Anda di halaman 1dari 15

Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab.

Aceh Tamiang Halaman :


Aspek : Pengadaan Barang dan Jasa Lembar Ke :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 1

Volume Pekerjaan Tidak Sesuai Kontrak Kerja

KONDISI :
Dari hasil pemeriksaan lapangan terhadap dokumen paket pekerjaan pada Bidang Pengairan
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Tamiang, didapati :

1. Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Pulo Tiga Kp. Wonosari, Kec. Tamiang Hulu
No. Kontrak 600.611.41/1490, tgl 9 Juni 2015 dengan Nilai Kontrak Rp. 306.700.000,-
dikerjakan oleh CV. Serangan Fajar, ketebalan lantai jaringan irigasi hanya 15 cm, hal ini
tidak sesuai dengan gambar dalam kontrak yang ketebalannya 20 cm.

2. Pekerjaan Normalisasi Saluran Dsn. Kebun Kopi Kp. Tebing Tinggi Kec. Tenggulan No.
Kontrak 600.611.26/1284.4, tgl 1 Juni 2015 dengan Nilai Kontrak Rp. 157.935.000,-
dikerjakan oleh CV. Buloh Jaya, diragukan volume pekerjaannya.

3. Pekerjaan Normalisasi Drainase Dsn. Bahagia Kp. Dalam Kec. Karang Baru No. Kontrak
600.611.26/1182.2, tgl 1 Juni 2015 dengan Nilai Kontrak Rp. 74.235.000,- dikerjakan oleh
CV. Setia, diragukan volume pekerjaannya karena gambar dalam kontrak tidak sama
dengan yang dikerjakan dilapangan (dikerjakan secara manual).

KRITERIA:
Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
Pasal 95 ayat 3 yang menyatakan bahwa: “Apabila terdapat kekurangan dalam hasil
pekerjaan, Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melalui PPK memerintahkan Penyedia
Barang/Jasa untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana
yang disyaratkan dalam Kontrak”.

SEBAB :
1. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan tidak teliti dalam melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaaan yang telah diselesaikan.
2. Pengawas Lapangan tidak melakukan pekerjaan pengawasan dengan teliti dan baik serta
lemahnya pengawasan dan pengendalian dari atasan.

AKIBAT:
Kondisi tersebut meyebabkan kualitas pekerjaan tersebut kurang baik dan diragukan hasil
pekerjaannya serta tidak efisiennya pekerjaan tersebut.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA


Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :
Aspek : Pengadaan Barang dan Jasa Lembar Ke :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 2

Paket Kegiatan Normalisasi yang tidak menyebutkan secara rinci lokasi pekerjaan

KONDISI :
Dari hasil pemeriksaan dokumen yang dilakukan pada Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Irigasi lainnya ditemukan bahwa terdapat 8
paket pekerjaan normalisasi yang hanya menyebutkan lokasi Kecamatan tanpa menyebutkan
Dusun/desa sementara pada paket pekerjaan lainnya jelas menyebutkan lokasi Dusun/desa,
paket tersebut yaitu :
1. Normalisasi saluran Pembuangan Kec.Seruway pelaksana CV. Balai Creative
2. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Karang Baru pelaksana CV. Nuasa Gadeng Mas
3. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Sekerak pelaksana CV. Muda Sedia jaya
4. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Kejuruan Muda pelaksana CV. Buloh Jaya.
5. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Tenggulun pelakasana CV.Wizuli Mandiri.
6. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Banda Mulia pelaksana CV.Wizuli
7. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Banda Pusaka pelaksana CV. Bersama Eka Mas.
8. Normalisasi saluran pembuangan Kec.Bendahara pelaksana CV. Duta Mandiri.

KRITERIA :

SEBAB :

AKIBAT :

TANGGAPAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :


Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :
Aspek : Pengadaan Barang dan Jasa Lembar Ke :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 3

Pemecahan Paket Pekerjaan Pembangunan Talut di Desa Durian dan Normalisasi


saluran di Jamur Jelatang Kecamatan Rantau

KONDISI :

Dari hasil pemeriksaan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pada Bidang
Pengairan ditemui bahwa terdapat pemecahan paket pekerjaan yang berada dalam satu
lokasi yang semestinya dapat disatukan yaitu :

1. Pembangunan talut di Desa Durian yang dikerjakan oleh CV.Legena Rupa dengan nilai
kontrak Rp.151.890.000,- pada sisi kanan dan CV.Vulkanis dengan nilai kontrak
Rp.183.974.000,- pada sisi kiri.
2. Normalisasi saluran pembuangan di Desa Jamur Jelatang yang dikerjakan oleh
CV.Nurada dengan nilai Kontrak Rp.185.835.000,- pada satu saluran kearah kanan dan
CV.Bengeng dengan nilai Kontrak Rp.151.890.000,- pada saluran kearah kiri.

KRITERIA :
Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berikut
perubahannya pasal 24 ayat (3) huruf c yang menyatakan : Dalam melakukan pemaketan
barang/Jasa PA dilarang “ Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan
maksud mengindari pelelangan.

SEBAB :
1. Pajabat perencanaan kurang mengindahkan peraturan yang berlaku.
2. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dari atasan.

AKIBAT :
Tidak diperolehnya Efesiensi pada pelaksanaan pembangunan Turap di Desa Durian dan
Normalisasi di Desa Jamur Jelatang Kec.Rantau.

TANGGAPAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :


Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :
Aspek : Pengadaan Barang dan Jasa Lembar Ke :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 4

Pemecahan Paket Pekerjaan Pembangunan Talut di Desa Kp.Kota Lintang Kecamatan


Kuala Simpang

KONDISI :

Dari hasil pemeriksaan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pada Bidang
Pengairan ditemui bahwa terdapat pemecahan paket pekerjaan yang berada dalam satu
lokasi/jalur di Dsn. Al Ikhsan Kp. Kota Lintang Kec.Kota Kula Simpang yang semestinya
dapat disatukan yaitu Pembangunan talut yang dikerjakan oleh CV.Nuansa Gading Mas
dengan nilai kontrak sebesar Rp.185.834.000,- dan CV.Wicona dengan nilai kontrak sebesar
Rp.185.069.000,- pada sisi kiri.

KRITERIA :

Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berikut


perubahannya pasal 24 ayat (3) huruf c yang menyatakan : Dalam melakukan pemaketan
barang/Jasa PA dilarang “ Memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan
maksud mengindari pelelangan.

SEBAB :

1. Pajabat perencanaan kurang mengindahkan peraturan yang berlaku.


2. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dari atasan.

AKIBAT :

Tidak diperolehnya Efesiensi pada pelaksanaan pembangunan Talud di Desa Kota Lintang
Kecamatan Kota Kuala Simpang.

TANGGAPAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :


Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :
Aspek : Pengadaan Barang dan Jasa Lembar Ke :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 5

Tidak Ditemukan Gambar Pekerjaan Dalam Kontrak

KONDISI :
Dari hasil pemeriksaan lapangan terhadap dokumen paket pekerjaan pada Bidang Pengairan
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Aceh Tamiang, didapati beberapa kontrak kerja tidak
melampirkan gambar untuk paket pekerjaannya yaitu pada:
1. Surat Perintah Kerja No. Kontrak 600.611.41/2918, tgl 23 November 2015 dengan Nilai
Kontrak Rp. 77.890.000,- dikerjakan oleh CV. Kastoeri, untuk Pekerjaan Pembangunan
Pintu Air Kp. Telaga muku II Kec. Banda Mulia.

2. Surat Perintah Kerja No. Kontrak 600.611.41/1278.1, tgl 01 Juni 2015 dengan Nilai
Kontrak Rp. 120.733.000,- dikerjakan oleh CV. Putro Bungsu, untuk Pekerjaan
Pembuatan Talud Kp. Binjai Kec.Seruwai.

3. SuratPerintah Kerja No. Kontrak 600.611.41/2913, tgl 23 November 2015 dengan Nilai
Kontrak Rp. 199.890.000,- dikerjakan oleh CV. Putra Tamiang Jaya, untuk Pekerjaan
Pembuatan Talud Kp. Jambo Rambong Kec. Bandar Pusaka.

4. Surat Perintah Kerja No. Kontrak 600.611.41/1287.41, tgl 01 Juni 2015 dengan Nilai
Kontrak Rp. 185.833.000,- dikerjakan oleh CV. Putra Tamiang Jaya, untuk Pekerjaan
Normalisasi Kp. Blang Kandis Kec. Bandar Pusaka.

5. Surat Perintah Kerja No. Kontrak 600.611.26/1287, tgl 01 Juni 2015 dengan Nilai Kontrak
Rp. 139.335.000,- dikerjakan oleh CV. Sinar Jaya, untuk Pekerjaan Normalisasi Kp. Serba
Kec. Bandar Pusaka.

6. Surat Perintah Kerja No. Kontrak 600.611.41/2911, tgl 23 November 2015 dengan Nilai
Kontrak Rp. 185.890.000,- dikerjakan oleh CV. Tumbuk Lada, untuk Pekerjaan
Pembuatan Talud Kp. Semeuntok Kec. Karang Baru.

KRITERIA:
Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
Pasal 64 ayat 4 huruf (b) yang menyatakan bahwa: “PPK menetapkan bagian dari rancangan
Dokumen Pengadaan yang terdiri atas :
- Rancangan Surat Perjanjian termasuk:
1. Syarat-syarat Umum Kontrak
2. Syarat-syarat Khusus Kontrak
3. Spesifikasi teknis, KAK, dan/atau Gambar
4. Daftar Kuantitas dan Harga
5. Dokumen Lainnya.
SEBAB :
PPK kurang jeli dan teliti dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap dokumen
kontrak.

AKIBAT:
Kondisi tersebut meyebabkan hasil pekerjaan di lapangan tidak memiliki acuan/pedoman
berupa gambar design.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA

Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :


Aspek : Pegawai Daerah Lembar :
Paraf :
NASKAH HASIL PEMERIKSAAN
Nomor : 6

Terdapat Pejabat Eselon II, III dan IV yang Belum Mengikuti Pelatihan/ Pendidikan
Jabatan Struktural

KONDISI :

Dari hasil pemeriksaan Terhadap Saudara Wan Dedi Wahyudi, SE, NIP. 19781206 20090
1 004 Pangkat/Gol. Penata (III/c) Jabatan Kasubbag Kepegawaian dan Tata Laksana pada
Dinas Pekerjaan Umum ( Sub. Penggairan ) Kabupaten Aceh Tamiang ditemui pejabat
eselon II, III dan IV belum mengikuti pelatihan/pendidikan jabatan structural, Adapun yang
dimaksud yaitu :

1. Yang belum mengikuti PIM III :

No NAMA NIP. PANGKAT JABATAN


/GOL
PJ. Kabid Pengairan
Penata
1 MAKMUN, ST 19740512 200604 1 003 Dinas Pekerjaan
(III/c)
Umum

2. Yang belum mengikuti PIM IV :

No NAMA NIP. PANGKAT JABATAN


/GOL
1 ARFAN 19761005 200801 1001 Penata
PJ. Kasie Sungai dan
SYAHRI, ST Muda Tk. I
Waduk
(III/b)

KRITERIA :
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2000 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 1 Point 1 yang menyatakan :

- Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat
adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 2 yang menyatakan :


Diklat bertujuan :
- meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika
PNS sesuai dengan kebutuhan instansi :
a. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat
persatuan dan kesatuan bangsa;
b. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
c. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang
baik.

Pasal 8 yang menyatakan :


(1) Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
dengan sebaik-baiknya.
(2) Diklat Dalam Jabatan terdiri dari :
a. Diklat Kepemimpinan;
b. Diklat Fungsional;
c. Diklat Teknis.

Pasal 9 yang menyatakan :


Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklat pim dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang
jabatan struktural.

Pasal 10 yang menyatakan :


Diklat pim terdiri dari :
a. Diklat PIM Tingkat IV adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon IV
b. Diklat PIM Tingkat III adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon III
c. Diklat PIM Tingkat II adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon II
d. Diklat PIM Tingkat I adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon I

Pasal 22 yang menyatakan :


(1) Diklat Prajabatan dilaksanakan oleh Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi.
(2) Diklatpim Tingkat IV, Diklatpim Tingkat III, dan Diklatpim Tingkat II dilaksanakan
oleh Lembaga diklat Pemerintah yang terakreditasi.
(3) Diklat PIM Tingkat I dilaksanakan oleh Instansi Pembina.
(4) Diklat Teknis dan Diklat Fungsional dilaksanakan oleh lembaga Diklat yang
terakreditasi.

SEBAB :
1. Kondisi tersebut disebabkan belum ada pemanggilan untuk mengikuti Diklat PIM dari
Pejabat yang berwenang.
2. Kurangnya koordinasi dengan Pejabat yang berwenang.

AKIBAT:
1. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap
PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya.
2. Tidak tercapainya persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang
sesuai dengan jenjang jabatan struktural.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :

Orbik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :


Aspek : Pegawai Daerah Lembar :
Paraf :
NASKAH HASIL PEMERIKSAAN
Nomor : 7

Sebagian Pegawai Negeri Sipil Tidak Membuat Sasaran Kerja Pegawai.

KONDISI :

Dari Hasil pemeriksaan Saudara WAN DEDI WAHYUDI, SE NIP. 19781206


20090 1 004 Pangkat/Gol. Penata (III/c) Jabatan Kasubbag Kepegawaian dan Tata laksana
pada Dinas Pekerjaan Umum( Sub. Penggairan ) Kabupaten Aceh Tamiang ditemui sebagian
Pegawai Negeri Sipil tidak membuat Sasaran Kerja Pegawai. Adapun yang dimaksud yaitu :

No Nama NIP Pangkat/Golongan Jabatan


.

1 ARFAN SYAHRI, ST 197610052008011001 Penata Muda TK. I Pj. Kasie Sungai


(III.b) dan Waduk

2 ARIS BASTIAN, ST 198103232011031001 Penata Muda Tk. I JFU


(III/b)

3 T. ZUBARAL 197809042010031001 Penata Muda JFU


HADIDSYAH, ST (III/a)

KRITERIA :
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Bab II Sasaran Kerja
Pegawai Pasal 5 menyatakan :
(1) Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a
berdasarkan rencana kerja tahunan instansi.
(2) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
(3) kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang
bersifat nyata dan dapat diukur.
(4) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetujui dan
ditetapkan oleh pejabat penilai.
(5) Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka
keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai' dan bersifat final.
(6) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari.
(7) Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan
tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan
tugas atau surat perintah menduduki jabatan.

Pasal 6 yang menyatakan :


PNS yang tidak menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dijatuhi hukuman
disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
disiplin PNS.

SEBAB :
Kondisi tersebut disebabkan kelalain PNS dalam menjalan tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakan.

AKIBAT :
1. Kondisi tersebut mengakibatkan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang
PNS tidak tercapai.
2. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS
atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :

Obrik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :


Aspek : Pegawai Daerah Lembar :
Paraf :
NASKAH HASIL PEMERIKSAAN
Nomor : 8

Terdapat Pejabat Eselon II, III dan IV yang Belum Mengikuti Pelatihan/ Pendidikan Jabatan
Struktural

KONDISI :

Dari hasil pemeriksaan Terhadap Saudara Wan Dedi Wahyudi, SE, NIP. 19781206 20090 1 004
Pangkat/Gol. Penata (III/c) Jabatan Kasubbag Kepegawaian dan Tata Laksana pada Dinas
Pekerjaan Umum (Sub. Penggairan) Kabupaten Aceh Tamiang ditemui Pejabat Eselon II, III dan IV
belum mengikuti pelatihan/pendidikan jabatan structural, Adapun yang dimaksud yaitu :
1. Yang belum mengikuti PIM III :
No NAMA NIP. PANGKAT JABATAN
/GOL
PJ. Kabid Pengairan
Penata
1 MAKMUN, ST 19740512 200604 1 003 Dinas Pekerjaan
(III/c)
Umum

2. Yang belum mengikuti PIM IV :

No NAMA NIP. PANGKAT JABATAN


/GOL
1 ARFAN 19761005 200801 1001 Penata
PJ. Kasie Sungai dan
SYAHRI, ST Muda Tk. I
Waduk
(III/b)

KRITERIA :
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun
2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 1 Point 1 yang menyatakan :


- Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah
proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai
Negeri Sipil.

Pasal 2 yang menyatakan :


Diklat bertujuan :
- meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas
jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan
kebutuhan instansi :
a. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan
kesatuan bangsa;
b. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;
c. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Pasal 8 yang menyatakan :


(1) Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya.
(2) Diklat Dalam Jabatan terdiri dari :
a. Diklat Kepemimpinan;
b. Diklat Fungsional;
c. Diklat Teknis.

Pasal 9 yang menyatakan :


Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut Diklat pim dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan
struktural.

Pasal 10 yang menyatakan :


Diklat pim terdiri dari :
a. Diklat PIM Tingkat IV adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon IV
b. Diklat PIM Tingkat III adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon III
c. Diklat PIM Tingkat II adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon II
d. Diklat PIM Tingkat I adalah Diklat PIM untuk Jabatan Struktural Eselon I

Pasal 22 yang menyatakan :


(1) Diklat Prajabatan dilaksanakan oleh Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi.
(2) Diklatpim Tingkat IV, Diklatpim Tingkat III, dan Diklatpim Tingkat II dilaksanakan oleh
Lembaga diklat Pemerintah yang terakreditasi.
(3) Diklat PIM Tingkat I dilaksanakan oleh Instansi Pembina.
(4) Diklat Teknis dan Diklat Fungsional dilaksanakan oleh lembaga Diklat yang terakreditasi.

SEBAB :
a. Kondisi tersebut disebabkan belum ada pemanggilan untuk mengikuti Diklat PIM dari Pejabat
yang berwenang.
b. Kurangnya koordinasi dengan Pejabat yang berwenang.

AKIBAT:
1. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap PNS
agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya.
2. Tidak tercapainya persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai
dengan jenjang jabatan struktural.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :

Orbik : Dinas PU (Pengairan) Kab. Aceh Tamiang Halaman :


Aspek : Pegawai Daerah Lembar :
Paraf :

NASKAH HASIL PEMERIKSAAN


Nomor : 9

Sebagian Pegawai Negeri Sipil Tidak Membuat Sasaran Kerja Pegawai.

KONDISI :
Dari Hasil pemeriksaan Saudara Wan Dedi Wahyudi, SE Nip. 19781206 20090 1 004 Pangkat/Gol.
Penata (III/c) Jabatan Kasubbag Kepegawaian dan Tata laksana pada Dinas Pekerjaan Umum( Sub.
Penggairan ) Kabupaten Aceh Tamiang ditemui sebagian Pegawai Negeri Sipil tidak membuat
Sasaran Kerja Pegawai. Adapun yang dimaksud yaitu :
No Nama NIP Pangkat/Golongan Jabatan
.

1 ARFAN SYAHRI, ST 197610052008011001 Penata Muda TK. I Pj. Kasie Sungai dan
(III.b) Waduk

2 ARIS BASTIAN, ST 198103232011031001 Penata Muda Tk. I JFU


(III/b)

3 T. ZUBARAL 197809042010031001 Penata Muda (III/a) JFU


HADIDSYAH, ST

KRITERIA :
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011
Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Bab II Sasaran Kerja Pegawai Pasal 5
menyatakan :
(1) Setiap PNS wajib menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a berdasarkan
rencana kerja tahunan instansi.
(2) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus
dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
(3) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh
pejabat penilai.
(4) Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya
diserahkan kepada atasan pejabat penilai' dan bersifat final.
(5) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari.
(6) Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan tetap
menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas atau surat
perintah menduduki jabatan.

Pasal 6 yang menyatakan :


PNS yang tidak menyusun SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS.

SEBAB :
Kondisi tersebut disebabkan kelalain PNS dalam menjalan tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakan.

AKIBAT :
1. Kondisi tersebut mengakibatkan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS
tidak tercapai.
2. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

TANGGAPAN ATASAN PEJABAT YANG DIPERIKSA :

Anda mungkin juga menyukai