Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PERSETUJUAN TEKNIS (PERTEK) TEMPAT


PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH
B3 DOKTER PRAKTEK MANDIRI
Dr. H. AA AHMAD NURDIN

Alamat :
Jl. Raya Salawu No. 63 Kp. Margasari RT 05 RW 01 Desa Margalaksana
Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat 46471

ahmad_nurdinn@yahoo.com
Data Pemohon

Nama dr. H. Aa Ahmad Nurdin


NIK 3206142202710003
Alamat KTP Kp. Tanjung RT 12 RW 03
Ds. Ciawang Kec. Leuwisari
Kab. Tasikmalaya Prov. Jawa Barat 46464
No. Kontak 08112125887
Jabatan Pemilik Usaha / Penanggungjawab Usaha
Nama Usaha Dokter Praktek Mandiri Aa Ahmad
Nurdin
Alamat Usaha Jl. Raya Salawu No. 63 Kp. Margasari
RT 05 RW 01 Ds. Margalaksana Kec.
Salawu
Kab. Tasikmalaya Prov. Jawa Barat 46471
SIP 446/1916/SDM-Diskes/2017
NIB 9120016033406
Tanggal Terbit NIB 30 Oktober 2019
NPWP 24.152.481.8.425.000
Nama KBLI Aktivitas Praktik Dokter Umum
Kode KBLI 86201
Status Penanaman Modal PMDN
Status Kepemilikan Lahan Milik Pribadi (SHM)
Luas Bangunan 75,60 m²
Nomor SPKPPLH 660.1.002-SPKPPLH/XI/DLH
Tanggal Terbit SPKPPLH 14 November 2019
Rata-rata jumlah pasien perhari 20 – 30 pasien
Jenis Limbah Limbah Rumah Tangga, Limbah Medis
Padat / Limbah B3
Volume Limbah B3 0,5 – 1 kg / bulan
Penyimpanan/Pengumpulan Tempat sampah / limbah TERPILAH dan
TERTUTUP
Pengelolaan Limbah B3 MoU dengan pihak ke 3 (PT. Rangga Sakti
Djaya Mulya)
Nomor MoU SPA195/PK-RSDM/B3/XI/2021
Tanggal MoU 22 November 2021

1
I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Limbah merupakan suatu benda yang mengandung zat berbahaya atau
tidak berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan, beserta lingkungan dan biasanya
hal tersebut umumnya disebabkan oleh perbuatan manusia. Hal tersebut sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan bahwa
limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Limbah B3 (Bahan Berbahaya
& Beracun) bedasarkan PP 22 tahun 2021, usaha dan / kegiatan yang
mengandung zat, energi, dan / atau resiko, baik secara langsung, dapat
mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atau lingkungan hidup,
kesehatan, dan hidup manusia. Bedasarkan bahaya yang ditimbulkan, sifat limbah
B3 dikelompokkan menjadi bahan beracun, bahan oksidator, bahan korosif, bahan
yang reaktif terhadap air, bahan mudah terbakar, bahan eksplosif, gas bertekan,
bahan reaktif terhadap asam, serta logam berat.
Akibat yang ditimbukan dari bahan beracun ini dapat berupa gangguan
pada syaraf, gangguan pada hati dan ginjal, sesak nafas, gangguan paru-paru, serta
leukimia. Bahaya yang disebabkan dari bahan oksidator dapat menimbulkan
kebakaran karena zat ini sendiri bisa menghasilkan oksigen, bahan korosif bisa
menimbulkan bahaya jika kontak dengan kulit, merusak alat pernafasan. Lain
halnya dengan bahan yang reaktif terhadap air akan mengeluarkan panas dan
mudah terbakar, selain itu bahan yang mudah terbakar tentu akan menimbulkan
kerusakan yang besar (kebakaran), gas bertekanan mempunyai bahaya yang
bersifat racun, aspiksian, korosif dan muda terbakar. Bahan yang reaktif terhadap
asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas beracun dan
korosif serta eksplosif.Bahan radioaktif memiliki bahaya terkait dengan sinar
radiasinya, radiasi ini apabila masuk kedalam tubuh dapat menimbulkan efek
somatik dan genetik.

2
Efek somatik yang dimaksud bersifat akut dan bisa juga sifat kronis, serta
yang terakhir adalah logam berat, pengaruh logam berat terhadap kesehatan
adalah menghambat pembentukkan hemoglobin, ganguan syaraf, batu ginjal,
anemia. Dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3 yang langsung saja dibuang ke
lingkungan dan tanpa melakukann proses pengelolaan sangatlah besar dan dapat
bersifat akumulatif. Sehingga dampak tersebut bersifat berantai mengikuti proses
pengangkutan (sirkulasi). bahan dan jarring-jaring rantai makanan. Mengingat
besarnya resiko yang ditimbulkan tersebut maka pemerintahan telah berusaha
untuk mengelola limbah B3 secara menyeluruh.
Kegiatan Dokter Praktek Mandiri adalah salah satu unit pelayanan
kesehatan yang kegiatannya menghasilkan limbah medis dan non medis, selain
dari limbah rumah tangga / limbah domestic, terdapat juga limbah medis padat
biasanya berasal poliklinik umum / rawat jalan, sedangkan limbah cair biasanya
berasal dari air rumah tangga. Bedasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No. 6 tahun 2021 dikatakan bahwa pengelolaan limbah B3
Fasyankes terdiri atas pengurangan dan pemilahan limbah B3, penyimpanan
limbah B3, pengangkutan limbah B3, pengolahan limbah B3, penguburan
limbah B3, dan penimbunan limbah B3.
Perkembangan pembangunan di negara ini tak lepas dari tingginya limbah
B3 yang dihasilkan oleh para pelaku itu sendiri, ada banyak hal yang mencemari
lingkungan yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Ketika sampah
berada di tanah, limbah juga berkontribusi mencemari udara, udara dan tanaman
yang tumbuh dinikmati manusia dan berdampak ke manusia itu sendiri. Limbah
juga dapat langsung bersentuhan dengan kulit manusia atau oleh binatang.
Pengelolaan limbah membutuhkan penanganan khusus sehingga
diperlukan peraturan yang tepat dalam setiap metode pengelolaannya, sehingga
tidak menyebabkan dampak buruk kepada manusia, makhluk hidup dan
lingkungan. Namun, meskipun sudah ada peraturan tentang limbah B3 masih
diperlukan pengawasan dari berbagai pihak dalam pelaksanaannya.

3
Dokter Praktek Mandiri (DPM) dr. Aa Ahmad Nurdin dalam hal ini
sebagai fasilitas kesehatan yang akan menghasilkan limbah B3 yang berasal dari
kegiatan pelayanan kesehatan rawat jalan, dengan rata-rata kunjungan
pasien perhari antara 20–30 pasien dan volume rata-rata limbah medis padat
/ B3 0,5
– 1 kg perbulan. DPM ini akan menyediakan tempat untuk
penyimpanan/penampungan limbah non medis (limbah domestic) berupa tempat
sampah tertutup dengan kantong plastic hitam dan tempat
penyimpanan/penampungan limbah B3 padat berupa tempat sampah
tertutup dengan kantong plastic khusus berwarna kuning.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi (jaringan), limbah benda tajam (jarum dan lancet),
limbah farmasi (blister obat, dan botol obat) Limbah ini tentunya akan
diperlakukan sebaik-baiknya supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
bertanggunjawab dan tidak mencemari lingkungan sekitar dengan mempelakukan
sebagai berikut:

Pemilahan Dan Penyimpanan / Penampungan


1. Pemilahan limbah medis harus dimulai dari sumber yang menghasilkan
limbah.
2. Disediakan dua tempat sampah dengan pedal (sampah medis dan non
medis).
3. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan kembali.
4. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah tersebut harus anti
tusuk, anti bocor, ringan, tahan karat, permukaan rata dan tidak mudah
untuk dibuka
5. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila sampah
mencapai kapasitas 2/3 dari tempat sampah
6. Sangat dihindari limbah ini didaur ulang
7. Semua limbah yang berasal dari tindakan operasi dikategorikan sampah
infeksius
4
8. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan menggunakan
tempat sampah yang tertutup
9. Penyimpanan limbah disesuaikan dengan iklim tropis yaitu :
a. Musim hujan : paling lama 48 jam ( 2 hari )
b. Musim panas : paling lama 24 jam
10. Sampah medis yang diangkut ke luar dari DPM harus mempergunakan
angkutan khusus.
11. Sampah medis padat dapat dihancurkan di incinerator dengan suhu diatas
1000 °C
Jenis wadah dan labelnya

B. TUJUAN
Mencegah dan menanggulangi pencemaran/kerusakan lingkungan hidup
dan gangguan kesehatan masyarakat & Menghindari Sanksi Pidana, Perdata dan
Administratif Akibat Limbah B3 yang dihasilkan dari sarana fasilitas layanan
kesehatan.

5
II

MUATAN KAJIAN PERSETUJUAN TEKNIS DI BIDANG


PENGELOLAAN LIMBAH B3 UNTUK KEGIATAN PENGUMPULAN
LIMBAH B3

Nama, Sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan dikumpulkan


Secara umum jenis pengolahan limbah kegiatan Dokter Praktek Mandiri adalah:

A. Limbah umum; sejenis limbah domestik, bahan pengemas, sisa


makanan, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pengolahan
limbah ini tidak diperlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan
dengan limbah domestik.
B. Limbah patologis; terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh,
plasenta, bangkai binatang, darah dan cairan tubuh. Pengolahan limbah ini
dilakukan dengan sterilisasi, insinerasi, lalu dilanjutkan dengan
landfilling. Insinerasi merupakan metode yang sangat dianjurkan,
kantong-kantong yang digunakan untuk membungkus limbah juga harus
diinsinerasi.
C. Limbah kimia; dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal
dari pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau
prosedur desinfeksi. Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya,
penanganannya adalah identik dengan limbah lainnya yang tidak termasuk
kategori berbahaya. Konsentrasi penanganan limbah kimia yang berbahaya
adalah identik dengan penjelasan sebelumnya.
D. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious); mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya
bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit. Katagori
yang termasuk limbah ini antara lain jaringan dan stok dari agen-agen
infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah/ruang tindakan atau
dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular , atau dari pasien
yang diisolasii.
6
Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau
langsung ditangani pada insinerator. Autoclave tidak dibutuhkan bila
limbah tersebut telah diwadahi dan ditangani secara baik sebelum
diinsinerasi.
E. Benda-benda tajam; berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca
pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang
tertusuk (luka) dan terjadi infeksi. Benda-benda ini mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan
sitotoksik. Limbah ini harus dikemas dalam kemasan yang dapat
melindungi petugas dari bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam
insinerator.
F. Limbah farmasi: berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan
bahan kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah
tertumpah, kadaluwarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena
sudah tidak digunakan lagi. Obat-obatan yang tidak digunakan dan masa
kadaluwarsanya masih lama dikembalikan pada apotik, sedangkan yang
tidak terpakai dan sudah mendekati atau sudah lewat masa kadaluwarsanya
ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau
dikembalikan ke pemasok.
G. Kontainer-kontainer di bawah tekanan; berupa tabung yang
mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau
bila mengalami kerusakan karena kecelakaan (tertusuk dan sebagainya).
Pengolahannya dengan cara landfilling atau didaur-ulang.

7
III
DOKUMEN YANG MENJELASKAN TENTANG TEMPAT DAN TATA
CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3.

A. Lokasi Tempat Penyimpanan Limbah B3 : Jl. Raya Salawu No. 63 Kp.


Margasari RT 05 RW 01 Desa Margalaksana Kec. Salawu. Kab.
Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat 46471.
B. Volume Limbah B3 per bulan : 0,5 – 1 Kg
C. Standar Prosedur Operasional

PENYIMPANAN LIMBAH B3
INFEKSIUS DOKTER PRAKTEK MANDIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

00 1/1
SPO TGL. TERBIT
Kegiata Penyimpanan Limbah B3 Infeksius adalah suatu kegiatan
PENGERTIAN Penyimpanan Sementara Di TPS Limbah B3 di Sebelum diserahkan
ke Pihak lain yang mempunyai Izin

TUJUAN Agar tidak mencemari Lingkungan dan Mengganggu Kesehatan.

KEBIJAKAN Keputusan Pimpinan/Pemilik


Sebelum masuk ke TPS Limbah B3, Limbah B3 Infeksius ditimbang
dan di catat.
Limbah B3 Infeksius di masuk dalam kantong kuning dan di simpan
PROSEDUR dalam tempat sampah kuning, selama 3 bulan atau sampai batas
waktu tertentu (sesuai jadwal pengangkutan).
Setelah diambil/ diangkut oleh pihak lain yang mempunyai izin.
Dibuat Berita Acara Serah Terima (BAST).
UNIT TERKAIT Rawat Jalan

8
IV
DOKUMEN YANG MENJELASKAN TENTANG PENGEMASAN DAN
TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

Kemasan dapat terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC) atau bahan
logam (teflon, baja karbon, SS304, SS316 atau SS440) dengan syarat bahan
kemasan yang dipergunakan tersebut tidak bereaksi dengan limbah B3 yang
disimpannya.
Persyaratan umum kemasan, kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari
pengkaratan serta kebocoran.
Bentuk kemasan disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang akan
dikemasnya, disimpannya, utamakan segi keamanan dan kemudahan dalam
penanganannya.
Prinsip pengemasan limbah B3
 Tidak sejenis tidak boleh disimpan secara bersama-sama dalam satu
kemasan;
 Jumlah pengisian limbah dalam kemasan harus mempertimbangkan
kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah, pembentukan gas
atau terjadinya kenaikan tekanan.
 Kondisi yang tidak layak (misalnya terjadi pengkaratan, atau terjadi
kerusakan permanen) atau jika mulai bocor ganti!! Prinsip pengemasan
limbah B3
 Isi limbah diberi penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang tata cara dan persyaratan
bagi penyimpanan limbah B3.

9
Adapun contoh tempat pengupulan sesuai perundang undangan yang berlaku:

10
11
V
PENUTUP
Dokumen ini dalam penyusunannya diambil dari berbagai sumber, semoga
Proposal ini dapat menjadi dokumen Persetujuan Teknis (PERTEK) Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) untuk limbah B3 DOKTER PRAKTEK
MANDIRI (DPM) dr. H. Aa Ahmad Nurdin di Jl. Raya Salawu No. 63 Kp.
Margasari RT 05 RW 01 Ds. Margalaksana Kec. Salawu Kab. Tasikmalaya Prov.
Jawa Barat, 46471.

Salawu, 24 September 2021


Penyusun/Pemohon

dr. H. Aa Ahmad Nurdin

12
LAMPIRAN

13
1. Tempat Sampah Medis di Ruang Periksa

2. Tempat Sampah di Ruang Tunggu

14
3. Tempat Sampah Medis di Ruang Tindakan

4. Tempat Penampungan Limbah Medis dan Non Medis

15

Anda mungkin juga menyukai