Anda di halaman 1dari 28

“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik


Bidan”
Melda Sofiana (A1120005)
Di Buat
Yuliana Manek (A1120006)
Oleh:

Kelompok 3
a) Untuk melindungi masyarakat penerima pelayanan
kesehatan, setiap tenaga kesehatan yang akan
menjalankan praktik keprofesiannya harus memiliki
izin perundang-undangan;
b) Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki;
c) Bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan perlu disesuaikan
dengan perkembangan dan kebutuhan hukum;
d) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan
LATAR BELAKANG tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan;
DASAR
HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 369/Menkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan
PERMENKES 28 TAHUN 2017

Terdiri 50 Lampiran
dari VIII Pasal
BAB

Contoh Contoh Formulir


STR SIPB

Di undangkan di Jakarta pada tanggal 13 Juli 2017


BAB
Bab I : Ketentuan Umum = Pasal 1
Bab II : Perizinan
Bagian Kesatu Kualifikasi Bidan = Pasal 2
Bagian Kedua : STRB = Pasal 3 dan 4
Bagian Ketiga : SIPB = Pasal 5 s/d Pasal 14
Bab III : Penyelenggaraan Keprofesian
Bagian Kesatu Umum = Pasal 15 s/d 17
Bagian Kedua : Kewenangan = Pasal 18 s/d 21
Bagian Ketiga : Pelimpahan Kewenangan = Pasal 22 sd 25
Bab IV : Prakter Mandiri Bidan = Pasal 30 s/d 44
Bab V : Pencatatan dan Pelaporan = Pasal 45
Bab VI : Pembinaan dan Pengawasan = Pasal 46
Bab VII : Ketentuan Peralihan = Pasal 47 s/d 48
Bab VIII : Ketentuan Penutup = Pasal 4 s/d 50
Lampiran Persyaratan Praktek Mandiri Bidan

A. Persyaratan Bangunan Tempat Praktek


Persyaratan Ruang Praktek
1. Ruang tunggu
2. Ruang periksa
3. Ruang tindakan
4. Ruang nifas / rawat inap ibu dan bayi
5. WC / kamar mandi
6. Ruang lainnya bila difungsikan untuk pemrosesan alat dan
pengelolaan
B. Persyaratan Prasarana
C. Formulir
I. Instrummen penilai praktek mandiri bidan
II. Contoh STR
III. Permohonan SIPB
IV. Contoh SIPB
V. Surat pesan obat
Permenkes 1464 Tahun 2010 Permenkes No. 28 Tahun 2017

Bab I : Ketentuan Umum Bab I : Ketentuan Umum


Bab II : Perizinan Bab II : Perizinan
Bab III : Penyelenggaraan Praktek Bab III : Penyelenggaraan Keprofesian
Bab IV : Pencatatan Dan Pelaporan Bab IV : Prakter Mandiri Bidan
Bab V : Pembinaan Dan Pengawasan Bab V : Pencatatan dan Pelaporan
Bab VI : Ketentuan Peralihan Bab VI : Pembinaan dan Pengawasan
Bab VII : Ketentuan Penutup Bab VII : Ketentuan Peralihan
Terdiri Dari 30 Pasal Bab VIII : Ketentuan Penutup
Lampiran : A. Persyaratan Bangunan
Tempat Praktek
Persyaratan Ruang Praktek
B. Persyaratan Prasarana
C. Persyaratan Peralatan
D. Persyaratan Obat dan Bahan Habis
Pakai
Terdiri dari 50 Pasal
Surat Tanda Registrasi STRB
Bidan yang
selanjutnya disingkat
STRB adalah bukti
tertulis yang diberikan
oleh Pemerintah
kepada Bidan yang
telah memiliki
sertifikat kompetensi
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB)

Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan


praktik keprofesiannya.
01

STRB diperoleh setelah Bidan memiliki sertifikat kompetensi


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
02

STRB yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
03

STRB selama 5 (lima) tahun.


04
NO.1

Contoh surat STRB yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Peraturan Menteri

STRB
SIPB
Surat Izin Praktik Bidan
yang selanjutnya
disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang
diberikan oleh
pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada
Bidan sebagai
pemberian kewenangan
untuk menjalankan
praktik kebidanan.
• Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)

6) Permohonan SIPB kedua, harus 4) SIPB berlaku selama STR Bidan masih 2) SIPB diberikan kepada Bidan
dilakukan dengan menunjukan SIPB berlaku, dan dapat diperpanjang tselama yang telah memiliki STRB.
pertama. memenuhi persyaratan.

06 05 04 03 02 01

5) Bidan hanya dapat 1) Bidan yang menjalankan praktik


3) SIPB berlaku untuk 1 (satu) Fasilitas
memiliki paling banyak 2 keprofesiannya wajib memiliki SIPB.
Pelayanan Kesehatan.
(dua) SIPB.
• Lanjutan…

7) SIPB diterbitkan oleh Instansi


6) Dalam hal Instansi Pemberi Izin Pemberi Izin yang ditunjuk pada
merupakan dinas kesehatan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, Penerbitan SIPB tidak Kabupaten/Kota.
ditembuskan.

08
09 07

8) Penerbitan SIPB harus ditembuskan


kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
NO.1

Contoh SIPB yang merupakan bagian tidak


terpisahkan dari Peraturan Menteri 

SIPB
• Untuk memperoleh SIPB, Bidan harus mengajukan permohonan kepada
Instansi Pemberi Izin dengan melampirkan sebagaimana berikut:

01 fotokopi STRB yang masih berlaku dan dilegalisasi


asli

surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki


02 surat izin praktik

surat pernyataan memiliki tempat praktik


03
surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan
04 Kesehatan tempat Bidan akan berpraktik
Lanjutan…

05 pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4X6 cm


sebanyak 3 (tiga) lembar

06 rekomendasi dari kepala dinas kesehatan


kabupaten/kota setempat

rekomendasi dari Organisasi Profesi.


07
NO.1

Contoh surat permohonan memperoleh SIPB yang


merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri 
SIPB
SIPB dinyatakan
tidak berlaku dalam
hal:

Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB;


Masa berlaku STRB telah habis dan tidak diperpanjang;
Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin; atau
Bidan meninggal dunia.
Kewenangan
Bidan

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan


a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak; dan
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pelayanan Kesehatan Ibu
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.

01 Meliputi Pelayanan ; 02 Dalam pelayanan, bidan berwenang ;

a. episiotomi;
a. konseling pada masa sebelum b. pertolongan persalinan normal;
hamil; c. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
b. antenatal pada kehamilan normal; e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
c. Persalinan normal; f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
d. ibu nifas normal; eksklusif;
e. ibu menyusui; dan h. pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
f. konseling pada masa antara dua i. penyuluhan dan konseling;
kehamilan. j. bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
k. pemberian surat keterangan kehamilan dankelahiran.
Pelayanan Anak
diberikan pada bayi baru lahir,bayi, anak
balita, dan anak prasekolah.

01 Dalam pelayanan, bidan berwenang ;

a.pelayanan neonatal esensial;


b.penanganan kegawatdaruratan, dilanjut kandengan perujukan;
c.Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita,dan anak
prasekolah;
d.konseling dan penyuluhan.
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Perempuan &
Keluarga Berencana

• penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi


perempuan dan keluarga berencana;
• pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan
suntikan.
Pelimpahan
Kewenangan

a. penugasan dari pemerintah sesuai


kebutuhan;dan/atau
b. pelimpahan wewenang melakukan tindakan
pelayanan kesehatan secara mandat dari
dokter.
Kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan
penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan

Bidan yang telah mengikuti


pelatihan berhak memperoleh
sertifikat pelatihan

Kewenangan diperoleh Bidan yang diberikan kewenangan harus


Bidan setelah mendapatkan penetapan dari kepala
mendapatkan pelatihan. 03
dinas kesehatan kabupaten/kota.

02

04
1. Kewenangan berdasarkan
Pelatihan diselenggarakan
program pemerintah oleh Pemerintah Pusat atau
2. kewenangan karena tidak Pemerintah Daerah bersama
adanya tenaga kesehatan 05 organisasi profesi terkait
01
lain di suatu wilayah tempat berdasarkan modul dan
Bidan bertugas. kurikulum yang terstandarisasi
sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan
Pelimpahan
wewenang • Diberikan secara tertulis oleh dokter pada Fasilitas Pelayanan
melakukan tindakan Kesehatan tingkat pertama tempat Bidan bekerja.
pelayanan kesehatan • Tindakan pelayanan kesehatan hanya dapat diberikan dalam keadaan
secara mandat dari di mana terdapat kebutuhan pelayanan yang melebihi ketersediaan
dokter dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama tersebut.
• Pelimpahan tindakan pelayanan kesehatan dilakukan dengan
ketentuan:
a) Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kompetensi yang telah
dimiliki oleh Bidan penerima pelimpahan;
b) Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan
dokter pemberi pelimpahan;
c) Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan
klinis sebagai dasar pelaksanaan tindakan; dan
d) Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus menerus.
• Tindakan pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab dokter
pemberi mandat, sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan
pelimpahan yang diberikan.
Hak & Kewajiban Bidan

01 Hak Bidan 02 Kewajiban Bidan


Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan berkewajiban
Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan untuk:
memiliki hak: a. Menghormati hak pasien;
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
melaksanakan pelayanannya sesuai dengan pelayanan yang dibutuhkan;
standar profesi, standar pelayanan, dan c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu;
standar prosedur operasional;
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan
benar dari pasien dan/atau keluarganya; peraturan perundangan-undangan;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan
kompetensi dan kewenangan; dan lainnya yang diberikan secara sistematis;
d. Menerima imbalan jasa profesi. g. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, danstandar
prosedur operasional;
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan
Praktik Kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan
kematian;
THANK YOU
Dari Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai