MODEL PENELITIAN
mitos. Di Kecamatan Petang ini terdapat berbagai jenis dan bentuk mitos kehamilan
yang masih dipercaya oleh masyarakat setempat walaupun dunia kebidanan sudah
maju sedemikian rupa. Sebagai sebuah tradisi lisan, sampai saat ini mitos-mitos
itu sangat menarik untuk dikaji secara kritis dalam perspektif kajian budaya.
studi kepustakaan. Beberapa pustaka yang relevan dikaji dan digunakan sebagai
referensi dalam penelitian ini. Beberapa penelitian yang dimaksud, antara lain adalah
sebagai berikut.
12
13
Perilaku Ibu Hamil terhadap Kehamilan dan Persalinan Ditinjau dari Sudut Adat
adanya kekuatan gaib pada alam lingkungannya. Mereka meyakini bahwa kekuatan
alam dapat memberikan pengaruh cukup kuat terhadap perilaku masyarakatnya. Hal
ini dapat dilihat sampai sekarang dari berbagai upacara adat, seperti upacara waktu
krisis (crisis rites) untuk masa kehamilan dan persalinan yang dianggap sebagai masa
kritis yang berbahaya, baik bagi janin maupun ibunya, baik bersifat nyata maupun
gaib.
digunakan karena ada kesamaan bahwa masyarakat di Kecamatan Petang juga masih
makna mitos yang dikaitkan dengan ritual-ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat
yang meyakini mitos tersebut. Representasi di atas belum sampai membahas bagian-
bagian yang berhubungan dengan penelitian ini, terutama yang berhubungan dengan
Kecamatan Petang.
14
sebagai berikut. Pertama, mitos kehamilan yang ada dapat dibagi menjadi dua, yaitu
mitos yang berhubungan dengan pantangan makanan dan mitos yang berhubungan
dengan perilaku. Ritual yang wajib dijalankan oleh ibu hamil adalah selametan tiga
dan tujuh bulan usia kandungan dan mencuci rambut saat rabu pasaran Wage. Kedua,
proses internalisasi mitos kehamilan terjadi dari orang tua terhadap anak dapat
dijelaskan dengan teori kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi. Ketiga,
belum sepenuhnya melaksanakan anjuran dari orang tua. Hal memengaruhi perilaku
ibu hamil, terutama dalam memilih makanan. Keempat, banyak ibu hamil yang
tidak mengetahui sebab suatu mitos hanya melakukan agar tidak “kualat”. Mereka
tidak bersikap kritis dengan bertanya pada orang tua. Apabila bertanya, dianggap
membantah dan tidak hormat pada orang tua. Penelitian tersebut dijadikan acuan
karena memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu berusaha
Rahim (2013) dalam tesis berjudul “Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap
hamil yang mengikuti pantangan makan masyarakat suku Toraja. Hasil penelitian
15
kehamilan, yaitu tidak mengonsumsi nanas karena akan keguguran. Hal ini diperoleh
dari orang tua mereka yang menentang buah nanas untuk dimakan selama masa
kehamilan. Ada beberapa informan yang menyadari kebutuhan akan makanan yang
sangat diperlukan oleh ibu hamil, tetapi ikatan budaya memaksa mereka untuk
sangat berguna untuk dirinya dan bayi yang akan dilahirkannya nanti.
pada mitos pantang makan ibu hamil dan mengungkap keterlibatan masyarakat atas
ideologi mitos kehamilan dan pascapersalinan, serta cara masyarakat memaknai mitos
Nusa Penida” yang dimuat dalam buku Austronesia: Bahasa, Budaya, dan Sastra.
Baike bagi masyarakat Desa Suana, Nusa Penida Kabupaten Klungkung, Bali. Hasil
nilai bakti yang diwujudkan dalam pelaksanaan upacara ngalabuh bhoga, (b) nilai
kebersihan lingkungan maupun dalam pelaksanaan tawur, dan (c) nilai pelestarian
Kecamatan Petang ini tidak menganalisis fungsi mitos. Adapun fokus penelitian pada
kehamilan.
Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali sebagai warisan budaya bangsa yang
hidupnya. Sementara itu penelitian yang dilakukan di Kecamatan Petang ini hanya
mengkaji bentuk-bentuk dan ideologi mitos kehamilan dan pascabersalin serta cara
Argawa (2007) dalam tesis berjudul “Fungsi dan Makna Mitos Dewi Anjani
Melak Mayan (TMM). Teks ini berisi mitos Dewi Anjani yang memengaruhi
hubungan teks-teks lain dan akhirnya dikaji fungsi dan makna mitos Dewi Anjani
gagasan dan ide mitos yang terekam dalam naskah Ta Melak Mayan. Selanjutnya
dilihat fungsi dalam kehidupan sosial religi masyarakat setempat. Hasil penelitian itu
ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat yang menyakini mitos Dewi Anjani dalam
bentuk, ideologi, dan cara masyarakat memaknai mitos kehamilan dan pascabersalin.
Burung Manguni dalam Industri Kreatif pada Masyarakat Minahasa Sulawesi Utara”.
dalam industri kreatif pada masyarakat Minahasa adalah dijadikan sebagai lambang
legenda, ideologi religi, ideologi pelestarian, dan ideologi komodifikasi; (3) implikasi
kesenian, dan kesusastraan; (b) stuktur social yaitu dalam bidang perpolitikan,
keluarga dan kekerabatan, serta pendidikan; dan (c) infrastruktur material yaitu di
mitos burung manguni dalam industri kreatif masyarakat Minahasa Sulewesi Utara.
Hasil penelitian Sri Yuhandini, dkk (2014) dituangkan dalam buku berjudul
“Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi Oyog, Etnik Jawa Kabupaten Cirebon”, Di
dalam buku itu dinyatakan bahwa masyarakat masih memercayai tradisi-tradisi yang
18
harus dilakukan selama kehamilan, yaitu melakukan pijatan ibu hamil pada dukun
bayi yang dipercaya membenarkan posisi janin dikenal dengan istilah oyog.
Penelitian tersebut hanya mendalami satu mitos dan tradisi, yaitu oyog pada saat
berbagai bentuk mitos dan tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat selama
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk. (2014) dituangkan dalam buku
berjudul “Hembusan Topo Tawui di Seberang Koala, Etnik Kaili Da’a Kabupaten
Mamuju Utara”. Kematian bayi merupakan salah satu masalah kesehatan ibu dan
anak yang terjadi di Etnik Kaili Da’a ini. Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat
masih melakukan tradisi melahirkan di rumah dibantu oleh keluarga atau topo tawui
Masyarakat juga masih memercayai mitos atau pantangan bagi ibu hamil,
seperti tidak boleh makan durian, es, telur, makanan berkuah santan, gorengan karena
dipercaya bayi yang dikandungnya bertambah besar dan sulit dilahirkan. Ibu hamil
juga tidak boleh duduk di depan pintu, tidak boleh ke luar rumah setelah jam empat
sore. Disamping itu, ibu hamil harus memakai sarung sebagai penutup kepala dan
memakai jimat penangkal setan seperti membawa bawang merah atau pisau.
paradigma dengan substansi penelitian ini, baik secara ontologi, hubungannya setema
model, termasuk kaitannya dengan aksiologi, tujuan, dan manfaat penelitian. Dengan
19
berbeda dengan penelitian lainnya, seperti lokasi, subjek penelitian, konsep, dan teori
yang digunakan. Selain itu, penelusuran pustaka yang telah diacu dimaksud untuk
tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini, yang mencerminkan sistem dan
nilai budaya atau tradisi yang dapat menjadi potensi atau kendala bagi kesehatan.
2.2 Konsep
Ada beberapa konsep yang secara intensif digunakan dalam penelitian ini.
yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Konsep sangat penting
dalam suatu penelitian. Menurut Ahimsa Putra (2001:6), sebuah teori dapat dibangun
apabila telah ada pemahaman dengan baik konsep-konsep analisis dan diketahui cara
penerapannya dalam penelitian. Untuk itu, dalam penelitian ini dikemukakan tiga
satuan konsep yang mendukung penelitian, yaitu konsep mitos, konsep ideologi,
Mitos adalah suatu informasi yang diyakini kebenarannya oleh suatu entitas
tertentu padahal sebenarnya belum tentu benar (salah) tetapi dianggap benar karena
telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di
informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena kuatnya keyakinan masyarakat
terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, seperti mitos kehamilan itu sehingga
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para
dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa
lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya.
Mitos juga disebut mitologi, yaitu cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan
bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan
konsep dongeng suci. Mitos juga merujuk kepada satu cerita dalam sebuah
pernah terjadi pada masa dahulu. Jadi, Mitos adalah cerita tentang asal-usul alam
semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan
mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah
mengabaikan logika dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari
nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik
Petang pun sampai saat ini sehingga masih mempercayainya dan mitos kehamilan itu
bentuknya tergantung budaya dan aspek ruang (lingkungan geografis) dari suatu
mitos itu ada yang berupa atau berbentuk larangan dan berbentuk anjuran yang aharus
dilakukan oleh para ibu yang sedang hamil agar terhindar dari berbagai persoalan
Bentuk mitos itu semuanya berupa tradisi lisan yang disampaikan dari
implisit mengandung nilai atau makna dan dipandang sangat berarti atau bermanfaat
bagi keselamatan para ibu yang sedang hamil sehingga mereka tidak beranai
melanggarnya karena takut akan berakibat fatal bagi kehamilannya. Bentuk mitos
dalam konteks kehamilan berwujud larangan dan anjuran yang berhubungan dengan
Makna adalah arti dari suatu objek atau benda-benda. Istilah makna
dijabarkan sebagai maksud dari pembicara. Menurut Barthes ada dua macam sistem
pemaknaan yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan tingkat makna yang
deskriptif literal yang dipahami oleh hampir semua anggota suatu kebudayaan. Pada
22
tingkat yang kedua yakni konotasi, makna tercipta dengan cara menghubungkan
Mitos (bahasa Yunani mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah
cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung
itu juga dianggap benar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita atau penganutnya
(Barthes, 2003).
Sallustius dikembangkan oleh para neoplatonis dan dikaji kembali oleh para
perbandingan abad ke-19 menafsirkan kembali mitos sebagai evolusi menuju ilmu (E.
B. Tylor), "penyakit bahasa" (Max Müller), atau penafsiran ritual magis yang keliru
(James Frazer). Penafsiran selanjutnya menolak pertentangan antara mitos dan sains.
Lebih lanjut lagi, mitopeia seperti novel fantasi, manga, dan legenda urban dengan
berbagai mitos buatan yang dikenal sebagai fiksi mendukung gagasan mitos sebagai
representasi borjuis sebagai fakta dari natural dan universal. Seperti ideologi, mitos
senantiasa hadir dan mustahil untuk lepas atau mengelak darinya dalam tingkatan
kehidupan sehari-hari.
23
“mitos adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh yang
suci yang mendukung kepercayaan atau religi”. Mitos merupakan model untuk
bertindak yang selanjutnya berfungsi untuk memberikan makna dan nilai bagi
kehidupan.
Menurut Peursen (1988:37), “mitos mengatasi makna cerita dalam arti kata
peristiwa yang dahulu terjadi dan dunia ajaib. Mitos memberikan arah kepada
mitos itu manusia dapat turut serta mengambil bagian dalam kejadian sekitarnya dan
menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan ajaib”. Mitos tidak memberikan informasi
mengenai kekuatan dunia ajaib, tetapi membantu manusia agar dapat menghayati
daya itu sebagai suatu kekuatan yang memengaruhi kehidupan. Fungsi mitos lainnya
adalah memberikan jaminan bagi masa kini dan pengetahuan tentang dunia. Bila
diringkas dalam dunia mistis, manusia belum merupakan seorang individu (subjek)
yang bulat, tetapi ia dilanda oleh gambaran dan perasaan ajaib yang seolah diresapi
Mitos adalah satu cerita, pendapat, atau anggapan dalam sebuah kebudayaan
yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu perkara yang pernah berlaku
pada suatu masa dahulu, yang kebenarannya belum tentu benar adanya (Peursen,
1988:38). Mitos mungkin sama tuanya dengan bahasa itu sendiri. Beberapa mitos
dapat bertahan karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-
hari. Namun, banyak mitos yang meluas. Salah satu diantaranya adalah mitos sekitar
kehamilan dan pascapersalinan, yang terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan
ini adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh anggota masyarakat yang diwariskan
secara turun-temurun dari nenek moyang. Mitos ditampilkan sebagai sesuatu yang
sangat dekat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Di samping itu, mitos
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normatif
yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka
inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu
atau ilmu yang mempelajari asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi
muncul dan untuk apa saja ideologi digunakan. Sejak awal kemunculannya, ideologi
konteks ideologi tersebut digunakan. Eagleton mengatakan bahwa tidak ada seorang
pun yang bisa memberikan satu definisi tentang ideologi secara memadai karena
Eagleton ini tidak berarti bahwa pengertian yang diberikan oleh pemikir lain tentang
ideologi. Pernyataan Eagleton ini menjadi dasar bagi pemahaman tentang luasnya
ide atau pikiran dari sebuah kelompok atau kelas tertentu. Di samping itu, ideologi
politik yang dominan, sesuatu yang menempatkan subjek dalam posisi tertentu,
pemikiran tentang identitas, dan medium yang sangat penting bagi individu untuk
Ruang lingkup ideolgi dapat dilihat pada individu dan kelompok. Dalam setiap
individu manusia muncul dorongan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain
dengan cara menciptakan simbol-simbol individu agar dimaknai oleh orang lain.
Ideologi selalu berelasi dengan diri individu dan hubungan luar individu. Itulah
sebabnya ideologi diciptakan melalui suatu yang abstrak semacam ide. Kemudian ide
tersebut direlasikan dengan beragam macam cara, seperti kemunculan ide ditengah
dalam relasi dan penerimaan jaringan relasi terhadap ideologi individu tersebut.
lain. Karena ideologi berangkat dari tujuan tertentu, ideologi tidak dapat dilepaskan
dari sistem, baik dalam pengertian bagaimana bentuk ideologi tersebut diciptakan
aturan-aturan, adat istiadat, sampai pada hukum suatu negara. Sebelum melihat
bentuk-bentuk aturan, adat istiadat, dan hukum. Kedua hal ini senantiasa bersifat
Ideologi adalah istilah yang murni deskriptif sebagai sistem berpikir, sistem
dan politik. Penggunaan istilah ini memunculkan konsepsi netral (neutral conception)
tentang ideologi. Basis konsepsi ini tidak memisahkan antara jenis-jenis tindakan dan
memiliki konotasi negatif dan selalu mengikat analisis ideologi pada pertanyaan ktitis
(Thompson, 2007:17). Jadi, yang dimaksud ideologi dalam konteks ini adalah sistem
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim
seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita
melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan rahim
ketika mengeluarkan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasangannya akan
membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang sudah dibuahi sperma
kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama
kira-kira empat puluh minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal
(Wiknjosastro, 2005).
kehamilan normal adalah 280 hari (empat puluh minggu atau sembilan bulan tujuh
hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan, yaitu
triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai bulan ke-7, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan
puluh minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
Menurut usia hamil, kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu seperti di bawah ini.
mengancam keadaan ibu dan janin. Kebijakan program dalam antenatal care minimal
dilakukan empat kali selama kehamilan. Satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Antenatal care bertujuan
untuk menyiapkan fisik dan mental ibu. Selain itu, juga menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu
Puskesmas) yang memberikan pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 14T,
yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi tetanus toxoid lengkap, pemberian tablet zat besi minimal sembilan puluh
tablet, pemeriksaan Hb minimal dua kali, tes penyakit menular seksual (PMS),
perawatan payudara, terapi kebugaran, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan,
pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi urine atas indikasi,
pemeberian terapi yodium untuk daerah endemis gondok, dan pemberian terapi anti-
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan
lima ratus gram yang pernah dilahirkan, baik hidup maupun mati. Apabila berat
badan tak diketahui, dipakai umur kehamilan, yaitu dua puluh empat minggu
(Siswosudarmo, 2008). Penggolongan paritas bagi ibu yang masih hamil atau pernah
30
berikut.
b. Multigravida adalah wanita yang pernah hamil beberapa kali, tetapi kehamilan
c. Grandemultigravida adalah wanita yang pernah hamil lebih dari lima kali.
Menurut sumber lain jenis paritas bagi ibu yang sudah partus antara, lain yaitu
sebagai berikut.
1) Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang mampu
2) Primipara adalah wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi yang telah
d. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan dua janin viabel atau lebih
(Siswosudarmo, 2008).
e. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi enam kali atau lebih
f. Great Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan bayi yang
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira enam minggu (Kapita Selekta Kedokteran) jilid 1:336.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (Sinopsis Obstetri Jilid I:115).
Masa nifas (puerperium), yaitu dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-
kira enam minggu (Prawirohardjo, 2005: 122). Masa nifas adalah masa dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai enam minggu setelah melahirkan.
Pasca partum adalah masa yang dimulai dari persalinan dan berakhir kira-kira setelah
enam minggu, tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali, seperti sebelum ada
Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah empat
puluh hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-
berikut.
1. Puerperium dini, yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan
3. Remot puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
komplikasai.
mitologi, dekonstruksi, dan semiotika. Selain teori-teori utama itu digunakan pula
teori-teori lainnya, seperti teori hermeneutik, hegemoni, dan lainnya yang dianggap
relevan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dan digunakana secara
dan data yang ditemukan di lapangan sehingga sasaran yang direncanakan dapat
Dalam teori yang dikemukakan oleh Roland Barthes dinyatakan bahwa mitos
bukanlah pembicaraan yang sembarangan. Mitos adalah suatu sistem komunikasi atau
suatu pesan. Mitos tidak mungkin merupakan suatu objek, konsep, atau gagasan,
Hal itu berbeda dengan makna kata mitos yang selama ini dikenal (cerita tentang
bahwa mitos sebagai suatu jenis ujaran (a type of speech). Yang dimaksud dengan
Roland Barthes. Pemanfaatan teori mitologi ini memandang teks adalah mitos
(Barthes, 2003). Mitos adalah jenis tuturan yang tidak semata-mata cerita asal usul
atau cerita dewa-dewa yang diyakini sebagai kebenaran. Mitos adalah pembawa
pesan yang komunikatif, yang memaknai bentuk, bukan objek, konsep atau gagasan.
Di atas ditegaskan oleh Barthes bahwa mitos adalah suatu sistem komunikasi,
merupakan suatu objek, suatu konsep, ataupun suatu gagasan, melainkan suatu cara
untuk memaknai suatu bentuk. Misalnya dalam menentukan atau memaknai bentuk
pembedahnya.
Teori mitologi dalam penelitian ini digunakan sebagai tiang penelitian untuk
Petang. Di samping teori mitologi ada beberapa teori pendamping untuk membedah
lapangan.
34
kehamilan dan pascasalin. Agar kedalaman makna tidak tertunda, maka pemaknaan
harus diulang dan dihasilkan kembali. Pemaknaan akan selalu berubah sesuai dengan
situasi yang berhadapan dengan manusia. Pencarian makna dilakukan dengan cara
diperoleh segala sesuatu yang selama ini tidak mendapatkan perhatian atau dengan
mencoba untuk menjadikan hal-hal yang semula dianggap tidak penting “pinggiran”
tulisan, ada atau tak ada, murni atau tercemar, dan penolakan akan kebenaran dan
Dari semua pendapat di atas, dikenal salah seorang tokoh dekonstruksi, yaitu
cara dan sudut pandang dalam membaca realitas secara logis akan menghasilkan
makna yang beragam pula (Nawai & Hibah, 2002:66). Dekonstruksi berarti
dalam rangka mengawali suatu permulaan baru tanpa perlu melakukan penghancuran
(destruction) dari elemen-elemen yang telah ada untuk menemukan dan menelanjangi
berbagai asumsi, strategi retoris, dan ruang kosong teks (Chris, 2005:402--403).
dalam pemaknaan budaya karena makna budaya tidak harus tunggal, tetapi dapat
bersifat terbuka pada makna lainnya. Di samping itu, dekonstruksi juga menolak
Teori dekonstruksi dalam penelitian ini didukung oleh konsep ideologi untuk
kehamilan dan pascapersalinan, konsep ideologi sangat penting untuk memahami ciri
positif yang justru ditujukan untuk menghindari prasangka agama dan metafisika.
memungkinkan penggunaan tanda. Ada keterkaitan yang sangat kuat antara ideologi
tersebut dapat diperkuat oleh pendapat Van Zoes (1993:53) yang menyatakan sebagai
berikut.
“Setiap ideologi terkait pada budaya. Siapa pun yang mempelajari suatu
budaya, maka ia harus berhubungan dengan ideologi dan siapa pun yang
mempelajari ideologi, maka ia harus mempelajari budayanya. Mencari titik
tolak ideologi dalam ungkapan budaya merupakan pekerjaan penting. Ideologi
mengarahkan budaya. Ideologilah yang menentukan visi atau pandangan suatu
kelompok budaya terhadap kenyataan. Dengan mengenali ideologinya, kita
akan memahami suatu kelompok budaya secara lebih baik”.
fungsi ideologi sebagai perekat relasi sosial yang merekat anggota masyarakat secara
secara kolektif. Dalam kekuatan dan relasi dominasi tercermin kekuatan kata dan
wacana. Makna sosial ideologi pun terkonstruksi dalam wacana sehingga solidaritas,
bahkan soliditas terjaga dan kesatuan langkah terpelihara pula berkat ideologi. Kajian
dikaji.
berkontribusi pada lingkungan dan ideologi perusak sangat penting dalam kerangka
kajian budaya. Ideologi justru bekerja secara cermat dan halus melalui bahasa. Patut
dipahami pula bahwa bahasa adalah medium yang paling nyata dari tindakan sosial.
Kode khususnya bahasa yang digunakan, yaitu di dalamnya ada ideologi (Volosinov,
1973:11).
kekuasaan yang sistematis. Ideologi adalah “perekat sosial” yang menjaga kestabilan
baik dalam bahasa verbal maupun dalam cara berkomunikasi lainnya (Sumantri &
Zaimar, 2001:164).
hanya sebagai relasi bentuk kekuasaan yang dilembagakan dalam negara modern,
tetapi dalam sistem relasi kehidupan sehari-hari, dan tidak terfokus pada hal-hal kecil
dan mengabaikan ciri dan batas struktur yang lebih luas (Thompson, 2003:17).
38
ideologi tidak berhenti pada fantasi seseorang, tetapi menjelma dalam kehidupan
kolektif masyarakat.
dengan kajian budaya. Seperti pendapat Widja (2009:19) bahwa berbicara tentang
masalah ideologi terkait dengan kajian budaya sangat strategis. Dikatakan demikian
karena menjadi semacam gerbang bagi upaya memahami berbagai aspek esensi dan
praktis kehidupan budaya. Teori ini akan mengungkap ideologi apa yang terkandung
praktik petandaan tata nilai yang terkandung dalam mitos-mitos kehamilan dan
merupakan studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja dalam kehidupan
manusia. Hal senada juga dikatakan Danesi (2010:8) bahwa makna dalam semiotika
ilmuwan Amerika Serikat, Pierce Charles Sanders (1940). Teori dapat membantu
menjelaskan berbagai hal mengenai gejala budaya yang melibatkan proses penafsiran.
Pierce mengajukan tiga jenis tanda, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah
hubungan antara petanda dan penanda yang bersifat alamiah (berdasarkan identitas),
indeks adalah hubungan kausalitas atau bersifat langsung, sedangkan simbol adalah
bahasa bersangkutan.
dengan hal tersebut, Lechte (2001: 191) dalam Sobur (2009:17) mengatakan bahwa
semiotika adalah teori tentang tanda atau penandaan. Lebih jelas lagi, semiotika
adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan
saran sign “tanda-tanda” dan berdasarkan sign sistem “(code) sistem tanda”.
Pendekatan semiotik didasarkan pada asumsi bahwa tindakan manusia atau hal yang
tentu ada sistem konvensi dan pembedaan yang mendasarinya yang memungkinkan
Menurut Hoed (2008) ada empat hal yang mesti diperhatikan dalam
semiotika, yaitu jenis tanda (ikon dan lambang), jenis sistem tanda (bahasa, music,
gerak tubuh), jenis teks, dan jenis konteks atau situasi yang memengaruhi makna
tanda (kondisi psikologis, sosial, historis, dan kultural). Melalui pemahaman diatas
40
kritis. Di samping itu, memahami adanya kemungkinan makna lain atau penafsiran
lain atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sosial budaya, termasuk
penanda dan petanda atau antara tanda dan rujukannya (referent) yang selanjutnya
menghasilkan makna secara eksplisit, secara langsung, dan pasti. Makna denotatif ini
adalah makna dari apa yang tampak yang biasa disebut juga makna leksikal atau
makna referensial.
penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak
langsung, dan tidak pasti, yang terbuka terhadap berbagai kemungkinan penafsiran.
Berkaitan dengan makna konotatif ini Barthes berbicara tentang mitos sebagai
pengkodean makna dan nilai-nilai sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang ilmiah
dengan bahasa yang mengomunikasikan suatu pesan (tanda) bermakna. Oleh karena
itu, teori ini secara khusus digunakan untuk mengungkapkan makna di balik kata-
itu sendiri.
Teori semiotika dalam penelitian ini digunakan sebagai alat analisis dalam
menginterpretasi dan memahami makna yang ada di balik mitos-mitos kehamilan dan
Perawatan Kesehatan
Kehamilan dan
Pascapersalinan
Temuan Penelitian
Keterangan :
: Hubungan saling memengaruhi
: Hubungan searah
: Temuan/ Hasil Penelitian
Dalam setiap kebudayaan masa hamil merupakan kondisi penting dan masa
kritis sehingga diperlukan perawatan khusus. Perilaku perawatan pada masa hamil
samping itu, juga dipengaruhi faktor lokal atau faktor internal yang menyangkut
aspek tradisi, mitos dan kepercayaan. Budaya sebagai landasan perilaku baik budaya
yang berasal dari luar maupun budaya yang diwariskan secara keturunan dalam
dan modernitas akan menghilangkan atau menggerus tradisi budaya lokal dalam
Eksistensi mitos kehamilan justru masih tetap eksis di tengah kuatnya arus globalisasi
tersebut menarik untuk dikaji dengan pendekatan kritis dalam upaya memahami