Anda di halaman 1dari 6

PEMANTAUAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


PENANGANAN LIMBAH
BERBAHAYA
No. Dok : SOP/MUTU/K3/09
No. Revisi : 03
SOP Tgl Terbit : 10 Januari 2023
Halaman : 1/4

UPTD PUSKESMAS dr. I Made Sugiana, M.Kes


KUTA SELATAN NIP. 19751205 2003121010

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah berbahaya


oleh semua personil.
2. Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kuta Selatan Nomor
440/20/PUSK KS/2023 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Kuta Selatan Nomor 440/65/PUSK KS/2020 dan
Nomor 440/66/PUSK KS/2020 tentang Program Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 74 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 37 tahun 2012 tentang Pengelolaan
limbah laboratorium;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan.
5. Alat dan Kantong plastik dan tempat sampah.
Bahan
6. Langkah- 1. Sanitarian, Unit layanan, dan Petugas terkait
Langkah
1.1 Masing – masing penghasil limbah berbahaya
mengidentifikasi jenis limbah berbahaya yang dihasilkan
oleh unit tersebut.
1.2 Identifikasi tersebut dilaporkan kepada sanitarian dan
petugas pengelola limbah berbahaya.
1.3 Petugas sanitarian melakukan pengecekan dan verifikasi
berkala pengelolaan limbah berbahaya oleh petugas layanan.
1/4
1.4 Petugas sanitarian memastikan masa simpan dalam gudang
TPS limbah berbahaya maksimal 90 hari sesuai persyaratan
yang ditetapkan pada suhu dibawah 0ᵒC.
1.5 Petugas sanitarian memastikan pengelola limbah berbahaya
mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat
penampungan/penyimpanan.
1.6 Petugas sanitarian mengisi dan memastikan neraca limbah
B3 limbah berbahaya sementara yang dikelola.
2. Petugas Laboratorium
2.1 Mengidentifikasi jenis limbah berbahaya yang dihasilkan
oleh unit tersebut.
2.2 Identifikasi tersebut dilaporkan kepada sanitarian dan
petugas pengelola limbah berbahaya.
2.3 Petugas laboratorium mengkoordinasikan pengelolaan
limbah cair B3 dan limbah B3 lain dengan petugas pengelola
limbah berbahaya, serta sanitarian.
2.4 Petugas sanitarian melakukan pengecekan dan verifikasi
berkala pengelolaan limbah berbahaya oleh petugas
laboratorium.
3. Pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga setelah limbah
mencukupi di tempat penampungan,limbah berbahaya tersebut
selanjutnya diserahkan pada pihak ketiga
3.1 Sanitarian memastikan pihak ketiga sebagai pengumpul
/pengelola limbah berbahaya mempunyai ijin dari
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia
3.2 Sanitarian memastikan pihak transportir harus mempunyai
ijin dari Dirjen Perhubungan Kementrian Perhubungan R.I
dan mendapat rekomendasi dari Kementrian LHRI ijin
sesuai dengan jalur transportasi yang akan dilalui limbah
berbahaya
3.3 Sanitarian memastikan pihak ketiga yang ditunjuk /
pengumpul / pengelola / transportir mengisi berita acara
pemeriksaan limbah berbahaya bersama petugas sanitarian /
petugas pengelola limbah berbahaya baik secara fisik
maupun elektronik pada aplikasi SIRAJA.

7. Bagan Alur -

8. Hal-hal yang 1. Pendistribusian limbah berbahaya


perlu
diperhatikan

2/4
9. Unit Terkait 1. Petugas Sanitarian
2. Petugas Laboratorium
3. Kordinator Unit
10. Dokumen 1. Formulir identifikasi limbah berbahaya
terkait 2. Formulir serah terima bulanan
3. Formulir berita acara serah terima limbah berbahaya
4. Buku inventaris limbah
5. Formulir dokumen limbah
6. Checklist verifikasi perijinan pihak ketiga
11. Rekaman
historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal
perubahan Mulai
Diberlakukan
1. Referensi 1. Peraturan Menteri 10 Januari
Lingkungan Hidup No 74 2023
tahun 2019 tentang
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun;
2. Peraturan Menteri
Kesehatan No 37 tahun
2012 tentang
Pengelolaan limbah
laboratorium;
3. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2
Tahun 2023 tentang
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan
Lingkungan.
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala 10 Januari
UPTD Puskesmas Kuta 2023
Selatan Nomor
440/20/PUSK KS/2023
tentang Perubahan Atas
Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Kuta Selatan
Nomor 440/65/PUSK

3/4
KS/2020 dan Nomor
440/66/PUSK KS/2020
tentang Program
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
(B3).

4/4
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA
No. Dokumen : DT/MUTU/K3/09
DAFTAR
No. Revisi : 03
TILIK
Tgl. Terbit : 10 Januari 2023
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS dr. I Made Sugiana, M.Kes


KUTA SELATAN NIP. 19751205 2003121010

NO. TIDAK
PROSEDUR YA TIDAK
BERLAKU

Sanitarian, Unit layanan, dan Petugas terkait


1 Masing – masing penghasil limbah berbahaya
mengidentifikasi jenis limbah berbahaya yang dihasilkan
oleh unit tersebut.
2 Identifikasi tersebut dilaporkan kepada sanitarian dan
petugas pengelola limbah berbahaya.
3 Petugas sanitarian melakukan pengecekan dan verifikasi
berkala pengelolaan limbah berbahaya oleh petugas layanan.
4 Petugas sanitarian memastikan masa simpan dalam gudang
TPS limbah berbahaya maksimal 90 hari sesuai persyaratan
yang ditetapkan pada suhu dibawah 0ᵒC.
5 Petugas sanitarian memastikan pengelola limbah berbahaya
mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat
penampungan/penyimpanan.
6 Petugas sanitarian mengisi dan memastikan neraca limbah
B3 limbah berbahaya sementara yang dikelola.
Petugas Laboratorium
7 Mengidentifikasi jenis limbah berbahaya yang dihasilkan
oleh unit tersebut.
8 Identifikasi tersebut dilaporkan kepada sanitarian dan
petugas pengelola limbah berbahaya.
9 Petugas laboratorium mengkoordinasikan pengelolaan
limbah cair B3 dan limbah B3 lain dengan petugas pengelola
limbah berbahaya, serta sanitarian.
10 Petugas sanitarian melakukan pengecekan dan verifikasi
berkala pengelolaan limbah berbahaya oleh petugas
laboratorium
Pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga setelah limbah mencukupi di tempat
penampungan,limbah berbahaya tersebut selanjutnya diserahkan pada pihak ketiga

11 Sanitarian memastikan pihak ketiga sebagai pengumpul


/pengelola limbah berbahaya mempunyai ijin dari
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

1/2
12 Sanitarian memastikan pihak transportir harus mempunyai
ijin dari Dirjen Perhubungan Kementrian Perhubungan R.I
dan mendapat rekomendasi dari Kementrian LHRI ijin sesuai
dengan jalur transportasi yang akan dilalui limbah berbahaya
13 Sanitarian memastikan pihak ketiga yang ditunjuk /
pengumpul / pengelola / transportir mengisi berita acara
pemeriksaan limbah berbahaya bersama petugas sanitarian /
petugas pengelola limbah berbahaya baik secara fisik
maupun elektronik pada aplikasi SIRAJA.
Total Skor

Nilai Kepatuhan: ………………. %


Nusa Dua,
Penilai Yang Dinilai

(……………………….…) (………………………..…)

2/2

Anda mungkin juga menyukai