Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai dengan hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia yang lama pada pasien DM

menyebabkan arteroskelosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf

perifer. Ini akan memudahkan terjadinya luka diabetik. Luka diabetik adalah salah

satu komplikasi yang banyak ditakutkan oleh sebagian besar orang, karena jika

penanganan luka tidak tepat bisa berakibat proses penyembuhan luka akan semakin

lama dan sepsis akan menyebar ke bagian yang lain bahkan bisa berujung pada

tindakan amputasi.

Menurut Tiara (2014), di Amerika Serikat sekitar 2,5% penderita DM

berkembang menjadi luka kaki diabetes per tahunnya dan 15% dari penderita luka

kaki diabetes akhirnya menjalani amputasi. Menurut data dari International Diabetes

Federation (IDF) (2015), Indonesia termasuk dalam sepuluh negara dengan jumlah

kasus DM terbanyak di dunia. Indonesia berada pada peringkat ketujuh dengan

angka kejadian sebesar 10,0 juta. Tiara (2014) menyebutkan prevalensi penderita

ulkus diabetika di Indonesia sebesar 15% dari penderita DM.

Luka diabetik merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah

biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis.

1
2

Secara sosial, seorang pasien luka diabetik akan dikucilkan oleh orang lain karena

pengaruh kotor dan bau yang ditimbulkan. Luka diabetik mudah berkembang

menjadi infeksi akibat masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang

tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman, sehingga perawatan

luka yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka

(Sudoyo et al, 2009).

Lingkungan yang lembab akan memberikan dukungan pergerakan epitel dan

memfasilitasi penutupan luka. Pemilihan balutan yang baik akan mendukung

penyembuhan luka dengan memberikan lingkungan yang lembab (Potter dan Perry,

2010). Manajemen luka sebelumnya tidak mengenal adanya lingkungan luka yang

lembab. Manajemen perawatan luka yang lama disebut juga metode konvensional,

saat ini teknik perawatan luka telah banyak mangalami perkembangan dengan

menggunakan perawatan luka modern atau modern dressing. Modern dressing

merupakan metode perawatan luka menggunakan modern wound dressing untuk

memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen dalam matriks nonseluler

yang sehat sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Ronald, 2015).

Prinsip dari produk perawatan modern wound dressing adalah mempertahankan dan

menjaga lingkungan luka tetap lembap, mempertahankan kehilangan cairan jaringan

dan kematian sel. Perawatan luka yang tertutup dengan modern dressing memiliki

tingkat penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan yang hanya ditutup

menggunakan kasa (Broussard & Powers, 2013).


3

Pasien dengan luka kaki diabetik membutuhkan perawatan jangka panjang

untuk dapat sembuh kembal. Frank (2008) mengatakan meskipun dari beberapa

penelitian membuktikan bahwa balutan modern lebih efekif dibandingkan balutan

kassa, hasil dari penelitian tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi luka (luas,

kedalaman luka, dan lama perawatan luka) dan standar biaya perawatan yang

ditetapkan. Beberapa aspek pembiayaan individu bisa berbeda di setiap negara lain

dengan kondisi yang sama pada klien sehingga perlu penelitian lebih lanjut di setiap

negara. Sesuai beberapa penelitian sebelumnya telah diketahui kemampuan balutan

modern lebih baik dalam debridemen nekrotik, penurunan nyeri saat pergantian

balutan, pengendalian infeksi, dan penutupan luka. Namun belum dilihat efektifitas

balutan modern secara keseluruhan dalam proses penyembuhan luka diabetik

sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “efektivitas perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik modern

dressing dan konvensional di Puskesmas Abiansemal IV”

B. Rumusan Masalah

“Apakah terdapat perbedaan efektivitas perawatan luka kaki diabetik

menggunakan teknik modern dressing dan konvensional di Puskesmas Abiansemal

IV.
4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik modern dressing dan

konvensional di Puskesmas Abiansemal IV.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik

modern dressing.

b. Mengidentifikasi perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik

konvensional.

c. Menganalisis perbedaan perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik

modern dressing.

d. Menganalisis perbedaan perawatan luka kaki diabetik menggunakan teknik

konvensional.

e. Menganalisis efektivitas perawatan luka kaki diabetik menggunakan

teknik modern dressing dan konvensional

D. Manfaat Penelitian

1. Dunia Keperawatan

Sebagai gambaran nyata tentang efektivitas perawatan luka kaki diabetik

menggunakan teknik modern dressing dan konvensional, sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat digunakan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan terkait perawatan kaki diabetik.


5

2. Masyarakat

Sebagai masukan bagi masyarakat untuk memberikan wawasan dan

pengetahuan serta informasi mengenai efektivitas perawatan luka kaki diabetik

menggunakan teknik modern dressing dan konvensional, sehingga masyarakat

mengetahui dan memiliki gambaran tentang metode-metode perawatan luka

pada kaki diabetik.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian bagi para pendidik untuk memberikan wawasan dan

pengetahuan serta informasi mengenai efektivitas perawatan luka kaki diabetik

menggunakan teknik modern dressing dan konvensional, sehingga mahasiswa

mampu memahami perbedaan penggunaan teknik modern dressing dan

konvensional pada perawatan luka kaki diabetik.

Anda mungkin juga menyukai