Disusun Oleh :
A. Keselamatan Pasien
1. Definisi
Menurut Vincent (2008), keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran,
pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari
proses perawatan kesehatan.
Pengertian lain tentang keselamatan pasien yaitu menurut Emanuel (2008), yang
menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah disiplin ilmu di sektor perawatan
kesehatan yang menerapkan metode ilmu keselamatan menuju tujuan mencapai sistem
penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya. Keselamatan pasien juga
merupakan atribut sistem perawatan kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan dampak,
dan memaksimalkan pemulihan dari efek samping.
Keselamatan pasien terkait dengan "kualitas perawatan", namun kedua konsep tersebut
tidak identik. Keselamatan merupakan bagian penting dari kualitas. Sampai saat ini,
kegiatan untuk mengelola kualitas tidak terfokus secukupnya pada masalah keselamatan
pasien (National Patient Safety Foundation, 2000, dalam Vincent, 2010).
TAPS dan penelitian lainnya telah mengidentifikasi dua jenis insiden keselamatan pasien
yang luas:
a. Insiden terkait dengan proses perawatan, termasuk proses administrasi,
investigasi, perawatan, komunikasi dan pembayaran. Ini adalah jenis kejadian
umum yang dilaporkan (berkisar antara 70% -90% tergantung pada penelitian).
b. Insiden terkait dengan pengetahuan atau keterampilan praktisi, termasuk
diagnosis yang tidak terjawab atau tertunda, perlakuan salah dan kesalahan dalam
pelaksanaan tugas.
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas berikut
definisinya yaitu:
a. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm
(penyakit, cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.
c. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss adalah suatu insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
d. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena “keberuntungan” (misal:
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau
“peringanan” (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan , diketahui secara dini
lalu diberikan antidotumnya).
e. Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbukan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
f. Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi
pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan
cedera yang terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebagainya)
sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah
yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
2. Model Keselamatan Pasien
Sementara model keselamatan pasien yang baik telah dibangun, Vincent (2010)
mencari model pendekatan yang sederhana, sepenuhnya sesuai dengan materi
pelajaran, dan kompatibel dengan model yang ada. Pada saat yang sama, seharusnya
cukup sederhana sehingga bisa dilihat dalam diagram sketsa yang mudah dan
dinyatakan dalam kalimat sederhana dan sederhana yang mudah di ingat.
Vincent (2010) menawarkan model sederhana berikut untuk melihat keselamatan
pasien. Ini membagi sistem perawatan kesehatan menjadi empat domain:
a. Mereka yang bekerja di bidang kesehatan.
b. Mereka yang mendapat perawatan kesehatan atau memiliki saham dalam
ketersediaannya
c. Infrastruktur sistem untuk intervensi terapeutik (proses pemberian layanan
kesehatan)
d. Metode umpan balik dan perbaikan terus menerus.
B. Hukum Kesehatan
1. Definisi
Hukum kesehatan pada saat ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu hukum
kesehatan public (public health law) dan Hukum Kedokteran (medical law). Hukum
kesehatan public lebih menitikberatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat atau
mencakup pelayanan kesehatan rumah sakit, sedangkan untuk hukum kedokteran,
lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau
seorang saja, akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan kesehatan.
Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan. hal tersebut menyangkut hak dan
kewajiban menerima pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat)
maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya,
organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lainlain.
Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa :
a. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi
b. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-
cita bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing
bangsa serta pembangunan nasional Indonesia.
Hukum Kesehatan (Health Law) menurut:
a. Van Der Mijn: Hukum Kesehatan diratikan sebagai hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi: penerapan perangkat hukum
perdata, pidana dan tata usaha negara.
b. Leenen: Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan
hukum di bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
pelayanan rumah sakit berisiko tinggi, potensial mudah terjadi cedera pada
pasien yang seharusnya tidak terjadi (preventable harm).
8. Tanggung jawab hukum perawat
a) Aspek hukum perdata
Atas kesalahan sendiri dapat terjerat (Pasal 1365)
atas kesalahan orang lain yang di bawah tanggungjawabnya (Psl.
1367 ayat 3 KUH Perdata)
b) aspek hukum pidana
tanggung jawab atas kesalahan pribadi/ sifat subyektifitas Hukum
Pidana
Azas :
“tidak dipidana, jika tidak ada kesalahan “
1. Seorang telah melakukan perbuatan pidana (perbuatan
bersifat melawan hukum)
2. Keadaan batin orang yg melakukan itu erat kaitannya dg
kemampuan bertanggung jawab
3. Adanya hubungan batin antara pelaku dan perbuatannya
Kesengajaan (“dolus”)
Kealpaan/kelalaian (“culpa”)
4. Tidak adanya alasan pemaaf
c) Aspek hukum administrasi
Terkait dengan Persyaratan Pemberian Izin oleh Lembaga yang
berwenang
SANKSI
Teguran
Peringatan
Pencabutan Izin
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
keselamatan pasien didefinisikan sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari
hasil tindakan yang buruk atau injuri yang berasal dari proses perawatan kesehatan.
Pengertian lain tentang keselamatan pasien yaitu menurut Emanuel (2008), yang
menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah disiplin ilmu di sektor perawatan
kesehatan yang menerapkan metode ilmu keselamatan menuju tujuan mencapai sistem
penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya. Keselamatan pasien juga
merupakan atribut sistem perawatan kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan dampak,
dan memaksimalkan pemulihan dari efek samping.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1478/5/108400022_file5.pdf
https://heylawedu.id/blog/mengenal-transaksi-terapeutik-dalam-hukum-kesehatan
https://id.scribd.com/presentation/521180244/KESELAMATAN-PASIEN-DALAM-PERSPEKTIF-
HUKUM-KESEHATAN
https://id.scribd.com/presentation/409281052/Patient-safety-Dalam-Persfektif-Hukum-Kes-2-
Pptx
https://fh.umj.ac.id/aspek-perlindungan-hukum-dalam-pelayanan-kesehatan-dan-kedokteran/