Anda di halaman 1dari 5

Askep Jiwa Sehat anak Sekolah

Definisi
Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun.
Pekembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah adalah kemam,puan menghasilkan
karya, berinteraksi dan berprestasi dalam belajar. Jika anak sekolah tidak mampu mencapai
perkembangan maka anak sekolah akan mengalami rendah diri/minder.

Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Usia Pra Sekolah


1. Menurut teori perkembangan psikososial Erikson
Kerja Keras (Industry) vs Inferioritas (Inferiority) 7-11 tahun
Konflik yang dihadapi dalam dirinya sendiri maupun dari luar sudah semakin luas.
Konflik yang dihadapi pada tahap ini adalah perasaan sebagai seseorang yang mampu vs
perasaan rendah diri. Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan
dihargai (misanya sekolah), maka akan berkembang rasa bergairah untuk terus lebih
produktif. Bila sebaliknya yang dialami oleh anak, maka timbul perasaan rendah diri.
Gangguan yang mungkin timbul pada masa ini adalah rasa kekurangan pada diri, merasa
tidak mampu, rasa inferior, gangguan pada prestasi belajar, dan takut berkompetisi.
2. Menurut teori perkembangan psikoseksual Freud
Fase Laten 6-12 thn

Perkembangan usia sekolah


1. Perkembangan Motorik: Perkembangan motorik pada usia ini meluas sampai
mempelajari cara bermain berbagai jenis olahraga dan menekankan per kembangan
keterampilan. Aktivitas motorik menjadi lebih halus, lebih otomatis, dan lebih lancar
daripada tahun sebelumnya. Anak tidak kikuk, memiliki koordinasi yang diperlukan
untuk terlibat dalam tim olahraga, dan dapat, pada umumnya, mengakomodasi aktivitas
fisik untuk memacu perkembangan.
2. Perkembangan Psikososial: Dalam teori Freud, periode perkembangan psikososial ini
digambarkan sebagai periode laten. Tenaga disalurkan ke dalam pembelajaran
keterampilan tertentu, bermain aktif, dan memperoleh pengetahuan. Erikson menguraikan
hal ini sebagai suatu masa untuk perkembangan kerajinan. Pada usia ini, anak belajar
untuk bekerja dengan orang lain, hubungan sosial menjadi menonjol, dan terjadi rasa
persaingan. Aturan-aturan dipelajari dan anak menginginkan dan mengembangkan
keberhasilan. Banyak pembelajaran terjadi melalui guru dan teman sebaya daripada
terutama melalui keluarga
3. Perkembangan Kognitif: Piaget menguraikan tahap ini sebagai masa operasional konkret.
Proses berpikir meningkat menjadi kompleks dan logis. Anak ini dapat memilah dan
mengelola fakta-fakta. Pemecahan masalah tetap konkret dan merefleksikan pengalaman
anak itu sendiri. Akan tetapi, pikiran menjadi kurang berpusat pada diri sendiri dan anak
ini dapat mempertimbangkan pandangan orang lain.
4. Pembelajaran Peran:
 6-8 tahun: mempelajari bahwa ada banyak perspektif selain yang mereka miliki.
 8-10 tahun: mengenali bahwa beragam pandangan dapat bertentangan dan dapat
mempertimbangkan pandangan orang lain.
 10-12 tahun: mempertimbangkan dua pandangan secara simultan dan dapat
memperkirakan reaksi dan 18 berikut dapat digunakan: orang lain terhadap suatu
pandangan tertentu.
5. Bermain: sering dipusatkan pada olahraga dan permainan kompetitif. Tempat dimana
diperoleh tempat interkasi sosial, menemukan teman baru dan terlibat dalam aktivitas
kelompok.

Tanda dan Gejala


Subjektif Objektif
 Menyebutkan nama dan jenis kelamin  Membaca, menulis, berhitung
 Menjelaskan nama dan fungsi benda  Mempunyai prestasi akademik
 Membaca doa  Mempunyai teman sebaya
 Mengungkapkan perasaan marah,
senang, takut dan sedih
 Menyampaikan pendapat dan
keinginan, puas dengan keberhasilan
 Menceritakan kebaikan dan
mengungkapkan kesalahan

Tujuan Askep
Kognitif Psikomotor Afektif
Mampu:  Mempertahankan  Mengekspresikan
 Mengembangkan kesehatan fisik perasaan
kecerdasan  Melakukan kegiatan fisik  Mengungkapkan
 Memahami nilai-nilai sesuai usianya kesalahan
moral  Melakukan hobi  Merasakan bahagia
 Mempelajari pelajaran  Menyelesaikan kegiatan terhadap kebaikan yang
sekolah rumah tangga yang pernah dilakukan
 Menyelesaikan tugas sederhana  Merasakan kepuasan
sekolah terhadap keberhasilan
 Beradaptasi yang dicapai
 Memiliki rasa bersahabat
dan bersaing
 Senang berkelompok

Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia sekolah

Tindakan pada anak pra sekolah


1. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: Mendiskusikan kelebihan dan kemampuan
anak, menjelaskan dan melatih keterampilan, memberi bacaan dan permainan yang
meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sederhana,
latih anak sesuai dengan pelajaran di sekolah dan kembangkan hobi yang dimiliki anak.
2. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: Terapkan nilai agama dan budaya
positif pada anak.
3. Latih anak mengembangkan keterampilan sosial: Beri waktu anak untuk bermain di luar
rumah bersama teman dan kelompoknya, motivasi anak untuk mengikuti perlombaan
untuk belajar bersaing dan bersahabat latih anak berinteraksi dengan orang lain.
4. Latih kedisiplinan pada anak, bimbing anak saat menonton televisi, membaca buku cerita,
bermain gadget, dan menilai manfaatnya.
5. Ajarkan kebersihan diri.
6. Beri pujian pada setiap pencapaian anak.

Tindakan Keperawatan pada Keluarga


1. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai anak sekolah
2. Latih cara memfasilitasi anak sekolah untuk berkarya, produktif, kompeten, dan berhasil
dalam belajar
3. Ajarkan cara mendorong anak berkarya: mendiskusikan keberhasilan, jalan keluar
kegagalan, dampingi dan beri semangat, serta pujian
4. Ciptakan suasana keluarga yang mendukung anak berkarya dengan memberi motivasi
positif.
5. Latih keluarga mendampingi anak sekolah:
a) Belajar, mengerjakan tugas sekolah dengan gembira dan semangat
b) Memberi tugas rumah tangga yang disukai anak sekolah
c) Memfasilitasi bermain dengan kelompok sebaya
6. Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial
7. Diskusikan tanda penyimpangan dan cara mengatasinya serta pelayanan kesehatan

Tindakan pada kelompok


1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok anak sekolah dan kelompok orang tua
2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapeutik anak sekolah
a) Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
b) Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c) Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
d) Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e) Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
f) Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Anda mungkin juga menyukai