SMGP
Di susun oleh
Kelompok 2 FS B 21
Gas Hidrogen Sulfida (H2S) merupakan senyawa kimia berbahaya yang memiliki sifat
toksik dan dapat membahayakan kesehatan manusia serta lingkungan. Keberadaan H2S dalam
industri, terutama pada proyek-proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
menimbulkan kekhawatiran akan risiko paparan yang mungkin terjadi. Pada tanggal 6 Maret
2022, sebuah kejadian keracunan gas H2S terjadi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak
Sorik Marapi, Mandailing Natal, melibatkan sekitar 52 orang. Insiden ini menyoroti urgensi
pemahaman mendalam dan penanganan yang lebih baik terhadap risiko H2S dalam konteks
proyek industri, terutama pada tahap uji sumur (well test).
Penyebab kejadian ini mungkin terkait dengan proses uji sumur di area Wellpad AAE
Proyek PLTP PT SMGP, yang mengakibatkan pelepasan gas H2S yang pada akhirnya
berdampak pada kesehatan warga sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya perhatian serius
terhadap risiko paparan H2S dalam setiap fase proyek industri, guna melindungi masyarakat dan
lingkungan sekitar.
Kejadian keracunan H2S di proyek PLTP PT SMGP menimbulkan perhatian terhadap risiko
yang dapat timbul selama uji sumur (well test). Rumusan masalah melibatkan identifikasi
penyebab kejadian, dampak kesehatan pada berbagai kelompok usia, dan langkah-langkah
penanggulangan serta pencegahan yang dapat diterapkan.
1.1 Tujuan
Menganalisis penyebab dan dampak keracunan H2S pada kejadian di Desa Sibanggor Julu.
Pada Minggu, 6 Maret 2022, PT SMGP melakukan uji sumur (well test) di area Wellpad
AAE. Saat itu, dalam rangka pengujian tersebut, gas Hidrogen sulfida (H2S) dilepaskan ke
atmosfer. Proses tersebut tidak terkontrol, dan gas H2S menyebar ke Dusun Banjar Manggis
Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, yang berjarak sekitar 300 meter dari
lokasi uji sumur. Kejadian ini menjadi pemicu terjadinya keracunan massal di kalangan warga
sekitar.
Akibat penyebaran gas H2S, sebanyak 52 warga Desa Sibanggor Julu mengalami dampak
kesehatan yang serius. Kelompok korban mencakup laki-laki dan perempuan dewasa, lansia,
bayi, balita, dan anak-anak. Gejala yang muncul antara lain mual, sesak napas, pusing, dan
muntah-muntah. Beberapa dari mereka memerlukan perawatan medis intensif karena tingkat
keracunan yang cukup parah.
2.3 Tindakan Penanggulangan
Setelah mendapat laporan adanya korban, Kapolres Mandailing Natal, AKBP HM Reza Chairul
AS, menyatakan bahwa tindakan penanggulangan dilakukan secepatnya. Warga yang mengalami
gejala keracunan diberikan pertolongan pertama di desa. Selanjutnya, mereka dibawa ke rumah
sakit, terutama RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina. Proses evakuasi dan pertolongan
pertama dilakukan dengan menggunakan ambulans perusahaan dan mobil masyarakat untuk
memastikan korban segera mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Melalui tindakan penanggulangan ini, diharapkan korban dapat segera mendapatkan perawatan
yang optimal, dan upaya pengendalian dampak kesehatan akibat paparan gas H2S dapat
dilakukan secara efektif. Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem keamanan dan pemantauan
yang ketat dalam kegiatan industri yang melibatkan bahan-bahan berpotensi berbahaya seperti
Hidrogen sulfida.
BAB 3
HIDROGEN SULFIDA (H2S)
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan
berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai
bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran
pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan
gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour gas),
sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC menerima
penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika
menamakan campuran yang lebih kompleks.
Ion sulfid, S2−, dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak di dalam larutan aqueous
(oksida). Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10−13, tetapi
sekarang disadari bahwa angka ini merupakan error yang disebabkan oleh oksidasi sulfur dalam
larutan alkalin. Estimasi terakhir terbaik untuk pKa2 adalah 19±2[1]. Gas Hydrogen Sulfide
(H2S) sangat beracun dan mematikan, pekerjapekerja pada pemboran minyak dan gas bumi
mempunyai resiko besar atas keluarnya gas H2S Pengetahuan Umum tentang (H2S) Hidrogen
Sulfida (H2S) Adalah gas yang sangat beracun dan dapat melumpuhkan system pernapasan serta
dapat dapat mematikan dalam beberapa menit. dalam jumlah sedikitpun gas H2S sangat
berbahaya untuk kesehatan.
Hidrogen Sulfida terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri.Maka
dari itu H2S terdapat dalam minyak dan gas bumi, selokan, air yang tergenang. Misalnya rawa-
rawa dan juga terbentuk pada proses-proses industri maupun proses biologi lain
Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu
gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak / gas dan panas bumi, lokasi
pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah.
2.3 Sifat dan karakteristik gas H2S
Hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimiawi terkait dengan air
(H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama di tabel periodik.
Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan aqueous (mengandung
air) menjadi kation hidrogen H+ dan anion hidrosulfid HS−:
H2S → HS− + H+
Ka = 1.3×10−7 mol/L ; pKa = 6.89.
2.5 Dampak Pencemaran Hidrogen Sulfida Terhadap Lingkungan
Kecepatan korosi meningkat pada musim gugur dan salju dank arena polutan partikel dan
sulfur lebih terkonsentrasi dalam pembakaran bahan bakar untuk pemanasan. Asam sulfat
dalam konsentrasi yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan bangunan,
terutama bahan-bahan yang mengandung karbonat seperti marmer, batu kapur genteng
dan batu. Selain itu, beberapa tekstil yang terbuat dari serat tumbuhan menjadi lapuk
karena kontak dengan asam sulfat. Begitu juga halnya dengan kulit, dankertas yang
menjadi rusak/rapuh bila terkenah asam sulfat.
Inhalasi merupakan rute utama hydrogen sulfide masuk ke dalam tubuh manusia
dikarenakan hydrogen sulfide bersifat gas. Data laporan paparan hydrogen sulfide pada
masyarakat berasal dari laporan kasus keracunan akut, eksposur pekerjaan, dan studi pada
masyarakat yang terbatas. Akibat menghirup udara dengan konsentrasi hydrogen sulfide tinggi
dapat berdampak pada kesehatan pada beberapa sistem tubuh. Efek kesehatan yang diamati pada
manusia yang terpapar hidrogen sulfida menyebabkan kematian, gangguan pernapasan, mata,
saraf, kardiovaskular, metabolisme, dan efek reproduksi. Efek pada Pernapasan, saraf, dan mata
paling sensitif bial seseorang tereksposur hydrogen sulfide. Namun, belum ditemukan efek
karsinogenik pada manusia yang diakibatkan oleh hydrogen sulfide. Berikut ini tabel efek
kesehatan yang diakibatkan oleh paparan hydrogen sulfida.
Banyak laporan kasus kematian manusia akibat paparan tunggal gas hydrogen sulfide dengan
konsentrasi tinggi (≥ 700 mg/m³) (Beauchamp et al., 1984). Sebagian besar kasus fatal yang
terkait dengan paparan hidrogen sulfida terjadi di ruang yang relatif terbatas, korban sangat cepat
kehilangan kesadaran setelah menghirup hidrogen sulfide. Banyak pula studi kasus yang
diasumsikan sebagai keracunan akibat paparan hydrogen sulfida. Kematian akibat paparan
tunggal hydrogen sulfide pada konsentrasi tinggi merupakan hasil dari kegagalan pernapasan
atau inefisiensi pernapasan, edema paru, dan sianosis. Adapun efek hydrogen sulfide pada
manusia sebagai berikut :
2. Pemulihan mutu udara. Kegiatan ini bisa dilakuan secara perorangan atau oleh
penanggung jawab atau pengelola usaha atau kegiatan baik swasta maupun pemerintah
yang menghasilkan udara, baik kesadaran sendiri setelah diketahui terjadinya polusi
udara maupun akibat dari hasil pemantauan, pengendalian atau pengawasan mutu udara
ambient serta teguran dari instansi terkait atau berdasarkan laporan masyarakat. Upaya ini
sangat memerlukan kesadaran, kemauan dan komitmen dari semua pihak untuk menjaga
dan memelihara kualitas udara demi keberlanjutan kehidupan mendatang.
3. Penanggulangan pada sumber gas hydrogen sulfide yang berasal dari sumber atau
aktivitas yang tidak bergerak seperti industry dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah meliputi pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi yang ditetapkan,
pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambient di sekitar lokasi
kegiatan serta pemeriksaan penataan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara.
4. Pengendalian dan pengawasan pada sumber gas hydrogen sulfide yang berasal dari
sumber atau aktivitas yang meliputi pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi gas
buang untuk kendaraan bermotor tipe baru dan tipe lama, pemantauan mutu udara ambiet
di sekitar jalan, pengadaan bahan bakar minyak khususnya solar berkadar belerang
rendah sesuai standar yang ditetapkan.
Pada skala rumah tangga, fungsikan ventilasi rumah dengan baik serta mengurangi
pemakain bahan bakar minyak
Penggunaan masker
Pada saat terjadi paparan Hidrogen Sulfida (H2S), respons cepat dan tepat sangat penting
untuk meminimalkan dampak kesehatan dan keselamatan. Berikut adalah langkah-langkah
penanganan paparan H2S:
Memberikan Bantuan Pernapasan: Korban yang terpapar H2S mungkin mengalami kesulitan
bernapas. Memberikan bantuan pernapasan melalui metode CPR (Cardiopulmonary
Resuscitation) atau penggunaan alat bantu pernapasan menjadi langkah pertama yang vital.
Membawa Korban ke Daerah Aman: Secepat mungkin, korban harus dipindahkan dari area
yang terkontaminasi H2S ke tempat yang lebih aman. Hal ini dapat mengurangi risiko
paparan lebih lanjut.
Menghubungi Tim Medis: Panggil tim medis atau layanan darurat untuk mendapatkan
bantuan lebih lanjut. Informasikan kepada mereka tentang keadaan korban dan kondisi di
lokasi.
Masker Gas dan Pakaian Pelindung: Pekerja yang berpotensi terpapar H2S harus segera
menggunakan masker gas yang sesuai dan pakaian pelindung lengkap. Ini bertujuan untuk
mengurangi risiko inhalasi atau kontak langsung dengan kulit.
3.2 Pencegahan Paparan H2S
Pencegahan paparan Hidrogen Sulfida (H2S) menjadi krusial untuk menjaga keamanan
pekerja dan masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan:
Deteksi Konsentrasi H2S: Instalasi sistem pemantauan gas yang efektif untuk mendeteksi
konsentrasi H2S di lingkungan kerja. Sensor gas yang canggih dapat memberikan peringatan
dini terhadap peningkatan kadar H2S.
Pelatihan Risiko dan Penanganan Darurat: Berikan pelatihan reguler kepada pekerja
mengenai risiko paparan H2S dan tindakan darurat yang harus diambil. Ini mencakup
pengenalan peralatan pelindung diri dan prosedur evakuasi.
Pencegahan dan penanganan paparan Hidrogen Sulfida (H2S) membutuhkan kerjasama dan
komitmen dari semua pihak terlibat, baik perusahaan, pekerja, maupun masyarakat sekitar.
Dengan langkah-langkah yang tepat, risiko paparan H2S dapat diminimalkan, menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Rangkuman
Kejadian ini menunjukkan risiko serius yang dapat ditimbulkan oleh paparan H2S selama
kegiatan industri seperti uji sumur. Pentingnya penanganan cepat dan pencegahan yang efektif
menjadi sorotan utama. Keterlibatan masyarakat, pemantauan ketat, dan pemahaman yang
mendalam tentang bahaya H2S menjadi kunci dalam mengurangi risiko serupa di masa depan.
5.2 Implikasi
Penyadaran Keselamatan Kerja: Pentingnya melibatkan seluruh pihak, mulai dari pekerja
hingga manajemen, dalam meningkatkan pemahaman tentang bahaya H2S dan risiko kecelakaan
kerja terkait.
Pelatihan dan Pendidikan: Perlunya pelatihan reguler bagi pekerja terkait pengenalan,
penanganan, dan pencegahan paparan H2S. Pendidikan ini dapat mencakup tindakan tanggap
darurat dan penggunaan peralatan pelindung diri (APD).