(KAK)
PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN
AIR MINUM
KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/ KOTA
PEKERJAAN :
SUPERVISI/ PENGAWASAN DI KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS
HULU (DAK AIR MINUM)
LOKASI :
KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS HULU
PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/ KOTA
PEKERJAAN :
SUPERVISI/ PENGAWASAN DI KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS
HULU (DAK AIR MINUM)
LOKASI :
KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS HULU
I. LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan
kehidupan manusia. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kapuas khususnya daerah
perdesaan di Kabupaten Kapuas masih menggunakan air hujan ataupun air sungai sebagai
sumber air bersih dan air minum yang tentu saja tidak memenuhi standar kesehatan.
Berdasarkan buku profil kesehatan provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017, Kabupaten
Kapuas merupakan kabupaten dengan akses terendah terhadap air minum berkualitas
dengan persentase hanya sebesar 17,68%, yang menunjukkan lebih dari dua pertiga
penduduk Kabupaten Kapuas tidak mempunyai akses terhadap air bersih. Hal tersebut
tentunya sangat memprihatinkan, mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar (basic
need) penunjang kehidupan yang seharusnya dapat terpenuhi.
Minimnya pemenuhan kebutuhan terhadap air bersih juga merupakan salah satu
indikator atau faktor penyebab terjadinya stunting. Pencegahan stunting merupakan isu
strategis nasional yang hingga tahun 2024 secara bertahap dan terintegrasi dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Berdasarkan buku profil
kesehatan Indonesia Tahun 2018, persentase balita pendek & sangat pendek (stunting) di
Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 26,7% berada di peringkat lima dengan kasus
stunting terbanyak setelah NTT, Sulawesi Barat, Aceh dan Sulawesi Selatan, dimana
Kabupaten Kapuas berada di peringkat tiga, kabupaten dengan kasus stunting terbanyak
setelah Barito Timur dan Kotawaringin Timur.
Mengingat kebutuhan air bersih di Kabupaten Kapuas sangat besar dan tak dapat
dipenuhi secara langsung dari alam, maka penyediaan sarana dan prasarana air bersih
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 merupakan
tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu dalam
rangka memenuhi kebutuhan dimaksud Pemerintah Kabupaten Kapuas melalui Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kapuas berupaya membangun sarana dan prasarana air bersih khususnya di beberapa
lokasi prioritas terkait stunting/pamsimas/SPAM regional. Pembangunan sarana dan
prasarana dimaksud dilakukan diantaranya melalui perluasan SPAM perpipaan,
Pembangunan Sumur Bor dan Uprating IPA di Kec. Mandau Talawang dan Kec. Kapuas
Hulu Kabupaten Kapuas yang meliputi perluasan jaringan perpipaan dan Sambungan
Rumah. Mengingat akan keterbatasan anggaran melalui APBD Kabupaten Kapuas
sehingga pemerintah Kabupaten Kapuas berupaya menggali sumber pendanaan salah
satunya dari Dana Alokasi Khusus bidang air minum.
Dalam menunjang kegiatan pelaksanaan Fisik pekerjaan di Kec. Mandau
Talawang dan Kec. Kapuas Hulu, diperlukan Pendampingan Fisik/ Supervisi/
Pengawasan pelaksanaan fisik perlu dilakukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas Air Minum pada SPAM di Kec. Mandau Talawang dan Kec.
Kapuas Hulu sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan Air Minum/ Air Bersih
masyarakat Kabupaten Kapuas khususnya Kec. Mandau Talawang dan Kec. Kapuas
Hulu. Selain itu fungsi dari kegiatan supervisi ini adalah sebagai upaya mengadakan cross
checking terhadap gambar perencanaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung di
lapangan. Kegiatan ini menghasilkan sebuah keluaran berupa laporan pengawasan yang
terpadu sebagai hasil pengawasan bersifat aktual dan faktual terhadap kinerja dan hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor/pemborong.
B. TUJUAN
Memberikan laporan detail tentang pelaksanaan kegiatan fisik di Kec. Mandau
Talawang dan Kec. Kapuas Hulu yang berisi spesifikasi teknis, schedulle dan
berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.
Tugas :
1. Tenaga Ahli Muda akan bertindak sebagai Ketua Tim (Team Leader) pengawas
teknik yang bertanggung jawab terhadap hasil kegiatan kepada pengguna jasa.
2. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja/ tenaga pengawas
dalam pelaksanaan pekerjaan selama waktu pelaksanaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
3. Memimpin rapat koordinasi dengan pihak pelaksana dan dinas, atau koordinasi
lapangan.
4. Menetapkan metode kerja untuk menyesuaikan waktu konstruksi.
5. Menyelaraskan desain arsitektural dengan perhitungan struktur.
6. Memastikan progres Pengawasan sesuai dengan jadwal.
7. Tenaga Ahli Muda akan bertindak sebagai pengawas lapangan yang bertanggung
jawab terhadap hasil Kegiatan Fisik yang dilaksanakan pelaksana ,Penggunanan
Bahan untuk konstruksi dan kedatangan bahan yang bisa diterima dilapangan dan
Memantau metode Kerja agar selaras dengan waktu kegiatan yang sudah ditentukan
IX. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Mencatat kegiatan di Buku direksi, yang memuat semua kejadian, perintah dan
petunjuk penting dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Fisik, Kontraktor Pelaksana
dan Konsultan Pengawas;
2. Memantau dan mengawasi kegiatan harian di lokasi meliputi,:
a. Tenaga kerja
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan
3. Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
4. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
5. Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah
kurang;
6. Laporan rapat di lapangan (site meting);
7. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan Time Schedule yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana;
8. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
9. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%);
10. Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
11. Setiap laporan dibuat dalam 10 (sepuluh) rangkap
X. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada KAK
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh
pejabat pembuat komitmen.
B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk kelancaran
pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
XII. PERALATAN
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, minimal peralatan yang harus disediakan adalah :
1. Komputer / Laptop : 2 Unit
2. Printer A3 : 1 Unit
3. Printer A4 : 1 Unit
4. Alat Ukur : 1 Set
5. Kamera Digital : 1 Unit
XIII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukanlain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.
ttd
JONNIE, ST, MM
NIP. 19740105 200604 1 016