Anda di halaman 1dari 29

Teknologi Cyclone sebagai Pengendalian Pencemaran Udara Studi Kasus :

“PENGARUH PENGGUNAAN TURBO CYCLONE DAN BUSI IRIDIUM


TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK”

Dosen Pembimbing :
Dr. Rhenny Ratnawati, ST., M.T.

Disusun oleh :
Desy Indah Nur Istianah (153800002)
Anggun Nur Angraeni (153800020)
Ani Arifa Kartika Sari (153800027)
Aliffia Rica Ambima (153800036)
Risna Dwi Fatmasari (16380000)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone Dan Busi Iridium Terhadap Emisi Gas Buang
Pada Motor Bensin 4 Tak” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan
juga berterima kasih pada Ibu Dr. Rhenny Ratnawati ,ST.,MT., selaku pembimbing dan
dosen mata kuliah Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya ,06 Mei 2018

Penyusun

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

Latar Belakang ........................................................................................................................................ 1


Rumusan Masalah ....................................................................................................................................
Tujuan Penulisan ......................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Pencemaran Udara ................................................................................................... 4
2.2 Teknologi Pencemaran Udara .................................................................................................... 4
2.3 Cyclone ...................................................................................................................................... 6
2.4 Jenis – jenis Cyclone.................................................................................................................. 6
BAB III STUDI KASUS Pengaruh Penggunaan ”Cyclone” Terhadap Kinerja Mesin Toyota
Kijang 15……………………………………………………………………………………..

3.1 Abstrak ..................................................................................................................................... 15


3.2 Studi Kasus................................................................................................................................ 15
3.3 Metodologi Penelitian ...................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Studi Kasus .............................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan dan Saran .................................................................................................................


5.2 Daftar Pustaka ..............................................................................................................................

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen
esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan
campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03
% Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan
Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang
menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah
tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan
kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan
kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang
dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat
dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga
suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara
dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan
seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar (Prabu 2008).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian
Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau
dimaksuknya zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
Pencemaran udara mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, terjadi setiap detik. Dari asap
kendaraan bermotor. Berbagai zat pencemar yang dihasilkan, gas beracun dan bebahaya.
Pencemaran udara tidak hanya dari aktivitas kendaraan bermotor, debu-debu yang dihasilkan
dari aktivitas industri mempunyai peranan penting dalam pencemaran udara.Berbagai cara
dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut, termasuk dalam kasus pengendalian udara emisi.
1|Page
Salah satunya dengan memakai alat pemisah debu yaitu cyclone separator. Siklon (cyclone)
karena karakteristiknya sering digunakan sebagai alat pemisah partikel dengan gas. Penggunaan
siklon sering dijumpai sebagai alat pengontrol polusi udara dari pengotor debu. Siklon juga
dijumpai pada proses pembakaran untuk peralatan umpan bahan bakar padat (pulverized) pada
boiler. Alasan utama penggunaan siklon dalah harganya yang murah, tidak mempunyai bagian
yang bergerak dan mampu bertahan pada kondisi operasi yang berat. Sementara itu siklon juga
mempunyai beberapa kelemahan dalam hal efisiensinya yang rendah (khususnya pada partikel
yang sangat kecil) dan biaya operasi yang tinggi. Tingginya biaya operasi dikarenakan siklon
perlu daya yang besar untuk mengatasi penurunan tekanan (pressure drop).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan menjadi :
a. Apa yang dimaksud dengan Cyclone ?
b. Apa fungsi dari Cyclone?
c. Bagaimana prinsip kerja Cyclone?
d. Apa saja jenis - jenis Cyclone?
e. Bagaimana penerapan teknologi Cyclone pada studi kasus “Pengaruh Penggunaan
Turbo Cyclone Dan Busi Iridium Terhadap Emisi Gas Buang Pada Motor Bensin 4
Tak”?
f. Bagaimana keefektifan penggunaan teknologi Cyclone dalam mereduksi Emisi Gas
Buang Pada Motor Bensin 4 Tak?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan teknologi Cyclone pada
Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone Dan Busi Iridium untuk menangani pemcemaran udara
yang dihasilkan dari emisi gas buang pada motor bensin 4 Tak.

2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat
industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya
ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk
kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri
yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran
udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat
untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan
kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan. Sementara itu pencemaran di
luar ruangan berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh
makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan
sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga.
Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut.
Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan,
Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap
konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara
yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya
digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat
ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi. Secara
umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah, seperti
letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia, seperti yang berasal dari
transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama
yang berasal dari kegiatan manusia, yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida
nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti
timbal/timah hitam (Pb), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO),

3|Page
dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44%
suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh
karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran
sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu.

2.2 Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara


Beberapa jenis teknologi yang dapat digunakan dalam upaya pengendalian pencemaran udara :
 Spray Tower
 Elektrostatik Presipitator
 Fabric Filter
 Adsorpsi
 Kondensasi
 Pembakaran (Combustion)
 Spray Tower
 Cyclone
 Wet Collector/Scrubber

2.3 Cyclone
Cyclone separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal tekanan
rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis
dan ukuran.
Cyclone sebenarnya merupakan bagian eksternal dari cooler yang berhubungan dengan
bagian luar bangunan luar pabrik untuk pembuangan udara panas. Cyclone berupa cerobong
seperti kerucut terbalik dimana bagian sempit mengarah ke bawah dilengkapi airlock untuk
menampung dan menyalurkan bahan yang terbawa akibat sedotan blower dari ruang cooler.
Parameter terpenting dari sebuah cyclone dalam pemisahan berbagai jenis materi adalah
efisiensi pengumpulannya dan penurunan tekanan melalui unitnya.
a. Prinsip kerja cyclone
Adapun prinsip kerja dari cyclone ini sebagai berikut :
 Gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui pipa input.
 Bentuk kerucut cyclone menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar,
menciptakan vortex.
 Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar vortex.

4|Page
 Gaya gravitasi menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut menuju
tempat pengeluaran.
 Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas dari
cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah.
 Cyclone membuat suatu gaya sentrifugal yang berfungsi untuk memisahkan partikulat
dari udara kotor.
 Gaya sentrifugal timbul saat partikulat di dalam udara masuk ke puncak kolektor
silindris pada suatu sudut dan diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran
air. Aliran udara mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah ke
bawah setelah menabrak ke arah dinding cyclone dan meluncur ke bawah.

b. Komponen - Komponen Cyclone


Komponen cyclone:
Cyclone atau centrifugal separator adalah dust collector yang prinsipnya terdiri dari:
 Silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk corong (conical).
 Pipa outlet pada bagian bawah untuk mengeluarkan partikulat.
 Pipa outlet gas pada bagian atas.

5|Page
c. Bentuk – bentuk Cyclone

Adapun bentuk – bentuk cyclone antara lain :


 Dua bentuk utama dari cyclone adalah axial dan tangensial cyclone.
 Pada dasarnya, keduanya beroperasi dengan prinsip kerja yang sama.
 Namun, pada axial flow cyclones materi masuk melalui bagian atas cyclone dan dipaksa
untuk bergerak membentuk sudut pada bagian atas. Pada tangential cyclones, materi
masuk dari celah pada sisi yang berada pada posisi menyudut dengan badan cyclone.
 Axial flow cyclones lebih banyak digunakan.

d. Efisiensi Cyclone

Efisiensi pengumpulan cyclone dapat ditentukan melalui kemampuannya untuk


menangkap dan menahan partikel debu dimana penurunan tekanan adalah kekuatan yang
diperlukan unit tersebut agar fungsi ini dapat berjalan.
Efisiensi Cyclone tergantung pada :
 Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi cyclone akan semakin meningkat karena
berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan terminal settling
velocity

6|Page
 Diamater dari cyclone
Berdasarkan gaya sentrifugal, diameter cyclone berbanding terbalik dengan gayanya,
sehingga semakin kecil diameter cyclone maka semakin besar efisiensinya.
 Viskositas dari gas
Berdasarkan Hukum Stokes, semakin besar viskositas maka efisiensi cyclone semakin kecil.
 Temperatur gas buang
Temperatur gas buang akan mempengaruhi sifat dari fluida.
 Densitas partikel
Semakin besar densitas partikel maka akan semakin besar efisiensi cyclone.
 Dust loading
Semakin banyak dust loading maka akan semakin baik efisiensi karena
memungkinkan terjadinya tumbukan antar partikel semakin besar.
 Inlet velocity
Semakin besar inlet velocity maka akan semakin besar efisiensi cyclone.

e. Faktor-faktor yang dapat mengurangi performa cyclone


Adapun factor-faktor yang dapat mengurangi performa cyclone antara lain:
 Kerusakan mekanik dari cyclone
 Penyumbatan unit disebabkan endapan debu
 Penggunaan yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh abrasi.

f. Jenis-Jenis Cyclone
1. Hydrocyclone
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan padatan atau gas dari cairan
berdasarkan perbedaan gravitasi setiap komponen

7|Page
Cara Kerja Hydrocyclone :
Hydrocylone bekerja dengan cara memutar zat yang dimasukkan di dalam ruang dalam yang
berkontur. Material yang lebih berat dialirkan kebawah melalui jalur spiral disepanjang dinding
ruangan sementara material yang lebih ringan diarahkan keruang penampungan dibagian atas .
Keunggulan Hydrocyclone :
 Biaya yang dikeluarkan relative lebih murah
 Tidak memerlukan sumber energy yang terpisah
 Biaya perawatan murah
 Mudah diterapkan dalam berbagai dunia industry
 Pemasangan yang cepat
 Kemungkinan kesalahan dalam pemasangan relative kecil

2. Multicyclone
Ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi tinggi maka digunakan
beberapa cyclone dengan diameter kecil yang biasanya dipasang bersama membentuk
multicyclone. Dan lebih efisiensi daripada single cyclone separator (90-95%).

g. Aplikasi cyclone pada Industri


 Industri Marmer, seperti: CV. Kurnia Marmer, Padalarang
 Industri Semen, seperti : PT Petrokimia Gresik dan PT Indocement Tunggal Prakarsa
 Industri agricultural : memisahkan partikel debu emisi dari pengolahan kapas
 Industri Pangan : digunakan untuk memisahkan partikel yang menggumpal .
memisahkan tepung dan protein.

Berikut gambar aplikasi cyclone pada industri :

8|Page
c

9|Page
BAB III
STUDI KASUS
“PENGARUH PENGGUNAAN TURBO CYCLONE DAN BUSI IRIDIUM TERHADAP
EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK”

Abstrak
Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia memberikan dampak positif
maupun negatif. Dampak positifnya yang jelas dapat meningkatkan devisa Negara dan dapat
membantu masyarakat dalam bertransportasi dengancepat. Namun perlu diwaspadai juga
dengan dampak negatif dari peningkatan tersebut, salah satunya yaitu polusi udarayang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah emisi gas
buang pada motor bakar, salah satunya adalah proses pembakaran campuran bahan bakar
dan udara di dalam ruang bakar. Pembakaran yang tidak sempurna akan mengakibatkan
emisi gas buang yang di hasilkan juga akan semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui emisi gas buang kendaraan dengan menggunakan turbo cylone danbusi iridium
dibandingkan dengan emisi gas buang kendaraan standar. Variabel bebas yang digunakan
adalah turbocyclone dan busi iridium. Sedangkan variabel kontrol meliputi putaran mesin yaitu
stasioner (1.500 rpm) sampai 9000 rpm dengan range putaran 500 rpm pada mesin 4 langkah,
transmisi pada posisi top gear, bahan bakar premium, suhu mesin pada suhu kerja (60°C),
mesin Honda Supra X 125. Pengujian sesuai dengan standart pengujian emisi gas buang
menurut ISO 3930/OIML R-99. Untuk variabel terikat yaitu melihat tingkat polutan dari kadar
emisi gas buang yangditimbulkan yaitu NOx, HC, CO2dan O2. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Performa Mesin Jurusan Teknik Mesin FT Unesa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi kendaraan dengan
menggunakan turbo cyclonedan busi iridium pada kendaraan Honda Supra X 125 tahun 2011
dapat meningkatkan konsentrasi CO2dan menurunkankonsentrasi O2 dan emisi HC. Kendaraan
dengan menggunakan turbo cyclone dapat meningkatkan CO2 sebesar 7,03%pada putaran
mesin 7000 rpm dan penurunan HC terendah sebesar 55,04% pada putaran mesin 3000
rpm sertapenurunan terendah dari O2sebesar 48,90% pada putaran mesin 9000 rpm.
Kendaraan dengan menggunakan busiiridium dapat meningkatkan CO2 sebesar 18,19% pada
putaran mesin 7500 rpm dan penurunan HC terendah sebesar51,59% pada putaran mesin 2000
rpm serta penurunan terendah dari O2sebesar 78,21% pada putaran mesin 9000 rpm. Kendaraan
dengan menggunakan turbo cyclone dan busi iridium dapat meningkatkan CO2sebesar 15,76%
pada putaran mesin 6500 rpm dan penurunan HC terendah sebesar 32,06% pada putaran mesin
4500 rpm serta penurunan terendah dari O2 sebesar 62,09% pada putaran mesin 9000 rpm.

10 | P a g e
Kesimpulan dari hasil penelitian di atas bahwa kendaraan eksperimen pembakaran
yang dihasilkan jauh lebih baik dari kendaraan standar, karena adanya turbo cyclone yang
berfungsi merubah aliaran laminer campuran udara dan bahan bakar sehingga menjadi
aliran turbulen yang mengakibatkan kesempurnaan dalam pembakaran. Serta di dukung
dengan penggunaan busi iridium sehingga campuran udara dan bahan bakar akan terbakar
secara keseluruhan, karena percikan busi iridium lebih besar dan tertuju pada satu titik,
sehingga akan meningkatkan konsentrasi CO2 dan menurunkan konsentrasi O2 serta emisi HC
pada Honda Supra X 125 tahun 2011.
Kata Kunci: Turbo cyclone, Busi Iridium, Emisi Gas Buang.

Studi Kasus
Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor diIndonesia memberikan dampak positif
maupun negatif.Dampak positifnya yang jelas dapat meningkatkan devisa Negara dan
dapat membantu masyarakat dalam bertransportasi dengan cepat. Namun perlu diwaspadai
juga dengan dampak negatif dari peningkatan tersebut, salah satunya yaitu polusi udara
yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Diperkirakan 70% polusi udara di kota
besar seperti Surabaya dan Jakarta disebabkan oleh gas buang (emisi kendaraan bermotor).
Dari data yang ada dapat terlihat bahwa penyumbang emisi terbesar adalah sektor
transportasi sebesar 96%. Hal ini didukung oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
di Surabaya dari tahun ke tahun. Setiap tahun jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
selalu meningkat dan hal tersebut tidak lepas dari hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah emisi gas buang pada motor bakar,
salah satunya adalah proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang
bakar. Pembakaran yang tidak sempurna akan mengakibatkan emisi gas buang yang di
hasilkan juga akan semakin meningkat. Pembakaran di dalam ruang bakar tidak terjadi
seketika tetapi ada jedah waktu dari saat awal penyalaan api oleh busi sampai campuran bahan
bakar dan udara terbakar habis. Setelah busimenyala, nyala api merambat ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga
tekanan gas di dalam ruang bakar meningkat sesuai dengan campuran yang terbakar
(Arismunandar, 1994: 82).
Menurut Ping Wang (2005) turbo cyclone adalah alat tambahan yang digunakan
pada internal combustion engine yang berfungsi untuk membuat aliran udara yang akan masuk
ke dalam karburator dan silinder ruang bakar menjadi berputar/swirling. Turbo Cyclone ini
mirip swirl fan yang sudu-sudunya tidak berputar (fixed Vane) dan ditempatkan pada saluran

11 | P a g e
udara masuk atau pada intake manifold. Berputarnya aliran udara akan memperbaiki tingkat
efisiensi percampuran bahan bakar dengan udara (fuel/air mixing), meningkatkan intensitas
pembakaran dan menstabilkan nyala api pembakaran dengan memanfaatkan zona yang
masih dipengaruhi perputaran (internal recirculation zone) serta dapatmemperbaiki
kecepatan perambatan api sehinggapembakaran yang sempurna dapat dicapai [Sei Y. Kim,
1988].
Busi iridium adalah busi generasi baru Keistimewaan Busi Iridium antara lain
dapatmemberikan percikan bunga api yang besar padacampuran bahan bakar udara yang
miskin sehingga meningkatkan performa pembakaran baik pada kondisi idle maupun
pengendaraan. Kebutuhan tegangan juga lebih baik disetiap kondisi demikian juga dengan
daya akselerasinya, sehingga setelah penggunan komponen tersebut dapat menurunkan
emisi gas buang yaitu HC (hidrokarbon).
Menurut Toyota Astra Motor (1995:211), penyebab utama timbulnya HC adalah
sekitar dindingdinding ruang bakar yang bertemperatur rendah dimana temperatur itu tidak
mampu melakukan pembakaran dan Missing (Miss Fire) yaitu terjadinya pembakaran tidak
pada waktu kompresi, hal ini menyebabkan pembakaran awal.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini melakukan perbandingan antara kendaraan dengan menggunakan turbo
cyclone dan busi iridium dengan kendaraan standar terhadap emisi gas buang kendaraan
bermotor Honda Supra X 125 tahun 2011.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan di dalam apresiasi teknologi
terutama pada dunia otomotif serta menambah kajian pengetahuan tentang perbedaan
kendaraan mengguanakan turbo cyclone dan busi iridium di banding kendaraan standar
terhadap emisi gas buang yang dihasilkan pada mesin motor Honda Supra X125 tahun
2011.
Manfaat penelitian ini ialah diharapkanmemberikan solusi alternatif pemecahan
masalah tentang pencemaran udara khususnya penggunaan turbo cyclone dan busi iridium bisa
sedikit meminimalisir emisi gas buang yang dihasilkan dari sebuah kendaraan.

12 | P a g e
Metodologi Penelitian

Variable Penelitian
Variabel bebas atau disebut dengan independent variable dalam penelitian ini
adalah turbo cyclone dan busi iridium.
Variabel kontrol disebut pembanding hasil penelitian eksperimen yang dilakukan.
Variabel control dalam penelitian ini ialah Sepeda motor Honda Supra X125 tahun 2011
dengan kapasitas mesin 125cc, Putaran mesin yaitu stasioner 1500 rpm sampai 9000 rpm
dengan range putaran 500 rpm pada mesin 4 langkah, Premium, Suhu mesin pada suhu kerja
(60°C), Transmisi pada posisi top gear., Celah busi dalam kondisi standart (0,8mm), dan
Temperatur udara sekitar 27°C.
Variabel terikat atau hasil disebut dengan dependent variable dalam penelitian ini
adalah tingkat polutan dari kadar emisi gas buang yang ditimbulkan yaitu HC, NOx , serta
konsentrasi CO2 dan O2. Penelitian eksperimen (experimental research) ini dilaksanakan di
Laboratorium Performa Mesin FT Unesa

13 | P a g e
Obyek Penelitian
1) Mesin Honda Supra X125
Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah Honda Supra X 125 tahun perakitan
2011 dengan spesifikasi sebagai berikut.
- Tipe mesin : 4 langkah
- Diameter x langkah : 52,4 mm x 57,9 mm
- Perbandingan kompresi : 9,0 : 1
- Volume silinder : 124,8 cc
- Susunan silinder : Satu mendatar
- Daya maksimum : 9,3 PS / 7.500 rpm
- Torsi maksimum : 1,03 kgf.m / 4.000 rpm
- Wakt pengapian : 15o sebelum TMA pada putaran idle.

2) Peralatan Penelitian
Blower : digunakan untuk mendinginkan mesin.
Adapun spesifikasinya adalah:
- Merk: Krisbow
- Model: EF – 50 S
- Power: 200 – 220 V AC Hz 160 watt
- SNI: 04 – 6292. 2, 2 . 80
- Pilihan: 3 Kecepatan

3) Instrument Penelitian
 Exhaust Gas Analyzer
Exhaust Gas Analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar polutan gas
buang yang merupakan hasil dari proses pembakaran mesin. Adapun spesifikasinya adalah:
- Merk : BrainBee
- Type : AGS-688
- No. Seri : 081008000055
- Tahun Pembuatan : 2008
- Pembuatan : Italia

14 | P a g e
 Rpm Counter dan Oil Temperature Meter
Rpm Counter: alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin. Adapun
spesifikasinya sebagai berikut:
- Merk : BrainBee
- Tipe : MGT-300
- No Seri : 080317000579
- Tahun Pembuatan : 2008
- Buatan : Italia
- Rpm Counter : 0 ÷ 9990 Rpm
- Resulation : 10 Rpm
- Temperature Meter: 0 ÷ 40oC

 Chasis Dynamometer
Chasis Dynamometer adalah alat yang digunakan untuk megukur torsi yang dihasilkan
mesin. Spesifikasi sebagai berikut:
- Nama : Rextro Pro – Dyno
- Tegangan : 220 V 50/60 Hz
- Range Operasi : 6.000 rpm dengan 150 gigi
- Kemampuan : 15 KHz
- Tipe Sensor : Digital Pick – Up
- Tipe Input : Logical Level (aktif pada tingkat tinggi)
- Produksi : PT. Rextor Technology Indonesia

15 | P a g e
Prosedur Pengujian
Pengujian dilakukan dengaan membandingkan antara kendaraan standar dengan
kendaraan eksperimen.
1) Persiapan pengujian emisi gas buang yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
 Melakukan Tune up pada sepeda motor yang akan diuji.
 Melepas Cover samping sepeda motor.
 Menaikkan sepeda motor ke atas chassis dynamometer.
 Mengencangkan tali pengikat body sepeda motor.
 Memasang pipa tambahan pada knalpot.
 Memberi isolasi pada sambungan dan lubang pada knalpot agar tidak ada pemasukan
udara pada sistem pembuangan.
 Menyiapkan alat ukur uji emisi kendaraan yang telah memenuhi persyaratan.
 Melakukan kalibrasi exhaust gas analyzer.
 Menyiapkan peralatan pendukung, yaitu: sensor putaran mesin, chassis dynamometer,
BrainBee (rpm counter dan oil temperature meter), dan blower.

2) Pengujian Emisi Gas Buang


Langkah - langkah pengujian emisi gas buang sebagai berikut:
 Menghidupkan mesin kendaraan sampai temperatur 60o C atau sesuai rekomendasi
manufaktur dan sistem asesoris dalam kondisi mati.
 Memposisikan throttle body pada kondisi netral dengan putaran idle 1500 rpm.
 Memasukkan gas probe ke dalam knalpot minimal 30 cm.
 Menunggu ± 20 detik sampai data stabil dan melakukan pengambilan data konsentrasi
O2 (% vol), CO 2 (% vol), HC (ppm vol) dan lambda yang terukur pada alat uji.
 Mencetak print atau hasil uji.
 Memposisikan throttle body pada posisi maksimal.
 Melakukan pengukuran emisi gas buang mulai pada putaran idle 1500 rpm - 9000 rpm
dengan rentang 500 rpm.
 Melakukan akselerasi pada mesin hingga mencapai putaran 9000 rpm dan mencetak
hasil uji emisi gas buang pada putaran tersebut saat datanya mulai stabil.
 Menurunkan putaran mesin sampai putaran idle.
 Memposisikan throttle body pada posisi netral.

16 | P a g e
 Melakukan kembali percobaan tersebut di atas untuk kelompok standar dan kelompok
eksperimen.

3) Mengakhiri pengujian
Yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
 Untuk sesaat mesin dibiarkan pada putaran idle.
 Mesin dimatikan.
 Blower dimatikan.

17 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Teknik Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan
atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai realita yang diperoleh
selama pengujian. Data hasil penelitian yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan
ditampilkan dalam bentuk grafik. Selanjutnya dideskripsikan dengan kalimat sederhana
sehingga mudah dipahami untuk dapat diketahui persentase perbandingan emisi gas buang pada
sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2011.

4.2 Hasil Dan Pembahasan


Secara lengkap, data hasil pengujian kendaraan standar dan kendaraan modifikasi
(kendaraan menggunakan turbo cycylone, busi iridium dan turbo cyclone dengan busi
iridium) pada sepeda motor Honda Supra X 125 tahun perakitan 2011, hasil pengujiannya
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji emisi gas buang, menunjukan bahwa konsentrasi CO2 kendaraan
standart tertinggi pada putaran 8500 rpm sebesar 11,4 %vol dengan λ= 1,055, begitu juga
untuk kendaraan dengan menggunakan turbo cyclone, busi iridium dan turbo cyclone dengan
busi iridium menghasilkan kosentrasi CO2 tertinggi terjadi pada putaran 9000 rpm yaitu
sebesar 11,5 %vol dengan λ=1,08, 11,60 %vol dengan λ=1.10, 11,63 % vol dengan λ=1,08.
Semakin tinggi konsentrasi CO 2 maka semakin rendah CO yang diperoleh dari hasil
pembakaran dan sebaliknya. Bila campuran udara dan bahan bakar stoichiometri akan
dihasilkan senyawa CO2. Kenaikan putaran mesin mempercepat proses pembakaran sehingga
bahan bakar yang terbakar relatif lebih banyak dan CO2 yang dihasilkan cenderung
bertambah besar. Perbandingan konsentrasi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan standart
dengan kendaraan eksperimen saat pengujian dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

18 | P a g e
Gambar 6. Grafik CO2 terhadap lambda
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi penggunaan turbo cyclone dan
busi iridium pada Honda Supra X 125 tahun 2011 dapat meningkatkan kadar konsentrasi
karbondioksida (CO2). Peningkatan konsentrasi CO2 tertinggi sebesar 7,03% didapatkan
pada putaran 7000 rpm dengan menggunakan turbo cyclone. Sedangkan peningkatan
konsentrasi CO2 tertinggi sebesar 18,19% didapatkan pada putaran 7500 rpm dengan
19 | P a g e
menggunakan busi iridium. Serta peningkatan konsentrasi CO2 tertinggi sebesar 15,76%
didapat pada putaran 6500 rpm dengan menggunakanturbo cyclone dan busi iridium.
Konsentrasi emisi gas buang HC pada kendaraan standart tertinggi pada putaran 1500 rpm
sebesar 4010 ppm dengan λ= 1,40, begitu juga untuk kendaraan dengan menggunakan
turbo cyclone, busi iridium dan turbo cyclone dengan busi iridium menghasilkan
kosentrasi HC tertinggi terjadi pada putaran 1500 rpm yaitu sebesar 3087 ppm dengan
λ=1,64, 2626 ppm dengan λ=1.79, 3790 ppm dengan λ=1,57. Konsentrasi HC dapat menurun
pada kendaraan eksperimen karena adanya teknologi turbo cyclone motor Honda Supra X 125
tahun 2011 yang berfungsi mengubah aliran laminer campuran udara dan bahan bakar
sehingga aliran yang dihasilkan lebih turbulen yang berakibat kesempurnaan pada
pembakaran.
Penggunaan busi iridium juga menurunkan konsentrasi HC karena dengan percikan
bunga api yang besar dan konstan maka pembakaran sempurna bisa tercapai sehingga HC
yang dihasilkan dalam pembakaran akan berubah menjadi H2O (uap air). Perbandingan
konsentrasi HC yang dihasilkan oleh kendaraan standart dengan kendaraan eksperimen saat
pengujian dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8.

20 | P a g e
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi kendaraan dengan
menggunakan turbo cyclone dan busi iridium pada kendaraan Honda Supra X 125 tahun
2011 dapat menurunkan konsentrasi emisi hidrokarbon (HC). Penurunan emisi HC
tertinggi sebesar 55,04% didapatkan pada putaran 3000 rpm dengan menggunakan turbo
cyclone. Sedangkan penurunan emisi HC tertinggi sebesar 57,98% didapatkan pada putaran
3000 rpm dengan menggunakan busi iridium. Serta penurunan HC tertinggi sebesar 49, 93%
didapatkan pada putaran 3000 dengan menggunakan turbo cyclone dan busi iridium.

Konsentrasi O2 pada kendaraan standart tertinggi pada putaran 1500 rpm sebesar
12,67 %vol dengan λ= 1,40, begitu juga untuk kendaraan dengan menggunakan turbo
cyclone, busi iridium dan turbo cyclone dengan busi iridium menghasilkan kosentrasi O2
tertinggi terjadi pada putaran 1500 rpm yaitu sebesar 11,12 %vol dengan λ=1,64, 12,08 %vol
dengan λ=1.79, 11,86 %vol dengan λ=1,57.
Konsentrasi O2 dapat menurun pada kendaraan eksperimen karena adanya teknologi
turbo cyclone motor Honda Supra X 125 tahun 2011 yang berfungsi mengubah aliran
laminer campuran udara dan bahan bakar sehingga aliran yang dihasilkan lebih turbulen
yang berakibat kesempurnaan pada pembakaran. Penggunaan busi iridium juga
menurunkan konsentrasi O2 karena dengan percikan bunga api yang besar dan konstan
maka pembakaran sempurna bisa tercapai sehingga O2 yang masuk ke ruang bakar akan

21 | P a g e
terbakar keseluruhan. Perbandingan konsentrasi O2 yang dihasilkan dari kendaraan standart
dengan kendaraan eksperimen saat pengujian dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi penggunaan turbo cclone dan
busi iridium pada Honda Supra X 125 tahun 2011 dapat menurunkan kadar oksigen (O2).
Penurunan O2 tertinggi sebesar 48,90% didapatkan pada putaran 9000 rpm dengan
menggunakan turbo cyclone dengan busi standar. Sedangkan penurunan O2 tertinggi sebesar

22 | P a g e
78,21% didapatkan pada putaran 9000 rpm dengan menggunakan busi iridium tanpa turbo
cyclone . Dan juga penurunan O2 tertinggi sebesar 62,09% didapatkan pada putaran 9000
rpm dengan menggunakan turbo cyclone dan busi iridium

23 | P a g e
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Cyclone merupakan salah satu teknologi pengendali pencemaran udara dimana alat
tersebut menggunakan prinsip gaya sentrifugal tekanan rendah karena adanya perputaran untuk
memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis dan ukuran. Parameter terpenting dari
sebuah cyclone dalam pemisahan berbagai jenis materi adalah efisiensi pengumpulannya dan
penurunan tekanan melalui unitnya. Aplikasi cyclone pada Industri umumnya banyak
digunakan pada industri marmer, semen, agricultural industri pangan dan cyclone juga dapat
digunakan untuk mereduksi gas buang pada kendaraan bermotor.
Berdasarkan studi kasus tentang pengujian emisi gas buang menggunakan turbo
cyclone dan busi iridium bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
 Perbandingan kendaraan standart dengan eksperimen terhadap kadar emisi gas buang
pada Sepeda Motor Honda Supra X 125 tahun 2011 berdasarkan hasil pengujian
menunjukkan emisi gas buang yang dihasilkan dari kendaraan eksperimen lebih ramah
lingkungan daripada kendaraan standart. Dimana hasil pengujian emisi gas buang
beracun (HC) pada putaran idle untuk kendaraan eksperimen yang paling rendah terdapat
pada kendaraan dengan menggunakan busi iridium.
Penggunaan turbo cyclone dan busi iridium pada Honda Supra X 125 tahun 2011
dapat menurunkan emisi gas buang yang meliputi:
 Penurunan emisi HC terendah sebesar 55,04% dengan menggunakan turbo cyclone.
Sedangkan penurunan emisi HC terendah sebesar 57,98% dengan menggunakan busi
iridium. Serta penurunan HC terendah sebesar 49, 93% dengan menggunakan turbo
cyclone dan busi iridium. Penurunan terendah pada kendaraan eksperimen didapatkan
pada putaran 3000 rpm, hal ini diakibatkan penggunaan turbo cyclone yang berfungsi
merubah aliran laminer menjadi aliran turbulen sehingga campuran udara dan bahan
bakar yang masuk ke ruang bakar akan terbakar keseluruhan sehingga HC yang di
hasilkan juga akan menurun.

24 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
 Arifin, Zainal & Sukoco. 2009. Pengendalian Polusi Kendaraan. Alfabet
 Arismunandar, Wiranto. 2005. Motor Baker Torak. Penerbit ITB Bandung.
 Adiwidodo, S. 2004. Analisa Pengaruh Turbo Cyclone Aksial Terhadap Pola
Aliran di dalam Intake Manifold Serta Unjuk Kerjanya Mesin Otto Satu
Silinder. Surabaya: Instintut Teknologi Sepuluh November.
 Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
 Arismunandar, Wiranto. 1988. Motor Bakar Torak. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
 Arends, BPM. Berenschot, H. 1980. Motor Bensin. (Terjemahan Erlangga).
Jakarta: Erlangga
 Birawa. 2012. Industri Pengolahan Batu Bara. LAMPUNG : Jurusan Teknik Kimia.
Universitas Lampung
 Bosch, Robert Gmbh. 2001. Gasoline Engine Management Basics and
Component. Jerman: Stuttgart.
 John B, Heywood. 1988. Internal Combution Engine Fundamentals, New York,
Mc Graw-Hill Book company
 Khovach. M, 1979. MotorVehicle Engines MIR Publishers. Moscow.
(Asran 1999, Penggunaan Turbo Cyclone pada Kendaraan Kawasaki, Unhas).
 Kristian R. 2009. Pencemaran udara oleh industri dan penaggulangannya.
(http://rieko.wordpress.com)
 Muhandri. 2007. Unjuk kerja saringan pada pengumpul debu sebagai fungsi diameter
partikel. http://www.scribd.com
 Prabu. 2008. Pencemaran udara. http://putraprabu.wordpress.com
 Supadi, dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Program S1. Surabaya: Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Surabaya.
 Toyota Astra Motor. 1995. Training Manual New Step 2.
 Jakarta: PT Toyota Astra Motor. Toyota Astra Motor. 2010. Training Manual New Step 1.
Jakarta: PT Toyota Astra Motor
 Warju. 2009. Pengujian Performa Mesin Kendaraan Bermotor. Edisi Pertama.
Surabaya: Unesa University Press.

25 | P a g e
2|Page

Anda mungkin juga menyukai