Anda di halaman 1dari 8

Cerpen

Judul: 180°

Karya: Ulfa Aulia Febriana

Hari ini seperti biasa sebelum berangkat sekolah ibuku membuatkanku roti dan susu murni untuk
sarapan. “Manda, Juda. Jangan lupa sarapan dulu, ibu sudah membuatkan roti dan susu.”
“Baik bu” ucap aku dan juda sembari menuruni tangga. Setelah selesai sarapan kami pun langsung pamit
kepada ibu “Bu manda dan juda berangkat dulu ya” ucapku sembari mencium tangan ibu, “dadah ibu,
tunggu aku pulang yaa hehe” ucap juda lalu dib alas dengan senyuman ibu.
“Kak aku duluan ya” seru juda sembari menuruni angkot, “iya, jangan lupa setelah pulang sekolah
langsung pulang kerumah” ucap ku. Juda adalah adik perempuan ku yang masih duduk di kelas 1 Sekolah
Menengah Pertama, hanya saja mungkin aku terkesan over protective kepadanya. Aku tak mau jika dia
terbawa pergaulan. Setelah perceraian kedua orang tuaku aku tak mau jika aku dan adiku menjadi beban
ibuku.

Setelah sampai disekolah aku langsung berjalan menuju kelas, hari ini adalah hari Penilaian Akhir
Semester aku sengaja berangkat lebih awal agar bisa dengan santai mengulang beberapa materi yang pernah
di sampaikan dan mempelajarinya lagi, sungguh hari ini dan seterusnya aku tidak ingin membuat ibuku
kecewa. “Oiya aku harus mengembalikan buku ini kepada wanda” ucapku sambil berjalan menuju meja
wanda, disana aku melihat wanda yang sedang memegang kemasa mineral dengan muka yang cemas. Saat
aku sampai di mejanya wanda malah meninggalkan aku dan melewati ku begitu saja, seperti tak melihatku.
“Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi” ucapku sambil berniat mengejarnya.

“Bagaimana? Apakah kamu membawa apa yang aku suruh?” ucap ratu kepada wanda, “woy kalo
orang ngomong itu jawab! Kamu membawanya atau tidak?” sentak sherly kepada wanda. “I..ii..ini” jawab
wanda sambil memberikan botol mineral dengan tangan yang gemetar. “Bagus, apa kamu yakin ini aman?
Aku tidak mau jika nanti ketahuan oleh guru karena telah menyalin contekan didalam kemasa mineral”
seru ratu, “A..aku jamin itu aman, karena aku sudah menyalinnya sedemikian rapih hingga kemasannya
sangat mirip dengan kemasan aslinya” ucap wanda masih dengan tangan yang gemetar. Aku yang
mendengar dan melihatnya sontak tak percaya, mengapa wanda melakukannya? Aku yang sudah geram
segera menghampiri mereka lalu merebut kemasan mineral itu dari tangan Ratu. “Apa apaan ini?
Kembalikan botol itu!” seru Ratu, ”Tidak, aku tidak akan mengembalikannya. Aku tidak mau hanya karena
ulahmu kami sekelas harus di hukum dan mengulang Tes itu. Sungguh, bersikaplah sportif kau sudah kelas
3 SMA Ratu! Jangan berulah seperti anak kecil” ucap ku sambil menarik tangan wanda lalu meninggalkan
ratu dan sherly.

Setelah sampai di Kelas aku langsung memasukan botol itu kedalam tas, lalu bertanya kepada
wanda apa yang sebenarnya terjadi. “Maaf manda, aku terpaksa melakukannya, Ratu mengancamku jika
aku tidak membuat contekan untuknya maka dia akan memastikan aku akan gagal dalam tes, dia akan
selalu mengganggku aku.” ucap wanda menjelaskan “Wanda kamu adalah sahabatku, aku tahu kamu
sangat pintar mana mungkin kamu akan gagal dalam Tes? Bahkan saat kamu menuruti semua perintah
Ratupun kamu akan tetap di ganggu kau harus bersikap tegas agar tidak di ganggu” ucap diriku kepada
wanda “Sekali lagi maaf Manda, maaf karena telah mengecewakan mu” seru wanda “sudahlah, yang
terpenting lupakan Ratu, dan tetap pokus pada Tes mu. semangat Wanda!” ucapku kepada wanda , Tak
lama kemudian bel masuk berbunyi sebagai tanda bahwa Tes segera di mulai.

“Anak-anak waktu sudah habis, Harap segera untuk mengumpulkan kertas jawabannya” Seru bu
dina di depan kelas, “ Baik bu” . “Bagaimana ini, ah sial semuanya gara-gara Manda andai saja dia tidak
merebut botol itu dariku” ucap Ratu geram, sambil melangkah ke depan Ratu melihat bahwa botol itu ada
di dalam tas Manda. Ratu-pun mengambilnya lalu.. “ Bu sepertinya ada yang aneh dengan botol ini ” ucap
ratu sambil memberikannya kepada bu dina, manda yang melihatnyapun langsung menyadari dan kaget. “
Botol siapa ini?” tanya bu dina “Itu botol Manda bu” ucap Ratu sambil tersenyum puas kearah manda,
“Bukan bu itu bukan punya saya” jawab manda membela diri “Lalu ini botol siapa manda?” ucap bu dina
lagi, “Bagaimana ini aku tak mungkin bilang bahwa ini punya Ratu, jika itu terjadi maka Wanda akan di
salahkan” (Seru Manda dalam hati). “Manda mengapa kamu tak menjawab ibu? Kamu tak bisa mengelak,
sekarang juga ikut ibu ke kantor”.
“Sekali lagi maafkan anak saya bu” ucap ibu kepada bu dina. “Baik bu, tapi Manda kamu harus
terima konsekuensinya. karena kamu membuat ulah, seluruh siswa 12 IPA 1 harus mengulang kembali Tes
kecuali kamu, kamu akan mendapat nilai nol untuk mata pelajaran ini. “Tapi bu..” belum selesai bicara ibu
langsung menarik aku keluar kantor. “Ibu kecewa dengan mu Manda, kenapa kamu melakukan ini” ucap
ibu dengan mata yang hampir menangis “Ibu, dengar ibu, manda bisa jelaskan..” , “sudahlah ayo kita
pulang” ucap ibu lagi-lagi ibu memotong penjelasanku.

“Kaka pa yang terjadi? Mengapa wajah ibu seperti itu?” tanya Juda, “Tak ada apa-apa, aku hanya
baru saja mengalami hari yang panjang. Aku akan ke kamar” jawab ku.
“Mengapa jadi seperti ini?” ucap diriku lalu memeriksa ponsel “hah? Bahkan wanda tak menanyakan
keadaan ku” ucapku kecewa.

Keesokan harinya, “ Wanda, apakah bu tuti memberikan kisi-kisi? Biasanya ibu membagikannya” tanya ku
kepada wanda , tetapi wanda hanya menatap ku lalu menatap ratu “Cek saja di grup, ibu membagikannya di
grup Kelas” ucap ratu dengan sinis, akupun langsung mengeceknya “Apa-apaan ini? Mengapa aku
dikeluarkan dari grup?” ucap manda, ia baru sadar bahwa anak-anak mengeluarkannya dari grup . “Kau
memang pantas di keluarkan! Gara-gara kamu kita semua yang kena getahnya. Harus mengulang tes! Dasar
menyebalkan” ucap ririn. “Apa? Tapi itu, sudah aku bilang botol itu bukan punya ku” ucap manda lagi ,
Bel masuk pun berbunyi.

Manda tak bisa pokus mengerjakan Tes, ia terus terganggu oleh sikap anak kelas yang menjauhinya.
Bahkan tega mengeluarkannya dari grup kelas. Sungguh manda tidak kuat dengan apa yang terjadi. Untung
saja masih ada sahabatnya wanda, setidaknya manda merasa masih memiliki seseorang yang percaya
padanya.

Saat istirahat, “Wanda aku mencarimu, ternyata kamu sudah ada di sini. Hehe, mengapa terburu-
buru? Apa kamu sudah lapar?” ucapku kepada wanda, tapi wanda hanya diam saja dan mengacangkanku.
“Wanda ada apa?” tanyaku, “Maaf manda, aku harus segera ke kelas” seru manda sambil pergi
meninggalkan aku. “Ada apa?” (Pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam benaku). Setelah istirahat, saat tiba
di kelas aku melihat manda sedang mengajari ratu. Kita saling bertatapan hanya saja wanda malah
membuang muka padaku. “Ya rabb, apa yang terjadi? Bahkan sahabat ku sendiri mulai menjauhi ku” ucap
ku dalam hati lalu pergi untuk mengeluarkan apa yang ada di mataku, mataku terasa panas.

Saat pulang sekolah, aku mampir ke Betamart tempat dimana aku merasa tenang. “Bagaimana
dengan tes mu?” ucap seseorang dari sebrang sana, “Hah? .. mm itu, lancar. Tapi, maaf anda siapa?” tanya
ku pada seseorang di hadapan ku, orang itu cukup tua. Bahkan aku sempat berfikir mungkin jika ayahku
masih ada ia akan seusia orang ini. “Perkenalkan saya, pengurus baru toko ini, panggil saja pa surya”
jawabnya ,”oh pak surya” ucapku ramah “oiya ini ada beberapa roti untuk mu. “ tak apa pak, tak usah” ucap
ku menolak, “tidak apa-apa bawa saja kebetulan ini roti jatahku disini, aku memberikan kepada mu nak.
Karena aku sudah kenyang” ucapnya, “Mmm,baiklah kalau begitu pa, terima kasih pa. saya pulang dulu”
ucap ku sembari pamit kepadanya. Entah mengapa kini aku tiba-tiba sangat merindukan Ayah.
“Assalamualaikum. Ibu, Juda. Manda pulang” , “Waalaiksalam kak, wahh lihat bu kakak bawa roti
banyak sekali. Aku mau kak” ucap juda .”Apakah itu dari toko depan Manda?” Tanya ibu kepadaku.
“Ah..iya bu, apa ibu mau?” Tanya ku. “Tidak ibu tidak mau, ibu mohon untuk kedepannya kamu tak usah
pergi ke toko itu lagi. Dengar ucapan ibu” seru ibu serius. “Tapi kenapa bu?” tanyaku. “Sudah tak usah
banyak Tanya, ibu akan berbaring di kamar. Kepala ibu sakit”, “Kepala ibu sakit? Apa perlu ke dokter
bu? Atau aku akan belikan obat untuk ibu” ucap ku , “Tak perlu kak, tadi ibu sudah minum obat biarkan
ibu istirahat. Ngomong-ngomong aku minta rotinya dua ya kak” ucap juda sambil mengambil roti “oh, iya”
jawab ku.
“Kakak tahu tidak. Aku kasihan pada ibu tagihan listrik dan biaya air kita nunggak. Jika ibu belum
bisa membayar listrik akan dipadamkan untuk sementara. Sampai ibu bisa membayarnya. Dan juga PT
tempat ibu bekerja rumornya akan bangkrut, aku kasihan pada ibu. Atau aku kerja paruh waktu saja ya
kak?” ucap juda , “Apa? Kenapa ibu tidak memberitahu aku? Tidak Juda, tugas mu hanyalah belajar dan
sekolah. Tak ada yang namanya kerja paruh waktu” ucapku, “Ok,baik kak”

Entahlah, kehidupanku kini semakin dipenuhi banyak cobaan. Mulai dari kasus botol itu,
wanda,bunda, dan ekonomi keluarga ku. Apa yang harus aku lakukan. Aku ingin sekali membantu ibu, aku
yakin ini pasti sangat berat untuknya. Aku berjanji aku akan membantu ibu. Tapi bagaimana?

Sepulang sekolah aku berniat untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Namun aku tak
mendapatkannya, tak ada pekerjaan paruh waktu yang hanya menerima kerja Sabtu dan minggu saja. Mau
bagaimana lagi Senin-Jumat aku harus Sekolah, tambah lagi sebentar lagi aku akan menghadapi USBN dan
UTBK, bagaimana ini. Namun tiba-tiba aku teringat dengan pak Surya bukankah di Toko Betamart pak
surya hanya bekerja sendirian? Bagaimana jika aku melamar sebagai pekerja paruh waktu disana, jaraknya
dengan rumah ku pun tak jauh, jadi bila bekerja disana aku tak akan merasa terbebani, namun aku juga
teringat dengan ucapan ibu “ibu mohon untuk kedepannya kamu tak usah pergi ke toko itu lagi. Dengar
ucapan ibu” . “Ah sudahlah, niatku kan baik. Lagi pula ibu tidak memberikanku alasan.”
Setelah sampai di Betamart aku langsung menghampiri Pak Surya dan memberitahu maksud dan
tujuanku. “Nak, tugas mu adalah belajar. Bukan bekerja lagipula bukankah kamu kelas 3 SMA? Sebentar
lagi kamu harus menghadapi ujian nasional kan?” ucap pak surya.
“Bagaimana bapa tahu? Aku kelas 3 SMA” tanya ku , “Bapa melihat di almamater seragam mu” jawab pa
surya. “oh, jadi begini pa. sebenarnya saya ingin membantu ibu, saya sedang butuh pekerjaan pak untuk
membantu ibu saya. Jadi saya mohon terima ya pak. Saya janji akan membagi waktu anatara pekerjaan dan
belajar. Lagi pula saya hanya akan bekerja Sabtu dan Minggu di sini” ucap ku, berharap pa surya mau
menerima ku sebagai staff di sini. “Baiklah kalau begitu, tapi bapa ingin kamu bisa membagi waktu itu
belajar mu. Dan jangan terlalu memaksakan diri untuk pekerjaan ini” ucap pak surya. “Siap pak. Baik”
ucapku sembari tersenyum.

Setelah beberapa minggu berlalu, akhirnya aku bisa mengumpulkan uang untuk membantu ibu,
aku membayar listrik dan air tanpa sepengetahuan ibu. Aku harap ibu tidak akan memarahiku karena aku
melakukan pekerjaan paruh waktu. Lagi pula menjadi staff Betamart tak terlalu berat. Aku hanya
membereskan dan menata beberapa produk makanan dan minuman kedalam rak, bahkan pa surya
menggaji ku dengan gaji yang lebih dari cukup aku pun sering di beri makanan. Juga, aku bisa bekerja
sambil belajar karena pak surya tak pernah marah jika aku belajar di sana. Malah pak surya selalu
mengingatkan aku untuk tetap belajar, agar siap menghadapi ujian. Sungguh, andai saja ayah masih berada
di sampingku. Aku sangat rindu ayahku.

“Manda, ibu lihat hasil TO mu sangat bagus. Ibu berharap kamu bisa lulus UTBK nanti. Dan bisa
masuk ke Universitas terbaik” ucap bu dina kepadaku, “Hamdallah bu, amiin. Terus doakan manda ya bu,
manda juga sangat berterimakasih kepada ibu. Karena sudah membimbing manda hingga manda bisa
melakukannya dengan baik” ucap diriku, “Ibu akan selalu mendoakan kamu manda, tetap semangat.” .
Seperti biasa sepulang sekolah aku selalu mampir ke Betamart meski bukan waktu kerjaku rasanya aku
sudah cukup dekat dengan pak surya, bahkan aku sudah menganggapnya sebagai ayahku sendiri.
“Sudah cukup! Tidak puas kamu membuat keluarga ku menderita?! Dulu kau pergi tanpa memikirkan
kelurga mu! Dan kini? Kau kembali? Untuk apa? Untuk melihat keluarga mu yang sengsara? Dan ingin
membuat keluarga mu menderita?” ucap ibu kepada pak surya. “Apa maksud dan perkataan ibu? Mengapa
ibu memarahi pak surya?” ucap ku dalam hati. “Ini aku kembalikan uang mu. Tak usah repot repot
membiayai keluargaku. Aku tahu, yang membayar tagihan listrik dan air itu dirimu kan? Hah, aku tak butuh
uang mu. Simpan saja, dan jangan pernah ganggu aku dan anak-anaku. Meski kau bapak dari anak-anak ku.
Kamu tak berhak untuk muncul lagi di hadapan mereka!” ucap ibu langsung berbalik meninggalkan pak
surya, saat itu juga aku tak percaya dengan semua yang ku lihat dan ku dengar, dengan semua perkataan ibu.
buku yang ku pegang terjatuh, Badan ku pun terasa lunglai. Ayah? Pak surya adalah ayah kandung ku?
Ayah kandung yang sudah meninggalkan aku dan ibu karena terlilit hutang,dulu. Meski aku sering
merindukan ayah. Tapi, aku tak pernah berfikir bahwa pak surya adalah ayahku, pasti ibu sangat sakit hati.
Melihat ayah yang tiba-tiba muncul lagi di kehidupannya, setelah sekian lama. Saat ibu berbalik ibu dan Pak
surya terkejut melihat aku yang sudah menangis di depan pintu toko. “Manda? Manda ibu bisa jelaskan”
ucap ibu kepada ku.
“Manda, ibu bisa jelaskan” ucap ibu sambil menangis, aku tak tega melihatnya. “Sudah bu, jangan
menangis lagi. Ibu bisa menjelaskan nanti setelah ibu sudah tenang. Jangan terlalu memikirkan manda bu”
ucap diriku. “Kakak, apa yang terjadi mengapa ibu menangis?” tidak apa-apa juda, tolong bawa ibu ke
kamarnya ya” ucap ku. “ baik kak”.
“ Pak surya” , “Manda? Kenapa kamu keluar malam nak?” . “Aku butuh penjelasan pak surya. Apa
benar bapak adalah ayahku? Jika benar mengapa bapak meninggalkan aku, juda, dan ibu begitusaja?”
ucapku, tak terasa airpun keluar dari mataku. “Manda benar, aku adalah ayahmu. Sebenarnya nama asli ku
adalah Satya, aku tak mau kamu tahu bahwa aku adalah ayah mu. Aku sendiri takut, takut jika anak ku tahu
bahwa aku adalah ayahnya. Ayah yang dahulu pergi meninggalkan keluarganya begitu saja. Tapi bapak
punya alasan nak. Dulu, bapak adalah seorang Manager di perusahaan, saat itu hidup keluarga kita indah,
bahagia. Hingga pada akhirnya hancur karena bapak. Bapak tertipu oleh rekan bapa. Yang bapak anggap
sebagai sahabat baik. Saat itu perusaan mengalami kerugian besar. Yang pada akhirnya bapaklah yang di
salahkan dan harus menggantirugi kerugian itu. Saat itu pihak bank selalu mengejar bapa, sedangkan bapa
belum mempunyai pekerjaan bank. Ibumu selalu menangis, bapa merasa telah menghancurkan hidup
kalian. Hingga pada akhirnya bapa memutuskan untuk meninggalkan kalian. Agar kalian tidak terkena
beban akibat hutang bapak, bapak mulai memiliki pekerjaan. Dan akhirnya hutang yang bapak punya pun
lunas. Bapak pindah kesini karena ingin melihat anak bapak kamu dan Juda, dan Ibumu. Setelah melihat
kalian bapak tak tega. Sungguh bapa sangat merasa bersalah. Bahkan benar, perkataan ibumu benar. Bapak
hanyalah membuat kalian semakin menderita. Saat pertama kali bapa pindah kesini bapak menemui
ibumu, bapa memberikan uang untuk menghidupi kebutuhan kalian. Namun ibumu menolak, bapak
mengerti karena bapak harusnya tau diri, mungkin ibumu sangat kecewa bahkan tak ingin melihat bapa lagi.
Bapa juga terpaksa menerima kamu bekerja disini, selain bisa melihat kamu anak bapak. Ini juga sebagai
jalan untuk membantu membiayai kalian. Karena jika bapa memberikan uang padamu dengan percuma.
Bapak takut, bapak takut kamu akan mencurigai bapak. Dan bapak tidak bisa melihat kamu lagi dan juda.”
Pak surya, lebih jelasnya Pak satya. Ayahku menjelaskan apa yang sebenarnya dengan air terus mengalir di
sudut matanya, bagai penyesalah tak terhingga baginya.
“Mengapa? Mengapa kamu tidak pernah menjelaskan dengan detail kepada ku dulu? Aku hanya
tahu bahwa kamu terlilit hutang, aku tak tahu bahwa kamu di tipu. Mengapa Satya? Mengapa? Katakan
mengapa?” Ibu menghampiri aku dan ayah sembari menangis dan memukul mukuli ayah dengan
tangannya yang lunglai, ibu sudah tak memiliki tenaga.”Ibu?” aku kaget, Dan ibu pun pingsan “Ibu, ibu
bangun..” teriak Juda “Juda? Kenapa kamu ada di sini?” tanyaku, “Ibu tadi mengikuti kakak, dan aku
membantu ibu berjalan, sepertinya darah tinggi ibu kambuh kak, ayo bawa ibu kerumah sakit.”

“A..aa..Ayah? kakak apa benar ini ayah?” tanya Juda kepadaku, “Ya benar nak, aku adalah ayahku.
Bukan kah kamu Juda? Juda aku adalah ayahmu” ucap ayah sambil menangis “Ayahhh” juda pun menangis
dan memeluk ayah, tak lama kemudian ibu siuman, “Satya, mengapa kamu tak pernah mengatakan
semuanya kepada ku?” ucap ibu kepada satya. “Maaf Sinta, aku..aku merasa telah mengecewakan mu. Aku
merasa telah menjadi suami, bahkan ayah yang gagal. Bahkan waktu itu aku terlilit hutang atas kerugian
perusahaan aku tidak mau menjadi beban dirimu” jelas ayah, ibu hanya bisa menangis. Sungguh, ini adalah
malam dimana semua perasaan tercampur aduk. Antara sedih,bahagia,haru,tak percaya, intinya aku merasa
bahwa tuhan sengaja mempertemukan ayah dan kami.

Pengumuman Lolos UNBK sekaligus acara Perpisahan pun dimulai, aku tak percaya. Namaku di
umumkan bahwa aku Lolos dan diterima sebagai Mahasiswa ITB Fakultas ……… .Ya allah, kau sungguh
adil, akhirnya, akhirnya aku bisa membanggakan kedua orang tuaku. Ini adalah awal yang baik bagiku,
terimakasih ya rabb.
“Ayah ibu aku lolos! Aku lolos di Universitas yang aku inginkan. Ini pasti berkat doa ibu dan ayah.
Terimakasih yah,bu” ucapku kepada ayah dan ibu. “Kak, aku juga doain kakak lho? Aku gak di
terimakasihin nih? ucap juda, sembari cemberut. “Oiya kakak lupa, terimakasih ya Juda adiku tersayang
sudah mendo’akan kakak” “ Hehe,kakak bisa aja. Kembali kasih kak”
“Manda selamat ya, ibu turut senang” ucap bu dina kepadaku. “Terima kasih ibu, manda juga
mengucapkan terimakasih kepada ibu. Karena sudah membimbing manda. Maaf ya bu dulu manda pernah
mengecewakan ibu” . “Mengecewakan? Oh tentang botol itu? Manda ibu tahu. Ibu tahu bukan kamu yang
melakukannya. Tapi maaf ya manda, maaf ibu telat menyadari. Ibu tahu berkat Wanda, Wanda yang
memberitahu ibu sebenarnya” jelas bu dina.
“Wanda?” “sudah lama aku tak bertemu dengannya lagi,meski kami satu kelas sejak terakhir kali Wanda
menghindar aku tak pernah menghubunginya lagi. Aku takut, aku takut Wanda akan menghindar lagi.
Tapi, Wanda memberitahu Bu Dina yang sebenarnya? Namun mengapa Wanda tak biacara padaku? Aku
harus mencari Wanda”(Ucapku dalam hati) .”Kalau begitu, Manda pamit dulu ya bu, sekali lagi
terimakasih.
“Wanda?” Teriaku saat melihat Wanda akan masuk kedalam mobil. “Wanda apakah kau akan
pulang? Mengapa terburu-buru?” tanya ku. “Manda?” ucap Wanda seakan tak percaya. “Ada apa Wanda?
Mengapa kamu menangis? Iya ini aku Manda” .”Manda maaf, maaf karena aku kamu menjadi terkena
masalah. Maaf juga aku telah menjauh dan menghindar darimu. Aku bodoh,aku penakut. Karena Ratu
selalu mengancam ku. Aku malah menjauhi mu, bahkan saat kamu membutuhkan aku. Aku tak bisa
membantumu karena takut. Maafkan aku Manda” ucap wanda semabari tak berhenti menangis. “Sudahlah
Wanda. Aku tak pernah benci padamu. Kamu adalah sahabat ku. Sahabat terbaiku, sudah jangan menangis
lagi. Mukamu jadi terlihat jelek. Apa kau mau gebetan mu melihat dirimu seperti ini?” godaku pada wanda,
berusaha membuat wanda tak menangis lagi. “Terima kasih Manda, aku tak akan melupakan mu” ucap
wanda “ Melupakan ku? Bagaimana kamu bisa melupakan sahabat Seimut aku wanda?” ucap diriku,
akhirnya wanda tertawa juga “Dan juga, kau mau pergi kemana? Kamu bilang seperti itu seakan-akan kau
akan pergi” ucap diriku lagi, “Mmm,maaf Manda. Maaf aku baru memberitahu. Aku memang akan pergi.
Aku diterima di Univrsitas Melbourne Australia.” Ucap wanda “Apa! Sungguh wanda, aku sangat bangga
memiliki sahabat seperti kamu. Selamat yaa, aku turut bahagia. Oiya janji yaa, jangan pernah lupakan aku,
sahabat terimut mu. Kamu juga jangan lupa sama tanah air ini, jangan lupa pulang jika sudah libur semester
ok. Aku akan sangat merindukan mu wanda” ucapku sembari memeluknya.

Hidupku kini berubah 180° Mulai dari Ayah, Keluarga yang utuh kembali, Diterima di Universitas
yang aku dambakan, memiliki sahabat terbaik seperti Wanda . Sungguh aku sangat berterima kasih kepada
sang pencipta. Aku sangat bersyukur, ini adalah awal yang baik dalam hidupku. Oiya hampir lupa, ayah dan
ibuku rujuk. Akhirnya, bukankan hidupku sudah berubah 180°?

Anda mungkin juga menyukai