TAHUN 2021
Disusun oleh
Kelompok 1 FS B 21
INDRAMAYU
2023
1
EVALUASI PRAKTIK PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
ABSTRAK
Bahan berbahaya dan beracun serta limbah B3 memberikan dampak negatif terhadap
jenis senyawa kimia beredar di dunia yang akan menimbulkan limbah B3, sedangkan di
Indonesia hampir berjumlah 5.000 jenis (Suharto, 2011). Berdasarkan Badan Pusat
Statistik Provinsi KALTIM, jumlah mobil sebesar 184.566 unit, semakin banyak jumlah
kendaraan tentunya juga meningkatkan penggunaan oli dan penggantian oli, dimana oli bekas
masuk dalam kategori limbah B3. Bagi bengkel kendaraan bermotor yang melayani
penggantian oli maka disebut sebagai penghasil limbah B3 dan diwajibkan untuk melakukan
penyimpanan limbah B3. Menurut data PT. Serasi Mitra Mobil (Juni 2019), dapat
menghasilkan limbah B3 cair jenis oli bekas sebesar 30 liter perbulan. Tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun studi kasus pada PT.
Serasi Mitra Mobil di Balikpapan. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan
wawancara mendalam terkait penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun. Berdasarkan
hasil observasi langsung dan wawancara mendalam, PT. Serasi Mitra Mobil sebagai penghasil
limbah B3 dan melakukan penyimpanan limbah B3, namun pengumpulan dan pengolahan
limbah B3 diserahkan pada pihak lain. Penyimpanan limbah B3 dimasukkan dalam kemasan
yang sesuai namun tidak diberi label dan simbol B3, penempatannya juga tidak pada bangunan
limbah B3 berupa bangunan, tangki atau kontainer, silo, tempat tumpukan limbah, waste
impoundment, bangunan limbah B3 terlindungi dari hujan dan sinar matahari, memiliki
2
penerangan, ventilasi, saluran drainase, bak penampung, bangunan limbah B3 wajib dilekati
3
DAFTAR ISI
EVALUASI PRAKTIK PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) PADA PT.
SERASI MITRA MOBIL: STUDI KASUS IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. 6 TAHUN 2021 ...................... 1
EVALUASI PRAKTIK PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) PADA PT.
SERASI MITRA MOBIL: STUDI KASUS IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. 6 TAHUN 2021 ...................... 2
ABSTRAK ........................................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 6
1.2 Permasalahan Penelitian ....................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................... 7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................................. 8
BAB 2 ................................................................................................................................................ 9
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 9
2.1 Pengertian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .................................................... 9
2.2 Penyimpanan Limbah B3 .................................................................................................... 10
2.2.1 Penentuan Rancang Bangun ........................................................................... 10
2.2.1 Rancang Bangun Tempat Penyimpanan Limbah B3 ............................... 14
2.3 Kewajiban Perusahaan ....................................................................................................... 19
2.4 Penanggulangan Kecelakaan dan Darurat ........................................................................ 19
2.5 Sanksi Pelanggaran ............................................................................................................. 20
BAB 3 .............................................................................................................................................. 21
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................................... 21
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................................... 21
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................. 22
3.3 Analisis Data ........................................................................................................................ 23
BAB 4 .............................................................................................................................................. 24
HASIL PENELITIAN............................................................................................................................ 24
4.1 Evaluasi Fasilitas Penyimpanan .......................................................................................... 24
4.2 Hasil Wawancara ................................................................................................................. 25
4.3 Kesiapan Perusahaan dalam Kondisi Darurat ................................................................... 26
4.3.1 Rencana Tanggap Darurat (Pasal 34 Ayat 1) ............................................................... 27
4.3.2 Pelatihan Karyawan dan Peralatan Darurat (Pasal 34 Ayat 2) ................................... 28
4
BAB 5 .............................................................................................................................................. 30
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 30
5.1 Kesesuaian dengan PERMENLHK No. Tahun 2021 ......................................................... 30
5.2 Tantangan dan Hambatan ................................................................................................... 33
BAB 6 .............................................................................................................................................. 35
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................................................................... 35
6.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................................... 35
6.2 Rekomendasi ........................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 38
5
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menjadi isu kritis dalam konteks
keberlanjutan lingkungan. Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun
2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Latar belakang penyusunan peraturan ini dapat ditemukan dalam Pasal 1 ayat (1)
PERMENLHK No. 6 Tahun 2021, yang menyebutkan bahwa peraturan ini dibuat untuk
Pasal 4 ayat (1) PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 mengamanatkan bahwa setiap orang
ketentuan yang diatur dalam peraturan ini. Penyimpanan limbah B3, sebagai bagian integral
dari pengelolaan limbah B3, diatur lebih lanjut dalam Pasal 16 PERMENLHK No. 6 Tahun
2021. Pada dasarnya, peraturan ini mengatur segala aspek yang berkaitan dengan limbah B3,
termasuk penyimpanan, dengan tujuan utama melindungi lingkungan hidup dan kesehatan
manusia.
6
1.2 Permasalahan Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penyimpanan limbah B3 di PT. Serasi Mitra Mobil, dengan
merujuk pada ketentuan dalam PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Beberapa permasalahan
Pasal 16 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 mengatur tentang penyimpanan limbah B3.
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul antara lain terkait kondisi fasilitas penyimpanan,
proses pengemasan, penggunaan label dan simbol, serta kesiapan perusahaan dalam
menghadapi kondisi darurat, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 21 ayat (1) hingga (4)
Tujuan penelitian ini sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) PERMENLHK No. 6 Tahun 2021,
yaitu untuk menilai sejauh mana PT. Serasi Mitra Mobil memenuhi ketentuan penyimpanan
limbah B3 sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut. Evaluasi ini melibatkan penilaian
terhadap implementasi praktik penyimpanan limbah B3, yang mencakup aspek fasilitas
penyimpanan, proses pengemasan, penggunaan label dan simbol, serta kesiapan perusahaan
Ruang lingkup penelitian disesuaikan dengan Pasal 3 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021
yang menyebutkan bahwa peraturan ini berlaku bagi setiap kegiatan yang menghasilkan limbah
B3 dan setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3. Oleh karena itu,
penelitian ini mencakup evaluasi fasilitas penyimpanan limbah B3, proses pengemasan,
penggunaan label dan simbol, serta kesiapan perusahaan dalam menghadapi kondisi darurat
7
sesuai dengan Pasal 16 dan Pasal 21 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021.
Manfaat penelitian ini dijelaskan sesuai dengan Pasal 5 PERMENLHK No. 6 Tahun
2021, yang menekankan pada kontribusi penelitian terhadap peningkatan pemahaman dan
implementasi pengelolaan limbah B3. Kontribusi ini diharapkan dapat memberikan dampak
positif pada sektor otomotif, khususnya pada PT. Serasi Mitra Mobil, dengan meningkatkan
kesadaran akan pentingnya pemenuhan standar pengelolaan limbah B3 sesuai peraturan yang
8
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Limbah B3, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (3) PERMENLHK No. 6 Tahun
2021, merujuk pada substansi atau zat yang, karena sifatnya, kuantitasnya, dan konsentrasinya,
memiliki potensi untuk mencemari dan merusak lingkungan. Tak hanya itu, limbah B3 juga
memiliki potensi yang signifikan untuk membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Definisi ini bersifat holistik, mempertimbangkan dampak serius yang dapat
Dalam perspektif regulasi, definisi ini selaras dengan tujuan PERMENLHK No. 6
Tahun 2021, yang terfokus pada perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia dari dampak
negatif limbah B3. Oleh karena itu, pengertian limbah B3 tidak hanya terbatas pada sifat fisik
atau kimianya, melainkan juga mencakup potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya.
penanganan dan pengelolaan yang cermat dan terencana. Penekanan pada potensi bahaya
terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya menggarisbawahi urgensi kebijakan
yang efektif untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi dampak buruk limbah B3
9
2.2 Penyimpanan Limbah B3
Pasal 16 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 mengatur tentang penyimpanan limbah B3.
Penyimpanan limbah B3 harus memenuhi standar keamanan dan ketentuan teknis yang diatur
dalam peraturan ini. Pembatasan wadah, lokasi penyimpanan, dan kewajiban pengelolaan
limbah B3 dijelaskan lebih lanjut dalam ayat (1) hingga (3) pasal tersebut. Penyimpanan limbah
B3 harus dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan sifat limbah, serta menghindari
ini tidak hanya bersifat mekanis, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek kualitatif yang
melibatkan identifikasi karakteristik limbah, termasuk sifat fisik dan kimianya. Hal ini
lingkungan dan kesehatan manusia selama proses penyimpanan limbah B3. Oleh karena itu,
para pengelola limbah B3 dituntut untuk memastikan bahwa penyimpanan dilakukan dengan
cara yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar.
No. 6 Tahun 2021 dijelaskan persyaratan fasilitas penyimpanan limbah berbahaya dan beracun
Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau
tujuan untuk mengetahui kategori bahaya, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah
10
Kategori bahaya dapat diketahui dalam daftar Limbah B3 sebagaimana tercantum
Kategori bahaya, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan per
satuan waktu akan menjadi dasar bagi Penghasil Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3 dalam
menetapkan rancang bangun (design) tempat Penyimpanan Limbah B3 dan tata cara
Penghasil Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3 yang telah mengetahui dan menginventarisasi
kategori bahaya, sumber, karakteristik dan jumlah Limbah B3 yang dihasilkan per
satuan waktu, dapat merancang dan membangun fasilitas tempat Penyimpanan Limbah B3
sesuai dengan kategori bahaya dan sumber Limbah B3 sebagaimana dijelaskan dalam
KATEGORI 2
NO FASILITAS
KATEGORI SUMBER
SPESIFIK SPESIFIK
1 TIDAK
UMUM KHUSUS
SPESIFIK
1 Bangunan ☑ ☑ ☑ ☑
2 tangki dan/atau ☑ ☑ ☑ ☒
kontainer
3 silo ☑ ☑ ☑ ☑
4 tempat penumpukan ☒ ☒ ☒ ☑
limbah B3 (waste Pile)
5 Waste impoundment ☒ ☒ ☒ ☑
11
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN
KATEGORI 2
NO FASILITAS SUMBER
KATEGORI SPESIFIK SPESIFIK
TIDAK
1 UMUM KHUSUS
SPESIFIK
6 bentuk lainnya ☑ ☑ ☑ ☑
sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
Dari tabel di atas, terlihat bahwa tempat Penyimpanan Limbah B3 berupa gedung, dan
Lingkungan Hidup, yang perlu diperhatikan adalah fase Limbah B3 yang akan disimpan.
dan/atau kontainer dapat menyimpan Limbah B3 kategori 1 dan kategori 2 dari sumber
tidak spesifik, spesifik umum, tempat penumpukan Limbah B3 (waste pile) dan waste
3. reaktif;
4. mudah meledak;
5. beracun;
7. infeksius; dan
12
Kaidah kompabilitas karakteristik Limbah B3 terbagi dalam 3 kelompok yaitu:
mudah menyala;
karakteristik Limbah B3
Kaidah kompabilitas karakteristik Limbah B3 secara detil dapat dilihat pada Tabel Tabel
REAKTIF C C C C X T C T
MUDAH
X C C C X T C T
MELEDAK
BERACUN X X X X C X C T
CAIRAN
C T T T X C C T
KOROSIF
INFEKSIUS C C C C C C C C
BERBAHAYA
TERHADAP T T T T T T C C
LINGKUNGAN
13
2.2.1 Rancang Bangun Tempat Penyimpanan Limbah B3
menghindari bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, terlebih apabila terjadi
penyimpanan.
14
Selain itu fasilitas Penyimpanan Limbah B3 harus dilengkapi dengan
pada Gambar.
Kontainer
B3. Tangki dan/atau kontainer harus selalu dijaga agar tetap berada dalam
kondisi baik sehingga tidak akan retak, pecah, atau bocor. Contoh rancang
15
Gambar 2.2.2.3 Contoh rancang bangun fasilitas Penyimpanan Limbah B3
fase padat dengan ukuran butir 0,5-300 μm (nol koma lima sampai dengan
tiga ratus mikrometer) yang dihasilkan secara kontinu dalam jumlah besar per
16
4. Rancang Bangun Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa tempat
(waste pile) dalam lampiran ini hanya berlaku bagi Penghasil Limbah B3 yang
17
5. Rancang Bangung Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa waste
impoundment
18
2.3 Kewajiban Perusahaan
kewajiban untuk menyimpan limbah tersebut sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kewajiban
ini mencakup pengemasan yang benar, penggunaan label dan simbol yang sesuai dengan jenis
fasilitas yang memenuhi standar keamanan dan ketentuan teknis yang diatur dalam peraturan
ini. Selain itu, perusahaan diwajibkan membuat inventarisasi limbah B3 yang dihasilkan dan
disimpan, serta melaporkannya kepada instansi yang berwenang sesuai dengan Pasal 21 ayat
(2).
kecelakaan dan darurat terkait limbah B3. Perusahaan wajib memiliki rencana darurat untuk
menanggulangi kecelakaan dan keadaan darurat terkait limbah B3. Rencana darurat ini harus
mencakup penyiapan peralatan dan personel yang terlatih untuk menanggapi keadaan darurat
yang diatur dalam Pasal 22 ayat (1) dan (2). Pentingnya persiapan ini menegaskan aspek
proaktif dalam pengelolaan limbah B3, di mana perusahaan harus siap menghadapi potensi
Dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas, kajian pustaka ini menjadi dasar
dalam mengevaluasi praktik penyimpanan limbah B3 di PT. Serasi Mitra Mobil sesuai dengan
19
2.5 Sanksi Pelanggaran
hingga Pasal 43 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Pelanggaran terhadap peraturan ini dapat
dikenai sanksi administratif berupa peringatan, teguran tertulis, pembekuan izin, denda
adanya sanksi ini, diharapkan perusahaan lebih tertib dalam melaksanakan kewajiban
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang diadopsi dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Keputusan menggunakan pendekatan ini sejalan dengan Pasal 2 ayat (1)
PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 yang menegaskan bahwa setiap kegiatan pengelolaan limbah
B3 harus dilakukan secara terencana dan terpadu. Dalam rangka memenuhi persyaratan
tersebut, pendekatan kualitatif deskriptif dipilih untuk memberikan gambaran yang rinci dan
konteks penyimpanan limbah B3 di perusahaan secara menyeluruh dan terinci. Pendekatan ini
memungkinkan peneliti untuk merinci proses, praktik, dan kondisi penyimpanan limbah B3
dengan cara yang tidak mungkin dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Dengan
memfokuskan pada deskripsi dan interpretasi data, pendekatan ini mendukung pemahaman
yang lebih mendalam terhadap aspek-aspek kualitatif dari kegiatan penyimpanan limbah B3.
di PT. Serasi Mitra Mobil. Pemilihan pendekatan ini juga sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) yang
menunjukkan pentingnya mengidentifikasi potensi risiko dan dampak lingkungan yang dapat
ditimbulkan oleh limbah B3. Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif lebih lanjut dipandu
oleh kebutuhan untuk memahami konteks penyimpanan limbah B3 di PT. Serasi Mitra Mobil
21
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada Pasal 31 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021
yang menyatakan bahwa pengelola limbah B3 wajib menyusun dan menyimpan dokumen
pengelolaan limbah. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi langsung dan
wawancara mendalam dengan karyawan yang terlibat langsung dalam pengelolaan limbah B3
di PT. Serasi Mitra Mobil. Observasi langsung dilakukan untuk mengamati kondisi fasilitas
penyimpanan, pengemasan, label, simbol, dan kesiapan perusahaan dalam menghadapi kondisi
darurat. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan
pemantauan dan pencatatan kegiatan pengelolaan limbah B3. Oleh karena itu, data yang
diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat dan komprehensif mengenai
pengemasan, label, simbol, dan kesiapan perusahaan dalam menghadapi kondisi darurat adalah
langkah konkret untuk memenuhi persyaratan tersebut. Sementara itu, wawancara mendalam
dengan karyawan yang terlibat langsung dalam pengelolaan limbah B3 merupakan sarana
efektif untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan mendalam mengenai praktik pengelolaan
Pentingnya pengumpulan data yang diatur dalam Pasal 32 PERMENLHK No. 6 Tahun
2021 tercermin dalam upaya memantau dan mencatat kegiatan pengelolaan limbah B3 dengan
seksama. Data yang diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara diharapkan dapat
memberikan gambaran yang akurat dan komprehensif mengenai praktik penyimpanan limbah
B3 di PT. Serasi Mitra Mobil. Dengan demikian, perusahaan dapat mengevaluasi kepatuhan
22
terhadap regulasi, mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan, dan merancang
strategi perbaikan yang efektif guna meningkatkan sistem pengelolaan limbah B3 secara
keseluruhan.
dengan ketentuan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Hasil analisis digunakan untuk
merancang perbaikan sesuai regulasi yang berlaku, sejalan dengan Pasal 34 ayat (1) yang
peraturan ini. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana PT. Serasi Mitra Mobil
Langkah selanjutnya adalah merinci dan merancang perbaikan yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku. Pasal 34 ayat (1) PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 menegaskan bahwa
perusahaan wajib melakukan perbaikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan ini. PT.
Serasi Mitra Mobil untuk kepatuhan penuh terhadap regulasi penyimpanan limbah B3 yang
berlaku. Rancangan perbaikan ini tidak hanya akan mengatasi temuan yang ditemukan, tetapi
juga menjadi panduan strategis dalam meningkatkan sistem pengelolaan limbah B3 perusahaan
23
BAB 4
HASIL PENELITIAN
24
4.2 Hasil Wawancara
Hasil wawancara kepada 8 orang dari 21 orang karyawan yang meliputi, mekanik, helper
mekanik dan housekeeping sebagai penghasil limbah B3 dan yang terlibat secara langsung
tempat atau wadah limbah B3 sudah sesuai, namun tidak dilekati simbol dan label.
penyimpanan berada pada gudang belakang dan hanggar dan belum memiliki bangunan
tersendiri.
Jika kita tinjau kembali berdasarkan hasil wawancara dengan 8 karyawan PT. Serasi Mitra
Pertama, terkait tempat atau wadah pengemasan limbah B3, 8 informan menyatakan bahwa
wadah yang digunakan sudah sesuai, meskipun disoroti bahwa simbol dan label pada wadah
tersebut masih kurang atau belum dilakukan. Kurangnya identifikasi visual ini dapat menjadi
perhatian serius dalam konteks keamanan dan pengelolaan limbah B3. Oleh karena itu, perlu
adanya tindakan perbaikan untuk memastikan setiap wadah limbah B3 memiliki simbol dan
label yang sesuai dengan jenis limbahnya, sesuai dengan persyaratan PERMENLHK No. 6
Tahun 2021.
Selain itu, terkait dengan bangunan penyimpanan limbah B3, 8 informan mengungkapkan
bahwa tempat penyimpanan saat ini berada di gudang belakang dan hanggar, namun belum
dilengkapi dengan bangunan tersendiri. Hal ini dapat menimbulkan potensi risiko keamanan
dan keselamatan, terutama jika limbah B3 tersebut tidak disimpan dengan benar. Oleh karena
itu, PT. Serasi Mitra Mobil perlu mempertimbangkan untuk membangun fasilitas penyimpanan
limbah B3 yang sesuai dengan standar keamanan, termasuk fasilitas yang dapat mencegah
25
Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan ketaatan terhadap peraturan, perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan bahwa identifikasi visual pada
pembangunan fasilitas penyimpanan limbah B3 yang aman dan sesuai regulasi. Ini akan
membantu PT. Serasi Mitra Mobil memenuhi standar keamanan dan lingkungan yang
kondisi darurat merupakan aspek krusial yang harus diperhatikan. PT. Serasi Mitra Mobil,
sebagaimana diwajibkan oleh regulasi ini, telah secara serius mengambil langkah-langkah
untuk memastikan kesiapannya dalam menghadapi situasi darurat, khususnya terkait dengan
limbah B3. Salah satu elemen utama dari persyaratan ini adalah penyusunan rencana tanggap
darurat yang harus mencakup strategi, langkah-langkah konkret, dan koordinasi yang efektif.
Rencana tanggap darurat tersebut bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas dan
terstruktur dalam mengatasi kecelakaan atau insiden yang melibatkan limbah B3. PT. Serasi
Mitra Mobil telah menunjukkan keseriusan dan profesionalisme dalam menyusun rencana
tersebut, mencakup pemahaman mendalam tentang potensi risiko dan dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan demikian, perusahaan ini tidak hanya memenuhi
kewajiban peraturan, tetapi juga menjadikan kesiapannya sebagai bagian integral dari prinsip
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Hal ini mencerminkan komitmen PT. Serasi
Mitra Mobil untuk menjaga keamanan dan keberlanjutan lingkungan sekitar, sejalan dengan
karyawan dan kesiapan peralatan darurat dalam konteks pengelolaan limbah B3. PT. Serasi
26
Mitra Mobil, sebagai entitas yang terkait dengan limbah B3, telah secara cermat mematuhi
regulasi ini dengan memprioritaskan pelatihan karyawan dan persiapan peralatan darurat.
PT. Serasi Mitra Mobil menyadari bahwa karyawan yang terlatih dengan baik adalah
aset berharga dalam menghadapi kondisi darurat. Oleh karena itu, PT. Serasi Mitra Mobil telah
seperti penanganan limbah B3, langkah-langkah darurat, dan penerapan protokol keamanan.
Pelatihan ini tidak hanya mencakup staf operasional, tetapi juga seluruh personel yang mungkin
darurat yang sesuai dengan ketentuan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Hal ini mencakup
darurat seperti alat pemadam kebakaran, peralatan penanganan limbah, dan sarana evakuasi.
Dengan demikian, PT. Serasi Mitra Mobil tidak hanya memenuhi standar peraturan, tetapi juga
menciptakan lingkungan kerja yang aman, siap menghadapi kondisi darurat, dan berkontribusi
PT. Serasi Mitra Mobil dinilai berdasarkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi
kondisi darurat, termasuk ketersediaan rencana tanggap darurat sesuai dengan Pasal 34 Ayat 1
PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Rencana tersebut mencakup strategi, langkah-langkah, dan
koordinasi yang harus dilakukan dalam mengatasi kecelakaan atau insiden terkait limbah B3.
Selain itu, PT. Serasi Mitra Mobil memperlihatkan kepedulian yang tinggi terhadap
tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan merinci langkah-langkah konkret yang diambil
a. rencana pengelolaan lanjutan yang tepat terhadap Limbah B3 tertentu yang diajukan
27
untuk dikecualikan dari Pengelolaan Limbah B3; dan
ayat (1) dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak hasil validasi
yang mungkin ditimbulkan oleh kecelakaan atau insiden limbah B3. Dengan demikian, PT.
Serasi Mitra Mobil tidak hanya berfokus pada pematuhan regulasi semata, tetapi juga
sekitar.
Selain rencana tanggap darurat, evaluasi dilakukan terhadap pelatihan karyawan dan
ketersediaan peralatan darurat sesuai dengan Pasal 34 Ayat 2 PERMENLHK No. 6 Tahun
peralatan darurat melibatkan keberadaan dan kondisi peralatan yang dapat digunakan dalam
situasi darurat.
Evaluasi yang dilakukan terhadap pelatihan karyawan di PT. Serasi Mitra Mobil
mencakup penilaian terhadap tingkat pemahaman dan keterampilan yang dimiliki oleh
karyawan dalam menghadapi situasi darurat terkait limbah B3. Dalam konteks ini, perusahaan
yang memerlukan peningkatan dan memastikan bahwa seluruh personel memiliki pemahaman
yang mendalam mengenai prosedur darurat. Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan
dalam mematuhi ketentuan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021, tetapi juga meningkatkan
kapasitas tim dalam menanggapi dan mengelola keadaan darurat dengan efektif.
Selain itu, evaluasi ketersediaan peralatan darurat di PT. Serasi Mitra Mobil melibatkan
28
peninjauan secara menyeluruh terhadap keberadaan dan kondisi peralatan darurat yang
disiapkan. Peralatan tersebut mencakup alat pemadam kebakaran, alat penanganan limbah, dan
sarana evakuasi. Dengan memastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi yang baik dan
siap pakai, perusahaan dapat menjamin respons cepat dan efektif dalam mengatasi kecelakaan
atau insiden yang melibatkan limbah B3. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip keamanan dan
Melalui evaluasi menyeluruh ini, PT. Serasi Mitra Mobil tidak hanya memenuhi
persyaratan peraturan, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana kesiapan karyawan dan
peralatan darurat menjadi prioritas utama. Dengan demikian, perusahaan dapat mengelola
lingkungan, dan memberikan jaminan keamanan bagi karyawan dan masyarakat sekitar.
Melalui evaluasi ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang mendalam mengenai
praktik penyimpanan limbah B3 di PT. Serasi Mitra Mobil, sehingga rekomendasi perbaikan
29
BAB 5
PEMBAHASAN
PERMENLHK No. 6
Tahun 2021
penyimpanan limbah B3
pencemaran lingkungan.
namun PT. Serasi Mitra Mobil belum memiliki No. 6 Tahun 2021 yang
perusahaan memiliki
30
memiliki rencana tanggap
bencana alam
4 PT. Serasi Mitra Mobil belum memiliki bangunan Melanggar Pasal 32 Ayat 1
5 Proses pengemasan limbah B3 jenis oli bekas sudah Sesuai dengan Pasal 33 Ayat
termasuk kualitas kemasan dan bahan pengemas. Tahun 2021 yang mengatur
6 Tidak terdapat label dan simbol pada kemasan limbah Melanggar Pasal 33 Ayat 2
Pada bagian ini, hasil penelitian akan dianalisis secara rinci untuk mengevaluasi sejauh
mana PT. Serasi Mitra Mobil mematuhi ketentuan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021.
Kesesuaian akan diukur berdasarkan pasal-pasal dan ayat-ayat tertentu yang diatur dalam
31
peraturan tersebut. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
untuk mematuhi persyaratan penyimpanan limbah B3. Penelitian akan mengidentifikasi dan
membahas sejauh mana PT. Serasi Mitra Mobil mematuhi pasal-pasal tersebut, dengan merinci
penyimpanan limbah B3 di PT. Serasi Mitra Mobil menjadi fokus penelitian ini. Pasal 26
penyimpanan limbah B3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Serasi Mitra Mobil telah
memenuhi beberapa aspek dari Pasal 26, terutama terkait dengan tempat atau wadah
pengemasan limbah B3. Meskipun wadah yang digunakan telah dianggap sesuai oleh sebagian
besar karyawan yang diwawancarai, ditemukan kekurangan dalam hal penempelan simbol dan
Dalam konteks penyimpanan limbah B3, ditemukan bahwa tempat penyimpanan saat
ini berada di gudang belakang dan hanggar tanpa bangunan tersendiri, yang bertentangan
dengan persyaratan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Oleh karena itu, terdapat potensi risiko
Penelitian ini akan melibatkan analisis lebih lanjut terhadap pasal-pasal lainnya dalam
PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 untuk mengukur kesesuaian penuh PT. Serasi Mitra Mobil
terhadap peraturan tersebut. Kesimpulan dan rekomendasi perbaikan akan dihasilkan untuk
mendukung perusahaan dalam memastikan kepatuhan penuh terhadap ketentuan yang diatur
32
5.2 Tantangan dan Hambatan
menghadapi tantangan dan hambatan dalam memenuhi ketentuan penyimpanan limbah B3.
Pada bagian ini, akan dibahas secara kritis tentang tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh
PT. Serasi Mitra Mobil selama proses implementasi peraturan tersebut. Identifikasi
permasalahan ini akan diikuti dengan analisis mendalam, termasuk potensi solusi atau
berlaku. Dengan pembahasan yang mendalam pada kedua aspek ini, diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sejauh mana PT. Serasi Mitra Mobil
mematuhi PERMENLHK No. 6 Tahun 2021, serta mengidentifikasi potensi perbaikan yang
kenyataan bahwa perusahaan, termasuk PT. Serasi Mitra Mobil, dapat menghadapi tantangan
dan hambatan dalam memenuhi ketentuan penyimpanan limbah B3. Melalui analisis kritis,
beberapa tantangan dan hambatan dapat diidentifikasi yang mungkin mempengaruhi tingkat
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tersebut. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh
PT. Serasi Mitra Mobil adalah terkait dengan kurangnya pemahaman atau kesadaran penuh
dari seluruh personel terkait dengan tata cara penempelan simbol dan label pada wadah limbah
B3. Tantangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan program pelatihan yang lebih intensif
dan memastikan bahwa seluruh personel memahami pentingnya identifikasi yang benar pada
limbah B3.
Hambatan lainnya yang dapat dihadapi oleh perusahaan adalah keterbatasan sumber
daya, baik dari segi keuangan maupun personel, untuk membangun fasilitas penyimpanan
limbah B3 yang sesuai standar. Oleh karena itu, solusi mungkin melibatkan alokasi anggaran
tambahan untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kepatuhan terhadap
33
peraturan tersebut. Analisis mendalam tentang tantangan dan hambatan ini akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang akar permasalahan yang memengaruhi kepatuhan PT.
Serasi Mitra Mobil terhadap PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Dengan pemahaman tersebut,
personel, alokasi sumber daya yang lebih baik, dan implementasi langkah-langkah praktis
untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul selama proses implementasi peraturan
tersebut.
34
BAB 6
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa PT. Serasi
Mitra Mobil memiliki tingkat kepatuhan tertentu terhadap ketentuan penyimpanan limbah B3
sesuai dengan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Analisis mendalam dilakukan berdasarkan
pasal dan ayat-ayat yang terdapat dalam peraturan tersebut. Kesimpulan ini mencakup
gambaran umum tentang sejauh mana perusahaan mematuhi regulasi, termasuk identifikasi
area-area yang memerlukan perbaikan. Pasal 30 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 menyatakan
bahwa setiap pelanggaran terhadap peraturan ini dapat dikenai sanksi administratif. Hal ini juga
mencakup evaluasi potensi konsekuensi yang mungkin dihadapi PT. Serasi Mitra Mobil akibat
PT. Serasi Mitra Mobil telah menunjukkan tingkat kepatuhan tertentu terhadap
ketentuan penyimpanan limbah B3 sesuai dengan PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Analisis
mendalam dilakukan berdasarkan pasal dan ayat-ayat dalam peraturan tersebut, yang
mencakup evaluasi terhadap aspek-aspek seperti tempat atau wadah pengemasan dan bangunan
terkait dengan penempelan simbol dan label pada wadah limbah B3, serta kurangnya bangunan
Kesimpulan ini memberikan gambaran umum tentang tingkat kepatuhan PT. Serasi
Mitra Mobil terhadap regulasi yang berlaku, sambil mengidentifikasi area-area tertentu yang
memerlukan perbaikan. Pasal 30 PERMENLHK No. 6 Tahun 2021 yang menyatakan bahwa
upaya perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan mereka. Evaluasi potensi
35
konsekuensi yang mungkin dihadapi PT. Serasi Mitra Mobil akibat kurangnya kepatuhan
berdampak pada reputasi perusahaan, keuangan, dan operasional. Oleh karena itu, rekomendasi
pengawasan yang lebih ketat dapat membantu perusahaan mengurangi risiko pelanggaran dan
6.2 Rekomendasi
kepatuhan PT. Serasi Mitra Mobil terhadap PERMENLHK No. 6 Tahun 2021. Rekomendasi
ini mencakup:
perbaikan pada pengemasan limbah B3, serta memastikan penggunaan label dan
Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi PT. Serasi Mitra Mobil dalam
melakukan perbaikan dan peningkatan sesuai dengan ketentuan PERMENLHK No. 6 Tahun
2021, sehingga disarankan untuk melakukan peningkatan fasilitas penyimpanan limbah B3. Ini
mencakup perbaikan lokasi, pembangunan fasilitas penyimpanan yang sesuai, dan peningkatan
kondisi fasilitas agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan (Pasal 20).
Dengan memastikan fasilitas sesuai dengan standar, perusahaan dapat meminimalkan risiko
36
pelanggaran dan meningkatkan keamanan serta keberlanjutan pengelolaan limbah B3.
memastikan penggunaan label serta simbol yang sesuai dengan standar peraturan (Pasal 23).
Hal ini dapat meningkatkan identifikasi visual limbah B3, memudahkan pengelolaan, dan
ini mencakup perbaikan rencana tanggap darurat dan memastikan ketersediaan peralatan yang
diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku (Pasal 25).
Dengan meningkatkan aspek ini, PT. Serasi Mitra Mobil dapat memastikan respons cepat dan
efektif dalam menghadapi kejadian darurat, menjaga keamanan karyawan, dan meminimalkan
dampak lingkungan.
Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi panduan yang konstruktif bagi PT. Serasi
Mitra Mobil dalam melaksanakan perbaikan dan peningkatan sesuai dengan ketentuan
perusahaan dapat mencapai tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dan menjaga keseimbangan
37
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PERMENLHK) No. 6 Tahun 2021
tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
38