Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya untuk mengobati dirinya sendiri sering disebut dengan istilah

swamedikasi. Pravalensi swamedikasi cendrung mengalami peningkatan di kalangan

masyarakat untuk mengatasi gejala atau penyakit yang dianggap ringan (Widayati,

2012).

Swamedikasi adalah perilaku manusia yang biasanya dilakukan masyarakat

untuk mendapatkan solusi terkait masalah kesehatan, untuk alasan swamedikasi harus

diawasi oleh apoteker. Masyarakat membutuhkan pengetahuan yang sesuai untuk

mendapatkan perilaku yang tepat dalam swamedikasi (Ajeng, 2013).

Swamedikasi sangat umum di kalangan mahasiswa. Peran mahasiswa farmasi

sebagai calon tenaga kesehatan lainya baik yang melanjutkan studinya ke jenjang

apoteker maupun tidak sangat dibutuhkan sebagai pemberi informasi yang baik dan

benar tentang obat–obatan agar tidak terjadi pengunaan obat yang salah, karena hal

tersebut kemungkinan dapat menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan.

Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat diharapkan dapat menerapkan ilmu yang

di dapat selama pendidikan untuk dirinya sendiri begitu juga dapat membagi ilmu

yang dimiliki kepada orang-orang di sekelilingnya. Jika pengetahuan mahasiswa

mengenai swamedikasi baik, diperkirakan kemampuan masyarakat dalam

swamedikasi akan baik (Rahmawati, 2014).

Hasil penelitian Lubis (2014), menunjukkan bahwa penyakit yang banyak di

alami oleh mahasiswa dengan pengobatan sendiri adalah demam (25%), Flu (22%),

Nyeri (22,1%), batuk (14,1%), diare 5,5%0, dan Maag (5,5%) dengan tingkat

1
pengetahuan mahasiswa mengenai pengobatan sendiri adalah kurang baik, dan tingkat

kesalahan pengobatan sendiri dikalangan mahasiswa mencapai 40,1 % dimana pada

penelitian tersebut ditemukan bahwa kesalahan paling banyak terjadi pada kriteria

lama penggunaan obat. dan terdapat pula perbedaan yang signifikan pada tingkat

kesalahan berdasarkan fakultas, usia, tingkat akademis dan tempat tinggal (Lubis,

2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Angga pada mahasiswa

Universitas muhammadyah surakarta di bulan November-Desember 2017

menunjukkan bahwa swamedikasi yang dilakukan ternyata ada 3 jenis penyakit

ringan paling banyak yang sering terjadi di bulan tersebut adalah flu (24,7%), nyeri

kepala (17,61%), dan demam (16,42%). Flu merupakan jenis penyakit yang paling

banyak dialami pada bulan tersebut (Angga, 2018).

Influenza merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi pada masyarakat,

menurut data Dinkes Kota Langsa, Influenza masuk penyakit infeksi saluran

pernafasan bagian atas yang di sebabkan oleh virus. Penyakit influenza ditemukan

sebanyak 34 kasus dengan persentase sebanyak 1,89%. penyakit influenza sendiri

dapat diobati secara swamedikasi karena obat influenza merupakan salah satu obat

Over The Counter (Dinkes, 2017)

Penyakit influenza merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada

musim pancaroba. sebagian orang mengatasi penyakit influenza dengan cara

pengobatan sendiri, baik secara non farmakologis maupun membeli obat bebas dan

bebas terbatas di pasaran karena mudah diperoleh, cepat dan murah (Wiliasari, 2012).

Penyakit influenza adalah penyakit yang menyerang bagian hidung,

tenggorokan dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini

2
dapat menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain. Wabah infeksi kadang-

kadang terjadi dalam bentuk epidemi di seluruh dunia. (Wiliasari, 2012)

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang

hubungan Swamedikasi dengan penyakit Influenza pada mahasiswa farmasi

Universitas Sains Cut Nyak dhien Langsa.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah hubungan pengetahuan swamedikasi mahasiswa farmasi

universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa dengan penyakit Influenza

2. Bagaimanakah hubungan sikap swamedikasi mahasiswa farmasi universitas

Sains Cut Nyak Dhien Langsa dengan penyakit Influenza

3. Bagaimanakah hubungan tindakan swamedikasi mahasiswa farmasi universitas

Sains Cut Nyak Dhien Langsa dengan penyakit Influenza

1.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian adalah:

Ho: Tidak ada hubungan antara swamedikasi dengan penyakit influenza pada

mahasiswa farmasi Universitas Cut Nyak Dhien Langsa.

Ha: Adanya hubungan antara swamedikasi dengan penyakit influenza pada

mahasiswa farmasi Universitas Cut Nyak Dhien Langsa.

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan swamedikasi influenza pada mahasiswa Farmasi

Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa.

3
1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khususnya adalah:

1. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang swamedikasi dengan penyakit

Influenza

2. Mengetahui hubungan sikap swamedikasi dengan Penyakit Influenza

3. Mengetahui hubungan tindakan Swamedikasi dengan Penyakit Influenza

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai acuan dalam

mendeskripsikan kemampuan mahasiswa farmasi dalam bidang pengobatan

khususnya pengobatan sendiri pada penyakit influenza untuk pengobatan diri sendiri

maupun orang lain.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu: Influenza dan variabel bebas

swamedikasi dengan parameter yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan ( Notoatmodjo,

2012)

Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1

Variabel bebas
Variabel bebas Variabel
Variabel terikat
terikat

Swamedikasi Influenza

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

4
Menurut teori Lawrence Green (dalam Notoatmojo, 2012). Kesehatan

seseorang dalam melakukan swamedikasi dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).

faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh faktor Prediposisi (pengetahuan, sikap,

kepercayaan, dan keyakinan), faktor pendukung (lingkungan, obat-obatan, sarana

kesehatan), dan faktor pendorong yang terwujud dalam perilaku/ tindakan petugas

kesehatan. pengukuran dari ketiga domain yang di ukur yaitu, pengetahuan, sikap dan

tindakan.

Penelitian ini memiliki Kerangka pikir seperti yang telah disebutkan di

atas. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah dibagian swamedikasi. pada bagan

swamedikasi terdapat tiga variabel bebas di mana variabel bebas swamedikasi terdiri

dari pengetahuan, sikap dan tindakan. ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang

berhubungan dengan variabel terikat yaitu influenza. Setelah data terkumpul maka

akan dilakukan analisa nilai dari masing-asing variabel bebas kemudian baru

dianalisa hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap dan tindakan swamedikasi

influenza pada mahasiswa farmasi Universitas Cut Nyak Dhien Langsa, maka akan

didapatkan hasil.

Anda mungkin juga menyukai