Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 1,1 Latar Belakang

Berdasarkan data organisasi buruh international (ILO) tahun 2003

mengungkapkan bahwa anggaran untuk kecelakaan dan penyakit akibat

kerja terbanyak adalah penyakit musculoskeletal sebanyak 40%, penyakit

jantung 16 %, kecelakaan 16% dan penyakit saluran pernafasan 19%.

Menurun profil masalah kesehatan karyawan Indonesia tahun 2005

diketahui 40,5 % karyawan mengalami gangguan kesehatan yang

berhubungan dengan pekerjaannya, antara lain 16% musculoskeletal

disorders , 8% kardiovaskuler, 6% gangguan syaraf, 3% gangguan

pencernaan, 2,5% gangguan kulit dan 1,3% gangguan kulit.

LBP (low back pain) atau nyeri punggung bawah merupakan salah

satu penyakit musculoskeletal , diperkirakan 80 % populasi mengalami

nyeri punggung bawah dalam siklus hidup mereka. Kerusakan punggung

atau tulang belakang, suatu masalah kesehatan berat karena merupakan

penyebab kecacatan ketiga pada usia produktif. Keterbatasan yang

diakibatkan LBP menimbulkan kerugian ekonomis karena hilangnya

prodiktivitas bisa mencapai berbiliun dolar.

Di inggris ada 17,3 juta orang yang pernah mengalami nyeri

punggung dan mengalami kelumpuhan 1,1juta dari jumlah tersebut.


Sedangkan di Indonesia berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan

Dasar, (Riskesdas) tahun 2013 Nyeri punggung bawah (LBP) dialami oleh

24,7% seluruh pekerja diIndonesia . Menurut ketua umum Perhimpunan

Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) Nusye E Zamsiar 3

penyaki terbesart akibat kerja terbanyak di Indonesia adalah, tuli, nyeri

punggung belakang dan penyakit kulit, dan menurutnya penyakit

punggung belakang jangan dianggap sepele, seringkali orang yeng

mengalami nyeri punggung belakang dikira sakit ginjal. Padahal hanya

kesalahan duduk atau kursi tidak ergonomis. Kalau hal itu dibiarkan dapat

mengganggu pekerjaan sehari-hari.

Penyebab dari LBP dapat dikarenakan keseleo atau terkilir( strain

muscle atau sprain ligament), spasme otot tulang belakang, HNP (hernia

nucleos pulposus) karena 12% dari penderita LBP menderita HNP,dan

pada lansia disebabkan karena osteoporosis.dan dapat juga disebabkan

karena spondilolysis yang menyebabkan nyeri kadang mati rasa

(numbness) pada tungkai bawah dan telapak kaki. Ada beberapa factor

resiko yang menimbulkan LBP yaitu : Trauma karena memutar dan

hyperfleksi saat mengangkat, obesitas, merokok, usia , sedentary lifestyle,

struktur dan postur abnormal.

LBP atau nyeri pinggangg/punggung bawah adalah nyeri yang

dirasakan di punggung bagian bawah , bukan merupakan penyakit atau

diagnosis untuk suatupenyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang

dirasakan diarea anatomi yang terkena dengan berbagai variasi lama


terjadinya nyeri. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat

pinggul bawah yaitu didaerah limbal atau lumbo-sacral, nyeri dapat

menjalar hingga kea rah tungkai dan kaki (Ehrlich,2003)

Beberapa penelitian tentang LBP dan faktor resikonya seperti yang

dilakukan oleh Fanuel et al. (2018) “Hubungan Durasi Duduk Dengan

Nyeri Punggung Bawah Pada Perawat di RS. Atma Jaya” menunjukkan

bahwa perawat yang duduk lebih dari 4 jam lebih banyak menderita LBP

(69%) dibandingakan yang duduk kurang dari 4 jam (30,5%), dan

penelitian yang dilakukan oleh Asriadi et al (2011) “Karyawan PT.

International Nickel Indonesia,TBK Terkena Low Back Pain? Bagaimana

Karakteristiknya?” menunjukkan kejadian LBP pada kelompok umur 51-

55 tahun (43,6%) dan paling sedikit dialami oleh kelompok umur 21-25

tahun(1,6%), dan penelitian oleh wijayanti, larashati (2014) “ Pengaruh

Obesitas Terhadap Kejadian Low Back Pain Pada Pengemudi Taksi”

menunjukkan pengaruh obesitas terhadap kejadian LBP dengan taraf

signifikan 95 %.

RS. Siaga Raya adalah rumah sakit sawasta didaerah Jakarta

Selatan, merupakan rumah sakit swasta yang berdiri sejak tahun 1990

adalah rumah sakit umum yang mengutamakan pelayanan orthopedic dan

traumatologi . Di RS. Siaga raya terdapat 24 orang karyawan dengan

LBP (hasil dari diagnosa dokter orhopedi di Poli rawat jalan) sekitar

12,8% dari total karyawan sebanyak 187 orang.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Faktor- faktor apa saja yang berhubungan

dengan kejadian LBP pada karyawan di RS. Siaga Raya, Jakarta Selatan

tahun 2019?.”

1.3 Tujuan Penelitian

.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian LBP

pada karyawan di RS. Siaga Raya , Jakarta selatan tahun 2019.

.3.1 Tujuan Khusus

a. Untuk diketahui kejadian LBP pada karyawan di RS. Siaga Raya,

Jakarta selatan tahun 2019.

b. Untuk diketahui distibusi , usia, obesitas dan durasi duduk pada

karyawan di RS. Siaga Raya, Jakarta selatan tahun 2019.

c. Untuk diketahui hubungan usia dengan kejadian LBP pada karyawan

di RS. Siaga Raya, Jakarta selatan tahun 2019.

d. Untuk diketahui hubungan obesitas dengan kejadian LBP pada

karyawan di RS. Siaga Raya, Jakarta selatan tahun 2019.

e. Untuk diketahui hubungan durasi dududk dengan kejadian LBP pada

karyawan di RS. Siaga Raya, Jakarta selatan tahun 2019.


1.3 1.4 Manfaat Penelitian

1.4 1.4.1 Bagi karyawan RS. Siaga Raya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan dan

memberikan informasi mengenai hubungan usia, obesitas dan durasi

duduk dengan kejadian LBP pada karyawan.

1.4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan

informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan mengenai LBP

dan dapat menjadikan perencanaan pada pencegahan kejadian LBP.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar acuan dan data

dasar bagi penelitis selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai