Disusun Oleh :
Ditto Purnomo
232018026
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
segala berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik kerja yang berjudul “Pengamatan GNSS Jaring Titik Ikat dalam
Perencanaan Pembangunan Jalur Pipa Transmisi Waduk Tukad Unda dan Waduk
Sidan” ini. Maksud dan tujuan penulisan laporan praktik kerja ini adalah untuk
memenuhi persyaratan penilaian praktikum mata kuliah GDA-490 Praktik Kerja,
Proses penyusuna laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. M. Abdul Basyid, Ir., M.T., Ketua Program Studi Teknik Geodesi Itenas.
2. Nurul Yuhanafia, S.T., M.T., selaku koordinator Praktik Kerja, dan juga
Dosen Pembimbing penyusunan laporan Praktik Kerja.
3. Apris Setya Dwi Putra, S.T., selaku pembimbing dalam pelaksanaan Praktik
Kerja.
4. Kedua Orang Tua dan keluarga atas dukungan motivasi dan materinya selama
ini.
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Geodesi Itenas angkatan 2018.
6. Keluarga HIMAKON yang tetap selalu mendukung.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala doa dan bantuan
yang telah diberikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ditto Purnomo
NRP.23.2018.026
DAFTAR ISI
3.6 Pengamatan GNSS untuk 20 Titik Ikat berupa BM dan CP (Satu Jaring
Titik Ikat). ......................................................................................................... 18
LAMPIRAN ......................................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1 BAB I
PENDAHULUAN
pengamatan GNSS jaring titik ikat berupa Benchmark dan Control Point guna
mempersiapkan titik ikat untuk perencanaan pembangunan pipa transmisi.
Pengamatan tersebut menggunakan metode diferensial statik, metode ini dipilih
karena waktu pengamatan yang diperlukan lebih lama guna mendapatkan ketelitian
dan koreksi hasil pengamatan yang lebih baik (Faroby dkk, 2009).
1. Persiapan.
2. Pemasangan titik ikat berupa BM (Benchmark) dan CP (Control Point).
3. Pengamatan GNSS untuk 20 titik ikat (satu jaring titik ikat)
4. Pengolahan data lapangan hasil pengamatan.
5. Pembuatan deskripsi titik BM (Benchmark) dan CP (Control Point).
a. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Praktik Kerja ini berada pada Kabupaten Klungkung dan
Kabupaten Badung yang merupakan area pekerjaan topografi dari PT. Dongbu
Engineering.
b. Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja ini sesuai dengan ketentuan PT. Dongbu
Engineering. Waktu Pelaksanaan adalah pada tanggal 01 September s.d. 30
November 2021, lalu dilanjutkan dengan penyusunan laporan praktik kerja hingga
bulan April 2022. Rangkaian pekerjaan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel
1.1.
9 Pengajuan Sidang KP
Dalam pelaksanaan praktik kerja ini penulis berposisi sebagai tim survei GPS
Geodetic, yang dalam pelaksanaanya akan bertanggung jawab terhadap Apris Setya
Dwi Putra, S.T. Sebagai Chief Surveyor.
2 BAB II
DASAR TEORI
penyediaan air minum dan pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan air baku.
(Hoelman dkk., 2015)
Secara garis besar penentuan posisi dengan GNSS ini dibagi menjadi dua
yaitu metode absolut dan metode relatif.
1. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning, menentukan posisi
hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian posisi
dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya
diperuntukkan bagi keperluan navigasi.
2. Metode relative atau sering disebut differential positioning, menentukan posisi
dengan menggunakan lebih dari satu buah receiver. Satu GNSS dipasang pada
lokasi tertentu dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari
satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang
lainnya. Metode ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang
dari 1 meter) dan diaplikasikan unutuk keperluan survei GEODESI ataupun
pemetaan yang memerlukan ketelitian tinggi (Winardi, 2006).
Pada dasarnya GNSS terdiri dari tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa
(space segment) yang terdiri dari satelit-satelit GNSS, segmen sistem kontrol
(control system segment) yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol
satelit, dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GNSS,
termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GNSS (Abidin. 2007)
b. Diperlukan minimal dua buah receiver GNSS tipe geodetic (diutamakan dual
frequency).
c. Penentuan posisi sifatnya statik.
d. Data pengamatan yang digunakan untuk penentuan posisi adalah data fase.
e. Pengolahan data umumnya dilakukan secara post-processing.
f. Antara titik tidak perlu bisa saling ‘melihat’ yang perlu setiap titik dapat
‘melihat’ satelit.
g. Umumnya dibangun sesi per sesi dari pengamatan baseline selama selang
waktu tertentu.
h. Pelaksanaan sesi pengamatan suatu baseline sifatnya berdiri sendiri.
Survei penentuan posisi dengan metode GNSS statik dapat dilaksanakan
dalam metode jaring dan metode radial. Pemilihan metode mempengaruhi ketelitian
posisi titik yang didapat, waktu penyelesaian survei, serta biaya operasional survei.
3 BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.4 Persiapan
Kegiatan awal praktik kerja ini dilakukan melalui beberapa tahap persiapan,
yaitu persiapan peralatan dan persiapan teknis.
1. Perangkat Keras
Beberapa peralatan yang digunakan dalam Praktik Kerja :
a. Satu unit Laptop Asus Vivobook X509UA dengan prosessor Intel Core i3
dengan RAM 4GB, yang digunakan untuk melakukan pengolahan data.
b. 2 unit GNSS Geodetik Trimble R8s-LT dual frekuensi, ini digunakan untuk
melakukan pengamatan titik BM dan CP.
c. 1unit GNSS Geodetik Trimble R4-3 dual frekuensi, ini digunakan untuk
melakukan pengamatan titik BM dan CP.
2. Perangkat Lunak
Beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam praktik kerja, yaitu:
a. Google Earth Pro, software ini digunakan untuk membantu surveyor
lapangan menentukan titik BM dan CP sesuai dengan AOI.
b. TBC (Trimble Business Center), software pengolah data pengamatan
GNSS.
1. Data titik Jaring Kontrol Geodesi (JKG) pada wilayah pekerjaan dalam
format digital dan cetak, untuk dasar penentuan base dalam pengukuran
GNSS dan titik ikat baru (Deskripsi titik dan koordinat titik dalam
format X, Y,Z). Gambar 3.4 merupakan data JKG BIG yang digunakan
sebagai acuan pengamatan.
d. Lokasi pemasangan BM dipilih pada kondisi tanah yang stabil, aman, dan
dipasang bukan pada lahan milik negara. BM dipasang minimal 10 meter dari
pinggir jalan dan di area yang tidak akan terpengaruh oleh perubahan.
e. Setiap BM yang sudah terpasang dibuat deskripsi dengan tampilan foto. Uraian
BM juga dilengkapi dengan sketsa lokasi, informasi akses BM, keterangan
tanggal pemasangan, dan lokasi pemasangan (nama desa, nama kecamatan,
nama kecamatan).
3.6 Pengamatan GNSS untuk 20 Titik Ikat berupa BM dan CP (Satu Jaring
Titik Ikat).
Pelaksanaan pengukuran dilakukan oleh tim pengukuran/ surveyor yang
dipimpin oleh ketua tim dan diawasi oleh supervisi dari pihak pemberi kerja. Tahap
pelaksanaan pengukuran meliputi:
1. Pengamatan titik GNSS BM (Benchmark) dan CP (Control Point) di lapangan
sesuai dengan titik rencana, pengamatan menggunakan metode statik
diferensial dengan geometrik radial.
2. Pengamatan titik GNSS BM dan CP bersifat independen antar titik pengamatan.
3. Baseline pengamatan diperoleh dari hasil data pengamatan GNSS pada 3 titik,
yaitu base (pilar JKG atau titik bantu) dan 2 rover di titik rencana pengukuran
BM dan CP.
4. Pengamatan GNSS pada base dimulai dan diakhiri di hari yang sama.
5. Lama pengamatan tiap titik rencana dilakukan sesuai dengan KAK (Kerangka
Acuan Kerja) yaitu dengan waktu bersih adalah 60 menit atau lebih. Elevation
mask di set 10 o dan interval perekaman data per ≤ 15 detik.
6. Pengecekan dokumen hasil pengamatan GNSS oleh Supervisor.
1. Import data base dan roverData base dan rover hasil pengukuran GNSS di lapangan
yang sudah dikonversi menjadi format rinex di-import ke aplikasi TBC (Trimble
Bussines Center) untuk selanjutnya diolah. Data base dan rover yang diolah sesuai
dengan log pengukuran di lapangan. Gambar 3.8 merupakan gambar hasil import
data rinex di TBC dan hasil data import.
(a)
(b)
2. Session editor
Session editor ialah sebuah menu yang diperuntukkan untuk melakukan editing
data signal satellite dari baseline yang terbentuk dari 2 pengamatan GNSS secara
serentak. Ada beberapa jenis signal yang akan muncul pada tampilan session editor
dapat dilihat garis tebal bewarna biru dan hijau, biru menunjukan lamanya
pengamatan satellite yang terekam oleh receiver GNSS dititik pertama dan hijau
menunjukan lamanya pengamatan satellite yang terekam oleh receiver GNSS
dititik kedua.
3. Proses Baseline
Proses Baseline dilakukan untuk mendapatkan hasil solusi dari session editor yang
telah dilakukan, Solusi yang dihasilkan harus mendapatkan hasil fixed yang berarti
baseline memenuhi toleransi yang dipersyaratkan. maksimum nilai toleransi yang
diberikan maksimal 30 cm vertikal dan maksimal 15 cm pada horizontal (sesuai
keterangan hasil yang diminta di KAK), hasil dari proses baseline ini akan
memperoleh koordinat titik BM dan CP, dan apabila didapatkan hasil float maka
harus dilakukan session editor kembali pada baseline tersebut. Gambar 3.11
merupakan tampilan hasil proses baseline dan Gambar 3.12 menunjukan
geometrik hasil proses baseline.
c. Sesudah melakukan process baseline maka akan muncul window hasil yang sudah kita
lakukan, seperti pada gambar 3.11 dan gambar 3.12
Hasil file deksripsi titik kontrol yang dibuat selanjutnya disimpan dalam format
(.pdf). Beberapa hal yang terdapat dalam deskripsi titik BM dan CP adalah sebagai
berikut:
Hasil dari pelaksanaan praktik kerja ini berupa point list koordinat hasil
pengolahan GNSS dan deskirpsi titik BM dan CP. Proses pengolahan menghasilkan
titik koordinat Benchmark dan Control Point yang nantinya digunakan untuk
pembangunan jalur pipa transmisi di Sidan, dan di wilayah Unda. Data titik
benchmark dan control point harus disajikan dengan deskripsi yang memuat
informasi-informasi yang terdapat pada titik tersebut sesuai keadaan di lapangan,
format penyajian deskripsi titik BM dan CP disesuaikan dengan kebutuhan pemberi
kerja. Hasil detail dari pekerjaan dapat dilihat pada lampiran.
1 BM 01 5 CP 01
2 BM 02 6 CP 02
3 BM 03 7 CP 03
4 BM 07 8 CP 07
1 BM 01 7 CP 01
2 BM 02 8 CP 02
3 BM 03 9 CP 03
4 BM 04 10 CP 04
5 BM 05 11 CP 05
6 BM 06 12 CP 06
H. V.
Solution Processing
No Baseline From To Prec Prec Date
Type Duration
(M) (M)
Base -
Base BM01 Fixed 0,007 0,027 5/9/2021 1:05:00
BM01
Base -
1 Base CP01 Fixed 0,004 0,007 5/9/2021 1:05:00
CP1
CP01 -
BM01 CP01 Fixed 0,002 0,003 5/9/2021 1:05:00
BM01
Base -
Base BM02 Fixed 0,008 0,016 7/9/2021 2:06:30
BM02
Base -
2 Base CP02 Fixed 0,011 0,023 7/9/2021 2:06:30
CP02
BM02 -
BM02 CP02 Fixed 0,005 0,012 7/9/2021 2:06:30
CP02
Base -
Base CP03 Fixed 0,008 0,030 5/9/2021 1:26:30
CP03
Base -
3 Base BM03 Fixed 0,004 0,016 5/9/2021 1:26:30
BM03
BM03 -
BM03 CP03 Fixed 0,002 0,003 5/9/2021 1:26:30
CP03
BM07 -
BM07 CP07 Fixed 0,003 0,004 15/10/2021 1:17:00
CP07
Base -
4 Base BM07 Fixed 0,015 0,170 15/10/2021 1:17:00
BM07
Base -
Base CP07 Fixed 0,014 0,015 15/10/2021 1:17:00
CP07
Elevation
Nama Titik Easting (Meter) Northing (Meter)
(Meter)
BM1 304892.537 9076224.733 711.869
CP1 304862.668 9076297.950 713.999
BM2 305371.117 9076550.833 723.563
CP2 305374.733 9076655.568 728.146
BM3 306104.383 9077238.059 767.28
CP3 306072.891 9077274.440 775.206
BM4 306878.778 9077860.002 812.178
CP4 306842.441 9077820.113 809.105
BM5 306404.089 9079284.009 895.958
CP5 306344.901 9079426.050 898.218
BM6 306587.955 9079855.104 850.259
CP6 307001.041 9078941.492 841.411
Keterangan :
2. Koordinat UTM.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pekerjaan pengamatan GNSS jaring titik
ikat dalam perencanaan pembangunan jalur pipa transmisi Waduk Tukad Unda dan
Waduk Sidan dengan menggunakan alat GNSS Trimble R4-3 dan R8s-LT, adalah
sebagai berikut :
1. Data koordinat titik ikat yang dihasilkan berjumlah 10 titik koordinat BM dan
10 titik koordinat CP.
2. Koordinat titik BM dan CP disertakan dengan deskripsi titik yang berisi
informasi titik yang sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
3. Rentang nilai ketelitian yang dihasilkan pada saat tahapan pengolahan adalah
horizontal 0,003 m – 0,015 m dan vertikal 0,003 m – 0,030 m. Data hasil
pengamatan ini telah memenuhi toleransi persyaratan untuk dijadikan titik ikat
dalam bentuk BM dan CP.
5.2 Saran
Setelah melakukan seluruh rangkaian praktik kerja ada beberapa hal yang
masih dapat diperbaik dalam pelaksanaanya. Beberapa saran yang diberikan dalam
pelaksanaan praktik kerja ini antara lain sebagai berikut :
Budi, E., Muh, W., & Suhattanto, A. (2019). “Survey Satelit Pertanahan” Disusun.
Faroby, J. S., Taufik, M., & Handoko, Y. (2009). Optimasi Wakyu Pengamatan
Pada Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Orde 4 Menggunakan
Metode Rapid Static. Johan.
Hoelman, M. B., Tua, B., Parhusip, P., Eko, S., Bahagijo, S., & Santono, H. (2015).
PANDUAN SDGs.
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. (2016). Permen PUPR 27-2016
ttg Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
(Dokumentasi Pekerjaan)