Anda di halaman 1dari 9

LANDASAN HUKUM DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK

KEPERAWATAN DEMI TERCAPAINYA KESELAMATAN


PASIEN

Leni Kartika Dewi

181101073

Lenikartikadewi72@gmail.com

Abstrak

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan
pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Setiap pemberi pelayanan kesehatan harus memperhatikan
keselamatan pasien, khususnya perawat yang lebih banyak waktunya bersama klien. Di dunia
maupun di Indonesia keselamatan pasien di atur dalam perundang-undangan. Tujuan:
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan hukum dalam pelaksanaan praktik
keperawatan demi tercapainya keselamatan. Metode: metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan disertai dengan
pengumpulan data dari berbagai literasi baik dari buku, jurnal, internet, dll. Hasil: Penelitian ini
mampu menggambarkan seluruh tujuan dari penelitian ini.

Kata kunci: Dasar Hukum, Keselamatan Pasien, Rumah Sakit.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan (safety) telah bangunan dan peralatan di rumah sakit


menjadi isu global termasuk juga untuk yang bisa berdampak terhadap
rumah sakit. Ada lima isu penting yang keselamatan pasien dan petugas,
terkait dengan keselamatan (safety) di keselamatan lingkungan (green
rumah sakit yaitu keselamatan pasien productivity) yang berdampak terhadap
(patient safety), keselamatan pekerja pencemaran lingkungan dan
atau petugas kesehatan, keselamatan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup yang meliputi asesmen risiko,
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan identifikasi dan pengelolaan hal
tersebut sangatlah penting untuk yang berhubungan dengan risiko
dilaksanakan di setiap rumah sakit. pasien, pelaporan dan analisis insiden,
Namun harus diakui kegiatan institusi kemampuan belajar dari insiden dan
rumah sakit dapat berjalan apabila ada tindak lanjutnya serta implementasi
pasien. Karena itu keselamatan pasien solusi untuk meminimalkan timbulnya
merupakan prioritas utama untuk risiko dan mencegah terjadinya
dilaksanakan dan hal tersebut terkait cedera yang disebabkan oleh
dengan isu mutu dan citra perumah kesalahan akibat melaksanakan suatu
sakitan. (KKR Indonesia, 2015). tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
Di Indonesia, isu keselamatan pasien
(Kemenkes, 2011).
mulai dibahas pada tahun 2000, diikuti
dengan studi pertama di 15 rumah sakit Rumah sakit perlu
dengan 4500 rekam medik. Hasilnya meningkatkan mutu pelayanan untuk
menunjukkan bahwa angka KTD sangat mengembalikan kepercayaan
bervariasi, yaitu 8,0%-98,2% untuk masyarakat diantaranya melalui
kesalahan diagnosis dan 4,1%-91,6% Program Keselamatan Pasien dimana
untuk kesalahan pengobatan. Sejak itu, World Health Organization (WHO)
bukti-bukti tentang keselamatan pasien telah memulainya pada tahun 2004. Di
di Indonesia pun merebak, meskipun Indonesia Gerakan Keselamatan
belum ada studi nasional hingga saat Pasien Rumah Sakit (GKPRS)
ini. Kita patut merasa iri dengan negara- dicanangkan Menteri Kesehatan
negara di Amerika Latin yang telah Republik Indonesia pada 21 Agustus
mempunyai studi Iberoamerican study 2005. Setiap rumah sakit membentuk
of adverse events (IBEAS) di 58 rumah tim keselamatan pasien rumah sakit.
sakit dari 5 negara. (Utarini dan Djasri, Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
2012) Sakit adalah suatu sistem yang
mencegah terjadinya cidera yang
Keselamatan pasien rumah sakit
disebabkan kesalahan akibat
adalah suatu sistem dimana rumah sakit
melaksanakan suatu tindakan
membuat asuhan pasien lebih aman
(commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil Tujuan
(omission). (Mulyana, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk
Konsep internasional maupun mengetahui landasan hukum dalam
nasional Indonesia menyatakan praktik keperawatan demi tercapainya
bahwa pelayanan kesehatan adalah keselamatan pasien.
unsur Hak Asasi Manusia bidang
Metode
kesejahteraan sosial. Bab XA tentang
Hak Asasi Manusia, khususnya Pasal Penelitian ini menggunakan metode
28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar penelitian deskriptif dengan pendekatan
1945 memberi jaminan kepada seluruh kualitatif dan disertai dengan
warganegara untuk mendapatkan pengumpulan data dari berbagai literasi
pelayanan kesehatan. Implementasi baik dari buku, jurnal, ebook, dll.
dari pesan konstitusi tersebut menjadi
Hasil
tanggung jawab kementerian kesehatan,
baik berkaitan dengan pelayanan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kesehatan masyarakat maupun penulisan ini menjawab seluruh tujuan
pelayanan kesehatan perorangan. dalam penelitian ini meliputi dasar
Berkaitan dengan pelayanan hukum dalam praktik keperawatan demi
kesehatan perorangan terdapat tiga tercapainya keselamatan pasien.
subjek hukum yang dikenal dengan
PEMBAHASAN
sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan
pasien, maka pertama-tama yang perlu Hukum
diperhatikan adalah bahwa terdapat
Hukum adalah kumpulan
keterkaitan antara subjek hukum
peraturan hukum, sedangkan didalam
penyelenggara sarana jasa pelayanan
peraturan hukum terdapat kumpulan
kesehatan dan subyek hukum pengguna
kaidah/norma hukum. Seperti
jasa pelayanan kesehatan. Subyek
diketahui di dalam pembentukan
hukum penyelenggara jasa sarana
hukum selalu terdapat asas hukum
pelayanan kesehatan antara lain disebut
yang digunakan sebagai dasar
rumah sakit, dan subyek hukum
pembentukan kaidah/norma hukum,
pengguna jasa pelayanan kesehatan
sehingga terdapat pembatasan dari
disebut pasien. (Nugraha, 2018).
pembentukan kaidah/norma hukum. memakai rencana yang salah dalam
Salah satu asas hukum yang mencapai tujuan. Accidental injury
dalam penyelenggaraan yang berkaitan juga akibat dari melaksanakan
dengan kepentingan masyarakat yang tindakan yang salah (commission)
dapat dijadikan pijakan, adalah asas atau tidak mengambil tindakan yang
pelindungan. (Nugraha, 2018). seharusnya diambil
(omission).Accidental injury dalam
Definisi Keselamatan Pasien
prakteknya akan berupa kejadian
Keselamatan pasien (patient tidak diinginkan (near miss).
safety) rumah sakit adalah suatu
Dasar Hukum Yang Mengatur
sistem dimana rumah sakit membuat
Tentang Keselamatan Pasien
asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi :assesmen resiko, Dalam memberikan
identifikasi dan pengelolaan hal yang pelayanannya Rumah sakit sebagai
berhubungan dengan risiko pasien, sebuah institusi diatur dalam Undang-
pelaporan dan analisis insiden, Undang Rumah Sakit, dimana terdapat
kemampuan belajar dari insiden dan empat pasal dalam undang-undang
tindak lanjutnya serta implementasi tersebut yang mengamanahkan
solusi untuk meminimalkan timbulnya keselamatan pasien. Amanah
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat keselamatan pasien dalam Undang-
mencegah terjadinya cedera yang Undang Rumah Sakit telah dijabarkan
disebabkan oleh kesalahan akibat lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
melaksanakan suatu tindakan atau Kesehatan No 1691 Tahun 2011
tidak melakukan tindakan yang Tentang Keselamatan pasien. (Basabih,
seharusnya dilakukan. (Permenkes, 2017 :150-157).
2011).
Keselamatan Pasien dalam Undang-
Menurut IOM dalam (Mulyana, 2013), Undang Rumah Sakit.Dalam undang-
keselamatan pasien (Patient Safety) undang ini jelas diamanahkan mengenai
didefinisikan sebagai freedom from keselamatan pasien, berikut dibawah ini
accidental injury. Accidental injury adalah rinciannya dalam pasal:
disebabkan karena error yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau
1. Pada pasal 2 disebutkan bahwa Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
penyelenggaraan Rumah Sakit Perubahan frasa dari “Keselamatan
didasarkan pada nilai kemanusiaan, Pasien Rumah Sakit” menjadi
etika dan profesionalitas, manfaat, “Keselamatan Pasien” telah
keadilan, persamaan hak dan anti menunjukkan bahwa Peraturan
diskriminasi, pemerataan, perlindungan Menteri Kesehatan yang baru
dan keselamatan pasien, serta memiliki cakupan lebih luas.
mempunyai fungsi sosial. Meskipun terdapat pergantian
kebijakan berkaitan dengan
2. Pasal 3 ayat dua yang
keselamatan pasien, namun patut
menyebebutkan bahwa pengaturan
dipahami bahwa kedua peraturan
penyelenggaran Rumah Sakit bertujuan
menteri tersebut sejatinya merupakan
untuk memberikan perlindungan
perintah Pasal 43 Undang-Undang
terhadap keselamatan pasi-en.
Nomor Nomor 44 Tahun 2009 tentang
3. Pasal 13 yang mengatakan bahwa Rumah Sakit.
setiap tenaga yang bekerja dirumah
Asas perlindungan di bidang
sakit harus mengutamakan keselamatan
hukum merupakan upaya yang
pasien.
diberikan kepada subyek hukum dalam
4. Pasal 43 secara khusus menjelaskan bentuk norma hukum, baik bersifat
mengenai kewajiban penerapan represif maupun restitutif, tertulis
keselamatan pasien di Rumah Sakit maupun tidak tertulis. Berdasarkan
(Kemkes, 2009). gambaran tersebut, asas perlindungan
di bidang hukum dapat dimengerti
Pengaturan keselamatan pasien
sebagai suatu pemikiran yang
pada tataran teknis operasional
mendasari dibuatnya perundang-
merujuk pada Peraturan Menteri
undangan yang didukung oleh asas
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
kepastian hukum, kemudian didukung
tentang Keselamatan Pasien.
pula oleh asas pengayoman terhadap
Peraturan Menteri Kesehatan ini
harkat dan martabat manusia secara
diterbitkan untuk menggantikan
aman, selamat, dan terjamin yang selain
Peraturan Menteri Kesehatan No.
mengutamakan asas kepastian hukum
1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang
juga memperhatikan asas asas keadilan
hukum. Berdasarkan keseluruhan b. Pasal 3 ayat b: memberikan
uraian di atas, timbul pertanyaan: perlindungan terhadap keselamatan
apakah ketentuan tentang pasien, masyarakat, lingkungan RS dan
keselamatan pasien menyebabkan SDM di RS.
dipenuhinya asas perlindungan?
c. Pasal 29 ayat b: memberikan
Untuk mendapatkan jawaban
pelayanan kesehatan yang aman,
sementara berupa hipotesis kerja,
bermutu, anti diskriminasi & efektif
maka akan dilakukan penelitian dengan
dengan mengutamakan kepentingan
Judul:
pasien sesuai standar pelayanan RS.
Penelitian Hukum Normatif terhadap
d. Pasal 43 :
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, Undang-  Ayat 1 ; RS wajib
Undang Nomor 44 Tahun 2009 menerapkan Standar
Tentang Rumah Sakit Dan Peraturan Keselamatan Pasien
Menteri Kesehatan Nomor 11  Ayat 2 ; Standar
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Keselamatan Pasien
Pasien. (Nugraha, 2018). dilaksanakan melalui pelaporan
insiden, menganalisa &
1. Undang-Undang nomor 44 Tahun
menetapkan pemecahan masalah
2009 tentang Rumah Sakit:
dalam rangka menurunkan
a. Pasal 2: RS diselenggarakan angka KTD
berasaskan pancasila dan  Ayat 3 ; RS melaporkan
didasarkan kepada nilai kegiatan ayat 2 kepada komite
kemanusiaan, etika, & yang membidangi keselamatan
profesionalitas, manfaat, pasien yang ditetapkan Menteri
keadilan, persamaan hak & annti  Ayat 4 ; Pelaporan IKP
diskriminasi, pemerataan, pada ayat 2 dibuat secara
perlindungan dan keselamatan anonim & ditujukan utk
pasien, serta mempunyai fungsi mengkoreksi sistem dalam
sosial. rangka meningkatkan
keselamatan pasien
2. Permenkes 1691 / VIII / 2011 dan
Tentang KESELAMATAN PASIEN penilaian(evaluasi)tentan
RUMAH SAKIT g terapan (Implementasi)
program KPRS.
a. Pasal 5 : Rumah sakit dan tenaga
 bekerjasama dengan
kesehatan yang bekerja di rumah
bagian Diklat RS untuk
sakit wajib melaksanakan program
melakukan pelatihan
dgn mengacu pada kebijakan
internal KPRS.
nasional Komite KPRS.
 melakukan pencatatan,
b. Pasal 6 pelaporan insiden,
1) Ayat 1 : Setiap rumah sakit analisa insiden serta
wajib membentuk Tim mengembangkan solusi
Keselamatan Pasien Rumah untuk pembelajaran.
Sakit (TKPRS) yang ditetapkan  memberikan masukan
oleh kepala rumah sakit sebagai dan pertimbangan
pelaksana kegiatan keselamatan kepada kepala rumah
pasien. sakit dalam rangka
2) Ayat 4 : TKPRS pengambilan kebijakan
melaksanakan tugas: KPRS.
 mengembangkan  membuat laporan
program keselamatan kegiatan kepada kepala
pasien di rumah sakit RS.
sesuai dengan
c. Pasal 7 Standar Keselamatan
kekhususan rumah sakit
Pasien.
tersebut.
 menyusun kebijakan dan d. Pasal 8 Sasaran Keselamatan
prosedur terkait dengan Pasien.
program KPRS.
e. Pasal 9 Tujuh Langkah
 menjalankan peran untuk
Menuju Keselamatan Pasien
melakukan motivasi,
Rumah Sakit.
edukasi, konsultasi,
pemantauan (monitoring)
PENUTUP Progam Pasca Sarjana UNDIP.
Dipublikasikan.
Kesimpulan
Asihsutantri, Maria Yosepha. (2014).
Keselamatan pasien (patient safety)
Regulasi Keselamatan Pasien di
rumah sakit adalah suatu sistem
Rumah Sakit di Daerah Istimewa
dimana rumah sakit membuat asuhan
Yogyakarta. Tesis. Tidak
pasien lebih aman. (Permenkes, 2011).
dipublikasikan. Fakultas Ilmu
Keselamatan pasien telah di atur dalam
Kesehatan Masyarakat. Universitas
undang-undang seperti Undang-Undang
Gadjah Mada: Yogyakarta.
nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, Permenkes 1691 / VIII / 2011 Astuti, Tri Puji. (2013). Analisis
Tentang Keselamatan Pasien di Rumah Penerapan Manajemen Pasien
Sakit, Dan Peraturan Menteri Safety Dalam Rangka Peningkatan
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Mutu Pelayanan di Rumah Sakit
Tentang Keselamatan Pasien dan PKU Muhammadiyah Surakarta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun Tesis. Tidak dipublikasikan.
2009 Tentang Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA
Surakarta: Surakarta.
Adib A. (2009). Materi Seminar
Basabih, Masitah. (2017). Perlukah
Nasional Keperawatan Dengan
Keselamatan Pasien Menjadi
Tema “Sistem Pelayanan
Indikator Kinerja RS BLU. Jurnal
Keperawatan dan Manajemen
ARSI. 3(2):150-171.
Rumah Sakit Untu Mewujudkan
Patient Safety” Di Unduh 8 Mei Bawelle, Selleya Cintya, et all. (2013).
2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Perawat Dengan Pelaksanaan
Ariyani. (2009). Analisis Pengetahuan
Keselamatan Pasien (Patient
dan Motivasi Perawat Yang
Safety) di Ruang Rawat Inap
Mempengaruhi Sikap Mendukung
RSUD Liun Kendage Tahuna.
Penerapan Program Patient Safety
Ejournal Keperawatan. 1(1):1-7.
di Instalasi Perawatan Intensif di
RSUD Moewardi Surakarta . Tesis.
Cahyono, Agung. (2015). Hubungan Mulyana, Dede Sri. (2013). Analisis
Karakteristik dan Tingkat Penyebab Insiden Keselamatan
Pengetahuan Perawat Terhadap Pasien Oleh Perawat di Unit
Pengelolaan Keselamatan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit X
di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Jakarta. Tesis. Program Pasca
WIDYA 3(2): 97-102. Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia: Depok.
Kemkes. (2009). Undang-Undang
Dipublikasikan.
Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Nugraha, Peter. (2018). Keselamatan
In: Kesehatan, K. Ed. Jakarta: Pasien dan Asas Perlindungan.
Kementerian Kesehatan. Tesis. Tidak di terbitkan. Program
Pasca Sarjana Magister Hukum
Kemkes. (2011). Peraturan Menteri
Kesehatan. Universitas Katolik
Kesehatan Republik Indonesia
Soegijapranata: Semarang.
Nomor 1691/Menkes/Per/Viii/2011
Tentang Keselamatan Pasien Simamora. R. H. (2018). Buku Ajar
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Keselamatan Pasien Melalui

Kesehatan. Timbangan Terima Pasien Berbasis


Komunikasi Efektif: SBAR.
Kemkes. (2015). Pedoman Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Edisi 3. Jakarta: Kementrian
Kesehatan.

Lombogia, Angelita, et all. (2016).


Hubungan Perilaku Dengan
Kemampuan Perawat Dalam
Melaksanakan Keselamatan
Pasien (Patient Safety) di Ruang
Akut Instalansi Gawat Darurat
RSUP Prof. dr.R.D. Kandou
Manado. e-journal Keperawatan.
4(2):1-8.

Anda mungkin juga menyukai