0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan3 halaman
Penelitian ini menganalisis insiden keselamatan pasien akibat kesalahan pemberian obat di rumah sakit dengan sampel 32 perawat. Faktor penyebab insiden antara lain human error dan kegagalan komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat seperti usia, jenis kelamin, dan pendidikan berkorelasi dengan penerapan prinsip pemberian obat yang tepat untuk mencegah kesalahan. Diharapkan peningkatan
Penelitian ini menganalisis insiden keselamatan pasien akibat kesalahan pemberian obat di rumah sakit dengan sampel 32 perawat. Faktor penyebab insiden antara lain human error dan kegagalan komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat seperti usia, jenis kelamin, dan pendidikan berkorelasi dengan penerapan prinsip pemberian obat yang tepat untuk mencegah kesalahan. Diharapkan peningkatan
Penelitian ini menganalisis insiden keselamatan pasien akibat kesalahan pemberian obat di rumah sakit dengan sampel 32 perawat. Faktor penyebab insiden antara lain human error dan kegagalan komunikasi. Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat seperti usia, jenis kelamin, dan pendidikan berkorelasi dengan penerapan prinsip pemberian obat yang tepat untuk mencegah kesalahan. Diharapkan peningkatan
Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat
inap bangsal Zaitun dan Wardah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang berjumlah 32 perawat. Masalah dalam penelitian ini adalah Kesalahan pemberian obat dapat terjadi jika petugas kesehatan termasuk perawat tidak menerapkan prinsip benar dalam pemberian obat. pemberian obat meliputi prinsip 10 benar yaitu obat, dosis, pasien, rute, waktu, informasi, kadaluarsa, pengkajian, evaluasi dan dokumentasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam menerapkan prinsip benar ini untuk meningkatkan keselamatan pasien. Insiden keselamatan pasien sangat merugikan pasien serta dapat menimbulkan hilangnya nyawa. Di Indonesia kesalahan pemberian obat merupakan insiden terbanyak. Insiden dapat terjadi dikarenakan salah satunya human error dari petugas Kesehatan. I : (Intervention) Insiden keselamatan pasien (IKP) paling banyak adalah kesalahan pemberian obat dibandingkan dengan pasien jatuh, salah identifi kasi pasien, salah lokasi operasi, infeksi nosokomial. Tahun 2012 ada 2 insiden kesalahan pemberian obat oleh perawat di ruang rawat inap, 1 insiden di laboratorium salah pemberian label. Data tahun 2013 bulan Januari sampai Juni juga didapatkan laporan terbanyak IKP yaitu 2 insiden kesalahan pemberian obat di ruang rawat inap, masing-masing 1 kasus insiden pasien jatuh, kejadian nyaris cidera (KNC) salah transfusi darah pada pasien dan salah aff infus. Hal ini menunjukkan masih terjadi insiden keselamatan pasien terutama kesalahan pemberian obat, dimana seharusnya kesalahan pemberian obat tidak boleh terjadi. IKP kesalahan pemberian obat dapat dicegah dengan cara setiap perawat melakukan prinsip benar dalam memberikan obat pada pasien. Kesalahan pemberian obat dapat terjadi jika petugas kesehatan termasuk perawat tidak menerapkan prinsip benar dalam pemberian obat. pemberian obat meliputi prinsip 10 benar yaitu obat, dosis, pasien, rute, waktu, informasi, kadaluarsa, pengkajian, evaluasi dan dokumentasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam menerapkan prinsip benar ini untuk meningkatkan keselamatan pasien. Faktor penyebab IKP menurut Cahyono adalah kegagalan komunikasi dan human error yang menyebabkan kejadian malpraktek, meningkatkan biaya operasional, biaya perawatan penyembuhan dan menghambat proses pemberian asuhan keperawatan. C: (Comparison atau Intervention) Perbandingan dalam penelitian ini adalah dari Hasil penelitian Anugraheni menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi penerapan pedoman patient safety salah satunya faktor individu yaitu usia, pendidikan, masa kerja. Di dukung oleh penelitian Fachri masa kerja dan ciri kepribadian sangat mempengaruhi seseorang untuk berubah. Sehingga faktor kepribadian dan karakteristik individu inilah yang kemungkinan berkontribusi dengan insiden keselamatan pasien dan tidak menutup kemungkinan juga mempengaruhi seseorang untuk menerapkan prinsip benar dalam pemberian obat. 0: (Outcome) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kesimpuan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak 25-35 tahun 56,2%, berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan 90,7%, lama bekerja yaitu <1 tahun 68,8%, pendidikan D3 yaitu 84,4% dan persentase penerapan prinsip benar pemberian obat paling banyak adalah dalam kategori cukup yaitu sebesar 69,4% dan dalam kategori baik sebanyak 40,6 %. Diharapkan untuk perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dan seluruh petugas kesehatan untuk meningkatkan penerapan prinsip benar pemberian obat kepada pasien sehingga menciptakan keselamatan pasien di rumah sakit. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menilai korelasi dari karakteristik individu dengan penerapan prinsip benar pemberian obat kemudian menambah jumlah sampel penelitian
Hubungan Motivasi Dan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Patient Safety Di Rawat Inap RS Universitas Hasanuddin Tahun 2013 PDF