Obat Penenang
Narkotika
Psikotropika
Prekursor
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Permenkes No. 3 tahun 2015)
Golongan Narkotika
Golongan
I
Golongan
II
Golongan
III
Hanya digunakan
untuk kepentingan
pengembangan ilmu
pengetahuan
Untuk pengobatan
pilihan terakhir
Tidak digunakan
dalam terapi. Potensi
ketergantungan
sangat tinggi
Contoh : Heroin
(putauw), kokain,
ganja
Untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.
Potensi
ketergantungan
sangat tinggi
Contoh : fentanil,
petidin, morfin
Potensi
ketergantungan
ringan
Contoh : kodein,
difenoksilat
Psikotropika
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
(Permenkes No. 3 tahun 2015)
Golongan Psikotropika
Golongan I
Golongan
II
Golongan
III
Golongan
IV
Prekursor
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula
atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai
bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi industri farmasi atau produk antara,
produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung
ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/
phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine,
atau Potasium Permanganat.
Edema Cerebri
Pengertian
Edema otak merupakan akumulasi kelebihan air di
ruang intra-dan / ekstraseluler otak
KLASIFIKASI
Menurut
Klatzo
Edema
serebral
Vasoge
nik
Sitotoks
ik
edema
Edema
interstit
ial
PATOFISIOLOGI DAN
ETIOLOGI
Vasogenic edema
Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan
ekstrasel yang berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler. Vasogenic edema ini disebabkan oleh
faktor tekanan hidrostatik, terutama meningkatnya tekanan
darah dan aliran darah dan oleh faktor osmotik. Ketika
protein dan makromolekul lain memasuki rongga
ekstraseluler otak karena kerusakan sawar darah otak, kadar
air dan natrium pada rongga ekstraseluler juga meningkat.
Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba
cerebral can cerebellar karena perbedaan compliance antara
substansia abla dan grisea. Edema vasogenic ini juga sering
disebut edema basah karena pada beberapa kasus,
potongan permukaan otak nampak cairan edema.
Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma,
tumor, inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebra
Edema Sitotoksik
Pada edema sitotoksik, terdapat peningkatan volume
cairan intrasel, yang berhubungan dengan kegagalan dari
mekanisme energi yang secara normal tetap mencegah
air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat dari
pompa natrium dan kalium pada membran sel glia.
Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan
grisea menyerap air dan membengkak. Pembengkakan
otak berhubungan dengan edema sitotoksik yang berarti
terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati, yang
akan berakibat sangat buruk. Edema sitotoksik ini sering
disistilahkan dengan edema kering.
Edema sitotoksik ini terjadi bila otak mengalami
kerusakan yang berhubungan dengan hipoksia, iskemia,
abnormalitas metabolik (uremia, ketoasidosis metabolik),
intoksikasi (dimetrofenol, triethyl itin, hexachlorophenol,
isoniazid) dan pada sindroma Reye, hipoksemia berat.
Edema Interstisial
Edema interstisial adalah peningkatan volume
cairan ekstrasel yang terjadi pada substansia alba
periventrikuler karena transudasi cairan
serebrospinal melalui dinding ventrikel ketika
tekanan intraventrikuler meningkat.
Manit
ol
Gliser
ol
Manit
ol
Manitol
Gliserol
Diuretik
Efek osmotik dapat diperpanjang dengan
menggunakan diuretik loop (Furosemide) setelah
infus zat osmotik.
Dosis Furosemide : 0,7 mg / kg
Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat menurunksn tekanan
intrakranial terutama di edema vasogenik karena
memiliki efekpada pembuluh darah.
Kurang efektif dalam sitotoksik edema, dan tidak
dianjurkan dalam pengobatan edema sekunder
untuk stroke atau perdarahan. Bahkan, komplikasi
sistemik steroid dapat memperburuk kondisi
pasien.
Hiperventilasi
Mengendalikan hiperventilasi sangat membantu
dalam mengurangi ICP.
Agen lain
Barbiturat, derivatif Prokain, Indometasin, propofol dan
Tham (Thrometamine) adalah beberapa agen lain
yang telah dicoba dan digunakan sebelumnya.
Barbiturat menghasilkan penurunan tingkat
metabolisme dan mungkin menghasilkan penurunan
aliran darah otak. Komplikasi terapi barbiturat :
hipotensi sistemik dan kegagalan paru
Lidocaine akan mencegah kenaikan ICP selama
intubasi. Ini dapat bertindak langsung pada pusat
vasomotor batang otak. Namun, tidak ada bukti
bahwa lidocaine mengurangi ICP.
Tham telah digunakan untuk mengatur penurunan
asidosis autoregulasi serebral dan respon dari sistem
vaskular untuk hipokapnia dapat ditingkatkan.