Anda di halaman 1dari 25

Mimpi dan harapan sangat terekam jelas di lembar fikiran ku.

Mimpi dan
harapan tuk merasakan Nuansa sunset yang begitu indah di sela pegunungan.
Sentuhan kabut lembut yang sangat ingin aku rasakan,jika aku bayangkan dengan
sentuhan kabut lembut di dampingi secangkir kopi panas,alunan gitar dan
disuguhi dengan indahnya pemandangan itu sangat sempurna bagi aku.Jika aku
igin meraihnya aku harus mendaki dengan rintangan dan halangan yang tentunya
harus aku hadapi.Banyak sekali rintangnya mulai dari persiapan yang matang
karena dinginnya cuaca,medan yang akan di tempuh dan yang paling berbahaya
yaitu minta izin pada ke dua orang tua ku.
Aku terlahir di keluarga yang cukup disiplin,tapi aku cukup bahagia
dititipkan tuhan pada malaikat yang sangat perhatian padaku.Ya benar,kedua
orang tua aku yang memberikan segala apa yang ia miliki untukku.Nama yang
diberikan malaikat aku adalah hanifa,artinya jalan yang lurus.Aku punya satu
orang kakak yang sayang pada aku.Jarak umur kami cukup jauh yaitu 6
tahun.Tapi walaupun jarak kami jauh kami tetap bisa berkomunikasi dengan baik
walau kadang kami seperti anjing dan kucing.
Sudah 17 tahun kami tinggal di rumah yang sangat nyaman ini.Ya, waktu
terasa sangat cepat.Rasanya dulu kami masih bermain-main bersama,sekarang ya
kami banyak menghabiskan waktu dengan keperluan masing-masing.Saya pulng
sekolah jam 5,dia pulang kerja jam 7.Kakak aku bersekolah di Sekolah Dasar
yang sama dengan aku, ia sangat pintar di bidang akademik dari kelas 1 SD
sampai SMA ia mendapatkan juara.Ia sangat gemar belajar,berbeda sekali dengan
aku.Aku tidak sepintar dia,tapi seiring dengan berjalan nya waktu karena aku
sering di banding-bandingkan oleh kedua orang tua aku sehingga aku mulai rajin
belajar dan mendapatkan kelas unggul waktu SMP,mewakili SMP aku untuk
bertanding olimpiade ke SMA Cendikia di Maninjau.
Di Cendikia aku memiliki kesan yang sangat lucu yang sampai-sampai Ibu
dan Ayah aku menjemput ke sana.Aku dari kecil adalah anak yang pemabok jika
diajak pergi dengan mobil.Setiap naik mobil dekat maupun jauh pasti muntah.Ya
benar, ke SMA Cendikia degan mobil jadi aku muntah dan tak sanggup
menghadapi olimpiade lagi degan kondisi yang sangat lemas dan
letih.Tapi,bagaimanapun aku harus mengikuti limpiade dan akhirnya jawaban yag
ku buat hanya berdasarkan felling.Hasilnya pun aku tak mendapatkan juara .
Aku tak sanggup membayangkan bagaimana akan pulang dengan
mobil.dan aku menelfon Ayah dan Ibu untuk menjemput aku ke sekolah Cendikia
tersebut dengan motor.Ayah dan Ibuku mau tak mau harus menjemputku,akhirnya
tak lamasetelah ujian merekapun datang.Aku pulang dengan motor,alhamdulillah
kami sampai di rumh dengan selamat.
Nasib! Terus ngak mau pergi ketika orang jalan-jalan.Karena itu semua
aku tertarik pada gunung,aku sedih jika keluarga aku jalan-jalan dengan mobil
terpaksa aku tinggal.Aku juga ingin menikmati keindahan alam yang tuhan
berikan kepada semua makhluknya yang ada di bumi ini.Aku berfikir bagaimana
menikmati keindahan yang allah berikan tanpa duduk di atas mobil dengan waktu
berjam-jam yang tak sanggup aku lalui.Aku berfikir,gunuang adalah tempat yang
tepat untuk aku.Tapi mewujudkannya yang sedit rumit dengan meminta izin ke
orang tua salah satu kerumitannya.
Aku sudah tau pasti jawabannya tidak,yang aku fikirkan bagaimana
caranya untuk meyakinkan kedua orang tua aku supaya mengizinkan ku pergi ke
gunung.orang tua aku cukup tegas dalam mendidik anak apalagi ayah ku orang
betawi yang sifatnya sangat keras jika ia mengatakan tidak maka tidak.Ntah apa
yang akan aku lakukan.Ibuku adalah orang minang yang jika di bujuk dengan
rayuan menangis mungkin ku rasa bisa,yang aku fikirkan membujuk ayah aku
yang sifatnya sangat keras.
Aku mempunyai banyak kawan yang setia degan ku,laki-laki dan
perempuan yang aku rasa tulus berteman dgn ku.Tetangga ku juga pernah
mengajak ku pergi mendaki dan meminta izin ke ayah aku dan jawabannya
tidak,ternyata dugaan aku sangat tepat.Walaupun aku telah menangis atau apa itu
yang membuat aku boleh diizinkan sudah aku coba dan sampai sekarang aku
tetap belum pergi.
Saat itu aku hanya bisa pasrah,waktu terus berlanjut sampai aku urungkan
niat aku pergi ke gunung.Dulu sebelum aku mengurungkan niat untuk pergi
mendaki setiap sore aku sering mengambil gambar gunung yang begitu tampak
gagah dan mempesona dengan di balur mentari senja.Dan membuat aku
terkagum- kagum tiada henti. Sekarang aku sangat kecewa dengan semuanya.Saat
ku rindu ingin mengambil gambar gunung saat itu pula aku takut bersedih
kembali.
Aku coba untuk mengalihkan perhatian aku pada sosok gunung denga cara
mencari berbagai macam hobi yang aku senangi,misalnya mengikuti
extrakulikuler Paskibra.Aku ikuti dengan hati lapang berbahagia dengan ambisi
mengibarkan sangsaka merah putih di 17 Agustus nantinya.Aku mulai berlatih
mengikuti lomba-lomba yang diadakan SMA 5 Bukitinggi.Dengan bercucuran
keringat pantang menyerah,aku berlatih sekuat hati.
Ternyata aku menemukan kakak kelas yang mengikuti ekstrakurikuler
paskibra, orangnya ganteng tinggi,manis dan mempunyai jiwa yang amat tulus
yang terpancar dimatanya saat mengajari adek kelasnya pada saat baris
berbaris.Dan ternyata waktu aku stalking akun Instagram nya ia juga anak gunung
yang sering pergi mendaki.Di waktu dan detik itulah aku makin terkagum dan
makin suka dengan gunung .Gunung yang ia daki adalah gunung Merapi,Gunung
Singgalang,dan Gunung talang.
Benar kata orang usaha tak menghianati hasil dan Man Jadda wajada siapa
yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya aku dipanggil oleh
pembina paskibra dan kata tinggiku tinggi dan aku dipanggil untuk seleksi untuk
mengibarkan bendera di lubuk basuang masih seleksi di sekolah dan ternyata
berat yang di inginkan tidak sesuai dengan berat ku aku terlalu kurus untuk
menjadi sukses ya aku sangat kecewa.
Impian keduaku selain mendaki gunung yaitu menjadi Paskibra ternyata
berat badanku kurang itu sangat memukul jiwaku tetapi ya bagaimana itulah yang
terbaik aku tidak bisa memaksakannya akan tetapi rasanya sangat berguna di
hatiku ya aku mulai ikhlas untuk menjalani semuanya tanpa mendaki dan tanpa
pergi mengibarkan bendera. Mimpi ku hanya 2 itu tetapi tak terlaksana.Hati yang
besar untuk berharap tentang itu berakhir sirna.Aku merasa seperti bermimpi
setinggi langit dan di hempaskan ke jurang.
Entah bagaimana semua yang kulakukan terasa sangat berhubungan
dengan keindahan dan gagah yang menjulang tinggi di tengah-tengah desaku itu
adalah gunung,gunung Merapi gunung yang sangat aku idam-idamkan untuk
menginjakan kaki dan sampai sekarang belum juga kudaki. Aku kagum dengan
turis-turis dan aku merasa kecewa dengan diriku karena tak pernah menginjakan
kaki dan aku adalah orang yang tinggal di gunung atau di kaki gunung yang tak
pernah menggapainya.
Jika mendengar kata mimpi aku merasa tak punya mimpi lagi. Tapi kata
orang bermimpilah se tinggi mungkin. Tapi aku sangat troma tentang mimpi yang
tinggi itu. Dan aku mulai berfikir bagaimana masa depan ku tanpa mimpi. Hari
demi hari terlewati langkah demi langkah ku arungi tanpa mimpi dan berfikir
untuk apa aku melanggkah mengarungi hari tanpa tujuan. Aku berfikir bagaimana
aku di sekolah,aku tak se pintar kakakku. Dan aku melihat apa yang dimulai
kakak ku mungkin baik tapi kenyataan nya ia juara kelas dan juara umum
menghadiahkan nilai terbaik di tahun ajaran nya komlaud tetapi belum dapat
pekerjaan.
Aku berfikir kita sekolah tapi ujung-ujungnya juga mencari uang.
Buktinya kakakku dengan akademik yang sangat bagus toh belum dapat kerja.
Apalagi denganku nilai yang pas-pasan bagaimana mencari pekerjaan yang bagus.
Aku mulai mencoba dunia bisnis. Yang aku inginkan dari dunia bisnis adalah
tentang pengalaman,daya saing,daya jual dan terutama tentang saling mengenal
dengan teman adik kelas. Aku mulai berjualan sanjai yang aku ambil dari sanjai di
dekat rumah ku yang kebetulan anak ibu tersebut temanku.
Alhamdulillah banyak pesanan yang datang dari teman-temanku, aku
hanya mengambil untung 2000 perbungkus ituku kerjakan lebih kurang satu
bulan aku berhenti karena ibu tersebut tidak mau lagi menjual barang nya kepada
aku lagi. Ntah bagaimana,padahal uang yang ku berikan cash terus. Alasan ibu
tersebut adalah ia susah memperkirakan jika beli seperti itu, ia minta aku beli se
perempat yang ukuran nya sama dengan harga biasa yang aku beli 5000
perbungkus. Ya sudah aku telah mengambil pengalaman dari berjualan sanjai
tersebut.
Kedua aku berjualan online. Baju,sepatu,tas. Aku masukkan ke akun
Facebook dan membuat olshop di Instagramku dan mulai berjualan satu dua
barang dan hasil nya sangat mengecewakan . Yang di foto tak seperti kenyataan,
dari ukurannya dan dasarkainnya. Ya tentu saya merasa segan dengan teman saya.
Barangnya tidak sesuai dengan kenyataan,terpaksa aku sendiri yang memakainya.
Aku mulai berfikir apa yang bisa aku lakukan. Dari berjualan semua tak
berjalan mulus, aku berfikir tidak gampang tuk mencari uang yang gampang
hanya menghabisinya. Aku berfikir dan berfikir tak ingin merepotkan orang tuaku
jika aku ingin membeli sesuatu,aku mulai mencari apa yang sangat di perlukan
murid SMA. Aku menemukan nya,yaitu kuota internet. Aku mencari agen-agen
besar atau agen grosir an untuk aku jual kembali.
Ternyata mencari agen tersebut tak gampang. Aku cari di Instagram dan
aku DM berkali dan tak membuahkan hasil dan tidak ada jawaban dan aku DM
ternyata ia membalas belum buka reseller paket. Dan aku berkata ya sudahlah, aku
tunggu. Ntah beberapa bulan dan aku tanya kembali belum buka. Aku tak tahu
lagi dan akhirnya aku pergi ke konter-konter besar tuk menanya lokasi grosiran di
mana. Akan tetapi ia tak mau mengasih tau ku, aku tunggu lah grosir paket di
Instagram tersebut dan aku hampiri tokonya ia belum buka reseller dan pergi
mencari dan mencari ternyata aku temukan. Aku punya modal 500 rb dari uang
beasiswa yang aku dapat dan uang itu yang aku putar-putarkan terus .Aku mulai
merekrut teman-temanku yang berbeda lokal dan menerangkan sistim mainnya.
Dan mereka setuju dengan itu dan aku merasa senang mempunyai reseller hampir
setiap kelasnya. Sekarang anggota reseler paket ku hingga 20an . Ya itu jumlah
yang sangat bagus untukku.
Yang aku tahu dan aku dapat pelajaran tentang dalam jiwa bisnis
jangan pantang menyerah. Jangan putus asa cari teman sebanyak-banyaknya.
Dengan aku yang sekarang, aku merasa sangat bangga dengan diriku sendiri. Aku
tak minat dalam bangku kuliah, ku ingin tamat SMA ini pergi merantau ke Jakarta
dengan kakak sepupuku yang berjualan baju. Tapi aku masih ragu apakah ingin ke
Jakarta berjualan baju atau disini membuka usaha sendiri. Aku akan
memikirkannya dengan matang.
Aku bertanya kepada ibuku apakah boleh aku pergi merantau ke Jakarta.
“Bu apakah boleh saya pergi ke kota tamat SMA ini?”kata ku pada ibu.
“Terserah padamu apa yang kamu inginkan ibu tetap mendukungnya”
dengan raut pasrah.
“Apakah ibu tidak khawatir jika saya anak bungsu ibu pergi ke kota untuk
merantau?.”.menghela nafas
“Tidak ibu tidak khawatir karna family kita banyak di sana.”
“ibu maunya saya kuliah atau pergi merantau ke Jakarta.”dengan
ketegasan hati.
“Menurut ibu terserah padamu kamu yang akan menjalani semuanya
walaupun ibu memaksa untuk kuliah jika kamu tidak minat bagaimana lagi
semuanya tidak bisa dipaksa apa yang kamu lakukan telah membuat ibu bahagia.”
Dengan raut wajah yang datar.
“baikbaik Bu baik bu.,apakah boleh sebelum saya berangkat ke Jakarta
saya akan mendaki gunung ini permintaan terakhir saya untuk pergi ke sana.”
“kau tau nak,kalau pertanyaan soal itu ibu tidak bisa menjawabnya. Ibu
takut jika kamu mengalami masalah di sana pasti semuanya akan menyalahkan
ibu, Jika ayahmu mengizinkan maka ibu akan izinkan kamu pergi.”
Kakakku ikut mempengaruhi ibu”jangan boleh kan bu, gunung itu sangat
berbahaya bagi anak perempuan jika ia pergi tidak pada orang yang tepat.”
Keadaan rumah pun mulai memanas.
“ya saya akan pergi kepada orang yang tepat ibu.”
“kau tau apa soal gunung?.”
“Ya semuanya telah ku bayangkan sudah aku bayangkan jika hujan panas
atau apapun itu pokoknya saya akan mendaki gunung tersebut.”
“Ya lihat besoklah tidak ini yang akan kita perdebatkan .”
Tidak ada titik terang tentang hobiku yang tak direstui itu.Ingin melupakan
tapi tak bisa. Setiap hari ku pandangi dan aku rasa aku tak bisa melupakannya.
Aku mencoba untuk fokus pada karir bisnis yang mulai berjaya. Aku telah
mendapatkan 20 orang lebih seller paket. Pendapatan yang yang lumayan baik
jika di rata-ratakan lebih kurang 50.000 sehari saya tidak hanya menjual paket
tetapi pulsa dan token listrik.
teman-teman saya semuanya menyuport bisnis ku. Baik laki-laki ataupun
perempuan,teman saya yang laki-laki adalah teman dari kecilku yaitu kami
bersekolah di SD yang sama. Mereka menjadi pelanggan paket aku. Saya suka
berlangganan dengan mereka karena walaupun dia bayarnya lama tetapi dia tepat
waktu. Tidak sama di sekolah yang bayarnya lama dan waktunya sering lewat.
Bagaimana juga ini resiko bagi saya jika berjualan dengan sistem hutang.
Aku melewati hari demi hari sebentar lagi Ujian Nasional akan segera
menghampiri kami semua. YaituYaitu berkaitan dengan perpisahan.Teman
dekatku di sekolah adalah nadia,dina dan yulia mereka adalah teman atau bisa
dikatakan dengan sahabat yang selalu ada di saat senang maupun duka. Mengenal
tentangg perpisahan hati ini terasa menyedihkan jjika hari-hari tanpanya.
Tempat duduk kami pun berdekatan berempat, kelas bagi kami adalah
tempat yang selalu membuat kerusuhan yang membuat kelas berisik yaitu kami.
Tapi kami senang dengan semuanya bahagia tertawa.tapi kami tidak bisa
membayangkan bagaimana hamil asam berpisah dan tidak akan berjumpa dalam
waktu yang lama. Bagaimanapun semua badai pasti berlalu walaupun tak sanggup
ya pasti kita bisa melakukannya dengan bersama.
” Sebentar lagi kita akan berpisah ya.” Kata yulia
”Ya sebentar lagi lebih kurang 3 bulan lagi kita akan berpisah.” Sambil
mengusap mata.
“Aku tak sanggup membayangkan kita berpisah,tak jumpa-jumpa. Aku takut jika
kita nantinya tak saling kenal jika berjumpa.”
“Iya benar,aku juga takut seperti itu.” Kata dina khawatir.
“waktu terasa cepat yang kurasa kita bersama-sama menginjakkan gerbang
SMA ini dan akhirnya kita akan keluar dengan sama-sama dari SMA ini.” Sahut
yulia
“ waktu yang sebentar saya merasakan kehilangan kamu pagi-pagi saya terus
berjumpa dengan kalian suka jika kita berpisahkita tak akan berjumpa lagi di pagi
hari dengan sambutan dan mengerjakan pr pagi-pagi dengan ricuh meminjam
punya teman.”Sahutku sangat pilu.
“Ting tong” bel sekolah berbunyi tanda berakhirnya pelajaran.
kami pulang dengan sorak bahagia,semua menuju rumah masing masing. Dan aku
menunggu angkot dengan teman-teman. “tin-tin” itu mobil yang kami tunggu-
tunggu. Kami menuju pulang.
”assalamualaikum “ dengan letih dan lapar masuk ke dalam rumah.
“Waalaikumsalam”kata ibuku.
Dan aku menuju kamar tidurku.“Blub blub” notifikasi WhatsApp aku. Dan
ternyata aku masuk group pendaki yang anggotanya adalah teman se kelasku yang
mebuat group untuk pergi mendaki. Aku sangat terkejut melihatnya.”blub-blub”
Sayfal bertanya kepada anggota WhatsApp tersebut.
”Teman jadikah kita pergi mendaki ke SDA baesok”? Tanya sayfal
SDA adalah awal mula para pendaki akan menginjakkan kaki di sana,perjalanan
nya adalah sampai seperdelapan dari gunung tersebut.
” Ya jadi lah” sambut dila.
perasaan ku sangat bimbang, sangat ingin sekali pergi ibu dan ayah ku tak
mengizinkan.kali ini akan ku pastikan ibu dan ayah ku mengizinkan aku.
“ibu,ibuu...,bu boleh ya aku pergi ke SDA,sda itu dekat bu. Tidak samapi
puncak kok bu ,hanya seperdelapan dari gunung tidak jauh kok bu”.
“Ibu sih ya terserah pada ayahmu kalau boleh mengizinkan ya boleh.coba saja
kau tanya pada ayah mu langsung”.
“Bu yang pergi 10 orang kok bu,kami ramai-ramai pergi nya bu”
“kalau ibu sih boleh nak tapi ayah mu,nanti jika hanya keputusan ibu nanti ayah
mu marah-marah nak.”
“horeeee.berarti ibu boleh kan,ya sudah aku pergi besok ya bu.”
“Hnnnnn.”jawab ibu sangat pasrah.
“ Blub blub” notifikasi group pendaki tersebut
“yang pasti pergi besok siapa teman?.” Tanya yulia.
“ dila pasti pergi” jawab dila.
“Yulia juga pasti pergi” jawab yulia
Notifikasi group mulai bayak di dalamnya membahas siapa saja yang
pergi. Dan akhirnya tinggal aku yang belum menjawab. Aku ragu apakah aku mau
pergi nekat, dan hasrat ku ingin pergi .Dan aku menjawab pergi di group pendaki
tersebut.
“Hani pergi ya teman”.
“ kita udah deal pergi ya”kata sayfal
“ok besok kita kumpul di koto baru jam 7 “kata sayfal.
Dan aku harus pergi karna sudah janji pada teman ku.Aku menyiapkan
baju untuk besok,dan aku pun tidur tak sabar untk pergi besok. “Sreeettt” bunyi
gorden yg di buka ibu ku.
”bangun udah pagi ni.” Kata ibu.
Aku pun terkejut karna sudah pagi dan langsung mengambil jam ternyata masih
jam 5.Ibu bohong,tapi aku bangun lah nanti aku takut ketiduran dan bersiap-siap.
”blub blub” bangun teman-teman siap- siap mau pergi yaaa,jangan ketiduran.
aku sholat subuh dulu makan dan ibu ku hanya terheran melihatku kok rajin
bnget paadahall masih pagi.
”Kamu mau kemana hani?” sahut ayah padaku.
“khuk khuk khuk.....” aku tersedak. Dan lalu minum air.
“mau kemana kamu? Tanya ayah sekali lagi.
Perasaaan ku sangat bergejolak mau berbohong atau jujur.kalau aku jujur pasti tak
akan boleh kalau berbohong,kalau ketahuan nanti tambah parah.
“Mauu...mau pergi ke SDA.” wajahwajah ayah tiba-tiba memerah.
“Apa kamu bilang,nakal sekali kamu sudah berapa kali ayah mengatakan tak
boleh pergi .”
Air mata yang tak bisa ku tahan dan terbendung dan tak bisa ku tahan lagi jatuh
dan mengalir.
“Ayah....aku pergi ramai kok yah 10 orang,aku udah janji lo sama teman ku
yah”.
“kata ayah tidak ya tidak kamu ngerti ngak!!!.” Membentak.
“ayah selalu begini aku ngk boleh kemana mana ya hanya menjaga
warung dan terus hanya menjaga warung.Bagaimana dengan teman-temanku
boleh saja sama orang tuanya berbeda dengan keluarga ini. Aku merasa tersandra
di rumah ini tapi aku tak berani meninggalkn rmh ini. Pokoknya aku ingin pergi .
Matahari pun mulai menampakan wujudnya dan jaga baya pun mulai
menyerang.kulihat game sudah menunjukkan setengah tujuh entah apa yang akan
kukatakan lagi dengan semua kekerasan hati ayah yang tak ingin memberikan izin
padaku. Ayahku mengatakan jika kau tetap ingin pergi susah kau pulang-pulang
llagidan aku pergi ke kamar dan membanting pintu dan bingung harus ngomong
apa kepada teman temanku yang telah menungguku di koto baru.
“Blub blub blub blub” notifikasi yang sngat banyak dari teman- teman ku yg
menanya kan bagaimana udah jaln atau gimana?. Telfon tak terjawab pun sangat
bnyak. Dan aku takut mereka marah tentang janji ku yang ingin pergi.aku sangat
merasa malu dan seperti pencundang yang sangat pembohong.aku balas satu
persatu pesan yang masuk.
”kamu udah jalan atau bagaimana?,kami telah terlalu lma menunggu mu.”
”maaf teman-teman,kalau kalian marah sama aku aku terima aku tau aku salah
dan sangat salah,ntah bagaimana aku menerangkan nya dari awal”mengetik
dengan air mata yang berjatuhan.
“ Jadi bagaimana kamu pergi atau tidak?”
“Tidak,ayah ku tak mengizinkan aku sangat malu pada kalian, sekali lagi maaf
kan aku .dan aku menelfon mereka dengan vidiocall dan dengan berderai air
mata.dan menjelaskan nya.aku pun menyelesaikan panggilan nya.”
Aku membuka YouTube dan melihat bagaimana rasa pergi ke sana dengan
tanjakan lumpur hangat nya keberaamaan canda tawa yang tak bisa ku
rasakan.aku merasa tak memiliki kesempurnaan lagi,ya keluarga ku suka sekali
jalan-jalan dengan mobil tetapi aku seorang anak yang pemabok dan tak bisa pergi
jau jauh dengan mobil aku menemukan hobi yng tak membuatku manok dan
ternyata tak boleh jua.ya beginilah nasib ku.tak bahagia.
Blub blub” telfon vidio call dari teman-temanku.Akumelihat mereka
dengan wajah yang sedikit pun tak marah padaku dan mengatakan
“kita sama-sama mendaki kok cuman beda tempat aja.kamu masih ada kok
sama “.
Disana lh aku terhenyuk mendengar kata-kata mereka yang begitu tulus
menyayangiku.ya vidiocall an kami pun terputus karna sinyal yang tak
mendukung.sampai mereka turun tak ada sinyal.
Dengan kesunyian dan tk ingim bicara banyak dan seharian
berkurung di kamar.tak tau mau berbuat apa dan tak ingin mendengaar apa yang
dikatakan orang.ya disana aku butuh ketenangan.tak butuh lagi kehangatan.dan
berfikir ingin melupakan gunung yang gagah yang ku lihat tiap hari,tapi aku tau
aku tak bisa.

Keesokan harinya di sekolahan dengan rasa malu bertemu teman-teman


karna aku ingkar janji.tapi ya bagaimana lagi harus aku terima ejekan
mereka.lambat laun semua berjalan seperti biasa lagi.sahabat ku yang
menyarankan agar aku melupakan hobi yang tak pernah jadi nyata itu mereka
yang menasehati ku.
”jangan gunung terus yang kau fikirkan,senin depan kita ujian semester
lo”kata nadia dengan tegas.”
Suasana makin seru untuk membahas tentang ujian”bagaimana kalau kita
belajar bareng nadia “? Kata yulia..”itu ide bagus,bagaimana setelah pulang
skolah nanti kita pergi belajar bersama?.
Ok boleh jaga.
“ Ding dong” bel tanda pelajaran selesai pun berakhir kami langsung saja
ke rumah nadinadia.hari yang begitu panas
”aduh,panas sekali,jauh lagi ya sampai ke rumah nadia?”tanya yulia.
“Iya panas sambut ku,ayo kita beli minuman yuk”.
“ya”dengan suara yang lemas.kami beli manisan salak ya itu adalah makanan
yang sudah lama aku tak beli.
“Nadia ini manisan aku terakhirmakan rasanya waktu sd”.
“hahahah”disini bnyak yang jual mungkin hampir setiap hari aku beli ini,.
Bener?.asik ya.
Sambil berjalan kami bercerita dan tak terasa sudah sampai ke rumah
nadia dan kami merasa sangat lapar dan membeli nasi.dan kami makan bersama
.Dengan perut yang sangat lapar.
”asik ya makan sama-sama kayak gini”.
“Iya hani kapan lagi ya kita kayak gini bentar lagi kita tamat dan mungkin tak bisa
ngumpul gini lagi .”
Setelah makan kami sholat,sesudah sholat kami pun bercerita cerita.ya
mungkin kalau kami lagi ngumpul tak tersa waktu dan kami akhirnya tak jadi
belajar.
“Wah udah jam 6 nihyuk kita pulang ni”.
“Ok yul kita ngak jadi belajar ya,hahahah.”
Keesokan harinya kami berenvana untuk pergi makan bersama dan
membeli mie pedas
“Suk jadi kan kita makan mie pedas?” Kata nadia.
“Jadi dongg,yuk kita pergi beli.”
Kami ber 5 yaitu aku,yul,nadia,sukma ,dan fira pergi membeli.
“Yang ini ambil 2 dan mie biasa ambil 2.biar bnyak”.kata sukma
“Di perjalanan kami pun merasa sangat lapar dan mobil sangat macet.”
“Aduhhhh aku lapar bnget” kata sukma
“Iya sama aku juga.” Sahut ku
“Gimana ya,kita berhenti dulu nanti di warung nasi kita beli aja 2 bungkus
,kita makan dulu baru masak mie”
“Iya benar sahut serentak”
Kami pun datang di warung nasi dan meminta minum karna kami sngat haus.
“Bu boleh minta minum bu?”
“Oh ya boleh sahut ibu sangat ramah.”
Kami pun berganyian mendeguk segar nya minuman.
“Terimakasi bu.”
Kami datang di rumah sukma dan langsung membentangkan nasi.
“Huh enak sekali ya”kata nadia.
“Ia sangat enak.”
Bebrapa menit pun nasi itu habis .dan aku melihat teman-teman belum
kenyang.kami langsung masak mie.
Ayooo cara masak mie ramen dengan laparnya kami memasak ramen
tersebut. Bumbunya Yang ane masukin semua ya Nadia nanti kita sakit. Enggak
apa-apa lah sekali-sekali Mana enak kalau setengah aja. Ya sudahlah bagaimana
juga kakak makan bersama-sama.
Kita makan sama-sama dalam se cambung mie.dan kami membagi bagi nya
dengantadah.
“Wiiiii.pedas sekali mie nya “kata yulia.
“Huhuhhhh,iya ini sangat pedas.kalau kita makan nya berenti pedas nya terasa
dan kalau lanjut terus pedas nya ngak berasa.”
“Lanjut terus teman.”
“”,suara ingus salaah satu anggota kami.
Dengan awal nya kami termenung dan akhirnya melepaskan tawa yang sangat
dasyat.
“Sukmaaa..sukmaaa”kata salah satu teman sukma.
“Ya masuk cak”
“Aku di jendela aja sambil meloncatkan sesuatu.”
“Owh udah datang makaroninya?.brapa cak?.”
“10ribu aja kok suk.”
“Ok”
Dan sukma pun membayar uang nya si cak.
Kami pun mulai membuka makaroni dengan bibir yang masih doer makan
mie pedas tersebut.huhhhh ini tambah pedass.
Treeettt” suara perut yulia.”wah sepertinya nanti aku sakit perut ni ngak sanggup
lagi makan pedas.
“Ya aku sih masi sanggup,soal nya enak sih” kata nadia
“Memang enak aku lnjut lagi ah.”
“Shuerrrrr “suara air yang disiram oleh yulia ke makaroni tersebut.karna masih
pingin makan dan yuliaemutar otak dengan cara menyucinyaa.
Ada ada aja kamu yulia kata fira dengan raut wajah menggelikan
“Hahhahahaha.”
“Yuk kita pulang udah sore”.
“Yuk.
Keesokan harinya di sekolah.
“Aduh perutku sangat sakit .” kata nadia
“Sama “ sahut yulia
“Aku juga sakit perut.”
“Oia hari senin besok kan kita ujian yah.”kata nadia
“Ia gimana ya aku aja belum ada belajar.” Sahut ku
“Sama aku juga.” Kata yulia
Hari terus kami lewati dengan suka cita dankami mengikuti ujian dalam
waktu seminggu. dan tak ada lagi ttng gunung yang aku fikirkan.
Tetapi ntah mengapa terbesit lagi di fikiran ku ttng gunung .karna libur
semester ya mau ngapain di rumah.kalau mau pergi ya macet tapi mau kesini
macet,semua orang pergi liburan dan keluargaku tak ada rencana tuk pergi
main.dan ada salah seorang keluarga teman ku yang hobi nya sangat asik ya sama
seperti hobby ku.mendaki gunung.mereka sekeluarga pergi mendaki gunung
marapi dan talang dengan sangat gembira.
Ingin sekali ku memiliki keluarga yang seperti itu,bukan hanya melarang
tapi juga ikut pergi mendaki tapi apa boleh buat aku tak di takdirkan dengan
keluarga seperti yang di miliki oleh teman ku.dan rasa bosan mulai melanda jiwa
ku.libur semester bertepatan dengan hari kemerdekaan indonesia yang diadakan
17 agustus dan semua orang tau bahwa jika 17 agustus semua pendaki berkumpul
dan berjalan di gelap nya malam dengan bersama sama menunggu kabut lembut
pagi untuk mengenang kemerdekaan Indonesia. Ya aku hanya mendengar ini itu
tentang gunung.”hani tau ngak rasa nya mendaki di malam hari dengan
rombongann rombongan?. Kata adit teman sekelas ku dalam chat watsap
ku.yangak pernah lah,pergi ke sda aja aku dilarang apa lagi pergi bersama
rombongan malam2 ngak masuk akal bbget.
dan ku rasa mustahil tuk mengapai nya.aku mengiisi liburan dengan
menonton menjaga warung dan begitu seterus nya sampai waktu libur habis dan
mengikuti pelajaran pada hari senin kembali. Hari berlalu,pada hari kamis teman2
geng tetntang pendaki pun mulai berbincang jika hari minggu ingin pergi ke sda
kembali,salah satu dari mereka beratanya hani pergi ngk ke sda?
Dengan hati yang berharap ingin sekalai pergi dan aku tau pasti jawaban
nya tidak.aku memikirkan dengan sngat matang jika mengatakan ia lagi dan aku
takut tak mau mengutang kejadian yang telah kulakukan .ya benar ingkar janji.
Hari kesokan harinya sayfal sibuk mengambil iran pegi trsbt.
”hani mau pergi ngak?”.
“ya mau lah masak ngak,Tapi kan kamu tau sendiri akungak boleh pergi.
“Asik looo kami masak-masak di atas bernyanyi dan tertawa.”
Ia aku tau dengan kehangatan tersebut.dan aku makin di panas-panasin
sama temanku tuk pergi.sabahat ku yang bertiga,salah satunya ngak ingin pergi
dan dia mmng juga ngak boleh pergi dan dia mengajak ku untuk pwrgi ke janjang
sejuta dan pergi ke lereng singgalang dan ajakan naya langsung aku ia kan.dan
sahabatku yang satu nya lagi pergi ke sda bersama anggota yang lain nya.
“Bagusan pergi ke janjang sejuta “kata nadia
“enakannke SDA yuk hani,ayok lah ke sda lebih asik”
“Nadia menyahut kamu tau hani ngak boleh kan pergi ke hutan belantara itu,kamu
ngk boleh ngasi sugesti dia lagi lah buat pergi ke sana.”
“Nadia,bagusan ke tempat yang ia suka aja dari pada janjang sejuta kana udah
pernah.”
“Dan aku memutuskan tuk pergi ke sda tanpa izin orang tua.”
“Kamu yakin hani pergi tanpa izin kata nadia?”
“Yadia aku yakin.”
“Tapi kalau tanpa eestu orang tua berbahaya lo.”
“Yabagaimana lagi,dan kapan lagi merasakan begitu”
“Ya kalau kamu selamat kebawak kalau ngak apa.”
“Saya sebgai sahabat kmu pasti nyesal banget kalau mengizinkan mu ke aana apa
lahi demgan orang yua mu berapa hancurnya hati mereka lkalau kamu nhak
selamat.
“Ah sudah lah doakan saja aku baik2 saja”
“Benar itu kata yulia kan ada aku nadia kami akan tetap berdua.”
“Aku pun akhirnya pergi dengan penuh ketegasan hati “
“ blub blub notifikasi WhatsApp group pendaki. Jadi kan kita pergi besok yang
pergi itu 10 orang yaitu Yulia Febi IAIN Syarif Al adid zali Ipin dila,kakat sepal.”
“Sepp,jam brapa ngumpulnya?”
“Jam 6 hani sahut sepal.”
“Oke sepal.”
“Jangan ngak jadi lagi ya hani.”
“Heheheh ok sepal.”
Perasaan bimbang dan khawatir menyelimuti ku. Mentari pun
menampak kan hujud nya di ufuk timur,saya pun bergegas pergi.
“Mau kemana kamu tanya mama padaku.”
“Mau pergi mana?”
“Dengan sedikit gugup”mau pergi maraton ma,tapi aku pulang nya agak lama
ya,soal nya habis darisana aku mau ke rumah yulia.”
“Sahut mama ok,tapi jangan ke sorran banget ya.”
“Ok ma sahutku gemetaran.”
“ Untung saja ayah ngak ada di rumah dalam hati ku.”
“Karna saya ngak tau tempat kita ngumpul saya pergi dulu ke rumah febi.kami
pun berangkat bareng.”
“Dan setiba disana teman2 ku sudah pda ngumpul.”
“Eh ada hani kata dila..boleh sama mama kamu pergi?”
“Sebenar nya ngk ada mintak izin lo la,”
“Ohh,ngak papa.kapan lagi.”
“Heheh iya la.Kami mengunggu satu orang teman kami.Yaiyu saifal yang
membawa tas gunung yang segalasesuatunya ada di sina.mulai dari
kompor,makanan kami,deregen air ,tenda dan bnayak perlengkapan mendaki
kami.”
“Saifal kemana ya?”
“Kok belum datang jga?”
“Iya nih.”
“Dan ia pun muncul.”
“Itu saifal kata vani.”
“Yuk kita langsung pergi aja.” Kataku.
“Ayukkkk.” Kata saifal.
Saya berjalan dengan yulia sahabat saya yang pernah pergi ke SDA. Perasaan
ku masih khawatir dan takut terjadi apaa apa kepada ku karena tak minta izin ke
orang tua ku.tapi yulia tetap menenangkan perasaan ku yang gundah.
Yul,kamu tau ngak perasaan ku masih khawatir.
Iyya aku tau,kan kamu ngak izin perginya.
Iya betul,sahut ku lembut,tapi aku juga bahagia sangat bahagia bisa berjalan
mendaki gunung ini dengan kalian semua.
Ya benar kapan kapaan kita pergi lagi ya.
Rencana ku dan yulia telah matang untuk mendaki dan mempunyai
seribu alasan untu menjawab pertanyaan ibu ku.karna ibu ku ulang tahun hari ini
dan kami telah jauhw hari membeli kado nya yaitu hp dan jika nanti ditanya lama
sekali pulang dan tinggal kasi kado tersebut dan masalah semua kelar.ya
benar.dan perasaan ku memikirkan alasan2 tersebut membuatku melupakan
sejenak kekhawatiran tersebu dan bercanda ria dengan teman2 ku.
“Vani jalan nya masih lama ya?”Dengan mentari yang makin ke atas
“Ini belum apa—apa hani kita masih belum sampai ke gerbagng nya!”
“Hah,benar?
“Iya,kurang lebih 20 menit lagi kita spai ke gerbang pendakian dan beristirahat
sejenak dan mendaftarkan nama kita di sana.”
“Untuk apa pakai daftar pula?”
“Karna jika kita tidak daftar nanti kalau hilang bagaimana?Siapa yang mau
tanggung jawab?”
“Hah?.aku mulai takut.emang kita bisa hilang ya kalau sampai sda aja?”
“Tergantung mungkin nasib sial kita bisa hilang.”
“.sahutku menghela nafas. Ya itu pos pertama kita mendaki adan kami
mendaftarkan nama dan duduk dudk sejenak sambil mengisi deregen air untuk
persiapan di jalan nanti kalau kita haus.setelah mbil nomor kami pun melanjutkan
perjalanperjalan.”
“Wah pemandangan yang sungguh luar biasa teman,.”
“Ini belum apa-apa,naik kalau kamu tiba di puncak itu baru wah dan tak ada
kaliamat yang bisa kamu katakan untuk memuji sang pencipta.”
“Iyaya,benar.”
Dalam perjalanan kami bertemu dengan banyak orang yang kalau etikanya di
gunung selalu menyapa Bu atau Pak untuk orang yang perempuan dan untuk
orang yang laki-laki tidak boleh panggil nama saya begitu ketentuan di gunung.
Pak”
Buk”
Semuanya nampak mengapa setiap orang yang lewat.dan dan lebih banyak orang
yang turun dibandingkan orang yang naik dan aku bertanya apakah nanti ada
orang di atas sana menjawab ya tentu lah pasti ada di atas sana ramai nggak
seperti yang kamu bayangka
“Minta minum dong kataku dengan nada yang kehausan”
“Nih ambil aja di dari gan tas ranselku.”
“Glek glek dengan segar nya “
“Mintak dong sahut yulia juga kehausan.”
“Ini ambil.”
Dan kami beristirahat se bentar di bawah rindangnya pepohonan yang
sejuk.ternyata pohon yang ku bayangkan tak se perti kenyataan ya. Kenapa pohon
di gunung tersebut hanya pendek-pendek yang kujalani pohonnya tinggi-tinggi.
“Kalau yang tinggi-tinggi itu atas dari SDA masih pendek pendek.”
“Begitu ya.”
Kami berdiri lagi dan melanjutkan perjalanan dengan sangat antusias.
SD nya sudah kelihatan dari jauh ya kami makin semangat untuk mendirikan
tenda di sana dan kami pun beberapa menit yang lalu akan sampai di sana.
Wahhh ternyata tempat mendirikan tenda nya udah penuh semua.bagaimana ini
kata ku
Sayfal mengatakan ayo naik lagi ke atas cari tempat yang masih ada.”
“Jauh lagi?”
“Ngak kok,tapi lumayan.”
“Yasudah,”
Satu persatu menaiki dan menginjakkan kaki nya lagi dengan tanpang yang
sudah sangat lelah.dan air derigen kami pun habis.
“Ini air derigen habis loh.bagaimana ni?”
“Nanti ada kok air mata air di atas oke.”
“Ok nanti aja kita isi ya.”
Kami melanjutkan perjalanan kami.dan akhirnya mendapat tempat yang pas
untuk memdirikan tenda .
“Kalau disini gimana teman?”
“Ya udah ngak papa kalau naik lagi ntar kalau kita turun susah loh.”
Dengan keringat yang bercucuran kami pun duduk di bawah
pohon.saifalebuat hamok dan kami tidur disana.ada 3 tenda yang berdiri di
samping tenda2 kami.ya kami pun menyapa san berbincang2 dengan nya.Dia
membanyu kami membuatkan tenda kami dan duduk akrab bercerita di samping
kami.tak lama kemudian.
“ Treeet suara perut pit yang lapar.”
Aduhh aku sangat lapar nih.”
Yuk kita masak.ternyata kompor yang dibawa Saiful nggak bisa dipakai
dan teman-teman yang berada tendanya dekat kami menawarkan kompornya
untuk dipinjamkan dan kami pun meminjam kompornya untuk kamu memasak
kami masak mie dan kerupuk di tengah-tengah kami masa ternyata hari hujan
lebat.
“Wah ini gimana sahutku”
“wah iya kita nanti aja lanjutin masa kami memakan kerupuk yang sudah masak
dengan sambal.”
“dan aku terbesit dipikiran ku bahwasanya bagaimana cara pulang sedangkan
waktu ini kita masak sudah menunjukkan pukul jam 2 bagaimana cara pulang.”
“Bagaimana kita pulang ini kalau hari hujan”
“Tahu temanku ya Kita nginep di sini lah gimana lagi”
“Apaan mau nginep di sini Aku aja belum bisa sama orang tuaku”
“Ya bagaimana lagi,”
“ serius lah masa iya Kita nginep di sini kan emang kita jadian sama kedua orang
tua kalian. Dalam sesaknya tenda kami muat muat kan 8 orang dalam satu tanda.”
Untung hujannya nggak terlalu lama Alhamdulillah. Kami pun
melanjutkan memasak makanan di luar tenda memasak mie. Ya ginilah ternyata
asyik di pergi Tanda kayak gini walaupun tanpa izin.setelah kami masak ya kami
makan bersama-sama dengan daun yang ada di sana dan membentangkannya di
tengah-tengah hutan dan mengajak kawan kami untuk makan bersama tapi mereka
tak mau ya kami aja yang makan.
Setelah kami duduk-duduk bercanda tawa dan menikmati indahnya
pepohonan.ternyata ada orang asing atau bule yang lewat di dekat Anda kami dan
kami meminta foto bersama dengannya.dan kami tanya mereka akan menuju ke
puncak aku aja orang sini belum ke puncak apa aku salut dengannya. Ya kapan-
kapan lah mau kepencet lagi mungkin tanpa restu lagi. Mereka pun mengucapkan
goodbye kepada kami.
“yuk kita pulang lagi udah lama benar kita di sini hari sudah menunjukkan
jam 4”
“Enggak belum lagi kami turun nanti jam 6”
“beneran lah aku aja belum minta izin jam 6 itu kan mau siap-siap terus turunnya
nanti datang di basecamp nya jam berapa.”
“Aku pun meminta minta pulang kepada teman-teman ku”
“Jangan dulu nanti aja kami pun kami aja belum ingin turun kami masih mau di
sini”
“Beneran please kita terus sekarang ya.”
“Iya sekarang aja kita turun kata Yulia”
“Yah nanti aja kami nanti kalau mau bareng kami nanti.”
“Tolonglah sekarang aja.”
“Makanya kalau mau pergi-pergi itu minta izin dulu sama temanku”
“Ya kalau minta izin mah aku datang ke sini nggak boleh”
“Ya udah kamu duluan”
“Dengan perasaan bimbang Yulia pun ingin juga turun dan kami naik atau turun
berdua saja tetapi dengan pasukan-pasukan dari atas yang turun gunung.”
“kami pun memberanikan diri untuk berdua saja turun kita turun sekarang
ya yah ini”
“Kami duluan turun ya teman-teman semua”
“Oke hati-hati ya.”
ternyata dalam perjalanan Yulia di telepon-telepon oleh keluargaku dari
mama kakak dan Yulia mengatakan padaku angkat atau enggak honey?
“Jangan angkat lah nanti aku mau ke mana”
“Tring tring tring tring tring tring tring tring tring nada dering HP Yulia.”
“Ini gimana angkat atau nggak aku nggak enak kalau nggak ngangkat.”
“Ya udahlah angkat aja.”
“Halo kata mamaku”
“Ya Halo teh Ada apa ya nte”
“Yulia ada nggak di sana kata mamakuada teh ini lagi nunggu angkot eh udah
naik angkot eh dia udah pergi oh begitu ya kata mamaku”
Padahal kami belum sampai di esda tapi masih baru-baru turun.di
perjalanan kami pun berbincang-bincang Yul aku takut bagaimana ini ya kamu
pakai alasan yang kemarin aja yang ngatain HP HP itu yang ngasih Mama kamu
HP oh iya oke oke .
Di perjalanan kami pun berlari lari turun gunung tersebut.
Aku yang sangat takut dulu dari Yulia larinya Hani tunggu Ani tungguin
aku oh ya ya ya.dan dari kami datang dan kami sampai di posko dari posko ke
bawah itu jaraknya jauh banget bagaimana ini ya pakai gojek aja ojek sewa ojek
oke bang bang bang bisa ngojek enggak bang nanti saya bayar
ya bisa dek bisa ya naik naik aja Ayo rek di ka ja oke bang sampai bawah ya bang
sip
Dan kami pun sampai bawah dan membayarnya dan kami menunggu angkot ke
rumahku ternyata sudah lama aku tunggu nggak ada angkot dan akhirnya aku naik
tranex jurusan Padang Payakumbuh yang lewat di rumahku dan aku pun sampai di
rumah jam 5.
kemana aja kamu kata mamaku tapi kalau mbak Yulia belajar ini mah
kado dari aku hp wah kasih ya aku sebenarnya beli HP dari tadi Iya karena bikin
mau bikin surprise mama pulang terlambat hehehe iya ya nggak papa makasih ya
berapa kamu beli ya nggak usah Mama tahu lah itu kan kado.
Dengan tampang yang polos dan nggak tahu apa-apa saya pun berlagak
biasa-biasa saja dan tak ada yang terjadi apa-apa. Akhirnya malam malam say
about bercerita dengan Mama kan nggak bisa nyimpan sendirian.
“Mata nggak ma tadi aku ke mana”
“Tapi kamu beli HP”
“Sebenarnya aku pergi ke....”
“Kamu pergi ke mana”
“Pergi ke SDA a”
“yakinlah jadi juga kamu pergi ya ya nggak papa lah kan kamu selamat sampai di
rumah sekarang”
“Hehehe cengengesan.”
Dan besoknya aku pergi ke sekolah dan bercerita tentang kemarin dan
temanku bercerita bahwasanya dia turun jam 6 dan sampai di rumah udah jam 7
ya bagaimana denganku ya nggak ada minta izin.
ujian semester pun menghadapi kami dan kami mulai menghafal dan
mengikuti ujian biasanya kan setelah ujian kami libur panjang di libur panjang ini
lah saya bertekad untuk pergi ke puncak gunung yang menjulang tinggi dengan
gagahnya. Apakah ini pertanda Aku akan pergi tanpa restu lagi nggaklah Aku
nggak berani pergi ke puncak tanpa restu aku pernah beranikan diri untuk
mengatakan ini kepada ibuku.
“Bu aku pergi ya ke puncak”
“hah ke puncak apa kan kamu udah pergi ke SDA kemarin ini”
“Kan cuma SD belum puncak nggak ada lihat apa-apa nggak nampak
pemandangannya.”
“Kamu tanya aja sama ayah kamu ibu melarang nggak ngijinin.”
Jantungku berdetak kencang apakah boleh dengan ayahku atau tidak.ingin
meminta izin aku pasti jawabannya tahu ya nggak boleh nggak minta izin ya
nggak boleh pergi sama mama aku.
Dan aku melihat berita di hp-ku yang mengatakan.dibalik keindahan gunung
Dempo indah tapi kali ini kamu lagi marah entah apa memang kami yang salah
atau engkau yang tak ingin dipandang rendah sepakat telah berlalu engkau pun
telah kami rayu berbagai petunjuk juga kami tuju tapi tetap tak ada titik temu
sebenarnya engkau mau apa ?kau buat kami bersiap-siap ke mana-mana ayolah
jangan bercanda alam Kita Tak lagi Sama Noah alamku dan gunung Dempo
tolong akhiri misteri ini kami percaya engkau ada di sekitar kami kembalikan
teman kami ke depannya engkau pasti kami hargai wahai malamku dan gunung
Dempo.
Mendengar kata-kata tersebut yang bulu kudukku sangat merinding. Entah
apa yang ingin aku lakukan ingin melanjutkannya ke puncak atau tidak sama
sekali. Mendengar berita tersebut ibuku langsung mengatakan ...ha lihat saja
bagaimana pendaki pendaki hilang itu yang mama takut kan kalau kamu pergi.
“Ya itukan ajalnya sahutku dengan penuh harap ingin juga ke gunung”
“Pacarnya aja ya kan Kita bercakap-cakap sebagai manusia.”
“Ya mungkin dia mendaki dengan takabur akhirnya dia hilang.”
“Ya,ibu takut kamu gimana2 di sana.”
Dan beberapa hari pun mulai berjalan dan hiburan di dalam liburan pun banyak
pendaki gunung yang mendaki dan aksesorisnya waktu itu pendaki asal gunung
dan pendaki Thoriq hilang ditelan bumi.
Dengan berita pendaki gunung yang hilang, aku sedikit takut dan aku buka
YouTube menonton tentang pendaki yang hilang ditelan bumi dan ternyata itu
banyak sekali. Aku sangat penasaran dengan tugu yang sering difoto oleh pendaki
gunung waktu di atas gunung merapi yaitu tugu Abel dan mencari tahu tentang
tugu Abel tersebut dengan cara bertanya kepada temanku yang hobinya mendaki.
“Dit” ,sahut aku waktu adit duduk termenung.
“Iya”,kata adit terkejut.
“Kamu tahu enggak sejarah tugu Abel?.”
“Ya,tentu hani.tugu Abel adalah tugu untuk memperingati seseorang yang pergi
dengan kekasihnya dan ternyata kekasihnya tergelincir ke kawah. Dan tidak pikir
panjang,tabel sebagai laki-laki langsung melompat menyelamatkan kekasihnya.
Dan ternyata mereka berdua tidak bisa diselamatkan. Makanya orang-orang
membuat tugu itu untuk memperingati Abel yang menyelamatkan kekasihnya.”
“Wahh ,ngeri juga ya.”
“Iya hani”, seru adit.
“Tapi aku nggak suka dengan para pendaki yang mencoret coret tugu dan batu
yang ada di gunung.”
“Aku setuju, karena alam itu harus dipelihara dan juga bukan untuk dikotori!.”
“Ya benar, apalagi sama orang yang membakar hutan. Apa mereka nggak punya
otak dan memikirkan hidup binatang yang ada di dalamnya”kata ku sangat kesal.
“Iya, manusia seperti itu tidak memikirkan hal itu.”
“Lah bagaimana mereka berfikir ke sana?” sahutku emosi.

“Iya dia mah cuma ngejalanin apa yang diperintahkan oleh orang yang menyuruh
untuk membakar hutan untuk membuka lahan baru mereka hanya memikirkan
uang yang mereka dapat sebagai upah untuk membakar hutan. Ya bagaimana lagi,
mereka pasti ditangkap kok” kata Adit dengan pasrah.
“Iya kamu benar” seruku.
Waktu terus terus berlanjut. Libur panjang semester 2 akan datang ancang-
ancang untuk pergi berlibur pun dengan teman telah kami persiapkan .Mendaki
gunung sampai ke puncaknya, Iya benar tanpa restu yang kedua kalinya. Mungkin
aku adalah anak yang suka adrenalin dengan tidak meminta izin kepada orang
tuaku untuk pergi ke puncak. Aku tahu kalau aku meminta izin kepada orang tua
aku pasti tidak akan dapat,dengan kejadian-kejadian tanpa restu orang tua aku
bisa sampai juga ke SDA. Mungkin ini saatnya untuk pergi ke gunung ya cita-
citaku.
“Blub blubb blub”dering hp-ku dari notifikasi grup pendaki ku.
“Kita jadi pergi ke puncak? Tanya Sayfal.
“Iya jadi”kata Yulia.
“ok,dua hari lagi kita pergi ya”.
“ok “kata Vanu setuju.
Aku mulai memikirkan caranya agar dapat izin pergi dari rumah. Dengan
alasan menemani Nadia di rumahnya karena keluarganya pergi.
“Ibu boleh ngak aku pergi ke rumah Nadia untuk menemaninya di rumah karena
keluarganya pergi ke luar kota”
“Boleh” kata ibu.
“Serius bu?” Dengan perasaan yang menggebu-gebu.
“Ia”kata ibu.
“Makasi bu” kata ku.
Dan karena barang barang telah dipersiapkan Sayfal, jadi kami tidak perlu
bawa banyak keperluan. Kami hanya membawa baju dan membawa seperlunya
saja.besok aku akan berangkat ke puncak tapi dengan perasaan yang lumayan
khawatir karena tidak mendapatkan Restu. Apa boleh buat semuanya telah
tersusun rapi ya tinggal pergi saja. Besok kami pergi jam 5 sore ngumpul di
posko. Dan aku sekarang bersiap-siap untuk tidur, tetapi mataku tak bisa tidur
karena perasaan yang khawatir.Dan akhirnya aku tertidur hampir subuh.dan
terbangun segera aku siap-siap tuk pergi ke gunung.
“bu,aku pergi dulu ya kerumah nadia”dengan hatiyang bimbang.
“Lah kenapa cepat sekali?,kamu kan nemenin nadia buat tidur aja.Ini masih pagi
llo.”dengan raut wajah ibu yang binggung
“Aku....aku mau pergi maraton bu,dan nanti langsung aja kerumah
Nadia”jawabku gugup.
“oowh begitu,baiklah.”
“Aku pergi dulu ya bu, assalamualaikum” masih dalam keadaan yang bergejolak.
“waalaikumsalam,hati-hati ya.”
“iya bu.”Kataku.
Aku merasa berdosa karena berbohong,tapi bagaimana lagi.Aku sangat
ingin merasakan bagaimana ciptaan tuhan yang sangat bagus.
“Blub blub blub” dering hpku berbunyi.Waktu telah menunjukkan jam 05.30
WIB.
Aku mulai berberes-beres.
Aku berangkat jam 5.30. dengan penuh kekhawartira a di hati karena tak
minta restu dari orang tua.tapi aku cukup berteguh hati untuk pergi tanpa izin ya
kapan lagi dalam pikiranku.dari pagi sampai jam 3 sore kami mendaki gunung
mungkin istirahat dengan sedikit-sedikit hanya duduk dan meminum berhemat
hemat kami menikmatinya sangat sangat menikmati.jika ku lihat betapa indahnya
kekuasaan Tuhan yang diberikan-nya aku rasa kalau aku tak mendaki aku sangat
rugi.
perjalanan ku berhenti di jam 3 sore dengan menegakkan tenda dengan
lelahnya kami menunggu sunset di atas gunung yang begitu indah. Dan kami
masak bercanda mendirikan tenda dan sangat begitu indah. Tidak ada kata-kata
lagi yang mungkin bisa aku ucapkan karena begitu indahnya di sana. Indah indah
dan begitu indah yang selalu ku ucapkan.
Apalagi saat sunset datang,ya sangat begitu indah dan saya pun menangis
melihatnya Tak ada kata tak ada suara hanya bisa membisu menikmati indahnya
sunset. Waktu menikmati itu sangat singkat yang sangat singkat.
mentari pun turun dan bersembunyi di samping gunung dan membuat
suasana menjadi kelam. Di sini juga kunang-kunang. Tidak hanya seekor, ribuan
malah. Juga tidak tersesat. Kunang-kunang itu terbang mendenging bersama di
sela dedaunan hutan hujan tropis. Di tengah gelapnya malam, formasi cahaya
Mereka terlihat menawan. Kerlap kerlip. Kerlap kerlip.
Kami mendirikan tenda 2 buah utuk perempuan dan satu untuk laki- laki.
Di tengahnya malam kami membakar api unggun.di atas sana sangat dingin kami
pun masak air di atasnya dan kami pegang wajarnya tak terasa panas.
“ Dining sekali di atas ini hani.”
“Aku sangat kedinginan” kata yulia.
Saya pun memegang wajan untuk penanak air di air yang mendidih dan itu tak
terasa.yulia dan dila ingin buang air kecil dan meminta temenin dengan saya.
“Hani,dila mau pipis tapi dila takut,temenin ya”
“Hani juga takut lla,sama yulia aja ya.”
“Dila yuk kita pergi”kata yulia.
mereka pun pergiberduaa,Kami pun tidur bersama-sama.Dan di tengah malam
tenda kami rasa di seruduk-seruduk.
“Van tenda kita kenapa ya van,”tanyaku ketakutan.
“Aaahh,itu babi” kata vani agak kaget.
“Ini ngak papa van?”.
“Ngak papa,mereka hanya mencari makan”.
Dan kami lanjut tertidur.kami tak mau ketinggalan melihat momen
matahari keluar dari selagunung.kami tunggu-tunggu mentari muncul.Dan akhir ia
keluar.Momen yang tidak akan pernahku lupakan.Ia sangat menawan muncul dari
sela pegunungan tak bisa ku ceritakan dengan kata-kata.
Kami menikmati di gunung dan kami pun turun jam 9 pagi.kami sangat
berhati-hati kalau turun.medan yang sangat terjal dan tidak bisa di rem menuntun
kami dalam kecepatan tinggi.Alhamdulillah kami selamat sampai dibawah.

Anda mungkin juga menyukai