TINJAUAN PUSTAKA
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
suatu proses tertentu. Indikator pelayanan rumah sakit yang dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit antara
1. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya
9
tempat tidur. Nilai parameter yang ideal antara 60-85%.
2. Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
ALOS selain digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit juga
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut.
3. Bed Turn Over (BTO): adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali..
4. Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Semakin besar TOI maka
5. Net Death Rate (NDR): angka kematian netto yaitu angka kematian 48 jam
suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit tersebut semakin
baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000
pasien keluar.
6. Gross Death Rate (GDR): angka kematian brutto yaitu angka kematian umum
pelayanan rumah sakit semakin baik. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari
10
2.1.2 Bed Occupancy Rate (BOR)
2.1.2.1 Pengertian
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan
fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (lebih
dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga
perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur. Nilai parameter
Keterangan:
hari periode
rumah sakit
Jumlah hari dalam satu periode = jumlah seluruh hari dalam satu bulan
Jadi data hari perawatan diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap
11
digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi angka BOR
suaru rumah sakit. Pendekatan – pendekatan ini adalah analisis utilitas, analisis
1. Tarif
Tarif menurut Azwar (2012) adalah besarnya biaya yang harus dikelurkan
tarif adalah:
pelayanan.
2. Ketersediaan pelayanan
12
dibutuhkan, diukur dengan:
kesehatan yang bersifat baik dan lingkungan yang disediakan oleh rumah
4. Transportasi
Undang – Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 3 menyatakan bahwa
Menurut Sudra (2010:44) nilai ideal BOR dikatakan secara statistik semakin
13
tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang tersedia untuk
perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak pasien yang
dilayanai berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di
unit tersebut. Akibatnya, pasien kurang mendapatkan perhatian yang dibutuhkan dalam
proses perawatan. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa
menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurukan kepuasan serta keselamatan
pasien. Di sisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang
digunakan untuk merawat pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah
disediakan. Dengan kata lain, jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan
pasien, dan aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Maka nilai ideal
2.1.3 Burnout
2.1.3.1 Pengertian
istilah "kelelahan" pada tahun 1970-an untuk menjelaskan keletihan dan standar
tinggi yang dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan "membantu",
keadaan stres psikologi yang sangat berat pada seseorang yang mengalami
kelelahan emosional dan sedikit motivasi untuk bekerja. Ivancevich dalam Retno,
14
proses psikologis pembawaan stres kerja yang tidak hilang, menghasilkan
pribadi.
keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan emosional.
Burnout merupakan suatu kondisi psikologis yang dialami individu akibat dari
timbulnya stress dalam jangka waktu yang lama dan dengan intensitas yang cukup
tinggi, yang ditandai dengan kelelahan fisik, mental, dan emosional, serta
keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan dan stress.
yaitu:
kerja atau kliennya sehingga berbagai stressor dan kelelahan secara fisik
15
b. Faktor lingkungan kerja
peran, ambiguitas peran, dukungan sosial dari rekan kerja yang tidak
memadai, dukungan sosial dari atasan tidak memadai, kontrol yang rendah
c. Faktor individu
1) Jenis Kelamin
2) Usia
16
masih tinggi, idealisme, banyak tuntutan sehingga mereka lebih
3) Lama bekerja
pimpinan terhadap pegawai yang telah lama bekerja dan gaji yang
kelelahan ini adalah beban kerja dan konflik pribadi ditempat kerja.
b. Depersonalisasi (Depersoanlization)
17
untuk melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan.
keluhan fisik seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan mengalami
18
orang lain, bersikap negatif terhadap orang lain, cenderung merugikan
sikap sinis terhadap orang lain, menunjukan sikap agresif baik dalam
dirinya tidak mampu mengerjakan tugas dengan baik dimasa lalu dan
gejala mulai dari gejala fisik, emosi, mental, dan pengharaan diri yang
rendah.
19
2.1.3.5 Akibat Burnout
Beberapa akibat burnout bagi individu dan organisasi (Jewell & Siegall
a. Individu
b. Organisasi
burnout yang paling baik untuk menentukan burnout syndrome pada profesi
20
terdiri dari tiga dimensi yaitu kelelahan fisik dan emosional, depersonalisasi,
sikap sinis dan menarik diri terhadap orang lain dalam bekerja. Sedangkan,
berdaya dan tidak kompeten pada pekerjaannya. MBI-HSS terdiri atas 22 butir
pernyataan dimana tiap butir mengandung lima pilihan jawaban yaitu 1 (tidak
yang dibagikan berisi butir-butir pernyataan positif dan negatif. Jumlah item
pernyataan positif adalah delapan buah yaitu pada pernyataan 4, 7, 9, 12, 17,
18, 19, dan 21. Sedangkan item pernyataan 1, 2, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 13, 14, 15,
16, 20, dan 22 merupakan pernyataan negatif. Skor untuk pernyataan positif
pernyataan nomor 4, 7, 11, 12, 14, 17, 18, 19, 21, dan 22 termasuk dalam
demikian setiap satuan deviasi standarnya (σ) bernilai 88/6 = 14,67 dibulatkan
ke atas menjadi 15, dengan 6 merupakan konstanta. Nilai mean teoritisnya (µ)
21
adalah skor terendah dikalikan tingkat kategori yaitu, 22 x 3 = 66 (Azwar,
2011).
BOR merupakan salah satu indikator mutu pelayana rumah sakit. Semakin
tinggi BOR akan menggambarkan rumah sakit tersebut semakin baik. Angka BOR
oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (lebih dari 85 %) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau
penambahan tempat tidur. Nilai parameter yang ideal antara 60-85% (Depkes RI,
2005). Profesi perawat merupakan profesi yang rentan terhadap burnout karena
jenis pekerjaan perawat penuh dengan tekanan, beban kerja yang meningkat dan
tuntutan secara emosional yang dapat menimbulkan stress. Stress kerja yang
dialami perawat dalam waktu yang lama dan terus menerus dapat menyebabkan
burnout.
22
2.1.4 Kerangka Konsep
1. Stress
2. Penrunan kualitas pelayanan
Keterangan :
= variabel diteliti
= variabel tidak diteliti
23
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian Hubungan BOR dengan burnout pada
24