Anda di halaman 1dari 5

Wali Pasien : “Assalamualaikum bu.

Petugas Registrasi : “Iiya Waalaikumsalam bu. Mari bu, silahkan duduk”

Wali Pasien : “Ohiya bu, terima kasih”

Petugas Registrasi : “Perkenalkan bu, nama saya Iqra Makrawiyah saya disini sebagai petugas
registrasi kalau boleh tau nama ibu siapa? “

Wali Pasien : “Ohiya bu, saya Nur Anisa, dan ini anak saya Nur afni Damopolii”

Petugas Registrasi : “Ohiya bu Anisa dan bu Afni. Kalau boleh tau ibu ada keperluan apa yah
datang kesini bersama anak ibu ?”

Wali Pasien : “Saya kesini karna mau konsultasi mengenai penyakit yang di derita anak
saya bu.”

Petugas Registrasi :oh baik lah bu sebelumnya saya akan mencatat data diri ibu “Kalau boleh
tau, nama lengkap ibu siapa? dan usia ibu berapa ya bu? Dan alamat ibu dimana ?” dan
mengidap penyakit apa?.”

Pasien : nama lengkap saya Nur afni damopolii “umur saya 35 Tahun bu. Alamat saya
Mamboro. Saya di diagnosis dokter mengidap penyakit HIV/AIDS.”

Petugas Registrasi : “Baik bu. Sebelumnya apakah ibu pernah mengukur tinggi badan dan berat
badan ibu ?”

Pasien : “belum ibu.”

Petugas Registrasi :”baiklah kalau begitu silahkan ibu mengukur tinggi dan berat badan ibu.
Dengan ibu Nurdeadaleta yah bu. Dan ibu Rina sebagi pencatat.

Pasien : “baik bu.

Petugas Antropometri : “Silahkan ibu berdiri disini. saya akan mengukur tinggi badan ibu
terlebih dahulu setelah itu. Saya akan menimbang berat badan ibu .”

Pasien : “Ohiya iya bu baik.”

Petugas Antropometri : Sekarang ibu silahkan naik di atas timbangan karna saya akan
menimbang berat badan ibu.dan ibu Rina akan mencatat hasil nya.

Pasien : “ Baik bu,”

Petugas Antropometri : “ Baiklah bu, sudah selesai. Silahkan ibu rina membacakan kembali
hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan ibu Afni.
Petugas Pencatat : “ baiklah bu, tinggi badan bu Afni 165 cm, dan berat badan ibu 75 kg. setelah
ini ibu berikan hasil antropometri ibu ke petugas registrasi nanti petugas registrasi memberikan
ke konselor.

Pasien : “Baik bu”

Wali pasien : “ Permisi bu, ini hasil antropometri anak saya bu.”

Petugas Registrasi : “Baik bu, Saya catat dulu yah bu Tinggi badan dan berat badan bu afni.
Setelah itu saya akan membawakan data bu afni ke Konselor.

Wali Pasien : “Baik, bu”

Petugas Registrasi : “ Permisi yah bu saya kedalam dulu memberikan data diri anak ibu ke
konselor.”

Wali Pasien : “Oh iya, silahkan Bu.”

Petugas Registrasi : “Assalamualaikum bu, ini ada pasien yang ingin konsultasi ini data diri dan
surat rujukan dari dokter.

Konselor : “Oh iya baik bu, Terimakasih. persilahkan pasien untuk masuk.”

Petugas Registrasi :”baik bu.”

Petugas Registrasi : “ Permisi bu, Afni dan bu anisa dipersilahkan masuk kedalam. Konselor
sudah menunggu didalam.”

Wali pasien : “Baik bu, Terimakasih.”

Wali pasien : “Assalamualaikum bu,”

Konselor : “ Waalaikumsalam, mari bu silahkan duduk.”

Wali pasien : “Baik bu terimakasih.”

Konselor : “ baik bu setelah saya melihat hasil lab ibu afni dokter mendiagnosa kalo ibu
mengidap penyakit HIV/AIDS yah bu. Kalo saya boleh tau ibu sudah berapa lama mengidap
penyakit ini”?

Pasien : “Iya bu saya sudah lama mengidap penyakit HIV/AIDS ini sejak 10 Tahun yang lalu
bu.”

Konselor : “Sudah lama sekali yah ibu mengidap penyakit HIV/AIDS ini. Boleh ibu
ceritakan bagaimana awal mulanya sampai ibu terkena penyakit ini?”
Pasien : “Awal mulanya mungkin karena saya dulu pecandu narkoba yang menggunakan
jarum suntik secara bergantian dengan teman saya. Dan setelah beberapa tahun saya mengalami
gejala gejala aneh seperti demam, lesu, pegal pegal. Awalnya saya menganggap biasa saja,
mungkin karna saaya kecapean, kurang istirahat tapi seiring berjalannya waktu kok setiap 2
minggu saya merasakan gejala-gejala aneh muncul terus, supaya rasa penasaranku terjawab yaa
akhirnya saya coba cari tau di internet gejala apakah yang saya alami, ternyata gejala tersebut
sama dengan gejala HIV dan akhirnya saya mengikuti VCT, setelah beberapa hari hasil tes
keluar ternyata saya terdeteksi mengidap HIV.”

Konselor : “Apakah ibu shock setelah mengetahui hal tersebut?”

Pasien : “Ya tentu saya shock, dan saya sudah berfikir apakah saya akan mati karena
penyakit ini, tetapi saya sudah tidak shock lagi setelah saya diberi obat ARV (anti-retroviral),
atorvastatis(Lipitor) dan Ranitidin(Zantac). Dan saya mau bertanya bu, sebenarnya apa sih
penyakit HIV/AIDS ini?”

Konselor : “HIV (Human Immuno-deficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS. Sedangkan AIDS kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus HIV sehingga sistem imun tidak bisa
bekerja secara optimal dan mengakibatkan penderita mengalam komplikasi, dengan kata lain,
penyakit dengan mudahnya masuk ke tubuh penderita.

: “Kalau seperti itu sangat menyeramkan yah ibu penyakit ini. Lantas apa
penyebab dari penyakit ini ?”

Konselor : “Virus ini dapat menyebar melalui cairan kelamin, transfuse darah atau
menggunakan jarum suntik secara bergantian. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita akan
mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran makanan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit HIV/AIDS tersebut dan .proses konsling pada hari ini akan berlangsung
selama 15 menit,meliputi pengkajian gizi serta penentapan diagnosis gizi dan implementasinya.
Saya harap bu Afni bersedia bekerja sama untuk keberhasilan konseling ini.apakah ibu Afni
bersedia ?

Pasien : “Tentu saja saya bersedia, bu”

Konselor : “Oh iya Bu, saya lihat dulu yah bu.berdasarkan tinggi badan dan berat badan
ibu, ibu tergolong status gizi lebih atau obesitas bu.

Pasien : “ Berarti kalau begitu tidak baik yah bu?.”

Konselor : “ Iya bu, tidak baik. Karena kelebihan status gizi bias menyebabkan beberapa
penyakit lainya bu.”

Pasien : “Oh iya iya bu seperti itu yah?”


Konselor : “iya bu. Selanjutnya apakah saya dapat mengetahui kebiasaan makan ibu seperti
apa ?”

Pasien : “Hari-hari saya mengonsumsi makanan yang siap saji bu, entah yang ada di
Restoran atau di Supermarket.”

Konselor : “Oh seperti itu yah bu. Dari kebiasan ibu itulah yang membuat asupan makanan
ibu berlebih dan membuat status gizi ibu menjadi lebih.”

Pasien : “Oh iya bu. Apakah karna kebiasaan makan saya akan menimbulkan keburukan
bagi saya bu?”

Konselor : “Tentu saja bu. Jika kebiasaan makan ibu selalu seperti itu maka status gizi ibu
yang tak kunjung menjadi normal. Jikalau ibu bersedia saya akan membantu ibu agar ibu
mempunyai status gizi normal,bagaimana bu ?

Pasien : “Iya bu, saya bersedia. Saya ingin sekali memiliki status gizi normal yang
seperti ibu bilang. Kira-kira apa ya bu yang perlu saya lakukan agar saya tidak masuk katagori
obesitas lagi?”

Konselor : “Baiklah ibu. Ibu hanya perlu mengikuti diet yang saya anjurkan.
(Memperlihatkan leaflet). Nah karena diagnosa ibu adalah HIV/AIDS maka saya menganjurkan
ibu yaitu diet HIV/AIDS. Disitu ibu dianjurkan untuk makan dengan porsi kecil dan sering. Dan
juga ibu diperintahkan untuk menghindari makanan yang dapat merangsang pencernaan baik
secara mekanik dan kimia.

Pasien : “Oh begitu yah ibu?. Insyaalloh Akan saya terapkan dikehidupan saya. Saya
ingin bertanya bu, apa bedanya makan dengan porsi kecil dan makan dengan porsi besar toh tadi
ibu menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering, bukannya itu sama saja yaa bu?

Konselor : “Makan porsi kecil akan mencegah pencernaan kita terganggu dan tubuh
dapat berfungsi dengan lebih efisien sepanjang hari. Sedangkan Ketika makan dengan porsi
besar, kadar gula dalam darah akan naik, tetapi begitu makanan dicerna, kadar gula darah
turun, dan mengambil energi serta suasana hati kita. Nahh Menerapkan makan porsi kecil
dan sering membuat tingkat energi stabil bu dan membuat kita lebih mudah lagi untuk
mengatasi semua aktifitas yangdilakukan dalam sehari,"

Pasien : “oh begitu ya bu, iya-iya.

Konselor : “Iya ibu. Jika masih ada yang ibu belum pahami, ibu bisa berkomunikasi dengan
saya via telfon yah bu. Semoga ibu dan keluarga selalu diberi kesehatan dan dilindungi oleh
alloh”

Pasien : “aamiin, Oke ibu.”


Konselor : “Amin ya bu. Dan juga sebaiknya ibu Anisa juga bisa untuk selalu mengingatkan
bu Afni Agar makannya terarur yah bu. Agar berat badan bu Afni Bisa Normal.

Wali Pasien : “Baik, bu saya akan sering mengingatkan anak saya agar makan dengan teratur
dan tidak berlebihan.

Konselor : “Baik bu. konseling selanjutnya kita rencanakan dua minggu kedepan dan proses
konseling gizi hari ini telah selesai bu,sampai ketemu dua minggu depan dan silahkan menuju
ketempat Registrasi untuk konseling hari ini bu.terimakasih bu”

Wali Pasien : “Iya baik bu,kami akan datang lagi dua minggu kedepannya. Terima aksih juga
bu”

Konselor : “iya bu sama-sama”

Anda mungkin juga menyukai