksi diri
Kontrol
Menyediakan ventilasi agar konsentrasi zat dari penguapan masih dalam batas
yang dapat ditoleransi. Sediakan tempat untuk membersihkan/mencuci disekitar
tempat kerja
Proteksi diri
Kacamata pelindung, pakaian pelindung, sepatu boots, sarung tangan, alat bantu
pernafasan. Konsultasi dengan ahlinya sebelum menangani bahan ini.
27
membersihkan tumpahan tersebut. Bila lebih dari 500 ml, hubungi
emergensi.Petugas khusus akan memberi bantuan.
Mata : lepaskan lensa kontak, cuci mata dengan air mengalir selama lebih
kurang 15 menit. Kelopak mata tetap terbuka. Gunakan air dingin. Cari
pertolongan medis.
Kulit : cuci dengan air mengalir. Gunakan air dingin. Lepaskan pakaian, sepatu
yang terkontaminasi. Cuci dan bersihkan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi sebelum dipakai ulang. Cari pertolongan medis.
Kontak serius dengan kulit : Cuci dengan sabun desinfektan, kemudian oleskan
krem antibakteri. Cari pertolongan medis
28
MSDS memuat sifat-sifat dari bahan berbahaya termasuk sifat fisik dan sifat kimia
serta informasi keamanan sebagai salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi
resiko akibat penggunaan/bekerja dengan bahan berbahaya atau apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya.
M. Limbah bahan bernahaya dan beracun
Limbah baham berbahaya merupakan sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengadung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup lainnya (PP No. 74 tahun 2001).
Limbah bahan berbahaya dan beracun di RS.Gunung Maria dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu limbah padat dan cair.
a. Limbah padat
Karakteristik limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) antara lain :
Mudah meledak (explosive) adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
Mudah terbakar (ignitable dan flmable) adalah limbah yang bila berdekatan dengan
api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyalah atau
terbakar dan bila menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu yang lama.
Bersifat reaktif adalah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu
tinggi.
Beracun (toxic) adalah limbah yang mengadung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut
Menyebakan infeksi (infectius) adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian
tubuh yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena ifisi dan bekas
pelatam medis
29
Bersifat korosif
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
Mempunyai Ph ≤ 2 untuk limbah bersifat asam dan ≥ 12.5 untuk limbah yang
bersifat basah.
Tatalaksana pengelolaan limabh B3 antara lain :
1. Untuk limbah infectius .
Limbah bahan berbahaya yang paling banyak dihasil dari kegiatan RS.Stella Maris
adalah limbah dengan karakteristik infecsius yaitu limbah yang terkontaminasi
dengan cairan atau penyakit pasien yang sifatnya berbahaya dan bisa
menimbulkan/menularkan penyakit.
a. Pemilahan dan pewadahan
Dilakukan pemilahan jenis limbah mulai dari sumber limbah
Pewadahan limbah :
Terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, kedap air, mempunyai permukaan
yang halus dan mudah dibersihkan.
Dilapisi dengan kantong berwarna kuning dengan simbol biohazard
Untuk benda tajam dengan mengguakan tempat khusus berupa dos yang
dilapisi dengan kantong berwarna kuning (safety box)
Kantong palstik diangkat setiap hari apabila sudah terisi ¾ bagian dari
kantong plastik
Tempat pewadahan dilakukan pembersihan 2 kali seminggu atau jika kotor
dengan menggunakan desinfektan
b. Pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan
Pengumpulan setiap hari dari setiap ruangan penghasil dengan menggunakan
troli tertutup.
Kemudian disimpan di tempat penampungan sementara (TPS) limbah Baham
Berbahaya dan Beracun B3, TPS limbah B3 tersebut memilki ijin
penggunaanya dari Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar.
Penyimpanan limbah infecsius di TPS Limbah B3 Masimum 1 minggu
c. Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan keluar RS. Stella Maris
30
Pengumpulan dan pengemasan limbah B3 dilakukan di TPS limbah B3 oleh
pihak ketiga yang telah melakukan kerjasama dengan dengan RS. Stella
Maris yang telah memliki ijin pengumpulan dan pengangkutan dari
kementerian lingkungan hidup.
Pengumpulan dan pengemasan ini dilakukan sekali semingggu sesuai dengan
kesepakatan dalam perjanjian kerjasama untuk diangkut ketempat
pemusanahan akhir dengan menggunakan kendaraan pihak ketiga yang telah
memiliki ijin operasional dari dinas perhubungan dan kementerian
lingkungan hidup.
d. Pengelolaan dan pemusnahan
Limbah B3 yang telah dikemas, kemudian dilakukan serah terima limbah B3
antara pihak RS. Gunung Maria dan Pihak Ketiga dengan mengisi bukti serah
terima barang (formulir Pesan Angkut) yang bersisi : jumlah limbah, jenis
limbah, waktu pengangkutan, nomor kendaraan yang ditanda tangani kedua
belah pihak.
Limbah tersebut kemudian pihak ketiga mengirim ke pihak pemusnah yang
telah melakukan kerja sama triparti antara RS, pihak ketiga dan pihak
pemusnah (yang memiliki ijin pemusnahan limbah B3 dari kementerian
lingkungan hidup). Dengan mengisi dokumen limbah B3 (hazardous waste
manifest) sebagai bukti pemusnahan limbah B3.
Untuk limbah berbahaya lainnya yang harus dikelolah antara lain : baterai/aki bekas,
limbah laboratorium yang mengandnug B3, produk farmasi kadaluarsa, bahan kimia
kadaluarsa, kemasan B3, limbah bahan elektronik (lampu TL, printed circuit board,
catridg), kemasan produk farmasi, minyak pelumas bekas, kemasan tinta, majun, dan
sluge IPAL limbah bahan berbahaya lainnya disediakan tempat/wadah pada setiap
bagian/unit penghasil dan akan diangkut ke TPS limbah B3 sesuai volume tertentu,
penyimpanan di TPS untuk limbah tersebut sesuai dengan masa Penyimpanan dalam
rekomendasi pada ijin TPS Limbah B3 dan untuk pemusnahan sama dengan limbah
infeksius yaitu dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
b. Limbah cair
31
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan RS.Gunung Maria dialirkan melalui koleset,
wastafel, slobzing atau melalui pembuangan air limbah di setiap bagian/unit ke
penampungan/septik tank yang ada disetiap unit/bagian, kemudain dialirkan secara
tertutup ke Insatalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan bantuan mesin-mesin
pompa/celup. Sistem pengelolaan air limbah yang digunakan adalah sisten AB3BF
(Anaerobic Aerobic actived Bio filter) yaitu proses biologis dengan gabungan antara
proses biologis anaerobic dan aerobic. Dari hasil pengelolaan pada IPAL akan diuji
setiap bulan sesuai baku mutu yang ditetapakan oleh pemerintah untuk mengetahui
efektifitas IPAL dan kelayakan air limbah yang dibuang ke drainase.
Pengelolaan limbah B3 tersebut merupakan salah satu lingkup kerja dari bagian
Kesehatan Lingkungan RS. Gunung Maria oleh karena itu bagian kesehatan lingkungan
bertanggung jawab atas persyaratan teknis, pengawasan dan pengelolaan limbah bahan
B3 dan berkewajiban melaporkan hasil kegiatan pengelolaan kepada pimpinan
RS.Gunung Maria dan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tomohon dan
Dinas Terkait.
32
b. Limbah diangkut menggunakan troli khusus limbah infeksius, dibawah ketempat
penampungan sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kemudian
dimusnahkan di insenerator oleh pihak ketiga.
3. Prosedur penanganan limbah benda tajam
a. Limbah benda tajam dibuang ke dalam wadah khusus untuk limbah benda tajam
(container) bertuliskan “biohazard” atau “limbah benda tajam”.
b. Limbah diangkut menggunakan troli khusus infeksius, dibawah ketempat
penampungan sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kemudian
dimusnahkan di insenerator oleh pihak ketiga.
33
Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung kearea dan area-area lain
yang memiliki potensi yang sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi
insiden, kejadian dampak pada korban hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan
nama yang bersangkutan untuk menghindari kejadian serupa.
Peninjauan terhadap identifikasi bahaya resiko setelah melakukan RCA.
Pelaporan hasil RCA, rekomendasi dan pembelajaran kepada direksi.
“Perbaikan dan pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk umpan balik kepada
satuan kerja terkait.
Pembuatan analisa dan tren kejadian dimasing-masing di satuan kerja .
Lembar laporan insiden terlampir di halaman berikut
LAPORANINSIDEN
Tanggal Kejadian :
Lokasi kejadian :
Nama korban :
Uraian Kejadian :
34
Bagian Badan Yang Cidera : (Pilih Lebih Dari Satu Bila Ada)
Terhadap Korban :
BAB IV
DOKUMENTASI
Tanggal, ................................................ Tanggal, .............................................................
Monitoring dalam bentuk ronde ke setiap satuan kerja dilakukan setiap minggu pada
oleh panitia K3.
Monitoring dilakukan terhadap program panitia K3 yang dilaksanakan setiap satuan
kerja.
Melakukan pemantauan dan mengisi/memberi tanda (checklist) pada formulir
supervisi monitoring pengelolaan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya .
Hasil checklist kemudian dianalisa/dievaluasi untuk ditindak lanjuti sebagai bahan
rekomendasi terhadap pihak manajemen untuk dilakukan perubahan dan perbaikan
terhadap fasilitas terkait bahan berbahaya dan limbah
35