Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen :

PUSKESMAS Disahkan
No. Revisi : 00
LEBAKBARANG SOP Kepala Puskesmas Lebakbarang

Tanggal Terbit :
Dwi Purwanto, S.Kep.Ners
Halaman : 1- 2 NIP 19740615 199403 1 006
PENGERTIAN Limbah berbahaya adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lain.
TUJUAN Sebagai acuan langkah langkah petugas untuk bertujuan sebagai pedoman
dalam penanganan limbah berbahaya akibat dari kegiatan pelayanan
Puskesmas Lebakbarang
KEBIJAKAN 1. Pemantauan dilakukan oleh tenaga pelaksana.
2. Pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan.

PETUGAS Sanitarian
PERALATAN

Mengidentifikasi Limbah Berbahaya


PROSEDUR Sanitarian dan Petugas terkait
1. Masing-masing penghasil Limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2. Identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab.

Pengumpulan Limbah Berbahaya


Petugas Laboratorium dan Radiologi
1. Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit tersebut.
2. Masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi
laporan bulanan limbah berbahaya.
3. Penghasil limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya ke gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya.
4. Limbah dari masing-masing unit di tempat sampah dan jerigen berwarna
BIRU, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir
penganggkutannya.
5. Petugas sanitarian memverifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan.
6. Limbah berbahaya lainnya disimpan di dalam gudang penyimpanan
sementara limbah berbahaya, dipisahkan menurut sifat/karakteristik limbah
berbahaya (mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun.
7. Petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan simbol dan label.
8. Masa Simpan dalam gudang TPS limbah berbahaya maksimal 90 hari
sesuai persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari
50 Kg/ hari.
9. Petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat
penampungan/penyimpanan serta penimbunan menggunakan ceklist
inventory limbah berbahaya.
10. Petugas terkait mengisi neraca limbah berdasarkan inventarisasi Gudang
limbah berbahaya sementara.

Pengelolaan limbah berbahaya oleh Pihak Ketiga.


Setelah limbah mencukupi di tempat penampungan mencukupi, limbah
berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga :
1. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya harus
mempunyai ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
2. Pihak transportir harus mempunyai ijin dari Dirjen Perhubungan Darat
Kementrian Perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dari Kementerian
LHRI. Ijin sesuai dengan jalur transportasi yang akan dilalui limbah
berbahaya.
3. Sanitarian mengusulkan surat penunjukan pengelola limbah berbahaya
kepada Kepala Puskesmas.
4. Pihak ketiga yang ditunjuk(pengumpul/ pengelola/ transportir) mengisi Berita
acara pemeriksaan Limbah berbahaya bersama petugas terkait. Berita acara
serah terima limbah berbahaya diisi oleh pihak ke 3 yang ditunjuk dan kepala
puskesmas.
5. Pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban memberikan Dokumen limbah
berbahaya yang sudah ditandatangani oleh penghasil dan
transportir/pengangkut.

REFERENSI
UNIT TERKAIT Unit Kesling

Anda mungkin juga menyukai