Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KULIAH

ILMU SOSIAL DAN PERILAKU KESEHATAN


Dosen : Dr. Suriah, S.KM, M.Kes.

REFLEKSI KRITIS
Perspectives of pregnancy care in rural areas by pregnant women of Bugis ethnicity

Oleh :
MUAMMAR KARIM

2022075015019

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
PAPUA
2022
Konteks Komunikasi Budaya dalam studi Perspectives of pregnancy care in rural areas by
pregnant women of Bugis ethnicity berkaitan erat tentang bagaimana masyarakat memandang
cara pengasuhan terhadap ibu hamil pada etinis Bugis. Pada praktiknya masyarakat etnis bugis
di pedasaan memandang perlunya ada kebiasaan dan pola perilaku dan kebiasaan selama hamil
dan bersalin berdasarkan anjuran dukun atau yang disebut Sanro, pemilihan sanro ini atas dasar
kesepakatan keluarga dan ritual ini disebut sebagai Makatenni Sanro, Selain ritual Maketenni
Sanro terdapat pula ritual lain dalam perawatan ibu hamil yang dilakukan oleh dukun yaitu
ritual Seula Babua sebuah ritual menyentuh dan meraba perut ibu hamil sambil berdoa dengan
tujuan agar janin ibu hamil tetap sehat setelah ruh ditiup (Suriah, S., & Adriani, 2019).

Model komunikasi dalam perawatan dan pengasuhan ibu hamil pada etnis bugis besar
dipangaruhi oleh keputusan keluarga untuk menentukan seperti apa bentuk pengasuhan yang
akan diberikan, hal ini berkaitan dengan bagaimana adat bugis memberikan gambaran bahwa
perempuan bugis yang sudah menikah idealnya mematuhi apa yang menjadi keinginan dari
keluarga utamanya suami (Fathiyah et al., 2018).

Dukun atau sanro yang sudah dipilih oleh keluarga akan menjadi penentu dari apa yang akan
dikomsumsi ibu selama hamil dan perbuatan yang menjadi pantangan untuk dilakukan oleh ibu
dan keluarganya selama proses kehamilan. dukun bayi dalam mendampingi, memberikan
minuman dan sentuhan yang disertai dengan bacaan- bacaan ayat suci yang menurut keluarga
menambah semangat untuk berjuang dalam proses melahirkan dan memberikan ketenangan
bahwa mereka tidak diganggu oleh makhluk halus (Koto, 2021). Meskipun pada studi ini tidak
ditemukan penolakan dan penentangan terhadap petugas kesehatan/ bidan dikarenakan petugas
kesehatan dalam studi ini memang berasal dari daerah lokasi studi Desa Ammasangeng.

Berdasarkan dari pembahasan diatas maka diketahui bahwa sasaran kunci komunikasi dalam
perawatan dan pengasuhan ibu hamil pada etnis bugis adalah Ibu Hamil dan Keluarga dengan
melihat kebiasaaan menetukan dukun/ Sanro saat awal kehamilan yang nantinya akan merawat
ibu hamil, sehingga perlu dilakukan metode komunikasi dengan beberapa cara seperti
komunikasi interpersonal dengan memberikan pengetahuan kepada ibu dan keluarga dekat ibu
hamil terkait dengan informasi pantangan makanan dan aktivitas pada masa kehamilan yang
bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Komunikasi kelompok dan budaya dapat pula
dilakukan pelibatan tokoh masyarakat dengan mengedukasi bagaimana perawatan dan
pangasuhan ibu hamil yang benar serta melaksanakan program program yang berbasis
keluarga.
Studi Perspectives of pregnancy care in rural areas by pregnant women of Bugis ethnicity
memberikan gambaran bagaimana perspektif pengasuhan ibu hamil pada etnis bugis dengan
melihat konteks budaya sebagai kebiasaan yang menetukan cara pandang terhadap pengasuhan
pada ibu hamil, desain etnografi dalam studi ini menjadikan temuan menjadi mendalam untuk
seseorang memahami praktek kebudayaan setempat khususnya pada pengasuhan ibu hamil
pada etnis bugis.

Pada studi ini juga dijelaskan berbagai pantangan yang perlu ditaati oleh perempuan yang
sedang hamil yang bertujuan agar kehidupan jiwa dan raga dalam kandungan menjadi
sempurna (Sari et al., 2018). Studi Perspectives of pregnancy care in rural areas by pregnant
women of Bugis ethnicity menjelaskan jenis pantangan makanan yang harus dihindari dan
alasannya, kemudian dijelaskan pula tindakan yang menjadi pantangan bagi ibu hamil atau
keluarga inti beserta dengan konsekuensinya.

Studi ini juga menjelaskan peran keluarga dalam pengasuhan hal ini sesuai dengan norma
subjektif dalam teori planned of behaviour memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah
seberapa besar keyakinan seseorang akan harapan normatif dari orang lain, bahwa orang atau
kelompok yang dianggap penting akan mendukung atau tidak mendukung seseorang yang
bersangkutan. Aspek kedua adalah seberapa besar motivasi seseorang untuk mematuhi harapan
harapan orang atau kelompok lain yang dianggap penting baginya.(Murniasih et al., 2016)
sehingga diketahui pengaruh masing-masing anggota keluarga dalam pengasuhan, peran yang
harus diambil anggota keluarga dan tindakan yang harus dihindari agar ibu hamil dan janin
terhindar dari bahaya.

Studi ini berkaitan dengan teori perilaku Teori Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan
Martin Fisbein dan Icek Ajzen berasal dari penelitian sebelumnya, yaitu teori tentang sikap
yang kemudian berkembang ke penelitian selanjutnya tentang sikap dan perilaku (Vallerand et
al., 1992). Komponen dari TRA ada 3 konstruksi umum, 1 keinginan perilaku, 2. sikap, 3.
norma subjektif. Menurut TRA sikap perilaku seseorang bergantung kepada sikap seseorang
tentang perilaku dan norma subjektif, jika seseorang berkeinginan untuk melakukan perilaku
maka kemungkinan seseorang akan melakukannya. Lebih lanjut keinginan seseorang dipandu
oleh 2 hal sikap seseorang terhadap perilaku dan norma subjektif. Keinginan perilaku
mengukur kekuatan keinginan relatif seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Sikap terdiri
atas kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilaku dikali valuasinya akan konsekuensi
tersebut.
Keinginan keluarga dan ibu hamil agar janin dan ibu hamil tetap sehat menjadi motivasi utama
keluarga dan ibu untuk menggunakan jasa dukun dengan kepercayaan normatif pada
masyarakat bugis bahwa dukun atau sanro dapat menghindarkan ibu hamil dari gangguan roh
jahat (Togobu, 2018). Kemudian praktik pengasuhan ibu hamil dengan bantuan dukun
diperkuat oleh keyakinan ibu hamil bahwa praktik tersebut dilakukan dengan dukungan dan
ajuran dari anggota keluarga yang menginginkan ibu dan janin terhindar dari hal yang tidak
diinginkan keluarga.

Rekomendasi komunikasi budaya pada studi Perspectives of pregnancy care in rural areas by
pregnant women of Bugis ethnicity adalah perlu diteliti lebih dalam bagaimana komunikasi
antara budaya yang terjadi pada dukun/ Sanro dengan bidan atau petugas kesehatan bahwa
mengingat minimnya kunjungan pemeriksaan yang dilakukan ibu hamil dan dibandingkan
dengan ritual perawatan ibu hamil oleh dukun. Penelitian terkait komunikasi antara bidan dan
dukun dapat dilakukan dengan tujuan menghetahui perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya
yang dapat menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau
timbul kesalahpahaman pada masyarakat.
Daftar Pustaka

Fathiyah, Cangara, H., & Rahman, N. (2018). Pappaseng: Pewarisan Pesan Pesan
Komunikasi Budaya Dalam Pembentukan Karakter Perempuan Bugis Di Sulawesi
Selatan. KAREBA: Ilmu Komunikasi, 6(1), 120–128.
https://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view/5171/2791
Koto, E. (2021). Kompetensi Komunikasi Kemitraan Bidan Desa Dan Dukun Bayi Dalam
Mendukung Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi. GOVERNANCE: Jurnal Ilmiah
Kajian Politik Lokal Dan Pembangunan, 7(2), 45–53.
https://doi.org/10.56015/governance.v7i2.24
Murniasih, N. P., Masfiah, S., & Hariyadi, B. (2016). Perilaku Perawatan Kehamilan dalam
Perspektif Budaya Jawa di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor. Jurnal Kesmas
Indonesia, 8(1), 56–66.
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/144

Sari, M. M., Nurkamila, N., & Mawati, E. D. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas
Cibungbulang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, 1(2), 96–103.
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR/article/view/1595
Suriah, S., & Adriani, S. (2019). Perspectives of pregnancy care in rural areas by pregnant
women of Bugis ethnicity. 1–7.
https://doi.org/10.14456/sehs.2022.14
Togobu, D. M. (2018). Jurnal Kesehatan Masyarakat MENCARI PENGOBATAN DUKUN (
MA ’ SANRO ) Dian Mirza Togobu Departemen Epidemiologi , Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Tamalatea Makassar J-Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4(1), 16–32.
http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v4i1.232
Vallerand, R. J., Deshaies, P., Cuerrier, J. P., Pelletier, L. G., & Mongeau, C. (1992). Ajzen
and Fishbein’s Theory of Reasoned Action as Applied to Moral Behavior: A
Confirmatory Analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 62(1), 98–109.
https://doi.org/10.1037/0022-3514.62.1.98

Anda mungkin juga menyukai