Anda di halaman 1dari 2

“Mengejar Cita-Citaku”

Dipagi hari yang cerah Dima membuka pintu jendela rumahnya , ia melihat beberapa
burung yang sedang berkicau , ia pun termenung dengan dan berpikir bagaimana nasibnya
dimasa depan nanti “apakah aku nantinya bisa menjadi orang yang sukses” tanyanya dalam
hati , dan aku ingin membahagiakan kedua orang ku dengan kerja kerasku sendiri.Tiba-tiba
ibunya memanggil dina...? iya Bu...! kenapa kamu termenung Nak , ada apa...,tidak ada apa-
apa Bu,kalau begitu kamu bisa bantu Ibu.Setelah membantu Ibunya Dima termenung kembali
untuk kedua kalinya “Pokoknya aku harus menjadi orang yang sukses”katanya dalam hati.

Matahari mulai terbit, jam sudah menunjukkan pukul 07:00 wib.Dima mulai
menyandangkan tas dan memakai sepatu dengan terburu-buru untuk pergi kesekolah dan ia
pamit kepada kedua orang tuanya sambil mencium tangan Ibu dan Bapaknya.Dalam
perjalanan ia bertemu dengan temannya,lalu ia bertanya kepada temannya “Do apakah kamu
memiliki cita-cita ?”Ya saya memiliki cita-cita yaitu ingin menjadi pengusaha yang
hebat,”kalau cita-citamu ingin menjadi apa”,kalau aku ingin menjadi.....!!!’Dima pun terdiam
dan tersenyum’ , Kok...! kamu diam saja Dim...!!Ooo gak apa-apa Do”jadi, cita-citamu ingin
menjadi apa “kalau aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku,begitu ya...?.Dima terus
berjalan dengan kebinggungan.Sampai disekolah Dima merasa ada yang kurang karena tiada
sahabatnya yang datang.

Bel masuk pun telah dibunyikan,semua siswa berbaris dilapangan untuk mendengarkan
informasi yang disampaikan oleh guru pada setiap paginya.Setelah berbaris , Dima masuk
kekelasnya.Didalam kelas tiba-tiba temanya memanggil “Dim...Dim...!!!siap pr
matematika..?Ooo...Pr matematika,kalau aku sudah siap “Kalau kamu “kalo aku....sih belum
siap.”Din bolehkah aku pinjam buku matematikamu”Tanya Do.Boleh sih, tapi....? ada
syaratnya “apaan tu!!”.Syaratnya mudah kok kamu harus menjawab pertanyaanku ,yang
pertanyaan nya “apakah kamu memiliki cita-cita”,ya aku memiliki cita-cita ingin menjadi
Dokter (kata No).”Kenapa kamu ingin menjadi dokter!!”Tanya Dima,yak arena aku ingin
menolong orang-orang yang sakit dikampungku “Emang nya dikampungmu diserang wabah
penyakit apa...??” .Wabah penyakit flu burung,saat ini banyak orang-orang yang sakit belum
terobati “kalo begitu harus cepat-cepa dicegah wabah penyakitnya”.Iya sih tapi...? belum ada
solusinya ,saya pun ikut perihatin atas musibah yang menimpa kampungmu.Terlalau
asyiknya berbicara ,guru pun masuk kedalam kelas ,masing-masing siswa kembali
kebangkunya.

Belajar mengajar pun dimulai ,asyik-asyiknya belajar,bel pun berbunyi kini saatnya jam
istirahat.Pada saat istirahat Dima membawa teman-temannya untuk pergi ke kantin dengan
bersama-sama.Sampainya dikantin Dima merasa kehilangan uang ,lalau ia berkata kepada
temannya “Ree uangku hilang” lalu bagaimana kata Ree. “Begini saja sebaiknya kamu Dim
pakai saja uang ku untuk jajan” kata Rasi “terimakasih Si kamu telah menolongku , nanti
kalau aku ada uang akan ku ganti uang mu”kata dima.Nggak usah Dim aku ikhlas kok
menolongmu. “Terimakasih ya...! Si”kata Dima.Bel masuk telah berbunyi,Dima dan teman-
temannya masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

Waktu pun telah berlalu,saat nya waktu pulang sekolah. Dima tidak lupa akan tugas
piketnya,pada saat membersihkan kelas ia melihat seekor burung kecil yang berusaha untuk
bisa terbang walau pun ia masih kecil , seperti itulah hidupku yang ingin meraih cita-citaku
agar aku menjadi orang yang suksestanyanya dalam hati.

Waktu pulang sekolah ia teringat sesuatu dipikiranya yaitu, setelah pulang nanti ia harus
menolong Ibunya dalam pekerjaan rumah ,karena membantu Ibu itu adalah tugas nya sehari-
hari. Tiba dirumah Ia meletakkan sepatu dan tasnya pada tempatnya. “Assalammualaikum”
‘Bu...??,sambil mencium tangan Ibunya, “waalaikumsalam” jawab Ibu. “Bu bolehkah aku
bertanya kepada Ibu” Tanya Dima, boleh mau tanya tentang apa. Begini Bu apakah Ibu
memiliki cita-cita..? ya ibu memiliki cita-cita ingin menjadi guru , tetapi sekarang Ibu sudah
tua ,udah nggak punya kekuatan dan Ibu sekarang hanya bisa berharap kepada anak-anak Ibu
agar bisa terwujud cita-citanya. Maka dari itu kamu harus rajin rajin belajar ,sholat dan
berdo’a kepada Allah swt dan janganlah kamu mundur dalam menuntut ilmu.Insyak Allah,Bu
akan Dima pegang kata-kata Ibu tadi.

Demi ingin terwujudnyaa cita-citanya dan kebahagiaan kedua orang tuanya . Kini saat nya
Ia menunjukkan kemampuannya dalam belajar.Dengan kata-kata yang dilontarkan Ibunya
tadi Dima menjadi semangat untuk melakukan apa yang dikatakan Ibunya. Cita-cita Dima
ingin menjadi seorang guru yang bijaksana dan ramah kepada muridnya ,demi cita-citanya ia
pun menggalami banyak perubahan dan menjadi aktif dalam belajar.

Dengan demikian ia selalu giat belajar,berdo’a,dan berusaha karena tanpa do’a dan
berusaha tidak akan terwujudnya suatu cita-cita seseorang. Maka dari itu raihlah cita-citamu
setinggi langit dengan berdo’a dan kerja keras.

Anda mungkin juga menyukai