Anda di halaman 1dari 39

Peran perawat dalam Terapi

Holistik
Keperawatan Holistik
• Pengobatan herbal dilakukan dengan pendekatan holistic.

Yaitu tubuh dipandang sebagai suatu sistem harmoni yang selalu


seimbang dan dapat menyembuhkan dirinya sendiri melalui mekanisme
alami.

Terapi herbal kerperawatan holistic, karna herbal dalah strategi


intervensi keperawatan holistic
• Terapi Herbal :
dalam intervesi keperawatan bertujuan untuk memberdayakan potensi
sumber daya manusia dalam ruang lingkup keperawatan komunitas di
pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan obat keluarga.

Tindakan Utama dalam proses terapi keperawatan holistik meliputi,:


• Manajemen body mind (perawat melakukan tindakan holistic untuk
menstimulasi otak agar memproduksi hormon endofrin pengaturan
suasana hati (mood), emosi, pikiran, pengetahuan dan kesadaran klien)
• Manajemen exercise(memberikan dorongan motivasi pada paseien
untuk melakukan gaya hidup sehat)
• Manajemen nutrisi(perawat mampu mengukur kebutuhan gizi dan
nutrisi. Peran pemanfaatan TOGA sebagai pendamping dalam
pemenuhan terapi.
konsep manajemen nutrisi dan kedudukan obat herbal dapat diberikan
sebagai suplemen atau berfungsi sebagai pelengkap.

Nutrisi juga dapat dipandang sebagai terapi herbal, karena semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi dari alam dan sekaligus sebagai unsur yang
memperkuat sistem daya tahan tubuh.
Perkembangan Praktik Keperawatan Herbal di Indonesia

 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik perawat, pasal 8 ayat 3 :
“Praktik keperawatan dilaksanakan melalui kegiatan pelaksanaan
tindakan keperawatan komplementer”

 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


908/MENKES/SK/VII/2010 tentang Pedomanan Penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan Keluarga. (intervensi keperawatan
mencangkup terapi komplementer antara lain pijat bayi, herbal terapi,
meditasi, dll)
Kendala yang dihadapi perawat
• Berdasarkan draf awal petunjuk pelaksanaan Permenkes RI No.
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 yang diajukan oleh organisasi profesi
belum mendapatkan persetujuan dari Kemenkes RI, sehingga
spesifikasi jenis tindakan keperawatan yang menjadi hak, kewajiban
dan kewenangan perawat belum dijabarakan secara rinci.
Pemanfaatan sumber-sumber di komunitas
berbasis herbal
Pemafaatan dan pengolahan tanaman obat keluarga (toga) secara
sederhana dengan cara tradisional, meliput :
• Mengidentifikasi masalah kesehatan yang diderita
• Menjelaskan penyebab penyakit yang diderita
• Mengenali tanda dan gejala yang dirasakan
• Menjelaskan pencegahaan dan pengobatan penyakit.
Dasar pemanfaatan fitofarmaka/ justifikasi
JUSTIFIKASI: KOMPLEKSITAS CONSTITUENT
• Karena bahan aktifnya dalam bentuk campuran senyawa kimia
kompleks hal ini menjadi justifikasi pengobatan dgn fitofarmaka;
• Pemanfaatan fitofarmaka dgn kandungan kimia yg kompleks
dipandang sebagai nilai lebih dalam mengobati penyakit yang
seringkali kompleks pula.
Dasar…………………………..
• Kompleksitas senyawa diharapkan akan memberikan efek Sinergisme
shg sinergisme merupakan konsep penting dalam pengobatan dengan
fitofarmaka.
sebagai contoh: sejumlah komponen dalam lemon essential oil;
seperti geraniol, nerol, dan myrcen; geraniol dan nerol secara sendiri-
sendiri memiliki aktivitas antibakteri; myrcen tidak; namun myrcen
mampu meningkatkan aktivitas kedua komponen sebelumnya bila
digunakan bersama-sama.
Dasar………………
• Dalam hal kompleksitas kimiawi: diyakini bahwa kumpulan bahan yg
terdapat bersama-sama secara alamiah lebih baik daripada campuran
sejumlah senyawa tunggal yg sama yg sengaja dicampurkan.
• Component lain yg tidak aktif bisa berperan untuk meningkatkan
stabilitas, solubilitas, bioavailibilitas senyawa aktif.
Prinsip pengobatan dengan herba/fitofarmaka
• Cleansing: cleansing melalui detoksifikasi dan eliminasi merupakan
salah satu prinsip pengobatan dengan herbal; Misalnya kalau
seseorang keracunan , tubuhnya harus dapat mengatasinya sendiri
dengan kemampuan faal tertentu yg berfungsi mengeliminasi racun
yang masuk.
Prinsip……………
• Heating (Pemanasan) : yaitu memperlancar peredaran darah.
• Cooling (Pendinginan): menstimulir pencernaan serta memberi efek
menenangkan.
• Tonification: menambah tenaga dan membantu pemulihan.
Strategi pengobatan dgn fitofarmaka
• Physiological enhancement (perbaikan kondisi fisiologis), tujuannya
meningkatkan daya tahan tubuh/ kemampuan tubuh secara
keseluruhan sehingga mampu melawan penyakit;
• Optimize body chemistry (meningkatkan nutrisi dan kemampuan
detoxificati, immun); tidak hanya tubuh tapi meliputi sel, organ, dan
system di dalam tubuh.
Strategi………..
• optimize body energy melalui peningkatan vitalitas dengan
menggunakan tonik dan adaptogens.
• Physiological compensation; dalam keadaan tertentu diperlukan
physiological compensation seperti: antiinflammatory, antiviral,
antispasmodic, antiseptic, antiallergi.
Aplikasi fitofarmaka
• Sediaan fitofarmaka dimanfaatkan dalam keadaan :
• pertama, keadaan fatologik ( phatological states); dan yang
• kedua, disfungsi sistem (System dysfunction).
Aplikasi FF pada kondisi fatologik
 Topical application
 Fever
 Infection desease
 Autoimmune desease
 Malignant desease
Aplikasi fitofarmaka pada disfungsi sistem

 Digestive system
 Billiary system
 The liver
 Cardiovascular system
 Respiratory system
 Nervous system
 Female reproduction system
 Joint desease
 Skin desease
FARMAKOLOGI OBAT HERBAL
UJI TOKSISITAS OBAT PRAKLINIS UJI TOKSISITAS
HANYA :

1. UJI TOKSISITAS UMUM


a. Uji toksisitas akut
b. Uji toksisitas subakut
c. Toksisitas kronis

2. UJI TOKSISITAS KHUSUS :


a. Uji teratogenik
b. Uji Karsinogenik
c. Uji Mutagenik
TOXICITY TEST : 

PENGUJIAN TOKSISITAS YANG DILAKUKAN KEPADA HEWAN


SEBELUM PROSES DIPENGUJIAN KE HEWAN
PERATURAN TOKSISITAS OBAT AKUT :
1.Penggunaan dalam dosis tunggal atau dosis berulang, tetapi tidak lebih dari 24
jam
2.Rute pemberian : 2 rute, yakni penggunaan klinis (sesuai yang disarankan), dan
I.V. route (bila memungkinkan) untuk mengetahui keamanan obat secara
sistemik.
3.Untuk mengukur LD50 yakni dosis yang menyebabkan kematian 50% hewan coba
untuk dibadingkan dengan obat lain.
4.Untuk mengukur dosis maksimum yang tidak menyebabkan kematian. dilakukan
dalam waktu 14 hari, semua hewan coba di korbankan pengamatan makroskopis
dan mikroskpis thd. organ vital.
Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut :

• Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk non rodent (bila


memungkinkan) jantan & betina.
• Dosis : maksimum yang tidak mematikan.
• Pengamatan dilakukan dalam 24 jam
• Hewan coba separo dikorbankan di amati perubahan2 makroskopis dan
mikroskopis
• Separo hewan coba lain di amati setiap hari selama 14 hari terhadap :
Perub. BB dan Perubahan makroskopis.
• Setelah hari ke 14 semua hewan coba dikorbankan  di amati
perub.Makroskopis dan mikroskopis pada jantung, paru2, hati, ginjal,
limpa dan jaringan lainya.
• Dibuat kurva dosis – respon.
PENENTUAN LD50

LD50 = Anti log ( log A + (B x log C)


Keterangan :
A = Dosis dibawah 50%
B = Jarak Proporsional yakni :
50% kematian-% kematian dibawahnya
% kematian diatas 50% - % dibawah 50%
C = Penambahan Dosis yakni :
Dosis diatas LD50%
Dosis dibawah LD50%
Pengujian Toksisitas Berulang
(Sub akut dan kronis) :
Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif dan perubahan fisiologis dan patologis hewan coba.
Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda
Dose : maximal effect tidak mematikan.
Cara pemberian : seperti dipakai di klinik.
Lama pengujian :
Untuk pemakaian klinik 1-3 hari 
lama pengujian 14 hari.
Untuk pemakaian klinik 7 hari 
lama pengujian 28 hari.
Untuk pemakaian klinik 4 minggu 
lama pengujian 90 hari.
Untuk pemakaian  1 bulan 
lama pengujian 6 bulan.
Uji Karsinogenik :
1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau terapi penyakit
kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan.

FDA  per kelompok minimal 25 ekor per jenis kelamin, dan harus hidup
sampai akhir percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker. Dosis yang dipakai
adalah dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol.
Uji Toksisitas pada Reproduksi

Pengamatan uji meliputi pengaruh pada :


1. Gametogenesis
2. Embriogenesis
3. Implantasi
4. Organogenesis
5. Pertumbuhan fetus
6. Kelahiran
UJI AKTIVITAS OBAT HERBAL
1. Sebagai Obat ANTIKANKER
KANKER  Penyakit Seluler, invasif dan metastatik akibat dari
gangguan proliferasi dan diferensiasi sel.(Karsinoma, Sarkoma,
Leukemia dan Limfoma).
Penyebab  belum jelas (multifaktor) Inaktivasi gen supresor tomor
seperti p53, p21, protein bax.
Aktivasi protoonkogen jadi onkogen (zat kimia, obat2an, sinar X,
ultraviolet dll..
Mekanisme kerja obat antikanker :
1. Menghambat sintesis DNA ( hambatan dihidrofolic acid reduktase,
hambatan basa purin dan pirimidin).
2. Merusak DNA (merusak nucleic acid).
3. Antimitosis (Alkaloid)
4. Rekayasa genetik (inhibisi faktor pertumbuhan).
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIKANKER
1. Kunir (Curcuma longa)
2. Kunir putih (Curcuma zesoaria)
3. Temu putih (Curcuma zesoria)
4. Sambung Nyawa (Gyrura procumbens)
5. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
6. Pegagan (Centella asiatica)
7. Daun Dewa (Typhonium divaricatum)
8. Jarong (Achyranthes aspera linn)
9. Mengkudu ( Morinda Citrifolia)
10. Meniran (Phyllanthus niruri)
11. Tapak dara (Vinca rosea)
12. Kealdi tikus (Typhonium divaricatum)
2. ANTIDIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM)  kadar gula darah melebihi batas kadar normal
(sebulum maupun sesudah makan).
Penyebab :
Pada DM tipe 1 karena faktor genetik kerusakan sel β pankreas,
ketergantungan insulin.
Pada DM tipe 2 karena faktor luar pola makan dan obat2an yang
menyebab fungsi sel β pankreas berkurang, tidak tergantung insulin.
Pengobatan DM.
DM tipe 1  ketergantungan insulin
DM tipe 2  memperbaiki transportasi glukosa kedalam sel,
mempercepat pemecahan glukosa dalam mitokondria, mengurangi
pembentukan oksidan dan mempercepat proses proliferasi sel β
pankreas.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIABETES
1. Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) : daun
2. Jambo monyet (Anarcedium accidentale) : kulit batang
3. Bawang merah (Allium cepa linn)
4. Johar : kulit batang
5. Jambu biji (Psidum guajava) : daun, buah kulit batang
6. Tapak dara (Cataranthus rosea) daun
3. ANTIDIARE
Diare  Frequensi defekasi lebih banyak dari normal, konsistensi
feses encer.
Kejadian  bisa akut dan kronis.
Penyebab  bermacam2 (ifeksi bakteri, virus, parasit). Peningkatan
motilitas usus ( alergi makanan dan obat2an), psikosomatik, Kelainan
endokrin dan metabolisme.
Terapi : tergantung penyebab (antibakteri, antiamuba, menurunkan
motilitas usus, mengurang spasmus usus.
CONTOH TANAMAN BERKHASIAT ANTIDIARE
1. Kunir (Curcuma domestika)  rimpang
2. Temulawak (Curcuma xanthorriza  rimpang
3. Jambu biji (Psydium guajava linn)  daun, kulit batang, buah
4. Gambir (Uncaria gambir)  daun dan ranting
5. Delima (Punica granatum)  kulit buah, kulit akar
6. Kemukus ( Piper cubeba linn)  buah
4. ANTIFERTILITAS
Antifertilitas  Obat untuk mengurangi ke suburan (kontrasepsi)
Metode  Sterilisasi jantan dan betina
Kondom, IUD, obat abortivum, spermisidal, obat
kontrasepsi.
Cara kerja obat antifertilitas :
1. Mencegah pematangan sel telur
2. Mencegah terjadi ovulasi
3. Mencegah pertemuan sel telur dan spermatozoa
4. Mencegah proses inflantasi
5. Menghambat spermatogenesis.
TANAMAN BERKHASIAT ANTIFERTILITAS
1. Bayam duri (Amaranthus spinosus Linn)akar
2. Pepaya (Carica papaya Linn)  biji
3. Sadamala (Artemisin vulgaris Linn) daun
4. Blustru (Luffa cilindrica Linn)  daun
5. Rumput teki (Ciperus rotundus Linn)  rimpang
6. Daun manggis (Garsenia mangostana Lin)
7. Kembang spatu (Hibiscus rosasinensis Linn)  daun
8. Remek getik (Achyranthes aspera linn)  daun
9. Nanas (Ananas comosus Merr)  buah muda
10. Sere (Andropogon nardus Linn) - akar, daun muda.
11. Jambu biji (Psidium guajava Linn)  Kulit dan akar.
5. Hepatoprotektor
Kerusakan hepar  akibat konsumsi zat kimia seperti obat2an (CCl4,
parasetamol), infeksi virus hepatitis B,C.
Test fungsi hepar  pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT lebih dari 10
kali lipat.
Contoh : tanaman berkhasiat Hepatoprotektor
1. Sambiloto (Andrgafis paniculata)  daun
2. Kunyit (Curcuma domestica)  rimpang
3. Bawang putih (alium sativum L)  Umbi
4. Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza)  rimpang
5. Meniran (Phylanthus niruri L.) tanaman
6. Daun sendok (Plantogo mayor)  Daun.
7. Pegagan (Centella asiatica L.)  daun.
8. Dll. Cari sendiri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai