Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggarakan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Menteri LH Nomor 6 Tahun 2021 perihal Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah yang dimana wajib untuk menyusun dokumen Persetujuan Teknis terkait Pengumpulan Limbah
B3 Skala Provinsi sebelum penyusunan dokumen lingkungan dan mendapatkan Surat Kelayakan Operasi (SLO).
Persetujuan Teknis adalah persetujuan dari pemerintah atau pemerintah daerah berupa ketentuan mengenai standar
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kegiatan sesuai peraturan perundang-undangan. Maka dari itu PT
Artama Sentosa Indonesia yang berlokasi Jalan Bypass KM 7, Kelurahan Batung Taba Nan XX, Kecamatan Lubuk
Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat menyampaikan kajian teknis dokumen Persetujuan Teknis.
Demikian dokumen Persetujuan Teknis Izin Pengumpulan Limbah B3 Skala Provinsi Sumatera Barat ini kami
sajikan, semoga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..…………………………ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................................................iv
I. Judul ........................................................................................................................................................1
II. Pendahuluan……….................................................................................................................................1
A. Latar Belakang ………………………………………..…………………………………………………1
B. Tujuan..……………………………………………….…………………………………………………. 1
III. Muatan Kajian Persetujuan Teknis……………………………………………..……………………………2
A. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 ………………………..………………………….2
B. Rencana Pembangunan Fasilitas Pengumpulan Limbah B3 ………………….……………………...…..8
C. Rencana Penyediaan Laboratorium Uji Limbah B3 ………………………………………….…....……14
D. Tata Letak Lokasi Pengumpulan Limbah B3 ……………………………………….…..……………...18
E. Tempat Penyimpanan Limbah B3 ……………………………………………….……………………..19
F. Pengemasan Limbah B3 …………………………………………………………….………………….25
G. Prosedur Pengumpulan Limbah B3 ………………………………………………….……....................31
H. Salinan Bukti Kepemilikan Atas Dana Penjamin Untuk Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
……………………………………………………………………………………………………….….33
I. Perhitungan Biaya dan Model Keekonomian …………………………….……..……………………...34
J. Sistem Tanggap Darurat ……………………………………………………….…..….………………..34
K. Tenaga Kerja yang memiliki sertifikat …………………………………….……………………..…….41
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar B.1. Denah Site Plan Gudang ................................................................................... 8
Gambar B.2. Denah Kemasan di Gudang ............................................................................... 9
Gambar B.3. Denah Potongan Gudang................................................................................. 10
Gambar B.3. Denah Tampak Depan Gudang ....................................................................... 10
Gambar B.5 Denah Rangka Gudang .................................................................................... 11
Gambar B.6. Pondasi, Sloof dan Kolom Gudang ................................................................ 11
Gambar B.7. Layout Depan Gudang .................................................................................... 12
Gambar B.8. Layout Samping Gudang dan Ventilasi Gudang ............................................. 12
Gambar B.9. DED Cold Storage .......................................................................................... 13
Gambar D.1. Denah Tata Letak Limbah B3 di Dalam Gudang ............................................ 18
Gambar E.1. Surat Keterangan Bebas Banjir ....................................................................... 20
Gambar E.2. Denah Penempatan Titik Lampu Penerangan Gudang .................................... 20
Gambar E.3. SOP Pembongkaran, Pemuatan, Penyimpanan
Limbah B3 ............................................................................................................................ 21
Gambar E.4. Denah Ketinggian Lantai Gudang Dengan Muka Tanah .................................. 22
Gambar E.5. Denah Arah Kemiringan Lantai Perblok Karakteristik .................................... 22
Gambar E.6. Denah Arah Kemiringan Lantai Gudang ......................................................... 23
Gambar E.7. Format Pencatatan Limbah B3 ........................................................................ 23
Gambar F.1. Alur Proses Kegiatan Pengemasan Limbah B3 ............................................... 25
Gambar F.2. Kemasan Drum untuk Limbah Cair ................................................................. 26
Gambar F.3. Dokumentasi Pengemasan Limbah B3 ............................................................ 27
Gambar F.4. SOP Pengemasan Limbah B3 .......................................................................... 28
Gambar G.1. Alur Pengelolaan Limbah B3 .......................................................................... 31
Gambar H.1. Salinan Asuransi Lingkungan ......................................................................... 33
Gambar J.1. SOP Tanggap Darurat, SOP Identifikasi Bahaya, SOP Safety Shower, SOP
Alat Pelindung Diri, SOP Alat Pemadam Api Ringan
.........................................................................................................................................40
iii
DAFTAR TABEL
iv
A. RINCIAN KAJIAN TEKNIS UNTUK KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
I. Judul
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) untuk Kegiatan Pengumpulan Limbah
B3 Skala Provinsi di Jalan Bypass KM 7, Kelurahan Batung Taba Nan XX, Kecamatan Lubuk
Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
II. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Limbah B3 merupakan sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah B3
dihasilkan dari kegiatan/usaha baik dari sektor industri, pariwisata, dan pelayanan kesehatan.
Bagi sebagian industri, limbah B3 yang dihasilkan dari proses produksinya dapat dikelola
sendiri melalui program 5R (recycle, recovery, reuse, reduction dan replacement), namun bagi
sebagian industri lainnya, limbah B3 yang dihasilkan tidak dapat dikelola sendiri dengan
pertimbangan kemampuan teknis dan biaya operasional. Limbah B3 yang tidak dapat dikelola
oleh pihak penghasil selanjutnya akan melalui proses pengangkutan dan dikumpulkan oleh PT.
Artama Sentosa Indonesia selaku pengumpul limbah B3.
PT. Artama Sentosa Indonesia akan melakukan kegiatan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) untuk Kegiatan Pengumpulan Limbah B3 skala Provinsi Sumatera
Barat. Gudang Pengumpulan Limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia memiliki lahan sebesar
510 m2 yang terletak pada Jalan Bypass KM 7, Kel. Batung Taba Nan XX, Kec. Lubuk Begalung,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Pada Pengumpulan Limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia tidak melakukan
pemanfaatan, pencampuran, pengurangan, modifikasi dan merekayasa terhadap sebagian atau
seluruh Limbah B3 yang akan dikumpulkan, melainkan hanya melakukan pengumpulan Limbah
B3 dan identifikasi jenis dan karakteristik Limbah B3, maka dari itu Limbah B3 tersebut dapat
dikumpulkan, dikemas sesuai dengan jenis dan karakteristiknya yang selanjutnya akan
diserahkan kepada pihak pengolah/pemanfaat/penimbun limbah B3 yang telah mendapatkan izin
dari KLHK dan telah bekerja sama dengan PT. Artama Sentosa Indonesia.
Berdasarkan perencanaan, Fasilitas Pengumpulan Limbah B3 PT Artama Sentosa Indonesia
sanggup melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3 sebanyak 40 kode limbah dengan
kapasitas 315,7 m3 dengan masa simpan 90 hari sejak limbah diterima dari penghasil sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2021.
B. Tujuan
Penyusunan kajian teknis kegiatan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Skala
Provinsi ini bertujuan untuk membantu pengelolaan limbah B3 di Provinsi Sumatera Barat
dengan menyediakan fasilitas pengumpulan Limbah B3 yang sesuai aturan perundang-
undangan. Sehingga limbah B3 di Provinsi Sumatera Barat dapat terkelola dengan baik, dan
pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan aman sesuai aturan serta tidak merugikan lingkungan dan
masyarakat.
1
III. Muatan Kajian Persetujuan Teknis di bidang Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengumpulan Limbah B3:
2
Volume
Lama
Kode Karakteristi Sumber Limbah Kapasitas Berat Maksimal
Penyimpan Berat
No. Limba Nama Limbah B3 k Limbah B3 dan Contoh an Limbah
Limbah B3 Akhir Tempat
Jenis
Satuan
h B3 B3 Penghasil (ton/hari) (ton) Limbah B3
B3 (hari)
(m3)
industri lainnya
yang sejenis.
Industri
elektroplating dan
Beracun galvanis :
7 B305-5 Sludge IPAL 90 0,02 1,8 1,16 310 kg/drum
(Padat) PT. Semen Padang,
dan industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
PT. Kimia Farma,
Limbah resin atau Beracun
8 B106d
penukar ion (Padat)
PT. Sucofindo, dan 90 0,01 0,9 0,77 234 kg/drum
industri lainnya
yang sejenis.
Bengkel
pemeliharaan
kendaraan,
Fasyankes, Hotel,
Beracun perusahaan : PT.
9 B355-2 Baterai bekas 90 0,02 1,8 3,60 100 kg/drum
(Padat) Philips, PT. Semen
Padang, PT. Coca-
Cola, PT. Capella
Medan, dan industri
lainnya yang sejenis.
PT. Kimia Farma,
IFK Dinkes Kota
Padang, PT. Talang
Produk farmasi Beracun Gugun Sari
10 A337-2 90 0,01 0,9 2,25 80 kg/drum
kadaluwarsa (Padat) Nusantara BKKBN,
PT. Coca-Cola, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
Filter bekas dari PT. Pertamina, PT.
Beracun
11 B109d fasilitas pengendalian
(Padat)
Everbright, dan 90 0,02 1,8 4,50 80 kg/drum
pencemaran udara industri lainnya
yang sejenis.
P Kilang minyak
dan gas bumi :
Karbon aktif bekas PT. Kilang Lima
selain Limbah karbon Beracun Gunung, PT.
12 B307-2 90 0,02 1,8 2,40 150 kg/drum
aktif dengan kode (Padat) Pertamina, PT.
Limbah A110d Everbright, dan
industri lainnya
yang sejenis
Limbah dan/atau
buangan produk yang
terkontaminasi Berbagai Industri :
dan/atau mengandung PT. Everbright, PT
Beracun
13 A105d merkuri (Hg) dan/atau
(Padat)
Lapi Labiratories, 90 0,01 0,9 1,80 100 kg/drum
senyawanya jika dan industri lainnya
konsentrasi lebih besar yang sejenis.
dari 10 ppm (sepuluh
parts per million)
Berbagai Industri :
Limbah elektronik PT. Philips, PT.
termasuk cathode ray Semen Padang, PT.
tube (CRT), lampu Beracun
14 B107d
TL, printed circuit (Padat)
Angkasa Pura, PT. 90 0,035 3,15 6,30 100 kg/drum
board (PCB), karet Coca-Cola, dan
kawat (wire rubber) industri lainnya
yang sejenis
Kilang minyak dan
gas bumi :
Beracun PT. Kilang Lima
15 A307-2 Residu dasar tanki 90 0,01 0,9 1,00 180 kg/drum
(Padat) Gunung, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
Filter dan absorban Beracun
16 B340-1
bekas (Padat)
PT. Pertamina, Daur 90 0,01 0,9 6,00 30 kg/drum
ulang minyak
3
Volume
Lama
Kode Karakteristi Sumber Limbah Kapasitas Berat Maksimal
Penyimpan Berat
No. Limba Nama Limbah B3 k Limbah B3 dan Contoh an Limbah
Limbah B3 Akhir Tempat
Jenis
Satuan
h B3 B3 Penghasil (ton/hari) (ton) Limbah B3
B3 (hari)
(m3)
pelumas bekas, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
Sabun deterjen,
produk pembersih,
desinfektan, atau
Filter dan absorban Beracun kosmetik :
17 B341-1 90 0,01 0,9 6,00 30 kg/drum
bekas (Padat) PT. FMC
Agricultural
Manufacturing, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
Beracun PT. Coca-cola, dan
18 B353-1 Toner bekas 90 0,01 0,9 3,00 60 kg/drum
(Padat) industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
PT. Sinar Sosro,
Perusahaan,
Beracun
19 B321-4 Kemasan bekas tinta
(Padat)
fasyankes, 90 0,01 0,9 3,00 60 kg/drum
percetakan, dan
industri lainnya
yang sejenis
Rumah sakit dan
fasyankes :
kg/drum
Kemasan bekas Beracun PT. Kimia Farma, 100
20 B337-1 90 0,04 3,6 7,20 kg/jumbo
produk farmasi (Padat) PT. Bio Farma, 500
bag
PBF, dan industri
lainnya yang sejenis
Eksplorasi dan
produksi minyak,
gas, dan panas bumi:
Absorben dan/atau Beracun
21 B330-4
filter bekas (Padat)
PT. Kilang Lima 90 0,03 2,7 9,00 60 kg/drum
Gunung, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Pestisida dan produk
agrokimia
Absorben dan filter Beracun PT. Aditya
22 A303-3 90 0,03 2,7 9,00 60 kg/drum
bekas (Padat) Agroindo, dan
industri lainnya
yang sejenis
Elektropating dan
galvanis :
Beracun
23 B324-2 Filter bekas
(Padat)
PT. Pelindo, dan 90 0,03 2,7 9,00 60 kg/drum
industri lainnya
yang sejenis.
Farmasi :
Dinas Lingkungan
Bahan atau produk Hidup Kota Padang,
yang tidak memenuhi Beracun Farmasi, Fasyankes,
24 A336-1 90 0,04 3,6 4,80 150 kg/drum
spesifikasi teknis, (Padat) laboratorium,
kedaluwarsa, dan sisa perusahaan farmasi,
dan industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
PT. Pertamina, Daur
Residu proses destilasi Beracun ulang minyak
25 A340-1 90 0,01 0,9 1,00 180 kg/drum
dan evaporasi (Padat) pelumas bekas, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Berbagai Industri :
Sludge instalasi PT. Wilmar
pengolahan air Limbah Indonesia, PT. FMC kg/druum
Beracun 200
26 B108d (IPAL) dari fasilitas
(Padat)
Agricultural 90 0,02 1,8 1,80
1000
kg/jumbo
IPAL terpadu pada Manufacturing, dan bag
kawasan industri industri lainnya
yang sejenis.
4
Volume
Lama
Kode Karakteristi Sumber Limbah Kapasitas Berat Maksimal
Penyimpan Berat
No. Limba Nama Limbah B3 k Limbah B3 dan Contoh an Limbah
Limbah B3 Akhir Tempat
Jenis
Satuan
h B3 B3 Penghasil (ton/hari) (ton) Limbah B3
B3 (hari)
(m3)
Perakitan komponen
elektronik atau
peralatan elektronik,
laboratorium :
Beracun
27 A328-2 Lampu fluoresen (Hg)
(Padat)
PT. Sucofindo, PT. 90 0,01 0,9 2,25 80 kg/drum
Kimia Farma, PT
Lapi Labiratories,
dan industri lainnya
yang sejenis.
Eksplorasi dan
produksi minyak,
gas, dan panas bumi
Residu dasar tangki Beracun :
28 A330-1 90 0,1 9 9 200 kg/drum
minyak bumi (cair) PT. Sari Buah Sawit,
PT. Pertamina, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Pengolahan
Beracun oleokimia dasar :
29 A343-1 Glycerine pitch 90 0,1 9 9 200 kg/drum
(cair) PT. Kimia Farma,
PT. Sucofindo
Berbagai Industri :
PT. Indomarco Adi
prima, PT. Sinar
Limbah Beracun Sosro, PT. Coca-
30 A108d 90 0,2 18 18 200 kg/drum
terkontaminasi B3 (cair) cola, PT. Pertamina,
PT. Nutrifood, dan
industri lainnya
yang sejenis
Rumah sakit dan
fasilitas pelayaan
kesehatan :
PT. Suconfindo, PT
Bahan kimia Beracun Wilmar Indonesia,
31 A337-3 90 0,1 9 9 200 kg/drum
kedaluwarsa (cair) PT. FMC
Agricultural
Manufacturing, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Resin adesif Fenil
formaldehida (PF),
Limbah minyak resin Beracun
32 A304-3
(terpentin) (cair)
urea formaldehida 90 0,1 9 9 200 kg/drum
(UF), melamin
formaldehida (MF)
Berbagai Industri :
Rs.Jiwa puti bgsu,
Larutan developer, Beracun RS. Aisyiyah, RS.
33 A339-1 90 0,2 18 18 200 kg/drum
fixer, dan bleach bekas (cair) Siti Rahmah, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Minyak pelumas bekas Berbagai Industri
antara lain minyak pabrik, bengkel :
pelumas bekas PT. Capella Medan,
Cairan
hidrolik, mesin, gear, PT. Indomarco Adi
34 B105d Mudah 90 0,36 32,4 36 180 kg/drum
lubrikasi, insulasi, heat prima, PT. Coca-
Menyala
transmission, grit Cola, Auto 2000,
chambers, separator dan industri lainnya
dan/atau campurannya
yang sejenis
Berbagai Industri :
Pelarut bekas lainnya Cairan PT. Sucofindo, PT.
35 A107d yang belum Mudah Kimia Farma, dan 90 0,03 2,7 2,7 200 kg/drum
dikodifikasi Menyala industri lainnya
yang sejenis
Rumah Sakit,
Limbah klinis Fasyankes :
memiliki Puskesmas kg/wheelb
36 A337-1 Infeksius 90 0,1 9 30 60
karakateristik Nanggalo, in
infeksius Pagambiran, Lubuk
Buaya, Ikur Koto,
5
Volume
Lama
Kode Karakteristi Sumber Limbah Kapasitas Berat Maksimal
Penyimpan Berat
No. Limba Nama Limbah B3 k Limbah B3 dan Contoh an Limbah
Limbah B3 Akhir Tempat
Jenis
Satuan
h B3 B3 Penghasil (ton/hari) (ton) Limbah B3
B3 (hari)
(m3)
Pemancungan, RS
Aisyiyah Pariaman,
RSI Siti Rahmah,
RSIA Siti Hawa,
Pramita Padang, dan
industri lainnya
yang sejenis.
Industri
Elektroplating dan
Larutan asam Galvanis :
37 A324-3 Korosif 90 0,21 18,9 18,9 200 kg/drum
(pickling) PT. Sucofindo, dan
industri lainnya
yang sejenis
Fasyankes, Hotel,
perusahaan :
PT. Everbright, PT.
Wilmar Indonesia,
38 A102d Aki/baterai bekas Korosif 90 0,04 3,6 7,2 100 kg/drum
PT. Pelindo, PT.
Coca-Cola, dan
industri lainnya
yang sejenis
Berbagai Industri :
Dinas Lingkungan
Limbah dari Hidup Kota Padang,
39 A106d laboratorium yang Korosif Laboratorium 90 0,04 3,6 7,2 100 kg/drum
mengandung B3 Sucofindo, dan
industri lainnya
yang sejenis
Hotel Amaris, PT.
Semen Padang,
Kain majun bekas Padatan Restoran,
40 B110d (used rags) dan yang Mudah Hotel,Pabrik, 90 0,1 9 18 100 kg/drum
sejenis Menyala fasyankes, Berbagai
Industri, dan industri
lainnya yang sejenis
Untuk Jenis Limbah Fly Ash (B409), Bottom Ash (B410), Copper Slag (B401), Spent Bleaching Earth (B413)
langsung dikirim ke Pengolah/Pemanfaat/Penimbun Limbah B3.
Volume limbah maksimal limbah B3 adalah volume maksimal yang dapat disimpan berdasarkan gambaran
besar kemasan pada gambar B.2, untuk perhitungannya sebagai berikut :
Beracun (padat)
Volume = Jumlah drum + jumlah jumbo bag
Volume = 252 drum + 48 jumbo bag
Volume = (252 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l ) + (48 Jumbo bag x 1 m3/jumbo bag)
Volume = 50,4 m3 + 48 m3
Volume = 98,4 m3
6
Beracun (cair)
Volume = Jumlah drum + jumlah jumbo bag
Volume = 180 drum + 36 ibc tank
Volume = (180 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l ) + (36 Jumbo bag x 1 m3/jumbo bag)
Volume = 36 m3 + 36 m3
Volume = 72 m3
Cairan Mudah Menyala
Volume = Jumlah drum + jumlah jumbo bag
Volume = 72 drum + 24 ibc tank
Volume = (72 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l ) + (24 Jumbo bag x 1 m3/jumbo bag)
Volume = 14,4 m3 + 24 m3
Volume = 38,4 m3
Padatan Mudah Menyala = 72 drum = 14,4 m3
Volume = Jumlah drum
Volume = 72 drum
Volume = (72 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l )
Volume = 14,4 m3
Korosif Padat
Volume = Jumlah drum
Volume = 72 drum
Volume = (72 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l )
Volume = 14,4 m3
Korosif Cair
Volume = Jumlah drum
Volume = 36 drum + Jumlah IBC Tank
Volume = (36 drum x 200 liter/drum x 1 m3/1000 l ) + (12 IBC Tank x 1 m3/Jumbo bag)
Volume = 19,2 m3
Infeksius (cold storage) = 2,4 m x 6 m x 2,3 = 33 m3
Volume / kapasitas tempat pengumpulan adalah luas blok penyimpanan limbah B3 berdasarkan karakteristik
limbah B3, untuk perhitungannya sebagai berikut :
Beracun (padat) = (luas blok) x 3 m = (20 m x 6 m) x 3 m= 360 m3
Beracun (cair) = (luas blok) x 3 m = (14,3 m x 6 m) x 3 = 257,4 m3
Cairan Mudah Menyala = (luas blok) x 3 m = (7,5 m x 6 m) x 3 = 135 m3
Padatan Mudah Menyala = (luas blok) x 3 m = (3 m x 6 m) x 3 = 54 m3
Korosif = (luas blok) x 3 m = (3 m x 6 m) x 3 x 2 = 108 m3
Infeksius (cold storage) = 2,4 m x 6 m x 2,3 = 33 m3
Ruang bebas adalah ruang lebar antar blok dengan ukuran 60 cm untuk lalu lintas manusia dengan
perhitungan:
Beracun (padat) = (0,6 m x 11 x 6 m) + (37 x 1 m x 0,6m) = 61,8 m2
Beracun (cair) = (0,6 m x 7 x 6 m) + (29 x 1 m x 0,6 m) = 42,6 m2
Cairan Mudah Menyala = (0,6 m x 5 x 6 m) + (12 x 1 m x 0,6 m) = 25,2 m2
Padatan Mudah Menyala = (0,6 m x 3 x 6 m) + (6 x 1 m x 0,6) = 14,4 m2
Korosif = (0,6 m x 6 x 6 m) + (12 x 1 m x 0,6) = 28,8 m2
Infeksius = 0,6 m x 1 x 6 m x 2 = 7,2 m2
7
B. Rencana pembangunan fasilitas Pengumpulan Limbah B3
1. Desain dan rancang bangun fasilitas Pengumpulan Limbah B3
Berikut rancang bangun tempat pengumpulan limbah B3 :
Panjang gudang : 34 meter
Lebar gudang : 14 meter
Tinggi bangunan : 5 meter
Layout denah gudang tempat penyimpanan Limbah B3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gudang pengumpulan limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia terdiri dari 7 blok yang digunakan untuk
menyimpan limbah B3 dengan karakteristik beracun, cairan mudah menyala, padatan mudah menyala, korosif, dan
infeksius. Terdapat partisi yang digunakan sebagai pembatas antar karakteristik. Partisi terbuat dari tumpukan batu
bata dengan panjang 6 meter dan tinggi menyesuikan kondisi limbah B3.
8
Gambar B.2 Denah Kemasan di Gudang
Jumlah tumpukan maksimal pada gudang sebanyak 3 lapis dengan setiap lapis diberi alas pallet pada dasar
kemasan.
Bangunan gudang dilengkapi dengan saluran drainase 20 cm x 10 cm dan bak penampung dengan ukuran 1
m x 1 m x 1 m tumpahan untuk menampung ceceran dan tumpahan limbah B3 sehingga ceceran dan tumpahan
limbah B3 tidak keluar dari bangunan gedung. Terdapat pula lantai bagian dalam dibuat melandai kearah bak
penampung tumpahan dengan kemiringan lantai sebesar 1%. Selain itu terdapat tanggul pada blok limbah fasa cair
setinggi 20 cm yang berfungsi untuk jika terjadi tumpahan tidak menyebar ke area jalan forklift dan blok
karakteristik lainnya. Bangunan gudang dilengkapi ventilasi gudang yang berfungsi menjaga sirkulasi udara.
Ventilasi udara bengunan berjenis cross ventilation
9
Gambar B.3 Denah Potongan Gudang
10
Gambar B.5 Denah Rangka Gudang
11
Gambar B.7 Layout Depan Gudang
12
Gambar B.9 DED Cold Storage
Cold Storage berfungsi untuk menyimpan limbah B3 dengan karakteristik infeksius. Ukuran cold storage PT.
Artama Sentosa Indonesia adalah panjang 6 m x lebar 2,4 m x tinggi 2,3 m sehingga bisa menyimpan limbah B3
infeksius sebesar 33 m3.
Pengurusan
1 Persetujuan
Lingkungan
Persetujuan
2 Bangunan
Gedung
Renovasi
3 Gudang
Pengumpulan
Pembangunan
4
kantor
Pembuatan
laboratorium
5 beserta
fasilitasnya,
cold storage
Pemasangan
6 Utilitas
pendukung
Pengajuan
7 Sertifikat Laik
Operasi (SLO)
13
C. Rencana pembangunan dan/atau penyediaan laboratorium uji Limbah B3 atau alat analisa
laboratorium yang mampu menguji paling sedikit karakteristik Limbah B3, mudah menyala,
korosif, dan/atau beracun
1. Rencana pembangunan laboratorium uji limbah B3.
Untuk mendukung kegiatan pengumpulan Limbah B3, diperlukan beberapa fasilitas penunjang,
salah satunya adalah laboratorium lingkungan.
Dalam pelaksanaan uji laboratorium menghasilkan limbah B3 berupa bahan-bahan kimia bekas
pakai akan dikumpulkan di dalam derijen dan kemasan bekas B3 yang akan disimpan di dalam
tempat penyimpanan sementara limbah B3 sesuai peraturan yang berlaku.
2. Daftar alat laboratorium uji limbah B3.
Alat yang tersedia di laboratorium tersebut meliputi : pH meter, alat ukur specific gravity, neraca
analitik, labu erlenmeyer, kertas pH indikator, alat uji nyala dan lainnya sebagaimana terdapat pada
tabel dibawah ini.
Alat
1. Ukur 5 Mengukur berat jenis/ kepadatan
Specific
. relatif dari cairan (rasio densitas
Gravity (Sg) cairan)
4.
2.
14
No Jenis Fungsi Dokumentasi
5. Pipet Ukur Digunakan untuk mengambil,
memindahkan larutan dengan
volume secara teliti
15
Pengukuran kualitas air dengan parameter uji Spesific Grafity cair :
Dimulai dengan melakukan pengambilan sampel Limbah cair yang akan di ujikan
sebanyak 25 ml dalam gelas ukur.
Celupkan Hydro Meter dan Termometer ke dalam Limbah cair/oli.
Amati perubahan angka pada Hydro Meter dan Termometer kemudian catat ketika sudah
konstan.
Angkat dan keringkan Hydro Meter dan Termometer tersebut.
Bilas alat uji Hydro meter dan Termometer dengan aquadest dan keringkan dengan tissue
sebelum disimpan.
2. Pengujian Karakteristik Limbah Mudah Menyala
Pengujian limbah bahan berbahaya dan beracun (Limbah B3) karakteristik mudah menyala
sebagai berikut :
Menyusun peralatan uji dengan susunan dari paling bawah adalah pembakar bunsen, besi
kaki tiga, diatasnya diletakkan kasa dengan keramik pada bagian tengah.
Mengambil sampel limbah B3 (cairan) sebanyak 150 ml dimasukkan ke dalam beaker
glass 250 ml
Letakkan beaker glass yang telah berisi sampel di atas kasa, tepat pada keramik di bagian
tengahnya
Nyalakan pembakar bunsen
Celupkan termometer ke dalam sampel Limbah cair secara berkala, amati perubahan
angka pada termometer sampai suhu mencapai 60 o C
Amati perubahan yang terjadi, jika pada suhu kurang dari 60 o C sampel limbah dalam
keadaan menyala, maka karakteristik limbah tergolong cairan mudah menyala. Jika
sampel limbah dalam keadaan menyala pada suhu lebih dari 60o C, maka karakteristik
sampel limbah tersebut beracun.
Angkat dan keringkan Termometer
Bilas alat Termometer dengan aquadest dan keringkan dengan tissue sebelum disimpan.
Setelah pengujian dilakukan, catat hasilnya pada buku catatan dan simpan alat dengan
baik.
3. Pengujian Karakteristik Limbah Korosif
Sesuai dengan Lampiran X Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 tahun 2021 dan
Peraturan Menteri No. 6 Tahun 2021, pH Meter berfungsi uji karakteristik korosif dengan cara
mengetahui nilai pH pada limbah B3. Sifar-sifat dari limbah korosif adalah jika limbah dengan
pH sama atau kurang dari 2,0 maka limbah bersifat asam, lalu jika sama atau lebih besar dari
12,5 maka bersifat basa.
Pengukuran kualitas air dengan parameter uji pH :
Dimulai dengan melakukan pengambilan sampel Limbah cair yang akan di ujikan
sebanyak 25 ml.
Hidupkan alat pH meter dengan menggeser tombol OFF ke ON.
16
Celupkan sensor pH Meter ke dalam Limbah cair.
Goyangkan perlahan-lahan dan amati perubahan angka pada display pH Meter dan catat
ketika sudah konstan tampilan nilai pH.
Angkat dan keringkan sensor tersebut.
Matikan alat uji pH Meter.
Bilas sensor alat uji pH meter dengan aquadest dan keringkan dengan tissue sebelum
disimpan
17
D. Tata Letak Lokasi Pengumpulan Limbah B3.
Layout denah gudang tempat Pengumpulan Limbah B3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
18
E. Tempat Penyimpanan Limbah B3
Lokasi kegiatan pengumpulan limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia berlokasi di Jalan Bypass KM 7,
Kel. Batung Taba Nan XX, Kec. Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Lokasi kegiatan
pengumpulan limbah B3 PT Artama Sentosa Indonesia :
Letak Geografis : 0ᵒ57’49.81” S
100ᵒ24’15.04” E
Luas lahan : ± 3997 m2
Luas bangunan : ± 510 m2
Batas-Batas :
- Utara : CV. Joss Jaya Perdana
- Selatan : Gudang Kosong
- Timur : Lahan Kosong
- Barat : Jl. Bypass Teluk Bayur
1. Fasilitas penyimpanan Limbah B3 berupa :
a) Bangunan gudang
1) Luas 510 m2
2) Simbol Limbah B3 karakteristik beracun, korosif, infeksius, padatan mudah
menyala dan cairan mudah menyala
3) Memiliki peralatan keselamatan, kesehatan kerja dan fasilitas tanggap darurat
meliputi :
i. Alat pemadam api ringan (APAR)
ii. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
iii. Peralatan penanganan tumpahan atau ceceran
iv. Safety Shower
b) Bangunan berpendingin (cold storage) dengan :
1) Volume 33 m3
2) Simbol Limbah B3 karakteristik infeksius
3) Fasilitas pendingin ruang hingga temperatur ≤0o C (lebih kecil atau sama dengan
nol derajat Celcius)
Lokasi pengumpulan limbah B3 PT Artama Sentosa Indonesia yang berlokasi di Jalan Bypass KM 7, Kel.
Batung Taba Nan XX, Kec. Lubuk Begalung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat telah dinyatakan lokasi
bebas banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kota Padang melalui surat
keterangan nomor 400/69/PK-BPBD/I-2021 dibawah ini
19
Gambar E.1 Surat Keterangan Bebas Banjir
20
Gudang Pengumpulan Limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia memiliki 10 unit lampu penerangan
dengan spesifikasi lampu 33 watt tipe LED tahan ledakan/percikan listrik (explotion proof) yang aman untuk
limbah B3 dengan karakteristik cairan mudah menyala, padatan mudah menyala dan korosif. Jarak antar
lampu sejauh 6 meter seperti gambar diatas.
Area bongkar muat limbah B3 berada didalam gudang pengumpulan limbah B3 yang terlindungi dari hujan
dan sinar matahari dengan luas sebesar 52 m2. Peralatan yang digunakan pada proses bongkat muat adalah
handpallet dan forklift yang berfungsi sebagai alas kemasan limbah B3 untuk mempermudah perpindahan
limbah B3 yang telah dikemas. Sedangkan APD yang dipakai oleh operator bongkar muat Limbah B3, yaitu
helm safety, sarung tangan safety, sepatu safety, kacamata safety. Berikut terlampir SOP Pembongkaran
Limbah B3 dengan nomor : ARSI/TRS/003, SOP Pemuatan Limbah B3 dengan nomor : ARSI/TRS/002 dan
SOP Penyimpanan Limbah B3 dengan nomor ARSI/WWH/002
Gambar E.3 SOP Pembongkaran Limbah B3, SOP Pemuatan Limbah B3, SOP Penyimpanan limbah B3
21
Gambar E.4 Denah ketinggian lantai gudang dengan muka tanah
Denah diatas menjelaskan tentang perbedaan tinggi muka tanah atau lantai bagian luar bangunan lebih
rendah 20 cm untuk mencegah adanya air hujan yang masuk kedalam gudang pengumpulan limbah B3.
22
Gambar E.6 Denah Arah Kemiringan Lantai Gudang
Denah gambar E.5 diatas menjelaskan terkait arah kemiringan lantai sebesar 1% yang kemiringan lantai
tersebut mengarah ke bak pengampung ceceran limbah B3 per karakteristik limbah cair. Untuk denah E.6
menjelaskan bahwa terdapat pula kemiringan lantai gudang sebesar 1 % yang mengarah ke ban penampung
bak penampung ceceran limbah B3 berada di tiap kompartemen Limbah B3 fase cair.
23
2. Jumbo Bag Menyimpan limbah B3 padat
seperti sludge IPAL dsb
24
F. Pengemasan Limbah B3
Pengemasan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3. Limbah Padat dikemas
dengan Jumbo bag, dan Drum metal, sedangkan Limbah Cair dikemas menggunakan IBC Tank, Drum
Plastik, Drum Metal Khusus, dan Limbah B3 medis dikemas sesuai ketentuan Peraturan Menteri LHK
Nomor P.56/Menlhk- Setjen/2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Alur proses kegiatan pengemasan limbah B3 mulai dari lokasi penghasil limbah sampai siap untuk diangkut
ke tempat kegiatan pengumpulan limbah B3 PT Artama Sentosa Indonesia dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
A. Penghasil Limbah
Dari proses marketing, maka PT Artama Sentosa Indonesia akan mendatangi penghasil
limbah B3 sebagai calon customer untuk mendata awal jenis limbah yang dikirim.
B. Identifikasi Limbah
Identifikasi limbah disini meliputi :
o Mengambil sampel limbah yang akan dikelola untuk selanjutnya dikirim ke pengolah limbah
B3
o Membuat catatan mengenai kemasan limbah, jumlah limbah, proses pembentukan limbah
D. Pengemasan Limbah
Setelah mendapatkan keputusan dari pengolah Limbah B3, maka limbah tersebut akan dikemasi
dalam suatu kemasan yang sesuai jenis limbahnya untuk mencegah terjadinya tumpahan dalam
proses pengangkutan. Ketentuan pengemasan antara lain :
25
a) Kemasan (drum) yang digunakan
1) Dalam kondisi baik, tidak bocor, berkarat, atau rusak
2) Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah B3 yang akan disimpan.
3) Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya.
4) Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
pemindahan atau pengangkutan.
b) Kemasan yang digunakan untuk pengemasan limbah padat berupa drum dengan volume 200 (dua
ratus) liter.
c) Limbah B3 yang disimpan dalam satu kemasan adalah limbah yang sama, dapat pula disimpan
bersama-sama dengan limbah lain yang memiliki karakteristik yang sama, atau dengan limbah
lain yang karakteristiknya saling cocok. Untuk mempermudah pengisian limbah ke dalam
kemasan, serta agar lebih aman, limbah B3 dapat terlebih dahulu dikemas dalam kemasan
yang tahan terhadap sifat limbah sebelum kemudian dikemas dalam kemasan.
d) Limbah B3 medis dikemas sebagaimana diatur dalam Permen LHK No. P.56/Menlhk-Setjen/2015
Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dimana kemasannya berupa kantong plastik berwarna kuning
(untuk limbah infeksius dan limbah patologis), wadah yang telah diberi plastik limbah, atau
kemasan dengan standar tertentu seperti anti bocor. Kantong kemasan limbah harus diberi simbol
dan label yang jelas.
e) Pengisian limbah B3 dalam satu kemasan harus mempertimbangkan karakteristik dan jenis limbah,
pengaruh pemuaian limbah, pembentukan gas dan kenaikan tekanan selama penyimpanan.
1) Untuk limbah B3 cair harus dipertimbangkan ruangan untuk pengembangan volume dan
pembentukan gas.
2) Untuk limbah B3 yang bereaksi sendiri sebaiknya tidak menyisakan ruang kosong dalam
kemasan
f) Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh dengan limbah B3 harus:
1) Ditandai dengan simbol dan label yang sesuai dengan ketentuan penandaan pada kemasan
limbah B3
2) Selalu dalam keadaan tertutup rapat dan hanya dapat dibuka jika akan dilakukan penambahan
26
atau pengambilan dari dalamnya.
3) Disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan untuk penyimpanan limbah B3 serta
mematuhi tata cara penyimpanannya.
g) Terhadap drum/tong yang telah berisi limbah B3 dan disimpan ditempat penyimpanan harus
dilakukan pemeriksaan kondisi kemasan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu satu kali.
1) Apabila diketahui ada kemasan yang mengalami kerusakan (karat atau bocor), maka isi limbah
B3 tersebut harus segera dipindahkan ke dalam drum/tong yang baru.
2) Apabila terdapat ceceran atau bocoran limbah, maka tumpahan limbah tersebut harus segera
diangkat dan dibersihkan, kemudian disimpan dalam kemasan limbah B3 terpisah.
h) Kemasan bekas mengemas limbah B3 dapat digunakan kembali untuk mengemas limbah B3
dengan karakteristik:
1) Sama dengan limbah B3 sebelumnya
2) Saling cocok dengan limbah B3 yang dikemas sebelumnya, Jika akan digunakan
untuk mengemas limbah B3 yang tidak saling cocok, maka kemasan tersebut harus
dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai kemasan limbah B3
dengan memenuhi ketentuan.
i) Kemasan yang telah dikosongkan apabila akan digunakan kembali untuk mengemas limbah B3 lain
dengan karakteristik yang sama, harus disimpan di tempat penyimpanan limbah B3. Jika akan
digunakan untuk menyimpan limbah B3 dengan karakteristik yang tidak saling sesuai dengan
sebelumnya, maka kemasan tersebut harus dicuci bersih terlebih dahulu dan disimpan dengang
memasang “label KOSONG” sesuai dengan ketentuan penandaan kemasan limbah B3.
j) Kemasan yang telah rusak (bocor atau berkarat) dan kemasan yang tidak digunakan kembali sebagai
kemasan limbah B3 harus diperlakukan sebagai limbah B3. Jenis kemasan limbah B3 yang
digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini
k) Pengemasan ulang dapat dilakukan jika kemasan yang berisi limbah B3 sudah dalam kondisi yang
tidak layak (pengkaratan atau kerusakan permanen) atau jika mulai bocor, maka limbah B3 tersebut
dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan limbah B3.
Tata Cara Pemberian Simbol Limbah B3
Ketentuan jenis symbol limbah mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 14 Tahun 2013
yaitu, cairan mudah menyala, padatan mudah menyala, korosif, infeksius, dan beracun
Simbol yang diletakkan wadah/kemasan limbah B3 harus sesuai dengan karakteristik limbah yang
27
diwadah/ dikemasnya
Simbol dilekatkan pada sisi-sisi wadah/kemasan yang mudah dilihat dan tidak terhalang oleh
wadah/kemasan lain.
Simbol limbah B3 tidak boleh terlepas atau dilepas atau diganti dengan simbol limbah B3 lain sebelum
wadah dan/atau kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa limbah B3.
Gudang tempat penyimpanan limbah B3 dilekati dengan symbol sesuai dengan karakteristik limbah B3
yang disimpan
Simbol limbah B3 dilekati pada setiap pintu tempat penyimpanan limbah B3 dan bagian luar dinding
yang tidak terhalang
PT Artama Sentosa Indonesia memiliki Prosedur Pengemasan Limbah B3 dengan No. 1.1/PP/PT.ARSI
seperti pada gambar F.4 dibawah ini.
28
Berikut tabel pengemasan masing-masing kode limbah B3 yang akan dikumpulkan oleh PT Artama
Sentosa Indonesia
Tabel F.1. Jenis Kemasan untuk Masing-Masing Kode
Lama
Kode
Karakteristik Kemasan Penyimpanan
No. Limbah Nama Limbah B3
Limbah B3 Limbah B3 Limbah B3
B3
(hari)
Beracun
1 B323-1 Sisa proses blasting Jumbo Bag 90
(Padat)
Sludge dari proses
produksi dan fasilitas
penyimpanan minyak bumi
atau gas alam meliputi : 1.
Sludge kilang minyak
primer dari hasil
pemisahan gravitasi
Beracun Drum / Jumbo
2 A307-1 minyak, air dan padatan 90
(Padat) bag
selama penyimpanan
dan/atau pengolahan 2.
Sludge kilang minyak
sekunder (emulsi) hasil
pemisahan fisik dan/aau
kimia minyak, air dan
padatan
Beracun
3 B324-1 Dross, slag Drum 90
(Padat)
Beracun
5 B104d Kemasan bekas B3 Jumbo Bag 90
(Padat)
Beracun
6 B343-2 Sludge IPAL Drum 90
(Padat)
Beracun
7 B305-5 Sludge IPAL Drum 90
(Padat)
Limbah resin atau penukar Beracun
8 B106d Drum 90
ion (Padat)
Beracun
9 B355-2 Baterai bekas Drum 90
(Padat)
Produk farmasi Beracun
10 A337-2 Drum 90
kadaluwarsa (Padat)
Filter bekas dari fasilitas
Beracun
11 B109d pengendalian pencemaran Drum 90
(Padat)
udara
Karbon aktif bekas selain
Limbah karbon aktif Beracun
12 B307-2 Drum 90
dengan kode Limbah (Padat)
A110d
Limbah dan/atau buangan
produk yang
terkontaminasi dan/atau
mengandung merkuri (Hg) Beracun
13 A105d Drum 90
dan/atau senyawanya jika (Padat)
konsentrasi lebih besar dari
10 ppm (sepuluh parts per
million)
Limbah elektronik
termasuk cathode ray tube
Beracun
14 B107d (CRT), lampu TL, printed Drum 90
(Padat)
circuit board (PCB), karet
kawat (wire rubber)
29
Beracun
15 A307-2 Residu dasar tanki Drum 90
(Padat)
Beracun
16 B340-1 Filter dan absorban bekas Drum 90
(Padat)
Beracun
17 B341-1 Filter dan absorban bekas Drum 90
(Padat)
Beracun
18 B353-1 Toner bekas Drum 90
(Padat)
Beracun
19 B321-4 Kemasan bekas tinta Drum 90
(Padat)
Kemasan bekas produk Beracun Drum/Jumbo
20 B337-1 90
farmasi (Padat) Bag
Absorben dan/atau filter Beracun
21 B330-4 Drum 90
bekas (Padat)
Beracun
22 A303-3 Absorben dan filter bekas Drum 90
(Padat)
Beracun
23 B324-2 Filter bekas Drum 90
(Padat)
Bahan atau produk yang
tidak memenuhi spesifikasi Beracun
24 A336-1 Drum 90
teknis, kedaluwarsa, dan (Padat)
sisa
Residu proses destilasi dan Beracun
25 A340-1 Drum 90
evaporasi (Padat)
Sludge instalasi
pengolahan air Limbah
Beracun Drum / Jumbo
26 B108d (IPAL) dari fasilitas IPAL 90
(Padat) bag
terpadu pada kawasan
industri
Beracun
27 A328-2 Lampu fluoresen (Hg) Drum 90
(Padat)
Residu dasar tangki
28 A330-1 Beracun (cair) Drum 90
minyak bumi
29 A343-1 Glycerine pitch Beracun (cair) Drum 90
30 A108d Limbah terkontaminasi B3 Beracun (cair) Drum 90
31 A337-3 Bahan kimia kedaluwarsa Beracun (cair) Drum 90
Limbah minyak resin
32 A304-3 Beracun (cair) Drum 90
(terpentin)
Larutan developer, fixer,
33 A339-1 Beracun (cair) Drum 90
dan bleach bekas
Minyak pelumas bekas
antara lain minyak
pelumas bekas hidrolik,
Cairan Mudah
34 B105d mesin, gear, lubrikasi, Drum 90
Menyala
insulasi, heat transmission,
grit chambers, separator
dan/atau campurannya
Pelarut bekas lainnya yang Cairan Mudah
35 A107d Drum 90
belum dikodifikasi Menyala
Limbah klinis memiliki
36 A337-1 Infeksius Wheel bin 90
karakateristik infeksius
37 A324-3 Larutan asam (pickling) Korosif Drum 90
38 A102d Aki/baterai bekas Korosif Drum 90
Limbah dari laboratorium
39 A106d Korosif Drum 90
yang mengandung B3
Kain majun bekas (used Padatan Mudah
40 B110d Drum 90
rags) dan yang sejenis Menyala
30
G. Prosedur Pengumpulan Limbah B3
PENGHASIL LIMBAH
IDENTIFIKASI
LIMBAH
TIDAK
ANALISA DI
PENGOLAH
YA
PENGEMASAN
LIMBAH DI
PENGHASIL
PENGANGKUTAN
TIDAK PENGEMASAN
PENGUMPULAN ULANG DI
YA PENGUMPUL
PENGANGKUTAN
PENGOLAH AKHIR
1. Penghasil Limbah
Dari proses marketing, maka PT Artama Sentosa Indonesia akan mendatangi penghasil limbah B3
sebagai calon customer untuk mendata awal jenis limbah yang akan dikirim.
2. Identifikasi Limbah
Identifikasi limbah disini meliputi :
Mengambil sample limbah yang akan dikelola untuk selanjutnya dikirim ke pengolah limbah B3.
Membuat catatan mengenai kemasan limbah, jumlah limbah, proses pembentukannya limbah.
3. Analisa di pengolah Limbah.
Sample yang telah diambil kemudian dikirim ke pengolah limbah untuk menentukan apakah limbah
tersebut dapat diolah di pengolah limbah. Adapun disini PT Artama Sentosa Indonesia mempunyai
kerjasama dengan pengolah limbah yang telah mendapatkan izin dari pemerintah.
4. Setelah mendapatkan keputusan dari pengolah limbah B3, maka limbah tersebut akan dikemasi dalam
suatu kemasan yang sesuai dengan jenis limbahnya untuk mencegah terjadinya tumpahan dalam proses
pengangkutan.
Jenis kemasan antara lain :
Limbah cair akan dikemasi dalam drum atau IBC tank dengan diberi tutup
Limbah padat akan dikemasi dalam drum atau jumbo bag dan ditali rapat
31
Pengemasan juga termasuk pemberian symbol dan label sesuai peraturan yang berlaku. Jika hasil
analisa dari pengolah menunjukkan bahwa limbah tidak dapat diolah, maka PT. Artama Sentosa
Indonesia akan memberikan penjelasan kepada penghasil bahwa saat ini belum bisa untuk mengelola
limbah tersebut dan tidak dapat dilakukan pengangkutan limbah.
5. Setelah limbah telah dikemas dengan baik dan safety, maka dilakukan pengangkutan limbah B3.Untuk
jumlah limbah yang besar yang sekiranya mencukupi pengiriman satu truk, yaitu sekitar 6-8 ton/truk
atau 20 drum @200 liter maka limbah dapat dikirim langsung ke pengolah limbah tanpa harus masuk
ke gudang pengumpulan PT. Artama Setosa Indonesia. Untuk limbah yang lebih sedikit, kurang dari
jumlah diatas, maka akan dikumpulkan terlebih dahulu di gudang pengumpulan PT Artama Sentosa
Indonesia. Fungsi pengumpulan disini adalah mengumpulkan limbah-limbah tersebut sebelum
diangkut ke pengolah limbah B3. Disini PT. Artama Sentosa Indonesia hanya mengumpulkan limbah
tersebut tanpa ada memproses limbah tersebut seperti menetralisir, mencampur antar limbah, dll. Setiap
pengangkutan akan dilengkapi dengan dokumen limbah B3 atau manifest.
6. Selanjutnya adalah kegiatan pengumpulan limbah B3. Pada pengumpulan limbah B3 dilarang untuk
melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dan/atau Pengolahan Limbah B3 terhadap sebagian atau seluruh
limbah B3 yang dikumpulkan, menyerahkan limbah B3 yang dikumpulkan kepada Pengumpul Limbah
B3 yang lain dan melakukan pencampuran Limbah B3. Pada pengumpulan limbah B3 akan
dikelompokkan sesuai dengan jenis limbahnya dan dicatat dalam suatu neraca massa masuk dan keluar.
Pengumpul limbah B3 wajib untuk melakukan penyimpanan limbah B3 paling lama 90 (Sembilan
puluh) hari sejak limbah B3 diserahkan oleh setiap orang yang menghasilkan limbah B3. Pengumpul
limbah B3 wajib untuk menyusun dan menyampaikan laporan pengumpulan limbah B3 yang memuat
nama, sumber, karakteristik dan jumlah limbah B3, salinan bukti penyerahan limbah B3, identitas
pengangkut limbah B3 dan penyerahan limbah B3 kepada pemanfaat/ pengolah / penimbun limbah B3.
Proses unloading akan menggunakan handpallet, dan limbah akan ditempatkan diatas palet agar tidak
bersentuhan langsung dengan lantai dan memudahkan proses loading kembali ke truck. Setiap
karyawan dari PT Artama Sentosa Indonesia telah mendapatkan pelatihan mengenai limbah B3 dan
K3.
7. Pengemasan ulang dapat dilakukan jika kemasan yang berisi limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak
layak (pengkaratan atau kerusakan permanen) atau jika mulai bocor, maka limbah B3 tersebut
dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan limbah B3. Pengemasan
ulang secara teknis harus dilakukan didalam gudang dan berada di blok yang sesuai karakteristik limbah
B3 tersebut
8. Setelah limbah dapat terkumpul memenuhi muatan 1 truk, maka akan diangkut ke pengolah akhir
disertai dengan manifest elektronik limbah B3. Pengolah akhir yang dimaksud harus sudah bekerja
sama dengan PT. Artama Sentosa Indonesia dan telah memiliki izin untuk mengolah limbah B3.
9. Manifest elektronik tersebut akan dilaporkan kepada instansi yang berwenang.
32
H. Salinan Bukti Kepemilikan Atas Dana Penjamin Untuk Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
Asuransi lingkungan PT. Artama Sentosa Indonesia berlaku dari 1 Juli 2021 sampai dengan 01 Juli 2022,
dengan nomor polis IP2009102100029
33
I. Perhitungan biaya dan model keekonomian
a. Nilai Investasi
Modal Tetap
1. Pembelian dan pematangan tanah Rp. –
2. Bangunan/gedung Rp. 350.000.000,-
3. Mesin peralatan (forklift, handpallet) Rp. 250.000.000,-
4. Kendaraan Pengangkut Limbah B3 Rp. 250.000.000,-
5. Lain-lain Rp. –
Sub Total Rp. 850.000.000,-
Modal Kerja (untuk 1 turnover)
1. Operasional Kantor dan Gudang Rp. 15.000.000,-
2. Pembelian Alat APD dan alat tanggap darurat Rp. 15.000.000,-
3. Operasional Kendaraan Rp. 30.000.000,-
4. Pembelian Cold Storage Rp. 150.000.000,-
5. Renovasi Bangunan Rp. 50.000.000,-
6. Pembangunan Kantor Rp. 10.000.000,-
7. Fasilitas Laboratorium Rp. 10.000.000,-
8. Instalasi Penerangan Rp. 5.000.000,-
Sub Total Rp. 285.000.000,-
Jumlah Total Nilai Investasi Rp. 1.135.000.000,-
b. Luas Tanah : Sewa Seluas (m2) Rp. –
c. Tenaga Kerja :
Indonesia (laki-laki : 5 orang), (perempuan : 5 orang)
Asing (laki-laki : 0 orang), (perempuan : 0 orang)
34
Tabel J.1 Identifikasi Resiko
PENILAIAN
RESIKO
PRIORITAS
N = Normal ; AB = Abnormal
POTENSI
KEGIATAN/ SUB. POTENSI BAHAYA DAMPAK / SARANA
KEGIATAN (SEBAB) RESIKO PENANGGULANGAN
AKIBAT
RESIKO
PELUANG
(AKIBAT)
;E = Emergency
1 2 3
Meninggal
Dunia, Bahaya
Listrik : Tersengat
KANTOR- Api Adanya pengecekan
1 Listrik, Hubungan E 3 1 4 V dan maintenence
Administrasi Kebakaran
Arus Pendek
dari Hubungan
Singkat.
Pendingin Ruang
KANTOR- Gangguan Adanya pengecekan
2 (AC) ; Supply AB 2 1 3 V dan maintenence
Administrasi Pernafasan
Udara
Kebakaran, Terdapatnya APAR
Kecelakaan, di gudang,
Limbah Mudah
Gudang Kerusakan Pelatihan
3 Terbakar, E 4 3 7 V Kebakaran
Pengumpulan Kendaraan
Konsleting Listrik
bahkan Terdapat fire
Korban Jiwa blanket
Adanya APAR di
gudang
Gudang Kebakaran,
4 Limbah Korosif E 4 2 6 V Spill Kit berupa
Pengumpulan Kecelakaan pasir, sawdust, dan
kain majun
Adanya APAR di
gudang,
Pelatihan tanggap
darurat
Kebakaran, Pengawasan rutin
Kecelakaan Kewajiban
Limbah Beracun : memakai APD,
Gudang Kerja,
5 Tumpahan, E 4 2 6 V Spill kit berupa
Pengumpulan Gangguan
Ceceran Limbah sawdust, pasir dan
Kesehatan kain majun untuk
Operator alat tanggap
darurat
Adanya Safety
Shower untuk
operator
APD khusus saat
bongkar muat
Penyakit limbah infeksius
Limbah Infeksius menular Adanya kotak P3K
: Kemasan Rusak, kepada Safety Shower
Gudang Pelatihan
6 Bocor, Tumpahan E operator, 4 2 6 V
Pengumpulan operasional limbah
dan Ceceran gangguan B3
Limbah kesehatan Penggantian
operator kemasan sesuai
karakteristik
limbah
Kecelakaan, Adanya pelatihan
Perilaku Operator Kerusakan tanggap darurat dan
Gudang
7 Yang Tidak E Kendaraan 3 3 6 V Pengawasan rutin
Pengumpulan
Aman bahkan Kewajiban
Korban Jiwa memakai APD
Ergonomi : Kelelahan
KANTOR- Maintenenence
8 Peralatan Meja, AB Anggota 2 1 3 V terhadap peralatan
Administrasi
Kursi Kerja ; Badan yang
35
Desk Top dapat
Komputer menyebabkan
sakit
Emergency Case :
Kehilangan
KANTOR dan Gempa Bumi, Adanya pelatihan
Dokumen,
9 GUDANG- Huru Hara, E 4 1 5 V Emergency drill secara
Cidera bahkan rutin
Administrasi Ancaman Bom,
Korban Jiwa
dsb.
KRITERIA EVALUASI
KADANG - NYARIS TIDAK
KEMUNGKINAN TERJADI SERING J ARANG
KADANG MUNGKIN
Dengan Sistem Sangat mungkin Kemungkinan Kemungkinan Kemungkinan terjadi
Perlindungan terjadi terjadi terjadi kecelakaan / bahaya
yang Ada kecelakaan / kecelakaan / kecelakaan / SANGAT KECIL ( pada
AKIBAT YANG bahaya bahaya pada bahaya kecil keadaan luar biasa ).
DITIMBULKAN
Dengan Sistem
. (4 ) . (3 ) . (2 ) . (1 )
MAJOR (4) 8 7 6 5
Harus segera Harus segera Harus segera
Meninggal dunia atau cacat seumur
dilakukan dilakukan dilakukan Harus segera dilakukan
hidup terhadap karyawan atau
perbaikan / perbaikan / perbaikan / perbaikan / penanganan
masyarakat.
penanganan penanganan penanganan
SERIUS ( 3 ) 7 6 5 4
Perlu Perlu
Cidera atau sakit pada karyawan Harus segera mendapatkan mendapatkan
Pengurangan Resiko
atau masyarakat yang memerlukan dilakukan perhatian pihak perhatian pihak
tidak perlu diperlukan /
perawatan rumah sakit untuk jangka perbaikan / Manajemen Manajemen
hanya sebagai Catatan
waktu yang lama. penanganan dalam tindakan dalam tindakan
perbaikan perbaikan
MINOR (2) 6 5 4 3
Perlu perhatian & Perlu perhatian &
tambahan tambahan
Prosedur / ijin Prosedur / ijin
Perlu
kerja dan kerja dan
Cidera atau sakit pada karyawan mendapatkan
pemantauan pemantauan Pengurangan Resiko
atau masyarakat yang memerlukan perhatian pihak
untuk untuk tidak perlu diperlukan /
perawatan medis, tetapi tetap Manajemen
memastikan memastikan hanya sebagai Catatan
masuk kerja . dalam tindakan
tindakan tindakan
perbaikan
pengendalian pengendalian
telah berjalan telah berjalan
dengan baik dengan baik
INSIDENTAL (1) 5 4 3 2
Pengurangan Pengurangan Pengurangan
Resiko tidak Resiko tidak Resiko tidak Pengurangan Resiko
Cedera hanya memerlukan
perlu diperlukan / perlu diperlukan / perlu diperlukan / tidak perlu diperlukan /
pengobatan P3K
hanya sebagai hanya sebagai hanya sebagai hanya sebagai Catatan
Catatan Catatan Catatan
Terdapat beberapa identifikasi bahaya penyebab keadaan darurat seperti, ceceran limbah B3,
bocoran limbah B3, tumpahan limbah B3, dan bencana kebakaran. Karena itu telah terdapat sarana
penanggulangan keadaan darurat seperti adanya alat tanggap darurat ceceran, tumpahan dan bocoran limbah
B3 seperti sawdust, pasir, dan kain majut yang terdapat didalam gudang pengumpulan limbah B3, sedangkan
untuk penanggulangan bencana kebakaran adalah tersedianya Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berjumlah 6 unit didalam gudang dan 1 unit didalam kantor. Dalam pemakaian APAR, PT. Artama Sentosa
Indonesia telah memiliki SOP terkait pemakaian APAR yang bernomor ARSI/HSE/003. Jika terjadi
kebakaran pada gudang pengumpulan limbah B3 terdapat sistem komando berupa sirine darurat yang
dimana mengharuskan semua orang mengikuti jalur evakuasi menuju titik kumpul, seperti yang tercantum
pada SOP Tanggap Darurat bernomor ARSI/Env.P/HSE-003
36
Tabel J.2 Sarana Penanggulangan Keadaan Darurat
N
Jenis Fungsi Dokumentasi
o
1 Mengendalikan keadaan
. darurat saat terjadi
kebakaran,
37
5 Membersihkan limbah B3 jika
. terjadi ceceran/ tumpahan
limbah B3 yang bersifat cair
Pasir dengan karakteristik korosif
dan mudah menyala
Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja secara langsung digudang pengumpulan limbah B3
telah difasilitasi oleh Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety helmet, safety goggle, alat pelindung
pernafasan (masker), safety gloves, safety shoes, dan baju kerja yang dimana APD wajib dikenakan saat
memasuki gudang agar menjamin keselamatan para pekerja PT. Artama Sentosa Indonesia saat melakukan
kegiatan dilokasi kerja. PT. Artama Sentosa Indonesia telah memiliki SOP terkait Alat Pelindung Diri
(APD) dengan nomor ARSI/Env.P/HSE-004.
Tabel J.3 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PT. Artama Sentosa Indonesia memiliki Program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yang
berfungsi untuk melatih para staff agar dapat selalu waspada dan responsif ketika kejadian darurat terjadi.
Salah satunya adalah safety meeting, pada safety meeting yang diadakan setiap bulan akan dilakukan
pembahasan terkait keselamatan kerja agar para staff selalu ter refresh terkait tindakan keselamatan kerja.
Program selanjutnya adalah fire protection atau pelatihan kebakaran dengan penggunaan APAR dan fire
38
blanket, program ini diikuti oleh seluruh staff PT. Artama Sentosa Indonesia yang dilakukan setiap 1 tahun
sekali. Serta terdapat program pelatihan ceceran dan tumpahan limbah B3. Pada program ini berisi tindakan-
tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi ceceran atau tumpahan limbah B3. Program selanjutnya adalah
emergency drill, pelatihan ini adalah melatih staff agar menjadi lebih responsif ketika kejadian daruarat
terjadi. PT. Artama Sentosa Indonesia telah memiliki tenaga ahli yang telah melakukan pelatihan atau
sertifikasi antara lain, Sertifikat Petugas Peran Kebakaran Kelas D dan Sertifikat Kompetensi Operator
Pengelolaan Limbah B3, serta para pengemudi kendaraan telah memiliki sertifikat pengemudi limbah B3.
Gudang Pengumpulan Limbah B3 PT. Artama Sentosa Indonesia dilengkapi oleh safety shower yang
berfungsi untuk membersihkan dan membilas tubuh jika terkena limbah B3. Pemakaian safety shower
tercatum pada SOP bernomor ARSI/HSE/016. Untuk air limbah yang terdapat pada bak penampung safety
shower akan menjadi limbah B3 yang dimana limbah tersebut akan dipompa menuju IBC Tank dan dikirim
ke pengolah limbah B3
Dokumen program kedaruratan Pengelolaan Limbah B3 sebagai berikut :
SOP Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko : ARSI/HSE/010
SOP Alat Pemadam Api Ringan (APAR) : ARSI/HSE/003
SOP Alat Pelindung Diri : ARSI/Env.P/HSE-004
SOP Tanggap Darurat : ARSI/Env.P/HSE-003
Dokumen SOP No 02/PTG/PT.ARSI tanggal 17 Maret 2019
Alat tanggap darurat yang dipasang di lokasi pengumpulan limbah B3 antara lain : APAR, Kotak
P3K, Saw dust, Pasir, Majun, Safety Shower dan Sekop Anti Api.
39
Gambar J.1 SOP Tanggap Darurat, SOP Identifikasi Bahaya, SOP Safety Shower, SOP Alat Pelindung Diri, SOP
Alat Pemadam Api Ringan
40
K. Tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang pengelolaan Limbah B3
Untuk mendukung kegiatan pengumpulan limbah B3, diperlukan tenaga kerja yang kompeten di bidangnya.
Dibawah ini daftar tenaga kerja beserta sertifikat kompetensinya
Tabel K.1 Tenaga Kerja dengan Sertifikat Kompetensi
No Nama Sertifkat
1. Peserta sosialisasi pengelolaan limbah B3 , KLHK
41