Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

POTENSI INTERAKSI ANTAR OBAT PADA PASIEN RAWAT


INAP DIABETES MELITUS TIPE-2 DENGAN KOMORBIDITAS
HIPERTENSI
Submitted : 11 Maret 2020
Edited : 15 Juni 2020
Accepted : 25 Juni 2020

Liniati Geografi1*, Octaviana Maria Simbolon2


1
Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Kesehatan Dirgahayu Samarinda
2
Program Studi S-1 Farmasi Sekolah Tinggi Kesehatan Dirgahayu Samarinda, Instalasi Farmasi
RSUD Abdoel Wahab Sjahranie
Email: liniatigeoz@gmail.com

ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus (insulin-dependent diabetes or adult-onset diabetes) is a
condition caused by the ineffective use of insulin in the human body. This disease is also often
accompanied by hypertension, where these comorbidities can spur severe cardiovascular
complications such as heart attacks, strokes and kidney failure. Hospitalised diabetic patients
with comorbid hypertension, have the potential to experience drug-related problems / Drug-
Related Problems (DRPs), especially Drug-Drug Interactions (DDIs) due to a combination of
therapies during the treatment period. The results obtained from the data tracking of 52 patients
showed that 21 patients (40%) had the potential to experience DDIs. The types of potential DDI
found in this study had 71 kinds variation with 124 events, 5% were major and 95% were
moderate. The prevalence of potential interactions between drugs is quite high and varied.
Inpatient monitoring of the risk is essential to avoid potential dangers inflicts on patients.

Keywords : Drug-Related Problems (DRPs), Drug-Drug Interactions (DDIs), Type-2


Diabetes with comorbid hypertension

PENDAHULUAN selama masa perawatan. Salah satu


Diabetes Mellitus tipe-2 (diabetes bentuk DRPs yang berpotensi
tidak tergantung insulin atau diabetes mengakibatkan terapi kurang efektif dan
onset dewasa) merupakan kondisi yang menimbulkan masalah baru dalam terapi
diakibatkan oleh penggunaan yang tidak obat adalah terjadinya interaksi antar
efektif pada tubuh manusia. Jenis diabetes obat/ Drug-drug Interactions (DDI) (2).
ini banyak dialami oleh pasien diabetes di Masalah dalam terapi obat dapat
seluruh dunia. Penyakit diabetes juga berkontribusi signifikan terhadap
kerap disertai dengan hipertensi, dimana morbiditas dan mortalitas, lamanya masa
komorbid ini dapat memacu komplikasi perawatan di rumah sakit, dan
penyakit kardiovaskular yang serius memperbanyak biaya pengobatan (3).
seperti serangan jantung, stroke dan gagal Identifikasi terhadap adanya potensi
ginjal(1). Pasien diabetes rawat inap interaksi antar obat pada pasien rawat
dengan komorbid hipertensi, rentan inap Diabetes Mellitus tipe-2 dengan
mengalami permasalahan terkait obat/ komorbiditas hipertensi penting untuk
Drug-Related Problems (DRPs) karena dilakukan sebagai bahan evaluasi dalam
adanya kombinasi terapi sejumlah obat

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 129


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 LINIATI GEOGRAFI

rangka menyediakan pelayanan kesehatan rekomendasi yang sesuai dilakukan


yang optimal. dengan menggunakan aplikasi android
drugs.com yang dapat pula diakses
METODE PENELITIAN melalui komputer terkoneksi internet.
Penelitian ini merupakan penelitian Interaksi antar obat menurut drugs.com
retrospektif yang dilakukan selama bulan diklasifikasikan menjadi mayor, moderat,
Desember 2018 - April 2019 di Rumah minor dan tidak diketahui. Interaksi obat
Sakit (RS) X Kota Samarinda. Target diklasifikasikan mayor bila risiko sangat
Populasi penelitian ini yaitu pasien signifikan secara klinis dimana risiko
Diabetes Melitus (DM) tipe-2 dengan dapat melampaui manfaat terapi hingga
komorbiditas hipertensi yang rawat inap mampu mengancam nyawa, sehingga
di RS tersebut selama rentang waktu penggunaan kedua obat tidak boleh
antara bulan Januari 2018 hingga bulan dilakukan secara bersamaan. Kategori
Desember 2018 dengan kriteria inklusi moderat, bila risiko cukup signifikan
berusia diatas 18 tahun, mendapatkan secara klinis, mampu menyebabkan
setidaknya satu macam obat penurunan status klinis pasien sehingga
antihiperglikemik dan satu macam obat disarankan penggunaan kedua obat tidak
antihipertensi, berpotensi memiliki dilakukan secara bersamaan dan
interaksi obat yang masuk kategori mayor penggunaan obat yang bersamaan hanya
dan moderat. Kriteria eksklusinya adalah dilakukan dalam kondisi khusus. Kategori
1) pasien dengan data tidak lengkap, yaitu minor, bila risiko yang muncul minimal
tidak ada tanggal masuk rumah sakit, signifikan secara klinis, dapat
serta pencatatan terapi tidak lengkap mempertimbangkan langkah-langkah
(dosis, frekuensi penggunaan obat, untuk menghindari risiko interaksi (4) .
diagnosis), 2) pasien dalam keadaan
hamil, 3) pasien yang pulang atas HASIL DAN PEMBAHASAN
kemauan sendiri. Karakteristik Non Klinis
Pengumpulan data yang dilakukan Data umur yang diperoleh dari 52
dari data sekunder berupa data rekam pasien rawat inap Diabetes Mellitus (DM)
medik dan data pelayanan obat di tipe-2 dengan komorbiditas hipertensi di
Instalasi Farmasi, memberikan hasil RS X Kota Samarinda menunjukkan
populasi sejumlah 107 pasien. Jumlah rentang antara 40 – 69 tahun. Data ini
sampel yang didapat berdasarkan rumus dibagi menjadi 3 Kelompok umur yaitu
Slovin pada penelitian ini berjumlah 52 kelompok umur 40-49 tahun, 50-59 tahun,
pasien, dengan derajat ketelitian yang dan 60-69 tahun.
diinginkan sebesar 95% atau dengan
persen kesalahan 5%. Metode analisis 4%
18%
data yang digunakan adalah analisis
40-49 Tahun
deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan
50-59 Tahun
dan dikelompokkan berdasarkan jenis
variabel, kemudian dilakukan deskripsi 60-69 Tahun
30%
terhadap variabel dari data tersebut. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel
dan dianalisis secara kualitatif. Gambar 1. Data umur pasien rawat inap
Identifikasi potensi kejadian
DM
interaksi antar obat dan pencarian

130 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 LINIATI GEOGRAFI

Data karakteristik non klinis yang Tabel 1. Penggunaan Obat Anti


berupa jenis kelamin, menunjukkan hiperglikemik Pada Pasien DM
bahwa jumlah pasien rawat inap DM tipe- Tipe 2 dengan
2 dengan komorbiditas hipertensi KomorbidHipertensi di RS X
sebagian besar berjenis kelamin wanita. Kota Samarinda Periode Januari
2018-Desember 2018
Jumlah
41% Golongan Obat Resep
Nama
Antihiperglike Obat %
Pria generik
mik N=
Wanita 115
60% Insulin
25 21,7
aspart
Insulin
7 6,1
Gambar 2. Data jenis kelamin pasien Detemir
Insulin
rawat inap DM Insulin
5 4,3
Glargine
Insulin
Karakteristik Terapi Obat 18 15,7
Glulisin
Pasien dengan penyakit DM Tipe-2
dengan komorbiditas hipertensi, Gliquidone 16 13,9
umumnya mendapatkan terapi kombinasi Sulfonilurea
antara antihiperglikemik dengan Glimepiride 21 18,3
antihipertensi. Pada penelitian ini jenis 13,0
Biguanida Metformin 15
terapi antihiperglikemik yang banyak
diberikan ialah terapi insulin khususnya Kombinasi Saxagliptin
5 4,3
insulin aspart (21,7%) yang merupakan inhibitor & Metformin
insulin tipe fast-acting dan Sulfonilurea dipeptidil-
peptidase-4 Vidagliptin
khususnya Glimepiride (18,3%), 3 2,6
(DPP-4) & & Metformin
sedangkan obat antihipertensi yang paling
Biguanida
banyak diberikan adalah Amlodipin
(20%) dan Candesartan (17,6%) serta
Interaksi antar obat yang terjadi tidak
Furosemide (17,6%).
hanya terbatas pada interaksi antara
Terapi obat yang diberikan selain
antihiperglikemik dengan antihipertensi
antihiperglikemik dan antihipertensi
tetapi juga dengan terapi obat lain seperti
sangat beragam. Hal ini dapat berpotensi
golongan analgesik, antiinflamasi,
memunculkan terjadinya permasalahan
antibiotik, suplemen kalsium, antikolesterol,
terkait obat/ Drug Related Problems
diuretik, antidepresan, antiepilepsi,
(DRPs) khususnya kejadian interaksi
antimigren, obat penenang, obat asma dan
antar obat. Penelusuran data
obat tukak lambung yang diberikan pada
menunjukkan bahwa 21 pasien (40%)
pasien rawat inap.
berpotensi mengalami interaksi antar
obat. Jenis potensi interaksi antar obat
yang ditemui pada penelitian ini memiliki
variasi sebanyak 71 macam dengan angka
kejadian berjumlah 124 kejadian.

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 131


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 LINIATI GEOGRAFI

Tabel 2. Penggunaan Obat Anti sedangkan potensi interaksi antar obat yang
hipertensi Pada Pasien DM Tipe ditemukan dari penggunaan antihipertensi
2 dengan Komorbid Hipertensi dengan obat selain antihiperglikemik selama
di RS X Kota Samarinda masa rawat inap adalah sebanyak 19 jenis
Periode Januari 2018 hingga interaksi (26%) dengan jumlah 39 kejadian.
Desember 2018
Golongan Jumlah Tabel 3. Potensial Interaksi
Obat Nama Resep Antihiperglikemik dengan
%
Antihiperten generik Obat Antihipertensi
si N= 85 Potensial Interaksi
Golongan Antihiperglikemik Jumlah Potensial
Calcium dengan Kejadia Keparah
Amlodipine 17 20 %
Channel Antihipertensi n an
Blocker N= 30 Interaksi
Obat 1 Obat 2
Golongan Glimepirid
Alpha-2 Clonidin 1 3 Moderat
Clonidine 2 2,4 e
receptor Glimepirid Bisoprol 1
4 Moderat
agonist e ol 3
Losartan 5 5,9 Furosem 1
Glimepirid 3 Moderat
Golongan ide 0
Telmisartan 10 11,8 e
Angiotensin HCT 1 3 Moderat
Receptor Candesartan 15 17,6 Furosem 1
Blockers 3 Moderat
ide 0
Valsartan 9 10,6 Bisoprol 1
4 Moderat
Golongan ol 3
Angiotensin- Valsarta
1 3 Moderat
Converting Captopril 3 3,5 Insulin n
Enzime Aspart Candesa
1 3 Moderat
rtan
Inhibitor
Telmisar
Golongan 1 3 Moderat
Furosemide 15 17,6 tan
Diuretik kuat Captopri
Golongan 1 3 Moderat
Spironolakto l
Diuretik 3 3,5 Furosem
n 1 3 Moderat
hemat kalium Insulin ide
Golongan Detemir Candesa
Hidroklortiaz 1 3 Moderat
Diuretik 4 4,7 rtan
id Furosem 1
tiazid 3 Moderat
ide 0
Golongan
Bisoprolol 2 2,4 Insulin Candesa
Beta Blocker 1 3 Moderat
Glargine rtan
Bisoprol
1 3 Moderat
Penggunaan antihiperglikemik yang ol
bersamaan dengan antihipertensi memiliki Insulin
Candesa 1
potensi menimbulkan interaksi antar obat Glulisin 3 Moderat
rtan 0
sebanyak 16 jenis interaksi (23%) dengan
jumlah 30 kejadian. Potensi interaksi antara
Tingkat keparahan yang ditelusuri
antihiperglikemik dengan terapi obat selain
dari 124 potensi kejadian interaksi antar obat
antihipertensi berjumlah sebanyak 36 jenis
menemukan bahwa 6 kejadian interaksi
interaksi (51%) dengan jumlah 55 kejadian,
(5%) bersifat mayor dan 118 kejadian

132 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 LINIATI GEOGRAFI

interaksi (95%) bersifat moderat. Interaksi berpotensi memiliki keparahan moderat


yang bersifat mayor muncul pada kombinasi yaitu memiliki risiko cukup signifikan
penggunaan Amlodipine dengan Simvastatin secara klinis, mampu menyebabkan
(1,6%), Candesartan dengan Spironolacton penurunan status klinis pasien, sehingga
(1,6%), Valsartan dengan Kalium Klorida disarankan penggunaan kedua obat tidak
(0,8%), dan Glimepiride dengan dilakukan secara bersamaan dan penggunaan
Levofloxacin (0,8%). obat yang bersamaan hanya dilakukan dalam
Pemberian Amlodipin bersamaan kondisi khusus dan dalam pengawasan
dengan Simvastatin dapat meningkatkan tenaga medis(4). Tabel 3 menunjukkan
konsentrasi plasma dan jumlah metabolit kejadian interaksi antara Antihiperglikemik
aktif Simvastatin yaitu asam simvastatin dengan Antihipertensi paling banyak terjadi
sehingga berpotensi menginduksi miopati pada penggunaan glimepiride bersama
hingga rhabdomiolisis(4,5). Penggunaan dengan bisoprolol (13%) dan Insulin aspart
Spironolakton bersamaan dengan dengan bisoprolol (13%).
Candesartan, dan penggunaan Valsartan/ Kombinasi antara Glimepiride dan
angiotensin II receptor blocker (ARB) Bisoprolol berpotensi mengalami interaksi
dengan garam kalium dapat meningkatkan antar obat secara farmakodinamik karena
kadar kalium dalam darah. Penghambatan beta-blocker dapat menghambat beberapa
angiotensin II menghasilkan penurunan respon fisiologis normal terhadap
sekresi aldosteron, yang dapat menyebabkan hipoglikemia seperti takikardi, tremor dan
peningkatan kalium serum yang dapat gemetar(8). Gejala hipoglikemia seperti
bertambah dengan kombinasi diuretik hemat takikardi, tremor dan gemetar memiliki
kalium(6). Kadar kalium yang tinggi dapat kemungkinan untuk tertutupi sehingga sulit
berkembang menjadi suatu kondisi yang dikenali. Penghambatan glikogenolisis yang
dikenal sebagai hiperkalemia, yang dalam dimediasi katekolamin dan mobilisasi
kasus yang parah dapat menyebabkan gagal glukosa dalam kaitannya dengan
ginjal, kelumpuhan otot, irama jantung yang penghambatan reseptor beta, dapat
tidak teratur, dan henti jantung. Pasien lanjut mempotensiasi hipoglikemia yang diinduksi
usia lebih beresiko mengalami hiperkalemia insulin pada penderita diabetes dan menunda
saat mengalami dehidrasi, atau memiliki pemulihan kadar glukosa darah normal. Efek
penyakit ginjal, diabetes, atau gagal jantung lain yang dilaporkan dengan berbagai beta-
tingkat lanjut(4). blocker termasuk penurunan toleransi
Antibiotik kuinolon dapat glukosa dan penurunan sekresi insulin yang
mengganggu efek terapi insulin dan agen diinduksi glukosa(4). Meskipun efek pada
antidiabetik lainnya. Penggunaan kuinolon metabolisme glukosa yang dilaporkan,
dikaitkan dengan gangguan homeostasis biasanya berkaitan dengan penggunaan beta-
glukosa darah yang mungkin berasal dari blocker non-kardioselektif tetapi juga dapat
efek pada saluran beta pankreas ATP-sel terjadi pada penggunaan dengan agen
pankreas yang berfungsi mengatur sekresi selektif beta-1(8).
insulin. Baik hiperglikemia dan Bisoprolol merupakan kardioselektif
hipoglikemia dapat terjadi pada pasien beta-bloker yang sering direkomendasikan
diabetes yang menerima pengobatan pada pasien yang membutuhkan insulin
bersamaan dengan agen hipoglikemik oral secara bersamaan(9). Hipoglikemia pada
atau insulin(4,7). pasien yang menggunakan insulin dan
Interaksi yang ditemukan antara kardioselektif beta-bloker ditemukan walau
Antihiperglikemik dengan Antihipertensi dalam jumlah yang lebih rendah dan tidak

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 133


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 6(1), 129-134, 2020 LINIATI GEOGRAFI

signifikan secara statistik(9,10). Pada 4. Drugs.com, 2019,


penderita diabetes yang mendapatkan terapi https://www.drugs.com/drug_interactio
insulin dan beta-blocker, peningkatan ns.html
tekanan darah dan bradikardia yang 5. Nishio, S., Watanabe, H., Kosuge, K.,
signifikan dapat terjadi karena antagonisme Uchida, S., Hayashi, H., & Ohashi, K.,
efek epinefrin pada reseptor adrenergik beta- 2005. Interaction between Amlodipine
2. Hal ini yang kemudian mengarah pada and Simvastatin in Patients with
dominannya efek alpha-adrenergik seperti Hypercholesterolemia and
vasokonstriksi(4). Hypertension. Hypertension Research,
28(3), 223–
SIMPULAN 227. doi:10.1291/hypres.28.223
Jenis potensi interaksi antar obat yang 6. Mahamudu Y.S., Citraningtyas G.,
ditemui pada penelitian ini memiliki variasi Rotinsulu H., 2017, Kajian Potensi
sebanyak 71 macam dengan angka kejadian Interaksi Obat Antihipertensi Pada
Pasien Hipertensi Primer Di Instalasi
berjumlah 124 kejadian. Kategori mayor
Rawat Jalan Rsud Luwuk Periode
sebanyak 5% dan interaksi moderat Januari – Maret 2016, PHARMACON
sebanyak 95%. Penggunaan Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.
antihiperglikemik yang bersamaan dengan 6 No. 3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 –
antihipertensi memiliki potensi 2493.
menimbulkan interaksi antar obat sebanyak 7. Redberg R. F., 2014, Hospital
23% dengan jumlah 30 kejadian. Prevalensi Admissions For Hypoglycemia New
potensi terjadinya interaksi antar obat pada Exceed Those For Hyperglycemia In
pasien rawat inap DM tipe-2 dengan Medicare Beneficiaries, JAMA Intern
komorbiditas hipertensi di RS X Kota Med. doi:
Samarinda cukup tinggi dan bervariasi. 10.1001/jamainternmed.2014.2192.
Pemantauan pasien rawat inap dari resiko 8. Elbakyan A., 2019,
interaksi antar obat sangat penting dilakukan Bisoprolol/glimepiride interaction,
Hypoglycaemia: case report, Reactions
untuk menghindari potensi bahaya yang
Weekly, 1742(1), 55–
dapat ditimbulkan. 55. doi:10.1007/s40278-019-58513-y,
Springer Link: Springer Nature,
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1007/s40278-019-
1. Zazuli Z., Rohaya A., Adnyana I.K., 58513-y
2017, Drug-Related Problems in Type 2 9. Dungan K., Merrill J., Long C.,
Diabetic Patients with Hypertension: A Binkley P., 2019, Effect of beta blocker
Prospective Study, Journal of Basic and use and type on hypoglycemia risk
Clinical Pharmacy;8:251-254. among hospitalized insulin requiring
2. Cipolle R.J., Strand L.M., Morley, P.C.,
patients, Cardiovascular Diabetology,
2012, Pharmaceutical Care Practice:
The Patient-centered Approach to BMC 18:163,
Medication Management Services, 3 rd https://doi.org/10.1186/s12933-019-
ed., New York: McGraw-Hill 0967-1
Education. 10. Shorr RI, Ray WA, Daugherty JR,
3. Huri, H.Z., Wee H.F. 2013. Drug Griffin MR. Antihypertensives and the
related problems in type 2 diabetes risk of serious hypoglycemia in older
patients with hypertension: a cross-
persons using insulin or sulfonylureas.
sectional retrospective study, 13:2,
doi:10.1186/1472-6823-13-2 JAMA. 1997;278(1):40–3.

134 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai