Anda di halaman 1dari 13

Etika dan Hukum Keperawatan

Pengambilan Keputusan

1.AGUNG SETIAWAN
141420131680001
2.AJENG TRI YULINDA
141420131690002
3.ALBETIAS PANGESTUTI
141420131700003
4.AMBAR SUSANTI
141420131710004
5.ANANG WIJI SAPUTRO
141420131720005
6.ANGGI PUSPITASARI
141420131730006
7. ANGGIS MEFRIANINGSIH 141420131740007
8. BUDI ROFIANTO
141420131920025

A.Teori Pengambilan Keputusan


Perawat harus mempertimbangkan beberapa teori dan
konsep etika keperawatan dalam proses pengambilan
keputusan etis,disamping menimbang berbagai nilai yang
terkait dengan akibat pegambian keputusan berbedabeda itu.

Fry dan Johnstone (2002) menjelaskan bahwa nilainilai professional keperawatan dipengaruhi oleh kode
etika keperawatan, standar kopetensi profrsiolal, dan
praktik keperawatan.

Ada dua dasar teori yang sering di gunakan untuk


menganalisis dilema etik :

a. Etika Teleologi
b.Etika Deontologi

B. Kode Etik Keperawatan


Kode etik adalah pernyataan formal dan ideal dari
nilai kelompok, kode etik adalah satu set prinsip etika
yang di sharingkan oleh anggota kelompok,
mereflesikan keputusan moral mereka sepanjang
waktu, dan melayani sesuai dengan setandar
professional (Taylor, Lillis, LeMone, 1997).

Secara umum tujuan kode etik keperawatan menurut


Kozier dan Erb (1987), ada empat yaitu :
1.Sebagai aturan dasar terhadap hubungan antara
perawat, klien, tenaga kesehatan, masyarakat, dan profesi.
2.Sebagai standar untuk mengeluarkan perawat yang tidak
mentaati peraturan dan untuk melindungi perawat yang
tidak mentaati peraturan menjadi pihak tertuduh dari di
perlakukan secara tidak adil .
3.Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan dan untuk mengorientasi kelulusan baru
pendidikan keperawatan dalam memasuki jajaran praktik
keparawatan professional.

Kasus
Kasus I :
Seorang pasien dirawat di ICU selama 3 bulan, pasien
terpasang alat bantu napas. Tanpa alat tersebut pasien bisa
meninggal. Menurut keluarga pasien, kondisi pasien tidak
menunjukkan perkembangan, sehingga ingin pasien dilepas
alat bantu napasnya dan dibawa pulang ke rumah.
Bagaimana sikap perawat terhadap hal tersebut dan
menggunakan pengambilan keputusan apa?

Kasus 2 :
Seorang pasien mengalami kecelakaan dan mengalami
pendarahan hebat. Pasien harus segera dioperasi,namun
HB pasien hanya 5 gr/dl. Padahal protap operasi hb
pasien harus 10 gr/dl. Dokter tetap memaksa untuk
dilakukan operasi,bagaimana sikap anda sebagai
perawat?pengambilan keputusannya model apa?

Pembahasan Kasus
Kasus 1 :
Profesi kesehatan sering beradapan dengan isu yang berhubungan dengan
memperpanjang vs mengakhiri kehidupan (Musgrave, Margalith, & Goldsmidt,
2001 ). Kemajuan tehnologi dalam bidang kesehatan telah memungkinkan
untuk memulihkan atau memperpanjang hidup pasien yang akan meninggal
(Jones & Fitz-Gerald, 1998). Kenyataannya, beberapa pasien yang sangat
bergantung pada tehnologi seperti pemasangan ventilator tetapi pasien tidak
mengharapkankesembuhan. Keputusan untuk memperpanjang/ mengakhiri
kehidupan menciptakan pilihan yang sulit pada beberapa pasien, keluarga, dan
pennyedia kesehatan yang terlibat. Situasi ini dapat menimbulkan dilemma etik
(Ferrel et,al., 2000). Perawat seharusnya mempertahankan kehidupan, tetapi
perawat harus menyadari penderitaan fisik dan emosional yang di hadapi
pasien, mengurangi penderitaan, menghargai kebebasan pasien, dan hak
untuk memilih (Baggs & Schimitt, 2000; Jones & Fitz-Gerald, 1998).Dilema etik
meningkat ketikaperawat menyadari perlu untuk menghargai kehidupan pasien
dalam beberapa keadaan,seperti kematian pasien, euthanasia, aborsi, dan
pengobatan aktif pasien dengan prognosis jelek (Han & Ah, 2000) .

Kasus 2 :
Konflik nilai dalam professional
Nilai adalah ideal yang dapat di pegang individu atau kelompok.
Individu berfikir, merasakan, membuat pilihan, dan melakukan suatu
nilai yang di anggap baik, yang berarti seorang individu mempunyai
moral (Altun, 2002; Cijnacco, 2002). Konflik nilai terjadisaat
seseorang harus memilih di antara dua hal, yang kedua hal tersebut
penting untuk menekankan rasa hormat, martabat pasien, dan
individu (Post, 1996; Pujiastuti,2004). Menurut Handel & Steinmen
(2002), konflik nilai berasal dari perbedaan ideologi atau filosifi.
Konflik nilai adalah konflik internal atau interpersonal yang muncul
saat nilai moral telah di langgar dalam beberapa situasi nilai
seseorang di anggap ganjil terhadap pasien, rekan, ataupun
institusi.

Dalam beberapa dilemma etik, tugas perawat


profesionalmenjadisangan kompleks dengan nilai yang
mereka anut yang dapat memengaruhi atau
menimbulkan frustasi dalam pekerjaan, tidak puas,
marah, perlawanan yang terusmenerus dengan nilai-nilai
yang lain seperti perbedaan nilai antara dokter dan
perawat, komunikasi yang terbatas dengan pasien,
perasaan ketidakmampuan perawat, dan otoritas dokter
(Davis, Aroskar, Liaschencko, dan Drought, 1997). Oleh
kerena itu, perawat merasa frustasi, kecewa
danmengalami ketidak mampuan karena konflik
interpersonal tentang nilai dan tujuan professional
perawat terhambat (Corley, 2002; Kelly 1993).

Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang
artinya adat istiadat, kebiasaan. Etika diartikan sebagai
kebiasaan yang baik atau tata cara hidup yang baik. Etik
mengacu pada metode yang membatu orang dalam
memahami moralitas perilaku manusia.
Kode etik adalah pernyataan formal dan ideal dari nilai
kelompok, kode etik adalah satu set prinsip etika yang di
sharingkan oleh anggota kelompok, mereflesikan
keputusan moral mereka sepanjang waktu, dan melayani
sesuai dengan setandar professional (Taylor, Lillis,
LeMone, 1997).

Pada kasus 1 Perawat akan menghadapi dilemma etik


yang berhubungan dengan keputusan memperpanjang
dan mengakhiri kehidupan ketika mereka seharusnya
mempertahankan
kehidupan
pasien,
mengurangi
penderitaan pasien, dan menghargai kebebasanpasien.
Pada kasus 2 konflik nilai dalam peranprofesional terjadi
ketika perawat memberikan hal yang terbaik kepada
pasien. Hal ini dapat menimbulkan konflik dengan yang
lain dan tugas professional.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai