Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOTERAPI SISTEM NEUROLOGI

Obat Penenang, Obat Oedema Otak

Dina Febrina, S.Farm., Apt.


STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
2016

Obat Penenang
Narkotika
Psikotropika
Prekursor

Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Permenkes No. 3 tahun 2015)

Golongan Narkotika
Golongan
I

Golongan
II

Golongan
III

Hanya digunakan
untuk kepentingan
pengembangan ilmu
pengetahuan

Untuk pengobatan
pilihan terakhir

Kerusakan otak sudah


sampai ke sel-sel
saraf otak

Tidak digunakan
dalam terapi. Potensi
ketergantungan
sangat tinggi
Contoh : Heroin
(putauw), kokain,
ganja

Untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.
Potensi
ketergantungan
sangat tinggi
Contoh : fentanil,
petidin, morfin

Potensi
ketergantungan
ringan
Contoh : kodein,
difenoksilat

Berdasarkan proses pembuatannya di bagi ke dalam 3


Golongan :
1. Alami yaitu jenis ata zat yang di ambil langsung
dari alam tanpa adanya proses fermentasi atau
produksi mslnya : Ganja, Mescaline, Psilocybin,
Kafein, Opium.
2. Semi Sintesis yaitu jenis zat/obat yang di proses
sedemikian rupa melalui proses fermentasi mslnya :
Morfin, Heroin, Kodein, Crack.
3. Sintesis yaitu jenis zat yang di kembangkan untuk
keperluan medis yang juga untuk menghilangkan
rasa sakit misal;nya : petidin, metadon, dipipanon,
dekstropropokasifen

Menurut efek yang di timbulkan di bagi dalam 3


golongan:
1. Depresan adalah zat atau jenis obat yang
berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh.
Jenis ini dapat membuat pemakai merasa
tenang bahkan tertituratau tak sadarkan diri
misalnya opioda, opium atau putau , morfin,
heroin, kodein opiat sintesis.
2. Stimulan adalah zat atau obat yang dapat
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
gairah kerja serta kesadaran misalnya : kafein,
kokain, nikotin amfetamin atau sabu-sabu.
3. Zat atau obat yang menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan dan fikiran
misalnya : Ganja, Jamur Masrum Mescaline,

Psikotropika
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
(Permenkes No. 3 tahun 2015)

Golongan Psikotropika
Golongan I

Mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan


ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang
Contoh : Ekstaksi (MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine),
LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM

Golongan
II

Mempunyai potensi kuat dalam menyebabkan ketergantungan


Contoh : Amfetamin, Metamfeamin (sabu) dan Fenetilin

Golongan
III

Mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan,


dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter
Contoh : Amorbabital, Brupronorfina dan mogadon (sering
disalahgunakan)

Golongan
IV

Mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan,


dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam, Lexotan, allobarbital, barbital,
bromazepam, klobazam, klordiazepoksida, meprobamat, nitrazepam,
triazolam, alprazolam.

Prekursor
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula
atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai
bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi industri farmasi atau produk antara,
produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/
phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine,
atau Potasium Permanganat.

Edema Cerebri

Pengertian
Edema otak merupakan akumulasi kelebihan air di
ruang intra-dan / ekstraseluler otak

KLASIFIKASI
Menurut
Klatzo

Edema
serebral
Vasoge
nik

Sitotoks
ik
edema

Edema
interstit
ial

PATOFISIOLOGI DAN
ETIOLOGI
Vasogenic edema
Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan
ekstrasel yang berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler. Vasogenic edema ini disebabkan oleh
faktor tekanan hidrostatik, terutama meningkatnya tekanan
darah dan aliran darah dan oleh faktor osmotik. Ketika
protein dan makromolekul lain memasuki rongga
ekstraseluler otak karena kerusakan sawar darah otak, kadar
air dan natrium pada rongga ekstraseluler juga meningkat.
Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba
cerebral can cerebellar karena perbedaan compliance antara
substansia abla dan grisea. Edema vasogenic ini juga sering
disebut edema basah karena pada beberapa kasus,
potongan permukaan otak nampak cairan edema.
Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma,
tumor, inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebra

Edema Sitotoksik
Pada edema sitotoksik, terdapat peningkatan volume
cairan intrasel, yang berhubungan dengan kegagalan dari
mekanisme energi yang secara normal tetap mencegah
air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat dari
pompa natrium dan kalium pada membran sel glia.
Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan
grisea menyerap air dan membengkak. Pembengkakan
otak berhubungan dengan edema sitotoksik yang berarti
terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati, yang
akan berakibat sangat buruk. Edema sitotoksik ini sering
disistilahkan dengan edema kering.
Edema sitotoksik ini terjadi bila otak mengalami
kerusakan yang berhubungan dengan hipoksia, iskemia,
abnormalitas metabolik (uremia, ketoasidosis metabolik),
intoksikasi (dimetrofenol, triethyl itin, hexachlorophenol,
isoniazid) dan pada sindroma Reye, hipoksemia berat.

Edema Interstisial
Edema interstisial adalah peningkatan volume
cairan ekstrasel yang terjadi pada substansia alba
periventrikuler karena transudasi cairan
serebrospinal melalui dinding ventrikel ketika
tekanan intraventrikuler meningkat.

Terapi EDEMA SEREBRI


Osmoterapi
Terapi osmotik dimaksudkan untuk menarik air keluar
dari otak oleh gradien osmotik dan untuk mengurangi
kekentalan darah. Perubahan ini akan menurunkan ICP
dan meningkatkan aliran darah otak

Manit
ol
Gliser
ol

Manit
ol

Mannitol adalah agen osmotik paling populer.

Osmotik terapi menggunakan manitol mengurangi ICP


dengan mekanisme yang belum jelas. Manitol
diperkirakan akan menurunkan volume otak dengan
mengurangi kadar air secara keseluruhan, untuk
mengurangi volume darah oleh vasokonstriksi.
Manitol juga dapat meningkatkan perfusi serebral
dengan menurunkan viskositas atau mengubah reologi
sel darah merah.

Manitol mungkin mengerahkan efek perlindungan


terhadap cedera biokimia.

Manitol

Gliserol

IV Mannitol diberikan dalam dosis


1,0 g / kg

diberikan dalam dosis oral 30 ml


setiap 4-6 jam

kemudian 50 g setiap 2-3 jam

atau 50g IV harian dalam 500 ml


larutan NaCl 2,5%

Diuretik
Efek osmotik dapat diperpanjang dengan
menggunakan diuretik loop (Furosemide) setelah
infus zat osmotik.
Dosis Furosemide : 0,7 mg / kg

Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat menurunksn tekanan
intrakranial terutama di edema vasogenik karena
memiliki efekpada pembuluh darah.
Kurang efektif dalam sitotoksik edema, dan tidak
dianjurkan dalam pengobatan edema sekunder
untuk stroke atau perdarahan. Bahkan, komplikasi
sistemik steroid dapat memperburuk kondisi
pasien.

Hiperventilasi
Mengendalikan hiperventilasi sangat membantu
dalam mengurangi ICP.

Agen lain
Barbiturat, derivatif Prokain, Indometasin, propofol dan
Tham (Thrometamine) adalah beberapa agen lain
yang telah dicoba dan digunakan sebelumnya.
Barbiturat menghasilkan penurunan tingkat
metabolisme dan mungkin menghasilkan penurunan
aliran darah otak. Komplikasi terapi barbiturat :
hipotensi sistemik dan kegagalan paru
Lidocaine akan mencegah kenaikan ICP selama
intubasi. Ini dapat bertindak langsung pada pusat
vasomotor batang otak. Namun, tidak ada bukti
bahwa lidocaine mengurangi ICP.
Tham telah digunakan untuk mengatur penurunan
asidosis autoregulasi serebral dan respon dari sistem
vaskular untuk hipokapnia dapat ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai