Anda di halaman 1dari 14

BAB III

GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL

3.1 PT Bio Farma


3.1.1 Sejarah Singkat PT Bio Farma
PT Bio Farma (Persero) adalah badan usaha milik negara Indonesia yang
berbisnis di bidang farmasi. Perusahaan ini merupakan satu-satunya produsen
vaksin manusia di Indonesia dan merupakan produsen vaksin terbesar di Asia
Tenggara. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, selain kantor pusat dan pabrik
seluas 91.058 meter persegi di Bandung, perusahaan ini juga memiliki fasilitas
pengembangbiakan hewan laboratorium seluas 282.441 meter persegi di Bandung
Barat. Perusahaan pun memiliki kantor perwakilan di Jakarta.
Perusahaan ini memulai sejarahnya di Jakarta pada tanggal 6 Agustus
1890 dengan nama Parc Vaccinogene di lingkungan Groot Militaire
Hospitaal (kini RSPAD Gatot Soebroto). Pada tahun 1895, nama organisasi
tersebut diubah menjadi Parc Vaccinogene en Instituut Pasteur. Pada tahun 1902,
nama organisasi tersebut kembali diubah menjadi Landskoepoek Inrichting en
Instituut Pasteur. Pada tahun 1923, organisasi tersebut pindah ke Bandung.
Pada tahun 1942, saat pendudukan Jepang di Indonesia, nama organisasi
tersebut kembali diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo. Pada tahun 1945,
setelah Indonesia merdeka, nama organisasi tersebut kembali diubah menjadi
"Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur", serta sempat pindah ke Klaten. Pada tahun
1946, saat terjadinya Agresi Militer dan Bandung kembali diduduki oleh Belanda,
nama organisasi tersebut kembali diubah menjadi Landskoepoek Inrichting en
Instituut Pasteur. Pada tahun 1950, nama organisasi tersebut kembali diubah
menjadi "Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur" sebagai salah satu jawatan di
lingkungan Departemen Kesehatan. Pada tahun 1955, unit produksi vaksin dan
serum dari organisasi tersebut dipisah menjadi sebuah perusahaan negara dengan
nama PN Pasteur. Pada tahun 1961, nama perusahaan ini diubah menjadi PN Bio
Farma. Pada tahun 1978, status perusahaan ini diubah menjadi perusahaan umum.
Pada tahun 1997, status perusahaan ini kembali diubah menjadi persero.[
Perusahaan ini kemudian berhasil mendapatkan pra-kualifikasi WHO untuk 12
jenis vaksin sehingga dapat mulai mengekspor produk vaksinnya. Pada tahun
2013, perusahaan ini meluncurkan vaksin Pentavalent (difteri, tetanus, pertusis,
hepatitis B, HiB). Pada tahun 2020, perusahaan ini ditunjuk sebagai induk holding
BUMN Farmasi, yang beranggotakan Kimia Farma dan Indofarma. Dengan
kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun, perusahaan ini telah
mengekspor produknya ke lebih dari 130 negara, yang mana 50 negara di
antaranya merupakan anggota Organisasi Kerjasama Islam.
3.1.2 Visi dan Misi PT. Bio Farma
PT. Bio Farma didirikan deengan memiliki visi yaitu “Menjadi Perusahaan
Life Science kelas dunia yang berdaya saing global” serta misi yaitu Menyediakan
dan mengembangkan produk Life Science berstandar Internasional untuk
meningkatkan kualitas hidup.
3.1.3 Struktur organisasi PT. Bio Farma
Struktur Perusahaan PT Bio Farma Persero di kepalai oleh seorang
Direktur Utama yang di bantu oleh beberapa direktur lainnya seperti Direktur
Keuagan dan SDM, Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, serta Direktur
Perencanaan dan Pengembangan. Selain itu terdapat dewan Komisaris yang
melaksanakan tugasnya di kantor perwakilan di Gedung Arthaloka Lt. 3 di Jalan
Jend. Sudirman No. 2, Jakarta. Berikut struktur Perusahaan PT. Bio Farma
Persero sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
3.1.4 Pengawasan Mutu
pengawasan mutu (Quality Control) yang secara konsisten dilakukan Bio
Farma untuk menjamin mutu (Quality Assurance) agar setiap produk yang
dihasilkan senantiasa terjaga kualitasnya. Dalam World Health Assembly pada
Mei 1992, WHO menghimbau seluruh negara anggotanya agar hanya
menggunakan vaksin yang memenuhi persyaratan WHO dalam program
imunisasinya. Oleh karena itu, produksi dan pengawasan mutu vaksin Bio Farma
selalu dipantau oleh National Control Authority (NCA) yang diakui WHO atau
yang di Indonesia kita kenal sebagai Badan POM (BPOM) RI.
3.2 PT Victoria Care (Herborist)
3.2.1 Sejarah Singkat
PT Victoria Care adalah perusahaan manufakturing dan distribusi yang
bergerak di bidang kosmetik, toiletris dan perawatan kesehatan yang telah berdiri
sejak tahun 2006, dengan memiliki cabang di Pulau Jawa dan Pulau Bali serta
cakupan distribusi secara nasional di seluruh Indonesia. Adapun beberapa produk
yang dihasilkan PT Victoria Care Indonesia adalah produk perawatan rambut,
perawatan tubuh, dan perawatan wajah.
Brand yang dimiliki, yaitu Miranda, Victoria, Herborist, Nu Face. Miranda
Hair Color dan Herborist Minyak Zaitun adalah salah satu produk andalannya
yang sudah sangat dikenal konsumen di Indonesia. PT Victoria Care sudah
beroperasi sejak 1988 yang didirikan oleh Billy Hartono Salim. Perusahaan ini
mempunyai nama PT Kosmetika Alam Pesona Mandiri sebelum diganti menjadi
PT Victoria Care. Perusahaan ini mempunyai visi dan misi yaitu untuk
menciptakan produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi
masyarakat serta mudah didapatkan. Maka pada tahun 2007 didirikanlah PT
Victoria Care Indonesia dengan membangun pabrik di kawasan Candi, Semarang,
Jawa Tengah. Pada tahun 2008, pabrik tersebut telah memperoleh sertifikat Good
Manufacturing Practices (GMP). Pada tahun 2009 diluncurkanlah produk Lulur
Tradisional Bali dengan brand Herborist, dan pada 2013 diresmikan juga Omah
Herborist dengan konsep berbelanja dan edukasi di mana pengunjung dapat
melihat dan belajar bagaimana cara produk – produk PT Victoria Care Indonesia
dibuat. Pada tahun 2015 Herborist Sabun Sirih mendapatkan penghargaan Super
brand award dan Herborist Minyak Zaitun mendapatkan sertifikat Halal, dan pada
2017 Herborist Minyak Zaitun mendapatkan penghargaan Top Brand. Pada awal
2018, Billy Hartono Salim merasa bahwa jika ingin terus bertumbuh dan
berkembang PT Victoria Care Indonesia harus mengikuti perkembangan zaman.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017, jumlah para milenial
berjumlah 88 juta jiwa atau 33,75% dari jumlah penduduk Indonesia.
Jumlah kaum milenial yang semakin menguasai demografi ini merupakan
tantangan sekaligus peluang bagi bangsa Indonesia baik di masa sekarang maupun
di masa depan. Menanggapi kondisi itu, pada awal 2019 PT Victoria Care
Indonesia mulai fokus merekrut generasi milenial dan fokus mengembangkan e-
commerce, hingga melakukan ekspor ke luar negeri.
Perusahaan yang didirikan oleh Billy Hartono Salim sebelumnya sudah
beroperasi sejak 1988 nama PT Kosmetika Alam Pesona Mandiri sebelum diganti
menjadi PT Victoria Care. Perusahaan ini mempunyai visi dan misi yaitu untuk
menciptakan produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi
masyarakat serta mudah didapatkan. Maka pada tahun 2007, PT Victoria Care
Indonesia membangun pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah. Pada
tahun 2008, pabrik tersebut telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing
Practices (GMP).
Pada tahun 2009, PT Victoria Care merilis produk Lulur Tradisional Bali
dari brand Herborist. Perusahaan ini terus berkembang dan meresmikan Omah
Herborist pada tahun 2013, di mana pengunjung dapat merasakan konsep
berbelanja dan edukasi di satu tempat. Pengunjung berkesempatan untuk melihat
dan belajar bagaimana cara produk-produk PT Victoria Care Indonesia dibuat.
Seluruh perkembangan yang dilakukan membawa salah satu produk PT Victoria
Care yaitu Herborist Sabun Sirih memenangkan Super Brand Award. Perusahan
ini kian berkembang setelah salah satu produk lainnya yaitu Herborist Minyak
Zaitun mendapatkan sertifikat Halal dan juga memenangkan penghargaan Top
Brand pada tahun 2017.
Untuk bisa terus berinovasi dengan berbagai divisi baru dan
mengakomodir pertumbuhan karyawan yang pesat, di penghujung tahun 2019 ini
PT Victoria Care Indonesia menempati kantor baru di Puri Indah Financial Tower.
Menempati 2 lantai, yakni di lantai 10 dan 11, kantor baru ini mengusung konsep
Millenial Office. PT Victoria Care Indonesia memiliki tagline “Innovation First”
yang artinya perusahaan ini selalu membuat inovasi-inovasi produk baru dan
selalu membuat produk inovasi yang terbaik.
3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan
1) Visi Perusahaan Menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik,
perlengkapan mandi dan perawatan kesehatan di pasar Indonesia.
2) Misi Perusahaan Memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia
dengan menyediakan produk kosmetik, peralatan mandi dan perawatan
kesehatan berkualitas tinggi.
3.2.3 Struktur Perusahaan PT Victoria Care
PT Victoria Care Indonesia dipimpin oleh Billy Hartono selaku Chief
Executive Officer (CEO) dan Sumardi Widjaja selaku Chief Operating Officer
(COO). Manajer tingkat atas ini membuat keputusan dan menentukan target,
strategi, kebijakan dan rencana bisnis perusahaan. Manajer tingkat atas juga
bertugas untuk menyiapkan rencana jangka panjang bagi visi perusahaan dan
umumnya memiliki rencana bisnis untuk 5 hingga 20 tahun ke depan.
Dalam prosesnya manajer tingkat menengah yaitu Patricia Ani selaku
direktur HR GA bertugas membantu dan memotivasi manajer tingkat bawah
untuk mencapai target bisnis atau memberikan saran dan rekomendasi yang sesuai
kepada manajer tingkat atas. Direksi juga mempersiapkan untuk melaporkan
perkembangan terbaru atas operasional perusahaan sehari-hari kepada CEO dan
COO. Penulis mendapatkan penugasan langsung dari bagian Human Resources
(HR) yang dipimpin oleh Alfonsa Sheila karena HR masih membawahi tiga divisi
yaitu L&D, Recruitment, OPS, dan Corporate Communnication and Engagement.
3.3 UPTD MATERIA MEDICA
3.3.1 Sejarah singkat
Materia Medika Batu berdiri pada tahun 1960 yang didirikan oleh R.M
Santoso. Materia Medica Batu (MMB) merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Kota
Batu. Balai Materia Medica Batu terletak di lingkungan Desa Pesanggrahan yang
letak lokasinya berbatasan dengan Kelurahan Ngaglik di wilayah Kota Batu.
Berdasarkan letak geografisnya Balai Materia Medica terletak pada ketinggian ±
875 D.P.L dengan suhu ± 20 – 25 C.
Balai Materia Medica Batu yang terletak di Jl. Lahor No. 87 Batu
memiliki luas tanah dan bangunan seluas 2.1 Ha. Pada tahun 2002, Balai Materia
Medica mengalami perluasan lahan sejalan dengan program pengembangan Balai
Materia Medica Batu.Tugas pokok BMM adalah penyuluhan dan pengelolaan
Tanaman Obat meliputi Tanaman Obat Tradisional dan Tanaman Obat yang
mengandung bahan baku obat, ada sekitar 600 jenis tanaman obat.
3.3.2 Visi dan Misi
- Visi UPT Materia Medica Batu 
Tumbuhan obat asli Indonesia dimanfaatkan sebagai obat bahan alami
unggulan bangsa Indonesia 
- Misi UPT Materia Medica Batu
1. Meningkatkan promosi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku
alam Indonesia
2. Mengembangkan monografi dan standar mutu baik simplisia maupun
ekstrak
3. Membantu penyusunan parmakope herbal Indonesia
4. Mengembangkan penelitian dasar tanaman obat alam Indonesia
5. Mempertahankan plasma nuftah tanaman obat alam Indonesia
6.Memperkokoh jaringan kerjasama antar lembaga penelitian dan
industri terkait
7. Mengembangkan database tanaman obat alam Indonesia
3.3.3 Susunan organisasi Materia Medica
Berdasarkan peraturan gubernur No. 118 tahun 2008 Struktur organisasi
UPT Materia Medica Batu sebagai berikut:

Kepala UPT Materia Medica

Materia Medika Batu berdiri pada tahun 1960 yang didirikan oleh R.M Santoso.
MateriaSub
Medica Batu
Bagian Tata(MMB)
Usaha merupakanSaksi
salahPengembangan
satu Unit Pelaksana Teknis
tanaman Obat(UPT)
dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur yang berlokasi di Kota Batu. Balai
Materia Medica Batu terletak di lingkungan Desa Pesanggrahan yang letak
lokasinya berbatasan dengan Kelurahan Ngaglik di wilayah Kota Batu.
Berdasarkan letak geografisnya Balai Materia Medica terletak pada ketinggian ±
875 D.P.L dengan suhu ± 20 – 25 C.1.1 Sejarah singkat Materia Medica.

3.4 Sejarah Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat


Lafi Pusat atau yang dahulu bernama Militaire Scheikundig Laboratorium
(MSL), merupakan lembaga yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun
1818 di Jakarta. Lembaga tersebut berfungsi sebagai tempat pemeriksaan obat
obatan yang dibutuhkan oleh tentara Belanda. Pada tanggal 1 Juni 1950, lembaga
ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan dibagi menjadi dua
bagian, yakni Laboratorium Kimia Tentara (LKT) yang kemudian berkembang
menjadi Laboratorium Kimia Angkatan Darat (LKAD) dan Depot Obat Tentara
Pusat (DOTP) yang berkembang menjadi Depot Obat Angkatan Darat (DOAD).
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Kesehatan Angkatan Darat
No.KPTS/61/10/IX/1960 tanggal 13 September 1960, terhitung mulai tanggal 8
Juni 1960 LKAD dan DOAD disatukan menjadi Lembaga Farmasi Angkatan
Darat (Lafi AD). Pada tanggal 15 Oktober 1970, Lafi AD dipisah kembali
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Lafi AD, yang selanjutnya menjadi Lembaga Farmasi Jawatan Kesehatan
Angkatan Darat (Lafi Jankesad).
2. DOAD, yang selanjutnya menjadi Depot Peralatan Kesehatan (Dopalkes) dan
kemudian menjadi Depot Pusat Perbekalan Kesehatan Jawatan Kesehatan
Angkatan Darat (Dopusbekkes Jankesad). Pada tahun 1985, Lafi Jankesad dan
Dopusbekkes Jankesad disatukan
kembali menjadi Lafi Puskesad dan pada tanggal 1 April 2005, Lafi Puskesad
dipisah kembali menjadi Lafi Puskesad dan Gudang Pusat (Gupus) II. Pada
awalnya, kegiatan produksi Lafi Puskesad dilakukan di Jalan Gudang Utara No.
25 Bandung dengan luas tanah 6.562 m² dan luas bangunan 3.382 m²

Berdasarkan hasil evaluasi Direktur Jenderal Balai Pengawasan Obat dan


Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sarana fasilitas produksi di
tempat tersebut belum memenuhi persyaratan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/11/1988 tentang Pedoman CPOB dan Surat
Keputusan Dirjen POM No. 544/A/SK/XII/1989 tentang penerapan CPOB. Oleh
sebab itu, pada tahun 1995 diajukanlah Rencana Induk Pembangunan (RIP) Lafi
Puskesad dengan lokasi di Jalan Gudang Utara No. 26 Bandung dengan luas tanah
12.152 m² dan luas bangunan 6.087.25 m².

Gedung baru Lafi Puskesad dirancang sesuai dengan persyaratan CPOB. Pada
tanggal 28 Februari 1996, RIP tersebut mendapat persetujuan dari Dirjen POM
Depkes RI dengan surat No. 02.01.2.4.96.665. Barulah pada tahun 1997 dimulai
pembangunan sarana fasilitas Lafi Puskesad sesuai dengan RIP yang sudah
disetujui tersebut. Pada tahun 2000, Lafi Puskesad telah berhasil mendapatkan
empat sertifikat CPOB untuk sediaan antibiotik B-laktam, selanjutnya pada tahun
2001 diperoleh satu sertifikat CPOB untuk sediaan serbuk injeksi steril antibiotik
ß-laktam dan turunannya, serta pada tanggal 1 Juni 2006 diperoleh lima sertifikat
CPOB untuk fasilitas non ß-laktam yaitu sediaan tablet biasa non-antibiotika,
tablet salut non-antibiotika, kapsul keras non-antibiotika. serbuk oral non-
antibiotika dan cairan obat oral non-antibiotika. Pada tahun 2016 LAFI Puskesad
hanya memiliki empat sertifikat CPOB untuk sediaan non ß laktam yaitu untuk
sediaan tablet biasa, kapsul keras, serbuk oral, dan cairan obat luar non-
antibiotika, sedangkan untuk sediaan tablet salut sudah disatukan dengan sertifikat
tablet biasa menjadi satu sertifikat, yaitu sertifikat tablet biasa dan tablet
salut non-antibiotika.
3.4.1 Visi dan Misi Lafi Puskesad
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menyediakan obat-obatan
bagi kep Tentara Nasiona Angkatan Darat Puskesad memiliki visi dan misi
sebagai berikut:
1. Menjadi salah satu lembaga produksi yang mampu memenuhi kebutuhan obat
bermutu bagi TNI.
2. Mampu memenuhi kebutuhan obat Dukkes TNI AD Pusat litbang dan
informasi obat TNI AD
3. Mampu menjadi mitra industri farmasi lain dalam memenuhi kebutuhan obat
nasional.

3.4.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Lafi Puskesad


Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Puskesad)
merupakan badan pelaksana Pusat yang berkedudukan langsung di bawah suatu
Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad). Tugas pokok dari Lafi Puskesad
yaitu membantu Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) dalam
menyelenggamkan pembinaan dan melaksanakan produksi, penelitian dan
pengembangan obat dalam rangka mendukung tugas pokok pusat.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Lafi Puskesad melaksanakan fungsi-fungsinya
sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi utama, meliputi:
a. Fungsi penelitian dan pengembangan, meliputi: segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan produk, sistem metode dan
personel dalam rangka menyelenggarakan produksi obat.
b. Fungsi produksi, meliputi: segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang
produksi obat.
c. Fungsi pengawasan mutu, meliputi: segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan
pemeriksaan fisika, kimia, mikrobiologi terhadap bahan baku, bahan pendukung
produksi, pengawasan selama proses produk antara, produk ruahan dan produk
jadi.
d. Fungsi pemeliharaan, meliputi: segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di
bidang pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, pengawasan mutu dan
sistem penunjang.
e. Fungsi penyimpanan, meliputi: segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di
bidang penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran bahan baku, bahan pendukung
produksi, peralatan dan obat jadi.

2. Melaksanakan Fungsi Organik Militer, meliputi: segala usaha, pekerjaan, dan


kegiatan di bidang intelejen, operasi, personal, logistik, teritorial, perencanaan dan
pengawasan serta pemeriksaan dalam rangka mendukung tugas pokok Lafi
Puskesad.

3. Melaksanakan Fungsi Organik Pembinaan, meliputi: segala usaha, pekerjaan,


dan kegiatan di bidang latihan kesatuan dalam rangka mendukung tugas pokok
Lafi Puskesad.
Berdasarkan Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat No. PERKASAD 219/XII/2007 tanggal 10 Desember 2007 tentang
Organisasi dan Tugas Lembaga Farmasi Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Orgas
Lafi Puskesad), struktur organisasi Lafi Puskesad adalah sebagai berikut: 3.4.1
Eselon Pimpinan
1. Kepala Lembaga Farmasi (Ka Lafi Puskesad) dijabat oleh seorang Perwira
Menengah Angkatan Darat (Pamen AD) berpangkat Kolonel Ckm. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, Ka Lafi Puskesad bertanggung jawab
kepada Puskesad.
2. Wakil Kepala Lembaga Farmasi (Waka Lafi Puskesad) dijabat oleh seorang
Pamen AD berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) Ckm Waka Lafi Puskesad
merupakan wakil dan pembantu utama Ku Lafi Puskesad sehingga dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab langsung kepada Ka
Lafi Puskesad

3.4.3 Eselon Pembantu Pimpinan


Perwira Ahli Lembaga Farmasi, disingkat Pa ahli Lafi. Paahli Lafi dijabat
olch 3 (tiga) orang Pamen AD berpangkat Leman Kolonel Ckm, dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab langsung kepada
Kalafi yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang keahlian
manajemen mutu, teknologi farmasi, dan analisa Amdal dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-harinya dikoordinasikan oleh Waka Lafi Puskesad. Paahli terdiri dari:
a. Perwira Ahli Madya Manajemen Mutu, disingkat Pa ahli Madya Jemen Mutu.
b. Perwira Ahli Madya Teknologi Farmasi, disingkat Pa ahli Madya
Tekfi.
c. Perwira Ahli Madya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, disingkat Pa ahli
Madya Amdal,

2. Kepala Bagian Administrasi Logistik, disingkat Kabagminlog. Kabagminlog


dijabat oleh Pamen AD berpangkat Letnan Kolonel Ckm, dalam pelaksanaaan
tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-harinya dikoordinasikan oleh Waka Lafi Puskesad. Kabagminlog
merupakan pembantu Ka Lafi Puskesad yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi dan logistic yang dalam
melaksanakan tugasnya Kabagminlog dibantu oleh 2 (dua) Kepala Seksi yang
masing-masing dijabat oleh seorang Pamen AD berpangkat Mayor Ckm, terdiri
dari:
a.Kepala Seksi Perencanaan Program dan Anggaran, disingkat Kasirenprogar.
b.Kepala Seksi Pengendalian Materil, disingkat Kasidalmat. 3.4.3 Eselon
Pelayanan
Kepala Seksi Tata Usaha dan Urusan Dalam (Kasietuud) dijabat oleh
seorang Pamen AD berpangkat Mayor Ckm yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kalafi dan dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya
dikoordinasikan oleh Waka Lafi Puskesad. Kasictuud merupakan unsur pelayanan
Lafi Puskesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang
pengamanan, administrasi personil. logistik, tata usaha, dan urusan dalam.
Kasietuud dibantu oleh tiga Kepala Urusan yang masing-masing dijabat oleh dua
orang Pama AD berpangkat Kapten Ckm dan satu orang PNS golongan III serta
satu Perwira Urusan yang dijabat oleh Pama AD berpangkat Letnan Ckm. Kepala
Urusan tersebut yakni:
1. Kepala Urusan Administrasi Personel dan Logistik disingkat
Kaurminperslog.
2. Kepala Urusan Tata Usaha disingkat Kaurtu.
3. Kepala Urusan Dalam disingkat Kaurdal.
4. Perwira Urusan Pengamanan disingkat Paurpam.

3.4.4 Eselon Pelaksana


Eselon pelaksana dijabat oleh lima Kepala Instalasi (Kainstal), yaitu: 1.
Kepala Instalasi Penelitian dan Pengembangan (Kainstallitbang), dijabat oleh
seorang Pamen AD berpangkat Letnan Kolonel Ckm, merupakan unsur pelaksana
LAFI Puskesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang
pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh dua Kepala Seksi (Kasi) yang masing-masing dijabat oleh Pamen
AD berpangkat Mayor Ckm, terdiri dari:
a. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Produksi
(Kasilitbangprod).
b. Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Sistem Metoda dan Personel
(Kasilitbangsistodapers). Kainstallitbang dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi dan dalam pelaksanaan tugas
sehari-harinya dikoordinasikan oleh Waka Lafi Puskesad.

2. Kepala Instalasi Produksi (Kainstalprod) dijabat oleh seorang Pamen AD


berpangkat Letnan Kolonel Ckm berkualifikasi apoteker, merupakan unsur
pelaksana Lafi Puskesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di
bidang produksi. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibanny rtanggung jawab
kepada Kalafi dan dibantu oleh empat Kepala Seksi yang masing-masing dijabat
oleh Pamen AD berpangkat Mayor Ckm, terdiri dari:
a. Kepala Seksi Sediaan Non ß-laktam (Kasidia Non B-laktam).
b. Kepala Seksi Sediaan B-laktam (Kasidia B-laktam).
c. Kepala Seksi Sediaan Sefalosporin (Kasidia Sefalosporin),
d. Kepala Seksi Kemas (Kasikemas).

3. Kepala Instalasi Pengawasan Mutu (Kainstalwastu) dijabat oleh seorang Pamen


AD berpangkat Letnan Kolonel Ckm berkualifikasi apoteker. merupakan unsur
pelaksana Lafi Puskesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di
bidang pengawasan dan peningkatan mutu. Kainstalwastu dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh dua Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh Pamen
AD berpangkat Mayor Ckm, terdiri dari:
a. Kepala Seksi Pengujian Kimia, Fisika, dan Mikrobiologi (Kasiuji Kifis
dan Mikro).
b. Kepala Seksi Inspeksi (Kasiinspek). Kainstalwastu dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi Puskesad dan dalam
pelaksanaan tugas sehari harinya dikoordinasikan oleh Waka Lati Puskesad.

4. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sistem Penunjang (Kainstalhar & Sisjang)


dijabat oleh Pamen AD berpangkat Mayor Ckm, merupakan unsur pelaksana Lafi
Puskesad yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang
pemeliharaan dan sistem penunjang. Kainstalhar & Sisjang dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh dua Kepala Urusan yang masing-masing dijabat oleh Pama
AD berpangkat Kapten Ckm, terdiri dari:
a. Kepala Urusan Pemeliharaan (Kaurhar),
b. Kepala Urusan Sistem penunjang (Kaurisjang). Kainstalhar & Sisjang dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi Puskesad
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya dikoordinasikan oleh Waka Lafi
Puskesad.

5. Kepala Instalasi Penyimpanan (Kainstalsimpan) dijabat oleh Pamen AD


berpangkat Mayor Ckm, merupakan unsur pelaksana Lafi Puskesad yang
bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi
penyimpanan dan pengeluaran material produksi. Kainstalsimpan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu Kepala Urusan yang dijabat oleh Pama
AD berpangkat Kapten Ckm dan satu Perwira Urusan yang dijabat oleh Pama AD
berpangkat Letnan Ckm, terdiri dari:
a. Kepala Urusan Penyimpanan Material Produksi (Kaursimpanmatprod)
b.Perwira Urusan Penyimpanan Obat Jadi (Paursimpan Obat Jadi) Kainstalsimpan
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kalafi dan
dalam melaksanakan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakalafi.

Anda mungkin juga menyukai