Anda di halaman 1dari 17

CHECKLIST PENILAIAN

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Nama Mahasiswa : ………………………………… Nama Penguji : …………………………….


NIM : …………………………………. Tandatangan : …………………………….

SKOR
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Mendapatkan dan membina rapport
“Selamat siang, bu. Perkenalkan nama saya dr. Evan dokter yang jaga di
klinik psikiatri ini. Disini saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk
membantu mengatasi masalah yang Ibu alami”
“Maaf sebelumnya, disini siapakah yang membutuhkan bantuan ?”
“Baik, bu. Dalam beberapa menit ke depan, saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan dan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui
masalah yang ibu alami. Apakah Ibu bersedia ?”
“Oh ya, bu. Ibu nanti tolong jujur dan terbuka ya Bu saat menjelaskan
masalahnya supaya saya benar – benar mengetahui masalah yang ibu
hadapi dan memberikan solusi terbaik. Selain itu, ibu tidak usah
1 khawatir karena saya berjanji tidak akan memberitahukan masalah ibu
ini ke orang lain ?”
Identitas Pasien
 Ini dengan ibu siapa ?
 Ibu umurnya berapa tahun ?
 Pekerjaannya sehari – hari sebagai apa ?
 Alamat rumahnya dimana ?
 Tadi ibu kesini naik apa ? Diantar siapa ?
 Sudah sarapan belum, bu ? Sarapannya sama apa ?
Identitas Pengantar
 Ini dengan ibu siapa ?
 Apakah ibu ini anggota keluarganya ibu [nama] ?
Mendapatkan riwayat gangguan psikiatri
 “Ibu datang kesini adalah masalah apa ?”
 Pasien tampak sedih : “Ibu kelihatannya kok sedih, bisa tolong
diceritakan masalahnya ?”
 Pasien tampak senang : “Ibu kelihatannya senang sekali, kira – kira
ada apa ya ? Bisa diceritakan ?”
a. Onset, kronologi, durasi  Crosscheck dengan pengantar
 “Ibu sejak kapan mengalami keluhan seperti ini ? Kira – kira apa
yang menyebabkan keluhan ini muncul ?”
 “Sudah berapa hari bu sedihnya ? Kira – kira apa yang membuat
ibu merasa sedih ?”
 “Sudah berapa hari bu Ibu merasa senang seperti ini ? Bisa
diceritakan apa yang membuat ibu merasa senang ?”
b. Kualitas keluhan  Pengaruh terhadap aktivitas, sosial, pekerjaan
 “Apakah kesedihan yang ibu rasakan sampai menganggu aktivitas
sehari – hari ? Seberat apa keluhan yang ibu rasakan ? Apakah
sampai menganggu pekerjaan dan hubungan sosial ?”  “Iya,
dok. Saya merasa sangat sedih sampai – sampai saya Cuma bisa
2
mengurung diri di kamar”
 “Saya juga sering gak bisa tidur, dok akhir – akhir ini”  “Jadi,
ibu sehari tidur berapa jam ? Apakah sulit memulai tidur ? Apakah
jadi sering terbangun ? Kalau bangun bagaimana perasaanya ?
Masih lelah atau tidak ?
 “Nafsu makan saya menurun, dok”  “Jadi, ibu sehari makan
berapa kali ? Sebelumnya makan berapa kali ? Porsinya jadi lebih
sedikit ya ?”
 “Jadi ibu merasa sangat senang ya karena [hal tersebut]
Bagaiman dengan pekerjaan bu ? Apakah Ibu juga semakin
semangat bekerja ? Adakah rekan kerja yang memusuhi Ibu ?
Bagaimana dengan teman – teman Ibu yang lain ? Apakah ada
yang keliatan membenci Ibu ?
c. Kuantitas keluhan
 “Apakah keluhan yang dirasakan itu terus – menerus atau hilang
timbul ? Munculnya pada saat kapan ? Seberapa sering keluhan
itu muncul ?”
 “Apakah Ibu merasa sedih / senang terus – menerus ?”
d. Faktor yang memperberat
 “Kira – kira apa saja yang membuat keluhan Ibu semakin berat ?”
 “Apa yang membuat Ibu semakin merasa sedih / senang ?”
e. Faktor yang memperingan
 “Apa yang biasanya ibu lakukan untuk mengurangi keluhan yang
ibu alami ? Apakah itu berhasil ?”
 “Apakah ibu pernah periksa ke dokter atau minum obat
sebelumnya ?”
f. Riwayat penyakit dahulu
 “Apakah Ibu pernah merasakan keluhan yang sama sebelumnya ?
Kapan ? Bagaimana penanganannya ? Dengan yang sekarang ini
bagaimana ? Lebih berat, lebih ringan, atau sama saja ?”
 “Apakah Ibu sebelumnya pernah mengalami penyakit,
kecelakaan, atau operasi berat sebelumnya ?”
 “Mohon maaf, apakah Ibu saat ini sedang mengonsumsi obat –
obatan terlarang (narkoba) atau minum alkohol ?”
g. Riwayat pribadi
 Pasien senang : “Maaf, masa kecil Ibu dulu seperti apa ? Apakah
hal paling menyenangkan yang pernah dialami ?”
 Pasien sedih : “Maaf, masa kecil Ibu dulu seperti apa ? Apakah
ada masalah pergaulan seperti dikucilkan atau sering dibully ?”
 “Ibu dulu kuliah dimana ? Bagaimana masa – masa kuliahnya ?
Ada yang ingin diceritakan ?”
 “Lebaran kemarin bagaimana, Bu ? Mudik atau tidak ? Bertemu
dengan keluarga – keluarga yang lain ?”
 “Bagaimana dengan pekerjaan Ibu saat ini ? Apakah semuanya
lancar – lancar saja tidak ada hambatan ?”
 “Maaf bu, apakah saat ini ibu ada masalah dengan pekerjaan,
keluarga, pertemanan, masalah hukum, dan lain – lain ? Bisa
tolong diceritakan ?”
 “Bagaimana dengan rekan kerjanya ? Apakah ibu merasa ada
rekan kerja yang memusuhi Ibu ?
 “Apakah Ibu merasa dikucilkan dari pergaulan ?”
h. Riwayat keluarga : Tanya ke pengantar
 “Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama ?"
 “Bagaimana sikap keluarganya terhadap Ibu [pasien] ?”
 “Bagaiman sikap Ibu [pasien] terhadap keluarganya ? Saling
berinteraksi atau tidak ?”
 “Bagaimana aktivitas pasien saat di rumah ? Selalu sendirian di
kamar ? Sering nyanyi – nyanyi ? Menganggu anggota keluarga ?
Ada aktivitas yang aneh ?”
 “Apakah ibu [pasien] pernah melukai anggota keluarga ? Pernah
mencoba membunuh anggota keluarga ? Pernah melukai diri
sendiri atau mencoba bunuh diri ?”
 “Bagaimana sikap pasien terhadap tetangganya ? Saling
berinteraksi atau tidak ? Apakah pasien hanya di rumah terus ?”
i. Gejala Lainnya
Skizofrenia Paranoid
 “Apakah pasien selalu terlihat tegang, cemas, khawatir, atau
terlalu curiga pada suatu hal ?”
Depresi
 “Ibu hobinya apa ? Akhir – akhir ini apakah Ibu sering melakukan
hobi itu ? Dulu berapa kali melakukan [hobi] ? Kalau sekarang ?”
 “Apakah Ibu juga merasa mudah lelah, tidak berenergi, dan malas
beraktivitas ?”
 “Apakah ibu akhir – akhir ini jadi sulit konsentrasi ?”
 “Apakah ibu merasa harga diri dan kepercayaan diri nya turun ?”
 “Bagaimana pandangan ibu tentang masalah ini ke depannya ?
Apakah ibu merasa dapat menyelesaikan masalah ini ?”
 “Apakah ibu mengalami gangguan tidur ? Sehari tidur berapa jam
? Apakah sering terbangun ? Kalau terbangun apakah bisa tidur
lagi ? Kalau bangun, badannya segar atau lelah ?”
 “Apakah ada rasa sakit di bagian tubuhnya seperti sakit kepala,
kepala terasa berat, nyeri dada, pegal – pegal ? Sesak napas ?”
 “Bagaimana dengan nafsu makan ibu ? Apakah menurun ? Sehari
makan berapa kali ?”
Mania
 “Bagaimana tidur ibu akhir – akhir ini ? Apakah jadi jarang tidur ?”
 Gangguan Cemas Menyeluruh
 “Apakah ada rasa sakit di bagian tubuh seperti sakit kepala,
kepala terasa berat, nyeri dada, pegal – pegal ?”
 “Apakah akhir – akhir ini Ibu sering gemetaran ? Jantung
berdebar – debar ? Mual ? Perut tidak enak ? Sering berkeringat
terutama pada telapak tangan ?”
 “Apakah ibu akhir – akhir ini jadi sulit konsentrasi ? Mudah marah
dan tersinggung ? Mudah kaget ?”
 “Apakah akhir – akhir ini tidurnya terganggu misalnya sulit
memulai tidur ?”
 ”Apakah ada sesuatu yang saat ini dipikirkan terus – menerus ?”
Somatisasi
 ”Apakah ibu sering mengalami gejala – gejala seperti itu ?”
 ”Apakah ibu sudah pernah ke dokter ? Sudah berapa dokter yang
dikunjungi ?”
Hipokondriasis
 ”Apakah sudah pernah diperiksa ke dokter sebelumnya ?
Bagaimana hasil pemeriksaannya ?
Agorafobia
 “Apakah Ibu takut kalau berada dalam keramaian ? Takutnya
seperti apa ? Deg – degan, berkeringat, merasa cemas ? Mengapa
ibu merasa takut ?”
 “Apakah Ibu takut bepergian sendiri ke suatu tempat ? Atau
merasa perlu ada yang menemani ?”
Menilai kesan umum pasien
a. Pakaian dan kerapihan
 “Pasien tampak sehat, kelihatan muda, pakaiannya rapi,
dandanan sesuai umur”
 “Pasien tampak sakit, cemas, deg deg an, pakaiannya kusut”
b. Sikap dan gerakan
Bersahabat, menggoda, bermusuhan, merendahkan, tidak kooperatif,
kontak mata adekuat atau tidak
c. Cacat, ketidakmampuan, deformitas
Tidak ada cacat tubuh, tidak ada deformitas, pasien tampak sehat
3 secara fisik
Hubungan kesan umum dengan penyakit
 OCD : Pakaian menarik, cerewet, teliti, sangat kritis
 Paranoid : Memakai kacamata hitam untuk menyembunyikan diri dari
pemeriksa dan mengamati pemeriksa dari kacamatanya
 Skizofrenia : Pakaian tidak rapi, kotor dengan bercak makanan, bau
badan tidak enak karena jarang mandi
 Depresi : Kemunduran tingkat kerapihan dan kebersihan, tidak ada
kontak mata
 Mania : Pakaian dan perhiasan dengan warna mencolok, kombinasi
aneh, masa bodoh terhadap pakaian dan make up yang digunakan
Memeriksa perilaku dan aktivitas psikomotor
Mengamati cara berjalan, gerakan, dan aktivitas pasien
Gerakan Meningkat
 Agitasi : Aktivitas motorik yang berlebihan biasanya tidak memiliki
tujuan dan berhubungan dengan kegelisahan. Contohnya berjalan
mondar – mandir, meremas – remas tangan, menarik – narik baju,
mengusap – usap rambut
 Eksitasi : Ledakan energi yang berkepanjangan misalnya kacau
balau, tidak beraturan, hiruk pikuk
 Hiperaktif : Peningkatan aktivitas motorik dan kognitif yang tidak
khas, tidak mau diam, bergerak terus, agresif, destruktif
 Tics : Gerakan yang ringan, sering dilakukan, tidak bertujuan,
menyangkut sebagian kecil tubuh. Misalnya menjilat bibir,
menjulurkan lidah, mengedipkan mata, mengerutkan hidung,
4
menyentakkan leher, mengangkat bahu
 Stereotipe : Gerakan berulang dari suatu aktivitas fisik atau
pembicaraan misalnya mengepakkan tangan
 Kompulsi : Gerakan yang dilakukan terus menerus, menganggu, dan
tidak diinginkan. Biasanya digunakan untuk menghindari keinginan
atau ide yang tidak dapat diterima. Jika tidak dilakukan, maka akan
menjadi cemas
Gerakan Menurun
 Hipoaktif : Penurunan aktivias motorik dan kognitif, proses berpikir
yang lambat, penurunan respons
 Katatonia : Keadaan tidak bergerak atau rigiditas otot
 Stupor (mematung) : Tidak bereaksi atau tidak menyadari kondisi di
sekitarnya, berhubungan dengan mutisme. Terdapat pada katatonia
dan depresi berat dengan psikosis
 Negativisme : Kegagalan yang nyata untuk melakukan saran atau
perintah dari luar, baik verbal tau non verbal
 Fleksibilitas cerea : Fleksibel seperti lilin, mempertahankan anggota
gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar
Memeriksa mood
Mood adalah suasana hati menetap yang dialami dan dilaporkan oleh
pasien  Bersifat subjektif
 Eutimia : Dalam batas normal, seseorang memiliki penghayatan
perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya
 Mood irritable : Sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, bereaksi
berlebihan terhadap situasi yang tidak disenangi
 Mood labil (swing) : Suasana perasaan yang berubah – ubah.
Pergantian dari sedih, cemas, marah, euforia yang muncul
bergantian dan tidak terduga
Mood Meningkat
 Euforia : Gembira yang berlebihan, perasaan senang yang meningkat
5 tetapi tidak sesuai dengan kejadian, pseudo happiness, elasi rendah
 Elasi : Ditandai dengan euforia, percaya diri, kepuasan diri,
optimistis, gembira, peningkatan aktivitas motorik
 Eksaltasi : Elasi yang lebih kuat disertai perasaan kebesaran,
keagungan, kemuliaan
 Ekstasi : Elasi yang ekstrim biasanya berhubungan dengan unsur
mistik dan bersifat pribadi
Mood Menurun
 Disforia : Perasaan yang tidak menyenangkan, jenuh, jengkel, bosan
 Depresi : Sedih, susah, tidak senang, murung, putus asa, pesimistis
 Anhedonia : Kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai
aktivitas. Misalnya dulu setiap hari selalu jogging tetapi akhir – akhir
ini menjadi jarang / tidak pernah
Memeriksa afek
Afek adalah emosi atau perasaan yang ditunjukkan oleh pasien dan
dapat diamati oleh orang lain  Bersifat objektif
 Afek luas : Dalam batas normal, ekspresi emosi yang luas dengan
sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama, suara,
atau gerakan tubuh
 Afek tumpul dan datar : Penurunan suasana perasaan yang ditandai
6 dengan ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh
yang kaku, geraan sangat minimal, ekspresi suara datar seperti
robot. Biasanya terdapat pada skizofrenia
 Afek serasi : Afek sesuai dengan mood. Nada emosi sesuai dengan
ide, pikiran, gaya bicara
 Afek tidak serasi : Afek tidak sesuai dengan mood. Nada emosi tidak
sesuai dengan ide, pikiran, gaya bicara. Misalnya seseorang yang
menceritakan berita kematian denagn wajah gembira
Memeriksa pembicaraan
Pembicaraan Meningkat
 Logorrhoea : Pembicaraan yang berlebihan, saling berhubungan dan
logis, masuk akal, teratur
Pembicaraan Aneh
 Flight of idea : Melompat dari satu topik ke topik yang lain tetapi
masih berhubungan secara bunyi atau pengertian. Biasanya
ditemukan pada mania
 Asosiasi longgar : Berbicara dengan kalimat – kalimat yang dapat
dimengerti, tetapi tidak berhubungan. Inkoherensi ringan
 Inkoherensi : Setiap kalimat tidak dapat dimengerti, distorsi tata
bahasa, tidak masuk akal. Biasanya ditemukan pada skizofrenia
7  Neologisme : Pembentukan kata – kata baru yang memiliki arti
khusus bagi pasien. Biasanya ditemukan pada skizofrenia
 Word salad : Campuran neologisme dan inkoherensi sehingga
membentuk kata – kata dan kalimat tanpa arti
 Gagap : Pengulangan atau perpanjangan suku kata yang berulang ,
gangguan kelancaran pembicaraan
 Koprolalia : Menggunakan kata – kata yang vulgar atau cabul
 Ekolalia : Pengulangan kata – kata yang diucapkan oleh seseorang
secara berulang dan menetap
Pembicaraan Menurun
 Blocking : Penghentian secara mendadak dari pembicaraan atau arus
pikiran sebelum gagasan tersebut selesai, biasanya di tengah
kalimat. Dapat ditemukan pada skizofrenia
 Remming : Hambatan dalam pengucapan kata – kata dalam kalimat,
berhenti berbicara sementara yang dapat dilanjutkan lagi. Biasanya
ditemukan pada depresi
 Poverty of speech : Terbatasnya jumlah pembicaraan, jawaban yang
diberikan singkat mungkin dengan satu suku kata
 Mutisme : Tidak mau berbicara karena sebab yang disadari atau
tidak disadari. Biasanya ditemukaan pada depresi berat atau katatoni
Memeriksa gangguan persepsi
a. Halusinasi dan Ilusi
Halusinasi adalah persepsi yang salah tanpa stimulus external yang
nyata. Ilusi adalah persepsi yang salah terhadap stimulus external
yang nyata
 Akustik / auditori : “Apakah Ibu sering mendengar suara – suara
aneh atau suara – suara bisikan ?”  “Suaranya seperti apa ?
Munculnya suara saat kapan ? Sering atau tidak, bu ? Apakah Ibu
merasa terganggu dengan suara tersebut ?”
 Visual : “Apakah Ibu sering melihat bayangan atau benda – benda
aneh yang tidak dapat dilihat orang lain ?”  “Bendanya seperti
apa ? Munculnya saat kapan ? Sering atau tidak ? Apakah Ibu
merasa terganggu dengan bayangan tersebut ?”
8
 Liliputian : Ukuran benda tampak lebih kecil
 Makropsia : Ukuran benda tampak lebih besar
 Olfaktori : “Apakah Ibu sering mencium bau – bau yang aneh ?”
b. Depersonalisasi
Persepsi yang salah tentang bagian tubuhnya, merasa dirinya
berubah menjadi aneh
“Apakah Ibu merasa ada yang salah dengan badan Ibu ? Misalnya
tangan kanan kiri tidak seimbang, atau merasa ada bagian tubuh
yang tidak lengkap ?”
c. Derealisasi
Persepsi yang salah tentang lingkungan sekitar, merasa
lingkungannya berubah
“Apakah Ibu merasa ada yang aneh dengan lingkungan sekitar”
Memeriksa bentuk pikiran
 Nonrealistik / derealistik : Tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
masih mungkin. Misalnya “Saya adalan seorang presiden”, “Saya
dapat menyembuhkan semua penyakit”
 Dereistik : Tidak sesuai dengan kenyataan dan lebih mengarah pada
9 fantasi atau khayalan. Misalnya “Saya adalah seorang power ranger”
 Autistik : Hidup dalam dunianya sendiri, melegakan pada keinginan
yang tidak terpenuhi, tidak memperhatikan realitas, asyik dengan
dunia dalam dan pribadinya
 Irrasional : Tidak masuk akal. Misalnya, ingin kaya tetapi tidak mau
bekerja malah mencari pesugihan
Memeriksa isi pikiran
a. Fantasi
Penampilan kembali secara mental dari adegan atau kejadian yang
dikenali secara tidak nyata, tetapi diinginkan
 Fantasi kreatif : Dipersiapkan untuk tindakan di kemudian hari
 Fantasi lamunan : Pelarian dari harapan yang tidak terpenuhi.
Didominasi oleh alam bawah sadar atau kejadian pertama yang
mencari pemenuhan harapan dan pemecahan konflik segra
b. Phobia
Ketakutan patologis terhadap rangsangan atau situasi yang bersifat
menetap, obsesif, tidak nyata, hebat
”Apakah Ibu mengalami ketakutan terhada sesuatu ? Bisa tolong
disebutkan alasannya ?”
10  Phobia simpleks : Ketakutan terbatas pada objek atau situasi
tersendiri misalnya takut ular, takut laba – laba
 Phobia sosial : Takut dipermalukan atau dihina di depan umum
misalnya takut berbicara di depan umum, tampil atau makan di
depan umum
 Agoraphobia : Takut berada di tempat yang luas dan terbuka,
takut meninggalkan rumah sendirian
 Algophobia : Takut nyeri atau menyaksikan orang sakit
 Claustrophobia : Takut berada di tempat tertutup atau sempit
 Zoophobia : Takut pada hewan khususnya pada hewan peliharaan
yang tidak berbahaya
 Afephobia : Takut dipegang
 Ailurophobia : Takut kucing
 Astenophobia : Takut menjadi lemah
 Kopophobia : Takut kelelahan
 Ponophobia : Takut bekerja atau kemalasan yang patologis
 Thanatophobia : Takut mati
c. Preokupasi
Pikiran yang terfokus terus – menerus pada suatu hal
”Apakah ada sesuatu yang saat ini Ibu pikirkan terus – menerus ?”
d. Obsesi
Munculnya ide atau gagasan untuk melakukan sesuatu secara
berulang – ulang dan tidak dapat ditahan
”Apakah ada suatu ide atau gagasan yang muncul berulang – ulang
dan itu ingin Ibu lakukan ?”
e. Idea of Reference
Menganggap bahwa orang lain sedang membicarakan dirinya dan
kejadian alami berhubungan dengan dirinya
f. Ide – ide yang Tinggi
Kepercayaan yang menetap, tidak beralasan, dipertahankan kurang
tegas daripada waham
g. Waham
Kepercayaan yang salah tentang kenyataan luar, tidak sesuai dengan
latar belakang intelegensi dan kebudayaan, dan tidak dapat diubah
5 Kriteria Waham
 Percaya 100% bahwa isi pikirannya benar
 Bersifat egosentris
 Tidak sesuai dengan logika
 Tidak dapat dipatahkan, termasuk dengan cara logis dan realistik
 Hidup atau berperilaku menurut wahamnya
Jenis – Jenis Waham Menurut Isinya
 Waham kejar : ”Apakah Ibu merasa ada orang yang memata –
matai Ibu ?”
 Waham kebesaran : ”Apakah Ibu merasa saat ini sedang
menduduki jabatan atau posisi penting ?” ”Saya ini keturunan
Bung Karno, punya banyak perusahaan besar, punya rumah di
berbagai negara, dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit”
 Waham cemburu : ”Apakah Ibu takut pasangan Ibu meninggalkan
Ibu karena orang lain atau selingkuh ? Ada buktinya ?”
 Waham bersalah : ”Apakah Ibu merasa bahwa Ibu telah
melakukan kesalahan yang berat ? Apakah Ibu pantas
mendapatkan hukuman dari kesalahan tersebut ?
 Waham curiga : ”Apakah Ibu merasa ada orang yang ingin
mencelakai Ibu ?” ”Banyak polisi yang mengintai saya, tetangga
saya ingin menghancurkan hidup saya, suster ingin meracuni
makanan saya”
 Waham berdosa : ”Apakah Ibu merasa menjadi orang yang penuh
dosa dan tidak layak hidup ?”
 Waham miskin : ”Apakah Ibu merasa tidak memiliki apapun dan
sangat miskin ?”
 Waham dikendalikan (delusion of control) : ”Apakah Ibu merasa
bahwa keinginan, pikiran, atau perasaan Ibu dikendalikan oleh
orang lain atau sesuatu dari luar ?”
 Delusion of passivity : ”Apakah ibu merasa tidak berdaya dan
pasrah terhadap kekuatan tersebut ?”
Pikiran Alienasi
 Sedot pikir (thought withdrawal) : ”Apakah Ibu merasa ada
seseorang atau kekuatan yang mengambil pikiran Ibu ?”
 Siar pikir (thought broadcasting) : ”Apakah Ibu merasa bahwa
pikiran Ibu disiarkan sehingga dapat diketahui oleh orang lain ?”
 Sisip pikir (thought insertion) : ”Apakah Ibu merasa bahwa pikiran
Ibu saat ini dimasukin oleh sesuatu dari luar”
 Thought of echo : ”Apakah Ibu merasa bahwa pikiran Ibu
bergema dalam kepala ?”
 Thought of influence : ”Apakah Ibu merasa bahwa pikiran Ibu
dipengaruhi oleh orang lain atau sesuatu dari luar ?”
11 Memeriksa tingkat kesadaran
Penilaian Kuantitatif (GCS)
 E (eye) : Respons membuka mata, nilai 1 – 4
 V (verbal) : Respons verbal, nilai 1 – 5
 M (mata) : Respons motorik, nilai 1 – 6
Penilaian Kualitatif
 Apatis : Acuh tak acuh
 Somnolen : Rasa mengantuk, inaktif, respons terhadap rangsangan
lambat atau tidak lengkap
 Sopor : Penurunan reaksi terhadap rangsangan, membutuhkan
rangsangan yang lebih kuat dan berulang
 Delirium : Kebingungan, kegelisahan, reaksi disorientasi yang disertai
ketakutan dan halusinasi
 Koma : Tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun
 Kesadaran berkabut (clouding of consciousness) : Persepsi sensorik
yang tidak jelas, kejernihan kesadaran yang tidak lengkap disertai
gangguan persepsi dan sikap
 Hipnosis : Gangguan kesadaran karena pengaruh dari orang lain.
Pasien dalam kondisi trans (trance) yang ditandai dengan otot terasa
santai, lengan dapat terangkat ke udara, penurunan rasa sakit,
amnesia parsial atau total
 Sinkop : Pingsan
12 Memeriksa orientasi
 Waktu : ” Sekarang hari apa, jam berapa, siang atau malam ?”
 Orang : ”Yang mengantar Ibu di sebelah ini siapa ya ?”
 Tempat : ”Sekarang sedang dimana ?”
 Suasana : ”Sekarang ramai atau sepi ?”
13 Memeriksa daya ingat
 Remote memory : Kejadian jauh di masa lampau. ”Ibu dulu kuliah
dimana ? Pengalaman paling menyenangkan saat remaja ?”
 Recent past memory : Kejadian beberapa bulan yang lalu. ”Ibu,
bagaimana idul Fitri nya dulu ? Mudik atau tidak ?”
 Recent memory : Kejadian beberapa hari yang lalu. ”Apa yang ibu
lakukan hari Senin minggu lalu ?”
 Immediate memory : Kejadian beberapa detik atau menit. ”Ibu tadi
pagi sarapan apa ? Ibu tadi kesini naik apa ?”
Gangguan Memori
 Amnesia retrograd : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
sebelum waktu tertentu
 Amnesia antegrad : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
sesudah waktu tertentu
 Paramnesia : Ingatan palsu karena penyimpangan saat mendapatkan
kembali informasi yang sudah disimpan
14 Memeriksa konsentrasi dan perhatian
Dapat dilakukan dengan salah satu cara di bawah ini
 ”Ibu, tolong dengarkan kata – kata saya, ya. Kemudian tolong
diingat. Meja, pensil, kertas”  Lanjut ke pertanyaan berikutnya 
”Ibu, bisa tolong ulangi lagi kata – kata yang saya ucapkan tadi ?”
 ”Ibu, sekarang kita bermain kurang – kurangan ya. Nanti Ibu
sebutkan hasilnya. 100 dikurangi 7 berapa, bu ? Dikurangi 7 lagi ?
Dikurangi 7 lagi ? (Seterusnya sampai minimal 5 kali)
15 Memeriksa kemampuan visuospasial
”Bu, ini saya ada kertas dan pensil. Ibu sekarang tolong gambar jam
pada pukul sembilan lebih sepuluh menit ya”
Jika pasien tidak mau menggambar : ”Mohon, maaf Bu. Tadi di awal
pembicaraan, Ibu sudah mengatakan bahwa Ibu bersedia untuk saya
periksa. Jadi sekarang, saya mohon ibu untuk menggambar karena ini
merupakan bagian dari pemeriksaan supaya saya dapat mengetahui
lebih dalam tentang masalah yang ibu alami”
16 Memeriksa pikiran abstrak
”Apakah Ibu mengerti arti ungkapan tong kosong berbunyi nyaring ?”
17 Memeriksa pengendalian impuls
Ditanyakan pada pengantar dan dinilai selama wawancara
”Maaf bu, menurut Ibu [pengantar], apakah ibu [pasien] pernah
melakukan perilaku yang aneh tentang pengendalian diri atau respons
terhadap sesuatu ? Misalnya seperti mengurung diri di kamar,
mengamuk, berkelahi dengan tetangga, percobaan bunuh diri, atau
mencoba membunuh orang lain ?”
18 Memeriksa pertimbangan dan tilikan
”Apakah Ibu mengetahui mengapa Ibu dibawa kesini ?” atau ”Apakah
Ibu merasa sakit ? Apakah Ibu membutuhkan pengobatan ?”
 Tilikan 1 (denial) : Menyangkal sama sekali. ”Saya tidak sakit, saya
tidak membutuhkan bantuan, saya tidak tahu kenapa saya dibawa
kesini, ibu di sebelah ini sudah gila”
 Tilikan 2 (ambivalenso) : Agak menyadari tetapi menyangkal. ”Saya
sepertinya sakit. Tapi sebenarnya tidak”
 Tilikan 3 : Menyadari penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain.
”Ya, saya sakit dan butuh bantuan. Tapi semuanya itu karena rekan
kerja yang ingin menghancurkan karier saya”
 Tilikan 4 : Menyadari penyakitnya, tetapi tidak tahu penyebabnya.
”Ya, saya butuh bantuan. Tapi saya tidak tahu mengapa semua ini
bisa terjadi”
 Tilikan 5 : Menyadari penyakit dan faktor penyebabnya, tetapi tidak
menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman masa depan. ”Saya
merasa tertekan dengan masalah di kampus. Saya tidak tahu harus
bagaimana lagi. Saya hanya bisa menangis. Rasanya saya sudah kuat
hidup lagi”
 Tilikan 6 : Menyadari masalahnya secara menyeluruh disertai
motivasi untuk menyelesaikannya. ”Iya, dok. Saya membutuhkan
bantuan untuk mengatasi masalah ini. Menurut dokter, bagaimana
seharusnya saya bertindak ?”
19 Menilai tingkat fungsi global pasien (GAF)
 100 – 91 : Tidak ada gejala, berfungsi maksimal, tidak ada masalah
yang tidak dapat diselesaikan
 90 – 81 : Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa
 80 – 71 : Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah
 70 – 61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik
 60 – 51 : Gejala sedang, disabilitas sedang
 50 – 41 : Gejala berat, disabilitas berat
 40 – 31 : Beberapa disabilitas dalam hubungan antara realitas dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
 30 – 21 : Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
dapat berfungsi hampir semua bidang
 20 – 11 : Bahaya melukai diri atau orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
 10 – 01 : Sama seperti di atas tetapi lebih persisten dan seriis
 0 : Informasi tidak adekuat
20 Menentukan diagnosis/diagnosis banding
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR

Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena situasi yang tidak
memungkinkan (tidak diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).

Catatan :
Untuk penjelasan penilaian aspek profesionalisme, mohon dibaca ketentuan yang ditempel pada
meja penguji.

Nilai Mahasiswa : Skor Total x 100% = …………


44

Umpan Balik dari Penguji

 
Normal – Neurotik Psikotik
PENJELASAN PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME

Penilaian Aspek
Profesionalisme
0 1 2 3 4
- Ada critical step / - Banyak prosedur tidak - Ada prosedur tindakan - Semua prosedur dilakukan - Skor 3 ditambah,
prosedur tindakan sangat dilakukan dengan yang tidak dilakukan dengan lengkap dan benar.
penting yang tidak benar, tidak urut atau atau dilakukan tapi - Tampak percaya diri dan
dilakukan tidak sistematis tidak sempurna atau - Memperhitungkan waktu, memahami betul apa
dilakukan secara tidak tidak terburu-buru atau yang sedang dilakukan
- Sebagian besar prosedur - Terlihat terburu-buru urut (terbalik-balik). terlalu lambat. (keterampilan dan
tidak dilakukan dengan atau sebaliknya (terlalu penalaran klinis baik).
benar, tidak urut atau lambat) - Terlihat kurang - Seluruh prosedur dilakukan
tidak sistematis sistematis dalam dengan urut dan sistematis.
- Melakukan tindakan melakukan tindakan.
- Terlihat bingung (tidak yang membuat pasien - Tidak melakukan tindakan
tahu apa yang harus tidak nyaman (kasar, - Terkadang terlihat yang akan membahayakan
dikerjakan). terburu-buru, kurang bingung/ blocking pasien / membuat pasien
empati) dalam melakukan tidak nyaman.
- Melakukan tindakan yang tindakan.
membahayakan pasien. - Belum cukup percaya diri,
terkadang belum memahami
apa yang sedang dilakukan
(penalaran klinis masih
kurang).
SINDROMA PSIKOSIS

 Gangguan berat dalam reality testing ability (RTA) yang ditandai dengan gangguan kesadaran
diri (awareness), daya nilai normal sosial (judgement), dan daya tilikan (insight)
 Gangguan berat pada fungsi mental yang ditandai dengan
Gejala Positif Gejala Negatif
 Gangguan asosiasi pikiran  Afek tumpul, respons emosi minimal
(inkoherensi)  Gangguan hubungan sosial seperti
 Waham menarik diri, pasif, apatis
 Halusinasi  Berpikir lambat, terhambat
 Gangguan perasaan, tidak sesuai  Isi pikiran stereotip, tidak ada inisiatif
dengan situasi  Perilaku yang sangat terbatas dan
 Perilaku aneh dan tidak terkendali cenderung menyendiri (abulia)
(disorganized)
 Gangguan berat dalam fungsi kehidupan sehari – hari yang ditandai dengan tidak dapat bekerja,
menjalin hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin

SKIZOFRENIA

Harus ada 1 atau 2 gejala yang nyata Paling sedikit 2 gejala harus ada
a. Isi Pikiran e. Halusinasi menetap dari panca indra apa
 Thought of echo saja yang disertai
 Thought of insertion or withdrawal  Waham tidak lengkap
 Thought of broadcasting  Ide – ide berlebihan yang menetap
b. Waham  Terjadi setiap hari selama berminggu –
 Delusion of control minggu atau berbulan – bulan
 Delusion of influence f. Arus pikiran : Terputus, mengalami
 Delusion of passivity sisipan, inkoherensi, pembicaraan tidak
 Delusion perception : Pengalamn relevan, neologisme
indrawi yang tidak wajar, yang g. Perilaku katatonik : Keadaan gaduh
Atau

bermakna sangat khas untuk dirinya, gelisah, posisi tubuh tertentu, fleksibilitas
biasanya bersifat mistik atau mukjizat cerea, negativisme, mutisme, stupor
c. Halusinasi auditorik h. Gejala negatif : Apatis, bicara jarang, afek
 Suara yang berkomentar terus – tumpul, penarikan diri dari pergaulan,
menerus terhadap perilaku pasien penurunan fungsi sosial
 Suara yang membicarakan pasien di
antara mereka sendiri
 Halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh
d. Waham menetap lainnya yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan
sesuatu yang mustahil
Gejala – gejala tersebut sudah berlangsung selama 1 bulan atau lebih
Harus ada perubahan konsisten dan bermakna dalam perilaku pribadi
 Hilangnya minat
 Hidup tidak bertujuan
 Tidak berbuat sesuatu
 Larut dalam diri sendiri
 Penarikan diri secara sosial

KLASIFIKASI SKIZOFRENIA

Skizofrenia Paranoid
 Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Halusinasi dan atau waham harus menonjol
 Suara halusinasi yang mengancam, memberikan perintah, bunyi peluit, mendengung, tertawa
 Halusinasi olfaktori, pengecapan, seksual, atau lainnya. Halusinasi visual jarang menonjol
 Waham yang khas : Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, kejar
Skizofrenia Hebefrenik
 Memenuhi kriteria umum skizofrenia
 Onset pada remaja atau dewasa muda, biasanya 15 – 25 tahun
 Kepribadian premorbid : Pemalu, suka menyendiri
Pengamatan kontinue selama 2 – 3 bulan untuk memastikan gambaran berikut ini tetap ada
 Perilaku tidak bertanggun jawab, tidak dapat diramalkan, manerisme, tidak bertujuan, hampa
perasaan, selalu menyendiri
 Afek dangkal dan tidak wjar, cekikikan, perasaan puas diri, senyum sendiri, sikap tinggi hati,
tertawa menyeringai, manerisme, mengibuli secara senda gurau, hipokondriasis, ungkatan kata
yang berulang – ulang
 Proses pikiran disorganisasi, pembicaraan tidak menentu, inkoherensi
Skizofrenia Katatonik
 Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Satu atau lebih perilaku berikut harus mendominasi
 Stupor atau mutisme
 Gaduh gelisah
 Menampilkan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar dan aneh
 Negativisme
 Rigiditas
 Fleksibilitas cerea
 Command automatism : Kepatuhan otomatis terhadap perintah

SINDROM ANXIETAS

a. Terdapat perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistis terhadap 2 hal atau lebih yang
dipersepsikan sebagai ancaman. Perasaan ini menyebabkan seseorang tidak dapat beristirahat
dengan tenang (inability to relax)
b. Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut
Ketegangan Motorik
1. Kedutan otot atau rasa gemetar
2. Otot tegang, kaku, atau pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hipereaktivitas Otonom
5. Napas pendek atau terasa berat
6. Jantung berdebar – debar
7. Telapak tangan basah – dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing atau melayang
10. Mual, mencret, perut tidak enak
11. Muka panas atau badan menggigil
12. Sering buang air kecil
13. Sulit menelan atau rasa terhambat
Kewaspadaan
14. Mudah nyeri
15. Mudah terkejut atau kaget
16. Sulit konsentrasi
17. Sulit tidur
18. Mudah tersinggung
c. Gangguan dalam fungsi kehidupan sehari – hari seperti penurunan produktivitas bekerja,
hubungan sosial, dan melakukan kegiatan rutin

Fear is a response to a known, external, definite, or nonconflictual threat. Anxiety is a response


to a threat that is unknown, internal, vague, or conflictual

Agorafobia
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti
 Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik yang muncul disebabkan oleh anxietasnya
 Menghindari situasi phobia sehingga menjadi house bond
Anxietas terbatas pada setidaknya 2 dari situasi berikut :
 Banyak orang atau keramaian
 Tempat umum
 Bepergian keluar rumah
 Bepergian sendirian
Gangguan Panik
 Diagnosis baru ditegakkan jika tidak terdapat gangguan anxietas phobia
Ditemukan beberapa kali serangan anxietas berat dalam waktu sekitar 1 bulan
 Pada kondisi dimana sebenarnya tidak ada bahaya
 Tidak terbatas pada situasi yang sudah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
 Keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas di antara periode serangan

 Mendadak
 Gejala sangat berat
 Nyeri dada,
berdebar, keringat
dingin, tercekik
 Terjadi pada kondisi
yang sebenarnya
tidak berbahaya

Gangguan Cemas Menyeluruh


 Menunjukkan gejala anxietas sebagai gejala primer yang terjadi hampir setiap hari selama
beberapa minggu sampai bulan, yang terbatas atau hanya menonjol pada kondisi tertentu saja
 Gejala – gejala tersebut mencakup sindrom anxietas
 Pada anak – anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan
somatik berulang yang menonjol
Kecemasan dan
kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak
rasional terhadap berbagai
aspek kehidupan

DEPRESI

Gejala Umum
Gejala Utama
 Afek depresi
 Anhedonia : Kehilangan minat dan kegembiraan
 Anergia : Kekurangan energi, mudah lelah, penurunan aktivitas
Gejala Lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimistis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
Terjadi selama minimal 2 minggu, akan tetapi periode lebih pendek
Depresi Ringan (70 – 61)
 2 dari 3 gejala utama
 Minimal 2 gejala lainnya
 Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
 Sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan aktivitas sosial
Depresi Sedang (60 – 51)
 Minimal 2 dari 3 gejala utama
 3 – 4 gejala lainnya
 Kesulitan untuk meneruskan kehiayan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga
Depresi Berat tanpa Psikosis (50 – 41)
 3 gejala utama
 4 gejala lainnya dan beberapa diantaranya intensitasnya berat
 Sangat tidak mungkin untuk meneruskan kegiatan sosial
Depresi Berat dengan Psikosis (40 – 31)
 Memenuhi kriteria depresi berat
 Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresi

MANIA

Hipomania
 Gangguan lebih ringan dari mania
 Afek meningkat atau berubah disertai peningkatan aktivitas yang menetap
 Terdapat pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial
 Terjadi beberapa hari berturut – turut
Mania tanpa Gejala Psikosis (60 – 51)
Perubahan afek disertai peningkatan energi sehingga terjadi :
 Aktivitas yang berlebihan
 Percepatan atau kebanyakan bicara
 Kebutuhan tidur berkurang
 Ide kebesaran dan terlalu optimistik
Episode berlangsung minimal 1 minggu dan cukup berat sehingga menganggu pekerjaan dan
aktivitas sosial
Mania dengan Gejala Psikosis (50 – 41)
 Gambaran klinis lebih berat daripada mania tanpa psikosis
 Harga diri yang tingi dan gagasan kebesaran yang berkembang menjadi waham kebesaran
 Irritabilitas dan kecurigaan yang berkembang menjadi waham kejaar

BIPOLAR
Mania / •Sembuh
depresi sempurna

Normal

Depresi / •Sembuh
mania sempurna

Episode kini
hipomania

Episode kini
Episode kini
depresi
mania tanpa
ringan /
psikosis
sedang

Bipolar
Episode kini Episode kini
mania depresi berat
dengan tanpa
psikosis psikosis

Episode kini
Episode kini depresi berat
campuran dengan
psikosis

GANGGUAN SOMATOFORM

Gangguan Somatisasi
Diagnosis pasti membutuhkan semua hal berikut
 Banyak keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan dan tidak ditemukan kelainan fisik
 Terjadi paling sedikit selama 2 tahun
 Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhannya
 Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang berhubungan dengan
sifat keluhannya dan dampak dari perilakunya
“Dok, saya merasa kepala saya sakit, lidah terasa kaku, perut kembung, ingin muntah, punggung
sakit dan kaku, kedua tangan dan kaki kram, ……”  “Bapak, berdasarkan pemeriksaan fisik
dan lab yang sudah dilakukan, semua hasilnya normal”
Hipokondriasis
 Keyakinan menetap tentang minimal satu penyakit fisik serius yang mendasari keluhannya
 Pemeriksaan berulang kali tidak menunjukkan kelainan fisik yang memadai
 Preokupasi menetap tentang kemungkinan deformitas atau penampilan fisiknya (tidak
sampai waham)
 Tidak mau menerima nasihat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa
tidak ada penyakit atau kelainan fisik yang mendasar keluhannya
“Dok, saya selalu merasa sakit pada jantung. Saya menderit penyakit jantung parah yang sulit
dideteksi”  “Hasil pemeriksaan fisik, EKG, echo, dan lab semuanya normal. Tidak ada
kelainan pada jantung Bapak”  “Saya tidak percaya dok, tolong periksa lagi. Saya sangat yakin
saya menderita penyakit jantung”

Contoh Wawancara

“Selamat siang, bu. Perkenalkan nama saya dr. Evan dokter yang jaga di klinik psikiatri ini. Disini saya akan
berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mengatasi masalah yang Ibu alami”
“Maaf sebelumnya, disini siapakah yang membutuhkan bantuan ?”
“Baik, bu. Dalam beberapa menit ke depan, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan melakukan
pemeriksaan untuk mengetahui masalah yang ibu alami. Apakah Ibu bersedia ?”
“Oh ya, bu. Ibu nanti tolong jujur dan terbuka ya Bu saat menjelaskan masalahnya supaya saya benar –
benar mengetahui masalah yang ibu hadapi dan memberikan solusi terbaik. Selain itu, ibu tidak usah
khawatir karena saya berjanji tidak akan memberitahukan masalah ibu ini ke orang lain ?”
Identitas Pasien
 Ini dengan ibu siapa ?
 Ibu umurnya berapa tahun ?
 Pekerjaannya sehari – hari sebagai apa ?
 Alamat rumahnya dimana ?
 Tadi ibu kesini naik apa ? Diantar siapa ?
 Sudah sarapan belum, bu ? Sarapannya sama apa ?
Identitas Pengantar
 Ini dengan ibu siapa ?
 Apakah ibu ini anggota keluarganya ibu [pasien] ?

Bagaimana ibu [pasien] perasaannya hari ini ? Senang atau sedih ? Ibu datang kesini ada masalah apa ?
Sudah berapa lama ya bu ? Keluhannya itu disebabkan oleh apa ?
Apakah keluhannya sampai menganggu aktivitas sehari – hari ? Bagaimana dengan kegiatan ibu sehari –
hari ? Interaksi sosial dengan tetangga ? Apakah sampai menganggu pekerjaan ? Apakah ada masalah pada
pekerjaan ?

Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama ? Apakah sebelumnya ibu pernah merasa sangat
bahagia dan bersemangat ?

Apakah ibu pernah melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain ? Seperti apa ?

Pertanyaan khusus untuk setiap kasus  Pemeriksaan status mental

Anda mungkin juga menyukai