Anda di halaman 1dari 6

Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Obat Antidiabetes

Pada Pasien Diabetes Mellitus di RS Kota Kediri

Victoria, elly R
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri
Jalan Selomangleng No.1 Kota Kediri, Jawa Timur
Email: victoria@unik.ac.id

Abstrak

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang diderita seumur hidup. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran Analisa Efektivitas Biaya pasien
biaya rawat jalan pada pasien DM termasuk biaya di RS Swasta Kota Kediri Periode
Januari–Juli 2019.
Penelitian ini non eksperimental, dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif
yang bersifat retrospektif. Data diperoleh dari unit rekam medik, unit keuangan, dan unit
farmasi. Biaya rawat jalan yang dihitung adalah biaya medik langsung meliputi biaya
antidiabetik oral, biaya komplikasi, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya administrasi.
Kasus DM tipe 2 yang berkunjung selama 6 kali di RS Swasta Kota Kediri periode
Januari-Juli 2019 sebanyak 35 pasien (198 kasus). Persentase umur terbesar pada umur 50-
59 tahun yaitu 52%, 59,6% untuk wanita, penyakit komplikasi terbanyak yaitu hipertensi
(38,9%), penyakit penyerta yaitu osteoarthritis dan hiperuricemia (3,1%). Obat oral anti DM
ditemukan dalam bentuk kombinasi (70,2%). Kombinasi oral yang banyak digunakan yaitu
kombinasi glicazide, Metformin+Acarbose (42 kasus), oral tunggal yang paling banyak
digunakan yaitu gliquidone (15 kasus), kombinasi oral- injeksi yaitu Mixtard®+Metformin
(10 kasus), monoterapi insulin yaitu Mixtard® (10 kasus). Gambaran biaya rawat
jalan meliputi biaya antidiabetik Rp 165.876,00, biaya komplikasi Rp 83.893,00, biaya
pemeriksaan laboratorium Rp 46.878,00, dan biaya administrasi Rp 17.612,00.

Kata kunci : biaya rawat jalan, diabetes melitus tipe 2


Pendahuluan penyakit. Oleh karena itu, diperlukan
Prevalensi penyakit diabetes penelitian berkaitan dengan besarnya biaya
melitus (DM) di dunia terus meningkat, terapi yang dibutuhkan pasien DM
pada tahun 1995 prevalensinya 4,0% dan khususnya penderita DM tipe 2.
diperkirakan pada tahun 2025 menjadi Berdasarkan pada uraian di atas
5,4%. Data WHO menyebutkan, angka maka peneliti merasa perlu melakukan
kejadian DM di Indonesia mendekati penelitian dengan judul “Analisis
4,6%, padahal di negara berkembang, DM Efektivitas Biaya Rawat Jalan Pasien
menyerang masyarakat yang berada pada Diabetes Melitus Tipe 2 Pengobatan
usia produktif, yaitu sekitar 45 sampai 65 Antidiabetes Pada Pasien Diabetes
tahun (Triplitt, Reasner & Isley, 2005). Mellitus di RS Swasta Kota Kediri.
American Diabetes Association Metode Penelitian
menyatakan bahwa biaya ekonomi total Penelitian ini bersifat non
tahunan untuk penyakit diabetes pada eksperimental dengan rancangan
tahun 2007 di Amerika Serikat mencapai Rancangan penelitian deskriptif evaluatif.
174 milyar Dolar. Pengeluaran medis total Penelitian ini dilakukan secara retrospektif
116 milyar Dolar yang terdiri dari 27 dengan mengidentifikasi komponen biaya
milyar Dolar untuk perawatan diabetes, 58 rawat jalan yang digunakan untuk
milyar Dolar untuk diabetes kronik yang mengatasi penyakit DM tipe 2, yang
berhubungan dengan komplikasi yang meliputi biaya antidiabetik oral, biaya
menyertai penyakit diabetes, dan 31 milyar komplikasi, biaya pemeriksaan
Dolar diluar biaya medis umum (ADA, laboratorium, dan biaya administrasi.
2018). Subyek penelitian dalam penelitian ini
DM tipe 2 merupakan salah satu adalah semua pasien DM tipe 2 yang
penyakit yang prevalensinya cukup besar berkunjung ke poli penyakit dalam di
di dunia dan terlebih di negara instalasi rawat jalan di RS Swasta Kota
berkembang seperti Indonesia. DM dapat Kediri. Kriteria inklusi dalam penelitian
menimbulkan komplikasi penyakit lain ini adalah pasien DM tipe 2 yang
apabila kadar glukosa darah tidak berkunjung ke poli penyakit dalam di RS
terkendali dengan baik sehingga Swasta Kota Kediri selama 7 bulan
membutuhkan terapi yang adekuat. Hal ini berturut-turut dalam periode pemeriksaan
mengakibatkan kebutuhan biaya terapi Januari-Juli 2019 yang diberikan terapi
pasien DM akan semakin besar seiring antidiabetik oral. Kriteria eksklusi dalam
dengan meningkatnya progresivitas penelitian ini adalah pasien dengan data
rekam medik yang tidak jelas/lengkap, tahun, 60-69 tahun, dan 70-79 tahun.
dan pasien yang berkunjung ke poli Diketahui bahwa penderita DM tipe 2
penyakit dalam di RS Swasta Kota Kediri paling banyak terdapat pada kelompok
kurang atau lebih dari 6 kali. umur 50-59 tahun yaitu sebanyak 52%
Jumlah kasus DM tipe 2 rawat dari 35 pasien yang dievaluasi. Hal ini
jalan yang ada berdasarkan hasil survei sesuai dengan pernyataan ADA bahwa
adalah sebanyak 925 pasien. Dari jumlah umur lebih dari 45 tahun merupakan salah
total kasus kemudian dieksklusi satu faktor risiko terjadinya terjadinya
berdasarkan kriteria eksklusi sehingga DM tipe 2.
didapatkan sebanyak 35 pasien. Diagnosis utama berdasarkan data
Hasil Penelitian rekam medik pasien adalah DM tipe 2.
Analisis biaya dilakukan untuk Beberapa pasien dengan diagnosis
mengetahui jumlah biaya rawat jalan DM tipe 2 juga terdiagnosis penyakit
pasien DM tipe 2 yang digunakan untuk komplikasi. Penyakit komplikasi ini bisa
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdiri dari komplikasi makrovaskular
dan pengobatan pasien yang meliputi seperti hipertensi, dislipidemia, CHF
biaya antidiabetik oral, biaya komplikasi, (Congestive Heart Failure), IHD (Iscemic
biaya pemeriksaan laboratorium, dan Heart Disease), dan komplikasi
biaya administrasi. Pada penelitian ini, mikrovaskular seperti nefropati, dan
dari 35 pasien selama 7 bulan komplikasi neuropati. Komplikasi
pemeriksaan secara berturut-turut, penyakit bisa terdiri dari 1 macam
diagnosis dan obat yang diberikan dapat komplikasi ataupun kombinasi dari
berbeda setiap bulannya sehingga biaya komplikasi-komplikasi yang ada.
dihitung dari pemeriksaan tiap bulan. Bahwa pada bulan Januari-Juli
Berdasarkan analisis ini, dapat diketahui 2019 terdapat 198 kasus yang memenuhi
komponen dan besar biaya rawat jalan kriteria inklusi dimana terdapat 63 kasus
total pada setiap pasien DM tipe 2 rawat (31,8%) yang hanya terdiagnosis DM tipe
jalan di RS Swasta Kota Kediri periode 2 tanpa komplikasi. Sejumlah 135 kasus
Januari-Juli 2019. (68,2%) merupakan DM tipe 2 yang
Berdasarkan data yang diperoleh, disertai dengan komplikasi baik
penderita DM tipe 2 dibagi menjadi 5 komplikasi makrovaskuler, mikrovaskular
kelompok umur yaitu menjadi kelompok maupun neuropati. Komplikasi DM dapat
umur 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 disebabkan oleh faktor genetik dan faktor
metabolik, yakni glukosa darah dan lebih pekat karena glukosa darah tidak
metabolit lain yang abnormal. dapat berdifusi melalui pori-pori

komplikasi DM tipe 2 yang paling membrane sehingga menarik cairan dari

sering muncul adalah DM tipe 2 dengan dalam sel dan menyebabkan volume

komplikasi hipertensi dengan jumlah 77 cairan menjadi bertambah. Kenaikan

kasus (38,9%). Hipertensi merupakan volume cairan ini akan meningkatkan

komplikasi yang paling banyak muncul cardiac output sehingga akhirnya akan

dikarenakan keadaan hiperglikemia dapat meningkatkan tekanan darah pasien

menyebabkan cairan ekstrasel menjadi (Guyton et al., 1996).

Tabel 1. Persentase Komplikasi Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan Diagnosis


di RS Swasta Kota Kediri
No. Diagnosis Jml. Persentase
Kasus (%)
1. DM tipe 2 tanpa komplikasi (1) 63 31,8
2. DM tipe 2 dengan komplikasi:
Hipertensi 77 38,9
Dislipidemia 14 7,1
Neuropati 13 6,6
IHD 1 0,5
Hipertensi+Neuropati 3 1,5
Hipertensi+Nefropati 4 2,0
Hipertensi+Dislipidemia 9 4,6
Hipertensi+Insufisiensi Renal 2 1,0
Dislipidemia+Neuropati 5 2,5
IHD+Dislipidemia 2 1,0
Hipertensi+Dislipidemia+Neuropati 1 0,5
Hipertensi+Nefropati+Dislipidemia 2 1,0
IHD+CHF+Dislipidemia 2 1,0
Total (2) 135 68,2
Total (1)+(2) 198 100,0

Tabel 2. Distribusi Pola Penggunaan Antidiabetik Oral yang Diberikan Pasien DM


Tipe 2 RS Swasta Kota Kediri
No. Pola Penggunaan Antidiabetik Oral Jml. Persentase (%)
Pasien
1. Oral Tunggal 15 42,86
2. Kombinasi Oral 10 42,86
3. Kombinasi Oral-Injeksi 10 28,57
Total 35 100,0
jumlah total kasus DM tipe 2 sebanyak kasus DM tipe 2 (16,7%) dengan
198 kasus terdapat 165 kasus DM tipe 2 penyakit penyerta. Penyakit penyerta
(83,3%) tanpa penyakit penyerta dan 33 terbanyak adalah Osteoartritis
dan Hiperuricemia, masing-masing 165.876,00 atas penggunann obat gizi dan
sebanyak 6 kasus (3,1%). darah (asam folat), zat pengikat fosfat
Pola oral tunggal berarti selama 7 (CaCO3), antihipertensi golongan ARB
bulan pasien hanya mendapatkan 1 (Valsartan), obat gout (Allopurinol). Harga
macam agen hipoglikemik oral. Pola obat komplikasi paling mahal dari
kombinasi oral berarti dalam 6 bulan kesemua obat komplikasi
pasien bisa mendapatkan oral tunggal, 2 hipertensi+nefropati adalah Valsartan
agen hipoglikemik oral, dan atau 3 agen sebagai antihipertensi dengan harga satuan
hipoglikemik oral. Pola kombinasi oral- obat Rp 3.300,00. Biaya komplikasi yang
injeksi berarti selama 6 bulan pasien bisa Rp 83.893,00 dari 1 kasus IHD (Iscemic
mendapatkan kombinasi agen Heart Disease) atas penggunaan
hipoglikemik oral dengan insulin, agen antitrombolitik dan diuretik kuat yaitu
hipoglikemik oral, dan atau monoterapi Aspilet® dan Furosemid.
insulin. Agen hipoglikemik oral biasanya Pada kasus penelitian ini, terdapat 1
diindikasikan bagi pasien DM tipe 2 yang kasus pasien DM tipe 2 nonkomplikasi
tidak mampu mencapai kontrol glikemik yang tidak melakukan pemeriksaan
melalui diet dan olahraga. laboratorium sehingga jumlah total kasus
Penggunaan 1 macam agen menjadi 197. Tabel di atas menunjukkan
hipoglikemik oral dimungkinkan pada rata-rata biaya laboratorium yang
pasien dengan kriteria pengendalian kadar dibutuhkan untuk pemeriksaan pasien DM
glukosa darahnya masih tergolong baik tipe 2 nonkomplikasi tiap bulannya adalah
dan diberikan dalam dosis rendah Rp 33.306,00. Rata-rata biaya
pemeliharaan. Penggunaan lebih dari 1 laboratorium yang dibutuhkan untuk
macam agen hipoglikemik oral dilakukan pemeriksaan pasien DM tipe 2 dengan
jika penggunaan 1 macam agen komplikasi tiap bulannya adalah Rp
hipoglikemik oral belum dapat mencapai 44.371,00. Rata-rata total biaya
sasaran terapi. Penggunaan 2 atau lebih laboratorium dari 197 kasus yaitu Rp
agen hipoglikemik oral dengan jenis yang 46.878,00.
sama dalam satu kali pakai tidak Biaya administrasi adalah biaya yang
dibenarkan karena akan meningkatkan digunakan untuk mendapatkan karcis
resiko timbulnya hipoglikemia yang pemeriksaan pasien rawat jalan di RS
parah (Pertiwi, 2006). Swasta Kota Kediri. Biaya administrasi
Biaya komplikasi pada 4 kasus meliputi biaya registrasi/pendaftaran, tarif
hipertensi+nefropati yaitu sebesar Rp pemeriksaan dokter spesialis poli regular,
dan biaya Sistem Informasi Manajemen 3. Biaya rawat jalan sebenarnya tidak
(SIM). Jumlah total kasus dalam dapat dihitung. Gambaran biaya rawat
perhitungan biaya administrasi adalah 188, jalan meliputi biaya antidiabetik oral Rp
karena ada 10 kasus yang tidak membayar 165.876,00, biaya komplikasi Rp
administrasi tanpa dapat diketahui 83.893,00, biaya pemeriksaan
alasannya. Rata-rata total biaya laboratorium Rp 46.878,00, dan biaya
administrasi dari 188 kasus adalah Rp administrasi Rp 17.612,00.
17.612,00 Daftar Pustaka
Kesimpulan
American Diabetes Association (ADA),
Dari penelitian “Analisis Efektivitas Biaya
2018, Standards of Medical Care in
Rawat Jalan Pengobatan Pasien Diabetes
Diabetes.
Melitus obat antidiabetes di RS Swasta
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 1996,
Kota Kediri” adalah sebagai berikut :
Textbook of Medical Physiology,
1. Kasus DM tipe 2 banyak terjadi
diterjemahkan oleh Irawati Setiawan,
pada pasien dengan range umur 50-59
LMA., Ken Ariata Tengadi, Alex
tahun sebesar 52%, dan terjadi pada jenis
Santoso, ECG, Jakarta.
kelamin wanita sebesar 38,9% sedangkan
Pertiwi, C.L.P., 2006, Evaluasi Pemilihan
pada laki-laki sebesar 42,4%. Penyakit
dan Penggunaan Obat Antidiabetes
komplikasi terbanyak adalah komplikasi
Pada Kasus Diabetes Mellitus
hipertensi sebesar 48,0%, dan penyakit
Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit
penyerta terbanyak adalah osteoarthritis
Panti Rapih Yogyakarta Periode
dan hiperuricemia, masing-masing sebesar
Januari-Desember 2005., Skripsi,
3,1%.
Fakultas Farmasi Universitas Sanata
2. Penggunaan pola antidiabetik oral
Dharma Yogyakarta.
terbanyak adalah kombinasi oral sebesar
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley,
70,2%. Oral tunggal yang paling banyak
W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in
digunakan yaitu gliquidone (11 kasus),
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee,
kombinasi oral yaitu kombinasi
G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G.,
Glicazide+Metformin+Acarbose(42
Posey, L.M., (Eds), Pharmacothrapy:
kasus), kombinasi oral-injeksi yaitu
A Pathophysiologic Approach, Sixth
Mixtard®+Metformin (10 kasus),
Edition, The McGraw-Hills
monoterapi insulin yaitu Mixtard® (10
Companies, Inc. New York.1333-
kasus).
1352

Anda mungkin juga menyukai