Anda di halaman 1dari 5

KUINGAT DIRIMU HARI INI,ESOK DAN NANTI

Hari ini adalah hari senin,hari dimana semua murid menghindari hari ini,dikarenakan harus
berpanas panasan sembari mendengarkan amanat kepala sekolah selama berjam-jam.Oh ya
perkenalkan dulu namaku Laila,aku kini tengah duduk di bangku 2 sma.dan aku bukanlah
wanita sempurna,karena kondisiku yang tak sepenuhnya normal seperti kebanyakan anak
perempuan lainya.Sejak kecil aku tengah di diagnosa mempunyai penyakit jantung.
Kini aku tengah sarapan diruang makan Bersama mama dan papaku. “Ma pa aku berangkat
dulu ya”.Tak sempat aku berpamitan,aku segera berlari kearah bagasi.Aku mengendarai
sepedaku dengan tenang,dan pada suatu obek aku melihat seorang gadis remaja seumuranku
tengah berjalan tertatih.Aku mengehentikan sepedaku didepanya “Hei kamu sakit ya ayo
kuantar ke dokter”. Dia sempat kaget ketika meliat kedatanganku,kemudia ia menggeleng kecil
sembari tersenyum “Ga usah gapapa cuman sakit biasa kok”. “Mana ada sakit biasa ayo
kuantar”. Ucapku sembari menarik tanganya
Ia kemudian menaiki motorku,tanpa menunggu lebih lama lagi aku menancap
gasku.Sesampainya di rumah sakit dan ia yang tengah di periksa Aku memutuskan untuk
membayar administrasinya,untung aku membawa uang tabunganku tadi.Setelah beberapa
menit aku merasakan tepukan di bahuku dan ternyata gadis itu telah slesai diperiksa. “ oh
sudah selesai?” tanyaku. “iya sudah maaf ngrepotin untuk uang administrasinya aku cicil saja
ya”. “gausah aku ikhlas kok”.
“ yasudah ayo kuantar kerumah,oh ya kenalin dulu namaku Laila” ujarku sembari mengulurkan
tangan.Lalu ia menjabat tanganku dan “ salam kenal namaku Mirna”.setelah sesi perkenalan
dan mengantarkanya ke rumah,Aku memutuskan kembali ke rumah,toh untuk apa sekolah kan
sudah terlambat juga,ya mungkin nanti harus siap mental saat pulang akan berhadapan sama
mama.
Sesampainya di depan pintu,aku menetralkan nafasku sebentar lalu membuka pintu,mama
yang tau aku tengah masuk rumah pun segera berjalan mengahampiri. “loh kok sudah pulang?”
tanya mamaku,aku hanya bisa meringis pelan sambil menggaruk tengkuku yang tak gatal. “Laila
bolos ma hehe…”. Ucapku sambil tertawa garing,mama yang tadi bertanya seperti biasa
seketika melotot.
“Loh kenapa? Mama ga pernah ajarin bolos loh la”. “bukan gitu ma,tadi Laila lagi bantu temen
Laila”.Kataku sembari memandang mama takut,mama akhirnya menghembuskan nafas
kemaudian menatapku lagi “temen yang mana emang?”. “Temen baru sih lebih tepatnya,tadi
Laila ketemu di pinggir jalan,kasihan mah kayaknya dia sakit,terus dia ga punya biaya buat
berobat,jadi tadi Laila bantu”.Mama pun akhirnya tersenyum sat aku menceritakan kejadian
yang tadi sempat kualami.
“yasudah kalau gitu,kapan-kapan ajak main kesini,biar mama tahu ya”.Aku pun
mengangguk,mencium pipi mama sekilas lalu berjalan kea rah kamar.
Keesokan paginya seperti biasa,aku,mama dan papa akan sarapan Bersama.Aku duduk di
samping papa sembari menggigit roti yang tadi telah disiapkan mama. “La tadi mama
bilang,katanya kamu kemarin habis nolong temen kamu ya sampai bolos gitu”.Tanya papaku
tiba-tiba,sebenarnya aku sedikit agak taku ketika papa tahu,papa termasuk orang yang tegas
jadi tidak dipungkiri lagi jika beliau sangat disiplin
“iya pa maaf,aku kasihan si Mirna,tadi pucet banget pa,jadi ga tega kalau di biarin”. “oh
Namanya Mirna” ucap papa sembari menganggukan kepala. “ Yaudah mama udah buatin bubur
juga buat temenmu,nanti sekalian kamu kasih ya,tapi inget jangan bolos”. “hehe siap
bos,yaudah Laila berangkat dulu ya”.Setelah mencium pipi mama dan papa aku langsung
bergegas menuju bagasi untuk mengambil sepeda motorku.

Sesampainya didepan rumah Mirna,aku mencoba mengetuk pintunya,tidak berselang lama


munculah mirna yang tersenyum sembari membukakakn pintu. “Eh Laila ayo masuk
dulu”.Ajaknya yang kuikuti untuk masuk ke dalam rumahnya.Rumahnya bersih dan rapi
walaupun terkesan minimalis,aku yakin pasti akan nyaman tinggal disini.
“Oh ya Mir ini bubur dari mama suruh kasih ke kamu”.Ucapku sembari memberikan bubur
tersebut. “Oh iya trima kasih,maaf kalau ngrepotin”. “Enggak kok,eh gimana udh mendingan?”.
“Udah kok alhamdulillah,makasih ya”.Aku tersenyum kemudian melihat jam tanganku dan
melihat waktu pukul 6.30 yang artinya aku harus berangkat sebelum telat nantinya. “Ya udh aku
sekolah dulu ya nanti pulang sekolah aku kesini lagi,mau kuajak makan Bersama nanti.Aku
segera undur diri ketika telah mendapat respon dari si Mirna

Tokk…Tokkk..
Sesuai dengan ucapanku tadi,kini aku tengan berdiri di depan pintu rumah si Mirna.Tak lama
kemudian terdengar pintu terbuka dan menampilkan ia yang tengah rapi dengan setelan
bajunya. “Udah siapkan?ayo cepat keburu nanti mama nyariin”. “Iya sebentar kunci pintu
dulu”.Setelah selesai mengunci pintu aku langsung menaiki motorku
Sesampainya dirumah aku berjalan menuju pintu masuk rumahku dengan ditemani si
Mirna.Aku membuka pintu kemudian berjalan diruang tamu yang disana sudah berisikan
mama. “Ma Laila bawa temen yang kemarin Laila critain”. “Oh temenya Laila,si Mirna ya
Namanya”. Ucap mama sembari berjalan menuju si Mirna.Mama mengusap lembut rambut
Mirna sembari tersenyum manis,Mirna juga begitu ia ikut membalas. “Ya udah kalian makan
dulu ya ,makananya ada dimeja”. “Iya tante terima kasih banyak”.Ucap Mirna dengan
senyuman kecilnya.
Setelah makan siang tadi aku mengajak Mirna untuk naik keatas kamarku. “Ini fotomu
La?”.Tanya Mirna sembari melihat foto-foto masa kecilku yang terpampamg rapi di salah satu
lemari soufenirku. “Iyalah mau siapa lagi,anak dirumah ini kan Cuma aku”.Jawabku sambil
mendengus kecil,dan mendapati Mirna terkekeh kecil.

Saat aku tengah membersihkan buku-buku,entah mengapa kepalaku tiba-tiba pening,dadaku


rasanya sangat sesak seperti terhimpit sesuatu.Mataku yang kian memberat sebelum akhirnya
hanya hitam yang ku rasakan,dapat ku dengar teriakan si Mirna.

Bau obat-obatan seakan menyengat hidungku,badanku serasa remuk semua,ah aku ingat pasti
penyakit ini semakin menyerang tubuhku.Aku ingat perkataan dokter dulu,jika umurku tak lama
lagi.Ahhh sedikit sedih rasanya tapi tak apalah,setidaknya penyakit yang aku derita tidak
menjadikan siksaan.Aku mendengar pintu kamarku terbuka dan kemudian terlihat
dokter,Mirna,Mama,dan papa dan memeriksa keruangan.
“Kita sudah tidak ada jalan lain tuan nyonya,jika Laila tidak segera menemukan donor jantung
maka nyawa Mirna tidak dapat tertolong”.Ucap dokter tersebut sebelum eninggalkan
ruangan,dapat kulihat mama dan papa yang tengah menanis sembari membelai rambutku.Aku
melirik kea rah Mirna yang kini melihatku dengan tatapan sndunya,dapat kulihat dia menangis
sembari diam.Kemudian ia mendekat dan membisikan sesuatu di telingaku dengan amat sangat
lirih “Aku yakin kamu psti dapat sembuh Mir,kamu bakal dapat donor jantung itu”.
Kemudian ia berlalu keluar tetapi sebelumnya dapat kulihat dia membisikan sesuatu ke mama
dan berlalu keluar.
Waktu begitu cepat ketika dokter mengatakan jika aku akan menjalani oprasi jantung,aku
berfikir siapa yang mau merelakan jantungnya untuku.Dan saat ini aku tengah di bawa keruang
oprasi dapat kulihat mama dan papa senantiasa mengikuti dari belakang.Tapi kenapa aku tak
melihat Mirna disana.

Setelah beberapa hari pasca oprasi tersebut dan dinyatakan berhasil,aku telah kembali seperti
biasa,aku masih berada di rumah sakut pasca pemulihan,tetapi ada sesuatu yang membuatku
ganjal “ma pa Mirna mana?kok waktu oprasi sampai sekarang aku ga liat ya”.Tanyaku
Dapat kulihat wajah kedua orangtuaku tengah bersedih,aku berfikir apa yang membuatku
sedih. “Mama bakal kasih tau,tapi kamu harus sabar ya”.Aku yang merasa tak enak pun
mengangguk.Mama mengambil suatu surat dari dalam tasnya lalu memberikanya kepadaku.Isi
surat tersebut adalah
Hai La…semoga pas kamu sembuh kamu udah bisa baca suratku ya
Untuk pertama aku ucap terima kasih sebanyak-banyaknya
Kamu adalah satu-satunya teman yang kupunya
Aku tak menganggapmu teman tetapi adalah sahabat
Orang yang dengan ikhlas membantuku ketika aku butuh
Maaf…ketika kamu bangun nanti kamu tak bisa bertemu denganku lagi
Jaga jantungku baik-baik ya
Jantung ini adalah sebagai tanda terima kasih untuk sahabatku walaupun waktu kita bersama
terasa singkat
Terima kasih untuk semuanya,hiduplah dengan sehat
Mirna….

Tak dapat kupercaya,sahabat yang kuanggap dalam waktu sepesekian detik meninggalkanku.Ia
memberikan jantung ini secara percuma hanya untuk memblas jasaku yang tak seberapa.Tak
sadar air mataku menetes.Ingin berteriak tetapi hanya bibir kelu yang mampu kurasakan.

Aku menatap langit yang cerah,tersenyum sendu sembari memegang jantungku .Sudah cukup 1
bulan kehilanganya.Setiap malam aku hanya bisa mengatakan jika Aku rindu dan terima kasih
sahabat.Akan kuingat hadirmu hari ini,esok,dan nanti

Anda mungkin juga menyukai