Anda di halaman 1dari 2

MAHA GURU

Perkenalkan, namaku Adnan Husein. Aku tinggal di salah satu


daerah di kota Bandung. Sekarang aku sedang menempuh pendidikan
Ilmu Komputer di Universitas favorit di kota Malang.
Aku adalah anak tunggal yang kini hanya memiliki orang tua
tunggal, yaitu ibuku. Ayahku meninggalkanku ke surga sewaktu aku
masih duduk di bangku SMA. Aku sangat terpukul waktu itu, untung
aku memiliki ibu yang sangat hebat, dia selalu memberiku semangat
untuk tidak terus-menerus termenung.
“Nak, ibu tau kamu sangat kehilangan ayah. Tapi mungkin ayah
disana ingin melihat anaknya bangkit dan bisa meraih cita-citanya” kata
ibu menemaniku di sudut kamar.“Ibu pun sangat kehilangan ayah. Tapi
ibu tidak mau membebani ayah disana karena ibu terus terhanyut dalam
kesedihan” sambungnya.“Tapi a..a..aku tidak yakin bisa melangkah
tanpa semangat dari ayah lagi sekarang, bu” jawabku dalam pelukan
ibu.“Ibu yakin, bahkan ayah pun disana pasti yakin kamu bisa melewati
semua ini” jawab ibu sambal mengusap air mata ku yang mulai
mengering.
Beberapa waktu berlalu, aku pun diterima di universitas
favorit di Malang dengan mengambil jurusan Ilmu Komputer. Ini berkat
doa ibuku dan ayahku di alam sana.Setelah semua itu, akupun berkemas
untuk keberangkatanku ke kota Malang besok pagi. Namun, di sela
malam aku termenung memikirkan ibu. Awalnya aku ragu untuk
mengambil kesempatan kuliah ini, mengingat aku harus menggalkan
ibuku sendiri di rumah. Saat malam, tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu
kamar.
“Nak, sudah tidur? Ibu boleh masuk?” suara ibu dibalik pintu.“iya, bu,
masuk aja pintunya ga di kunci, kok” balasku
Lalu ibu masuk dan melihatku yang sedang memikirkan
sesuatu. Ibu menghampiriku sambil membawakan teh hangat
untukku.“Ibu buat kamu” ibu memberi sambil duduk di kasurku. Aku
meminum teh hangat dari ibu.“Kamu sedang memikirkan apa, nak”
tanya ibu padaku.“Aku tidak memikirkan apa-apa kok, bu” aku dengan
pandangan kebawah.“Ibu bisa melihatnya dari matamu, nak. Apa yang
kamu pikirkan?” tanya ibu.Q“Aku hanya sedang memikirkan jka aku
pergi kuliah di Malang, berarti aku harus meninggalkan ibu disini
sendiri” jawabku dengan mata yang berkaca-kaca. “aku sejujurnya tidak
ingin meniggalkan ibu sendiri disini” sambungku dengan air mata yang
mulai jatuh.“Ya allah, Nak. Ibu tidak apa-apa disini, lagian disini kan
ada mbak yang nemenin ibu. Jadi kamu tidak perlu khawatirkan ibu
disini, ya.” Balas ibu dengan memelukku.

Keesokan paginya akupun pamit pada ibu untuk berangkat


melanjutkan pendidikanku di kota orang. Dalam perjalanan aku
bergumam dalam hati sambil melihat keluar dari jendela
kereta.“Ternyata benar, hal-hal yang ibu ajarkan padaku melalu
nasihatnya mungkin tidak akan aku temukan di bangku sekolah
manapun. Terimakasih, Bu, aku berjanji akan membahagiakanmu selagi
napasku masih berhembus” gumamku dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai