Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN
AIR MINUM

KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/ KOTA

PEKERJAAN :
SUPERVISI/ PENGAWASAN DI KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS
HULU (DAK AIR MINUM)

LOKASI :
KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS HULU

TAHUN ANGGARAN 2021


KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)

PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM

KEGIATAN :
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
(SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/ KOTA

PEKERJAAN :
SUPERVISI/ PENGAWASAN DI KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS
HULU (DAK AIR MINUM)

LOKASI :
KEC. MANDAU TALAWANG DAN KEC. KAPUAS HULU

I. LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan
kehidupan manusia. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kapuas khususnya daerah
perdesaan di Kabupaten Kapuas masih menggunakan air hujan ataupun air sungai sebagai
sumber air bersih dan air minum yang tentu saja tidak memenuhi standar kesehatan.
Berdasarkan buku profil kesehatan provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017, Kabupaten
Kapuas merupakan kabupaten dengan akses terendah terhadap air minum berkualitas
dengan persentase hanya sebesar 17,68%, yang menunjukkan lebih dari dua pertiga
penduduk Kabupaten Kapuas tidak mempunyai akses terhadap air bersih. Hal tersebut
tentunya sangat memprihatinkan, mengingat air bersih merupakan kebutuhan dasar (basic
need) penunjang kehidupan yang seharusnya dapat terpenuhi.
Minimnya pemenuhan kebutuhan terhadap air bersih juga merupakan salah satu
indikator atau faktor penyebab terjadinya stunting. Pencegahan stunting merupakan isu
strategis nasional yang hingga tahun 2024 secara bertahap dan terintegrasi dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Berdasarkan buku profil
kesehatan Indonesia Tahun 2018, persentase balita pendek & sangat pendek (stunting) di
Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 26,7% berada di peringkat lima dengan kasus
stunting terbanyak setelah NTT, Sulawesi Barat, Aceh dan Sulawesi Selatan, dimana
Kabupaten Kapuas berada di peringkat tiga, kabupaten dengan kasus stunting terbanyak
setelah Barito Timur dan Kotawaringin Timur.
Mengingat kebutuhan air bersih di Kabupaten Kapuas sangat besar dan tak dapat
dipenuhi secara langsung dari alam, maka penyediaan sarana dan prasarana air bersih
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 merupakan
tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu dalam
rangka memenuhi kebutuhan dimaksud Pemerintah Kabupaten Kapuas melalui Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kapuas berupaya membangun sarana dan prasarana air bersih khususnya di beberapa
lokasi prioritas terkait stunting/pamsimas/SPAM regional. Pembangunan sarana dan
prasarana dimaksud dilakukan diantaranya melalui perluasan SPAM perpipaan,
Pembangunan Sumur Bor dan Uprating IPA di Kec. Mandau Talawang dan Kec. Kapuas
Hulu Kabupaten Kapuas yang meliputi perluasan jaringan perpipaan dan Sambungan
Rumah. Mengingat akan keterbatasan anggaran melalui APBD Kabupaten Kapuas
sehingga pemerintah Kabupaten Kapuas berupaya menggali sumber pendanaan salah
satunya dari Dana Alokasi Khusus bidang air minum.
Dalam menunjang kegiatan pelaksanaan Fisik pekerjaan di Kec. Mandau
Talawang dan Kec. Kapuas Hulu, diperlukan Pendampingan Fisik/ Supervisi/
Pengawasan pelaksanaan fisik perlu dilakukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas Air Minum pada SPAM di Kec. Mandau Talawang dan Kec.
Kapuas Hulu sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan Air Minum/ Air Bersih
masyarakat Kabupaten Kapuas khususnya Kec. Mandau Talawang dan Kec. Kapuas
Hulu. Selain itu fungsi dari kegiatan supervisi ini adalah sebagai upaya mengadakan cross
checking terhadap gambar perencanaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung di
lapangan. Kegiatan ini menghasilkan sebuah keluaran berupa laporan pengawasan yang
terpadu sebagai hasil pengawasan bersifat aktual dan faktual terhadap kinerja dan hasil
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor/pemborong.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. MAKSUD
Menginformasikan berbagai hal dan memberikan gambaran secara detail tentang
kegiatan pelaksanaan fisik yang sedang berlangsung di lapangan (on site) sebagai
rangkaian kegiatan Pendampingan Fisik/ Supervisi/ Pengawasan yang telah
dilakukan Bantuan Teknis Perencanaan dalam bentuk kegiatan Pendampingan Fisik/
Supervisi/ Pengawasan.

B. TUJUAN
Memberikan laporan detail tentang pelaksanaan kegiatan fisik di Kec. Mandau
Talawang dan Kec. Kapuas Hulu yang berisi spesifikasi teknis, schedulle dan
berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.

III. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pengguna Anggaran (PA) : Dinas Pekerjaan Umum, Penatan Ruang,
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Kapuas
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) : Kuasa Pengguna Anggaran Bidang Cipta
Karya pada Dinas Pekerjaan Umum,
Penatan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Kapuas
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang
Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum,
Penatan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Kapuas
IV. SUMBER PENDANAAN
Biaya pekerjaan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum
yang tercantum dalam APBD Kabupaten Kapuas pada DPA-SKPD Dinas Pekerjaan
Umum, Penatan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kapuas Tahun
Anggaran 2021 sebesar Rp 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).
Biaya pekerjaan konsultan Pengawasan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan pengawas sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. pembelian dan atau sewa peralatan,
e. BiayaPerjalanan,
f. biaya rapat-rapat,
g. pajak PPn 10%,

Cara pembayaran biaya konsultan Pengawas didasarkan pada prestasi kemajuan


pekerjaan konstruksi.

V. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


1. Lingkup Kegiatan adalah Supervisi/ Pengawasan di Kec. Mandau Talawang dan Kec.
Kapuas Hulu (DAK Air Minum);
2. Lokasi Pekerjaan : Kec. Mandau Talawang dan Kec. Kapuas Hulu, Kabupaten
Kapuas
3. Data dan Fasilitas Penunjang
Pengguna jasa tidak menyediakan data maupun fasilitas penunjang kepada penyedia
jasa (konsultan pengawas) untuk kegiatan ini. Kebutuhan data dan fasilitas
penunjang untuk pelaksanaan kegiatan disiapkan oleh penyedia jasa (konsultan
pengawas) sesuai dengan kebutuhan, dan dimasukkan sebagai bagian dari rencana
biaya (cost proposal) dalam dokumen penawaran konsultan.

VI. LINGKUP PEKERJAAN


A. LINGKUP TUGAS
1. UMUM
Konsultan pengawas dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh
pengelola kegiatan agar fungsi dan tangung jawab konsultan pengawas dapat
terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang
diharapkan oleh pemberi tugas.
2. URAIAN TUGAS OPERASIONAL KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai
dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi di
lapangan, secara garis besarnya yaitu :
a. Pekerjaan Persiapan
1) Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan
2) Memeriksa Time schedule, Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada pengelola kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
3) Dalam melaksanakan tugasnya pelaksana konsultan pengawas
dilengkapi dengan Surat Tugas oleh perusahaan.
b. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan
1) Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan
lapangan, koordinasi dan inpeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar
pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat
secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang
kedua kalinya.
2) Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan, dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya.
3) Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai engan
jadwal yang ditetapkan.
4) Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
5) Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan
penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari
kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong, dengan
pemberitahuan tertulis kepada pengelola kegiatan.
6) Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana pekerjaan dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.
c. Konsultasi
1) Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pengguna Anggaran untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.
2) Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pejabat Pengguna
Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Fisik (PPTK) serta unsur
wilayah (jika diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan masalah
dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan baik secara teknis maupun
sosial untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada
semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1
(satu) hari kerja kemudian.
d. Laporan
1) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis
teknologis kepada Pejabat Pengguna Anggaran mengenai volume
presentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh pemborong.
2) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
3) Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja
dan alat yang digunakan.
4) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh pemborong
terutama yang mengakibatkan tambah dan berkurangnya pekerjaan, dan
juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong
(Shop drawing).
e. Dokumen
1) Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan
penyelesaian pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran
angsuran.
2) Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
3) Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan Berita
Acara kemajuan pekerjaan penyerahan pertama serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.

B. TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN


1. Konsultan pengawas bertanggung jawab secara professional atas jasa
pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan
/pelaksanaan yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan
pedoman teknis yang berlaku.
b. Kinerja pengawasan telah memenuhi standar hasil kerja pengawasan yang
berlaku.
b. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.
3. Penanggung jawab professional pengawasan adalah tidak hanya konsultan
sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional
pengawasan yang terlibat dalam proses pekerjaan tersebut.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Pengawasan Konstruksi diperkirakan selama 4 (empat) bulan
atau 120 (seratus dua puluh) hari kalender,terhitung sejak terbit SPMK.
VIII. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Pengawas harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Pengawas untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini
yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, sebagaiberikut :
Kualifikasi Pengalaman
No Jabatan Keahlian Jml
Minimal
A. TENAGA AHLI
Ahli Teknik Air
1. Team Leader Minum/ Ahli Sumber 1 Min. S1/Muda 3 Tahun
Daya Air
B. TENAGA PENDUKUNG
Pengawas Pengawasan
1. 1 Min. STM 3 Tahun
Lapangan Lapangan
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli dan tenaga pendukung diatas harus memiliki Sertifikat tenaga
ahli SKA dan Sertifikat Tenaga Terampil dari Asosiasi, dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae
(pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) serta ijazah.

Tugas :
1. Tenaga Ahli Muda akan bertindak sebagai Ketua Tim (Team Leader) pengawas
teknik yang bertanggung jawab terhadap hasil kegiatan kepada pengguna jasa.
2. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja/ tenaga pengawas
dalam pelaksanaan pekerjaan selama waktu pelaksanaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
3. Memimpin rapat koordinasi dengan pihak pelaksana dan dinas, atau koordinasi
lapangan.
4. Menetapkan metode kerja untuk menyesuaikan waktu konstruksi.
5. Menyelaraskan desain arsitektural dengan perhitungan struktur.
6. Memastikan progres Pengawasan sesuai dengan jadwal.
7. Tenaga Ahli Muda akan bertindak sebagai pengawas lapangan yang bertanggung
jawab terhadap hasil Kegiatan Fisik yang dilaksanakan pelaksana ,Penggunanan
Bahan untuk konstruksi dan kedatangan bahan yang bisa diterima dilapangan dan
Memantau metode Kerja agar selaras dengan waktu kegiatan yang sudah ditentukan

IX. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan pengawas berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Mencatat kegiatan di Buku direksi, yang memuat semua kejadian, perintah dan
petunjuk penting dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Fisik, Kontraktor Pelaksana
dan Konsultan Pengawas;
2. Memantau dan mengawasi kegiatan harian di lokasi meliputi,:
a. Tenaga kerja
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan
3. Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
4. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
5. Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan tambah
kurang;
6. Laporan rapat di lapangan (site meting);
7. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan Time Schedule yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana;
8. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing);
9. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%);
10. Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
11. Setiap laporan dibuat dalam 10 (sepuluh) rangkap

X. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada KAK
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksankan secara benar dan tuntas
sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh
pejabat pembuat komitmen.

B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk kelancaran
pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA


Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan yaitu
Kontrak Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Ketentuan Peraturan Beton Indonesia dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22 Tahun 2018 tanggal
14 September 2018 tentang, Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara sebagai pengganti Peraturan Menteri Nomor 45/PRT/M/2007
3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan dengan
lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.

XI. PERSYARATAN PENYEDIA


1. Memiliki Sertifikat Badan Usaha dengan Klasifikasi Pengawas Rekayasa, Sub
Klasifikasi Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air (RE203)
dengan Kualifikasi Kecil
2. Memiliki Izin Usaha Jasa Konsultansi yang masih berlaku

XII. PERALATAN
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, minimal peralatan yang harus disediakan adalah :
1. Komputer / Laptop : 2 Unit
2. Printer A3 : 1 Unit
3. Printer A4 : 1 Unit
4. Alat Ukur : 1 Set
5. Kamera Digital : 1 Unit

XIII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukanlain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

Dibuat di : Kuala Kapuas


Tanggal : Desember 2020

Kuasa Pengguna Anggaran Budang Cipta Karya


Dinas Pekerjaan Umum, Penatan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Kapuas

ttd

JONNIE, ST, MM
NIP. 19740105 200604 1 016

Anda mungkin juga menyukai