Anda di halaman 1dari 4

RSU Bunda Jakarta

EVALUASI
PROGRAM BAHAN BERACUN BERBAHAYA
[Tahun 2019]

i
EVALUASI PELAKSANAAN
PROGRAM BAHAN BERACUN BERBAHAYA

I. PENDAHULUAN

Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat
racun karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, iritasi dan explosif serta flammable.
Pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Rumah Sakit Umum Bunda
Jakarta mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
472/MENKES/Per/V/1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya bagi kesehatan.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang digunakan di rumah sakit bermacam
karakteristiknya dimana bahan tersebut beresiko menyebabkan kecelakaan dan bahaya bagi
pengguna dan lingkungannya. Untuk itu perlu dibuat program pengelolaan B3 agar resiko-resiko
tersebut dapat diminimalisasi.
Dalam program tersebut harus mencantumkan pemberian penjelasan tentang
ancaman/bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan berbahaya, cara
penanganan/penanggulangannya bila terjadi kecelakaan atau keracunan
Berdasarkan hasil inventaris bahan berbahaya dan beracun tahun 2017 didapatkan
bahwa pemahaman staff terhadap penanganan bahan berbahaya dan beracun di area yang
terdapat bahan berbahaya yaitu di Instalasi Sanitasi lingkungan, Instalasi laboratorium, instalasi
poliklinik gigi dan instalasi laundry dan linen yang belum maksimal karena tidak lengkapnya
MSDS atau lembar keselamatan kerja, dan sifat bahan berbahaya tersebut.
Belum terpenuhi pemahanan staff yang terdapat bahan berbahaya terhadap simbol atau
makna bahan berbahaya, sehingga apabila kontak atau terjadi tumpahan bahan dan limbah
berbahaya staff dapat dengan cepat menangani bahan berbahaya tersebut

II. PROGRAM BAHAN BERBAHAYA BERACUN


1. Identifikasi penggunaan bahan berbahaya dan beracun
2. Implementasi terhadap penanganan penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya.
3. Pemantauan penanganan limbah dari proses pemisahan, pencatatatan, penyimpanan,
pengangkutan dan pembuangan limbah bahan berbahaya.
4. Pemantauan pemusnahan dan sertifikasi pihak pemanfaat limbah berbahaya oleh pihak ke-
3.
5. Pemantauan penggunaan APD (alat pelindung diri) terhadap penangan bahan dan limbah
berbahaya.
6. Pemantauan Pelabelan bahan dan limbah berbahaya.
7. Pendidikan dan pelatihan terhadap penanganan tumpahan (spill kit) di area rumah sakit.

III. HASIL KEGIATAN


1. Identifikasi penggunaan bahan berbahaya dan beracun
Update penggunaan bahan berbahaya yang dipergunakan pada kegiatan operasional
rumah sakit (hasil Identifikasi terlampir)

2
Implementasi terhadap penanganan penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya.
2. Implementasi terhadap prosedur tanggap darurat terhadap tumpahan bahan
berbahaya maupun tumpahan sitotoksik, terhadap tumpahan yang terjadi di area
rumah sakit (laporan penanganan tumpahan terlampir)

No Bulan Frekuensi Keterangan


1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
Jumlah

3. Pemantauan penanganan limbah dari proses pemisahan, pencatatatan, penyimpanan,


penangkutan dan pembuangan limbah bahan berbahaya.

Jenis limbah
No Bulan
Padat Tajam Cair TL (Campuran )
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
TOTAL
4. Pemantauan pemusnahan dan sertifikasi pihak pemanfaat limbah berbahaya oleh
pihak ke-3.
Pemantauan pemusnahan belum dilaksakanakan karena akan di koordinasikan oleh
koordinator rumah tangga grup
5. Pemantauan penggunaan APD (alat pelindung diri) terhadap penangan bahan dan
limbah berbahaya.
Alat Pelindung Diri
N Jenis APD Pemenuhan Kepatuhan
Unit kerja Ket
o Lengka Kelayakan Cuku Kuran Cuku Kuran
p p g p g
1 IGD 30 30 X X
2 RJ+Rehab 10 10 X X
Medik
3 Rawat Inap 10 10 X X
4 VK/OK 100 80 X X
5 KBBL 100 80 X X

3
6 Perina/ICU 100 80 X X
7 Radiologi 10 10 X X
8 Laboratoriu 100 75 X X
m
9 Laundry 100 75 X X
10 Tata Boga 100 75 X X
11 Tata Graha 50 40 X X

6. Pemantauan Pelabelan bahan dan limbah berbahaya.


Sudah dilaksanakan dalam bentuk ronde keselamatan lingkungan
7. Pendidikan dan pelatihan terhadap penanganan tumpahan (spill kit) di area rumah
sakit.
Sudah dilakukan diklat terhadap penanganan bahan berbahaya (laporan kegiatan
diklat bahan berbahaya terlampir)

Jakarta, 01 April 2019

Arum Dewita Setya Ningrum, Amd.KL dr. Feronika Hardanti, MARS


Staff Kesling Kepala RSU Bunda Jakarta

Anda mungkin juga menyukai